Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AIK

“AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU”

DISUSUSN OLEH:

KELOMPOK 1
AHMAD RAYA 105401109919
ADIKA NUR RAMADHAN 105401110619
ANDINI PUTERI 105401112019
KELAS SD 7 D

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah kita nanti nantikan
syafaatnya di akhirat kelak. Saya mengucapkan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat
sehat-nya baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan
pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah AIK 7 dengan judul “Al-Qur’an sebagai
Sumber Ilmu“

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca, agar makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah AIK 7
yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 12 Oktober 2022

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................


KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang .................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................
A. Pengertian Al-Qur’an........................................................................................................
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan............................................................................................
C. Istilah Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an.......................................................................
D. Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan..................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an tidak lain adalah sebuah kitab suci, merupakan salah satu dari kitab-kitab suci
yang diturunkan oleh Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW yang berisikan
garis besar pemahaman akan hakekat kemanusian dan alam sekitar kepada manusia, apabila
manusia sanggup menggunakan akalnya (rasio) dan tidak hanya menggunakan hati nurani yang
digunakan untuk menyatakan keyakinan terhadap tanda tanda kebesaran Allah. Penggunan akal
atau rasio ini pada dasarnya adalah untuk memperteguh hati nurani (fitrah/dhamir) dalam dada
manusia dalam meyakini kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an bahwa tidaklah diciptakan
segala sesuatu itu sia-sia. Manusia, sosok makhluk kreasi sang Pencipta semesta alam, dikaruniai
kemampuan berpikir dan mengembangkan akalnya dalam memahami hakekat dirinya sendiri dan
alam sekitarnya. Al-Qur’an telah menambahkan dimensi baru terhadap studi mengenai fenomena
jagad raya dan membantu pikiran manusia melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari
alam materi. Alam semesta yang amat luas adalah ciptaan Allah, dan Al-Qur’an mengajak
manusia untuk menyelidikinya, mengungkap keajaiban dan kegaibannya, serta berusaha
memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ruah untuk kesejahteraan hidupnya. Jadi Al-
Qur’an membawa manusia kepada Allah melalui ciptaan-Nya dan realitas konkret yang terdapat
di bumi dan di langit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan al-qur’an?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa saja istilah ilmu pengetahuan yang terdapat dalam al-qur’an?
4. Bagaimana al-qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian al-qur’an dan ilmu pengetahuan!
2. Mengetahui istilah- istilah ilmu pengetahuan yang terdapat dalam al-qur’an!
3. Mengetahui agaimana al-qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan!
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan yang berarti
“bacaan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefinisikan sebagai sebuah kitab yang
berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Melalui perantaraan malikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa
terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.

Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala
sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur
standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu
perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai
asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama
manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu
emperis, ilmu agama, umum dan sebagainya.(Q.S. Al-an’am: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni
mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”

Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam dan bernilai
ibadat yang membacanya. Jadi, dapat dikatakan Al-Qur’an adalah sumber dari segalanya tentang
apapun yang diatur dan ditakdirkan Allah pada alam semesta ini.

B. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam bahasa Arab:
‫)الع ْلـ ُم‬
ِ memiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”. Ilmu adalah
pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan baik. Ilmu
bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

C. Istilah Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an


1. Al-ilmy
Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi
dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan
agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu
memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat,
menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu
dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada
abad pertengahan dikenal istilah “sains mengenai waktu-waktu tertentu”. Allah telah
meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an, manusia hanya
tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana
terdapat dalam Q.S Ar Rahman: 55/33.

2. Al-‘aql

Kata akal menurut bahasa berarti mengikat dan menahan, seperti mengikat unta dengan
pengikat (al-‘iqal), dan menahan lidah dari berbicara. Ibnu Mandzur juga berpendapat seperti ini,
hanya ia menambahkan, selain berarti menahan (al-hijr) seperti menahan hawa nafsu, kata al-‘aql
berarti kebijakan (al-nuha), lawan dari lemah pikiran (al-humq). Selanjutnya disebut bahwa
al-‘aql juga mengandung arti kalbu (al-qalb) dan kata ‘aqala mengandung arti memahami. Arti
asli dari ‘agala kelihatannya mengikat dan mengekang. Orang dapat menahan darah panasnya di
zaman jahiliyah disebut al-aqil, karena ia dapat menahan amarahnya serta dapat mengambil
sikap dan tindakan yang berisi kebijakan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

Selain itu menurut Ibrahim Madkour, akal juga dapat dipahami sebagai potensi rohani untuk
membedakan antara yang haq dan yang bhatil. Secara lebih jelas lagi, Abas Mahmud al-‘Aqqad
menjelaskan bahwa al-‘aql adalah pemahaman hawa nafsu. Dengan akal manusia dapat
mengetahui amanah dan kewajiban, akal adalah pemahaman dan pemikiran, akal juga
merupakan petunjuk yang membedakan hidayah dan kesesatan, akal juga merupakan kesadaran
batin yang berdaya tembus melebihi penglihatan mata. Akal dalam pengertian ini, bukanlah otak
sebagai salah organ tubuh, tetepi daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia. Akal dapat
memperoleh ilmu pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal sebagai daya pikir
adalah aktivitas otak dengan data empirik sesuai dengan eksperience dan kecerdasan untuk
mendapatkan tujuan, atau mendapatkan hujjah atau menghilangkan kendala. Data empirik adalah
sesuatu yang bisa dilihat atau disaksikan dan dibuktikan, dan eksperience adalah pengetahuan
yang diperoleh manusia sesuai dengan fakta empirik dan melalui metodologi ilmiah. Adapun
kecerdasan adalah gambaran tentang kemampuan dasar otak yang ada pada manusia yang
berbeda tingkatannya.

Kata ‘aql dalam al-Qur’an terulang sebanyak 49 kali. Kecuali satu, semuanya datang dalam
bentuk fi’il mudhari’, terutama yang berambung dengan wawu jama’ seperti dalam bentuk
ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja ta’qilun terulang sebanyak 24 kali dan ya’qilun sebanyak 22
kali, sedangkan kata kerja ‘aqala, na’qilu dan ya’ qilu masing-masing satu kali.

3. Afalaa Ta’qilun

Yang paling mencolok dalam redaksi tersebut adalah penggunaan bentuk istifham inkari
“pertanyaan negatif” yang bertujuan memberikan dorongan yang membangkitkan semangat.
Bentuk redaksional Afalaa Ta’qilun terulang sebanyak 13 kali dalam Al-Qur’an. Diantaranya
adalah firman Allah SWT kepada Bani Israel sekaligus kecaman atas mereka, “Mengapa kamu
suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri,
Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (al-Baqarah: 44)
Perbuatan manusia yang bertentangan dengan pengetahuan-nya dan bertentangan dengan
perintah yang ia berikan kepada orang lain, tidak akan timbul kecuali dari orang yang tidak lurus
pemikirannya serta tidak matang akalnya. Manusia seperti ini bahkan, boleh jadi memiliki
gangguan psikis.

D. Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


1. Al-‘Alaq ayat 1-5

Ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan kepada Rasulullah SAW menunjuk pada
keutamaan ilmu pengetahuan, yaitu dengan memerintahkannya membaca sebagai kunci ilmu
pengetahuan, dan menyebut qalam sebagai alat tranformasi ilmu pengetahuan.

Surat yang pertama kali Allah turunkan dalam Al-Qur’an adalah surat Al-‘Alaq ayat 1 5. Di
dalamnya Allah SWT menyebutkan nikmat-Nya dengan mengajarkan manusia apa yang tidak ia
ketahui. Hal itu menunjukkan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan.

2. Ali Imran ayat 7

Pada ayat ini disebutkan mengenai ayat muhkamaat dan ayat mutasyaabihaat. Ayat
muhkamat adalah ayat-ayat yang makna dan maksudnya jelas seperti ayat “Qul Huwwallahu
Ahad” artinya Tuhan Maha Esa. Sedangkan ayat mutasyaabihaat adalah ayat-ayat yang artinya
rumit dan banyak sekali terdapat kemungkinan dalam ayat jenis ini seperti, “Yadullohu fauqa
aydihim”, artinya tangan Allah berada di atas tangan mereka.

Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa sebagian ayat al-Quran memiliki makna dan
pengertian yang sangat tinggi. Hanya para cendekiawan yang sejati dan mencari kebenaran yang
punya jalan untuk memahami segala maksud Tuhan. Maka apa yang kita tidak mengerti,
janganlah kita ingkari dan selewengkan. Dan juga sebagian orang menyebarluaskan akidah-
akidah yang sesat dengan nama Islam dan al-Quran. Kita harus cermat sehingga dapat
mengambil air dari sumbernya yaitu penjelasan Nabi dan keluarga sucinya.
3. Al-kahfi ayat 109
Ilmu adalah sesuatu yang tidak akan pernah ada ujungnya, ilmu itu tak terbatas. Sungguh
janji Allah itu tidak akan pernah meleset sedikit pun Walaupun hanya “setetes” ilmu Allah yang
diberikan kepada manusia, namun ia datang dalam berbagai variasi. Oleh karena itu kita sebagai
manusia hendaknya mensyukuri nikmat Allah dengan terus berusaha mencari ilmu, karena
sampai kapanpun menuntut ilmu itu wajib hukumnya, Sesuai dengn sebuah kata mutiara
“Uthlubul ilmi minal mahdi ilal lahdi” tuntutlah ilmu dari bualan hingga alam kubur. Karena
pada hakikatnya kehidupan kita tidak dapat terpisahkan dari suatu pembelajaran, apa yang kita
alami adalah pelajaran bagi kita. Alqur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan memiliki peranan
yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan, diantaranya:

1. Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan hasil penelitian
manusia tidaklah melenceng seperti apa yang diterangkan dalam al Qur’an, manusia meneliti
tentang bentuk muka bumi dan segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung dan
sungai-sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7), al-Qur’an juga memaparkan tentang laut
dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-Furqan: 53, ar-
Rahman: 19-21), al-Qur’an menjelaskan fenomena alam di langit dan hubungannya dengan
bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Ra’d: 12-13).
2. Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Qur’an sudah jauh
menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Qur’an menyebutkan langit yang dipenuhi oleh
bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-An’am:
97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan kehidupan
manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
3. Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an menerangkan
tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara keduanya dengan kehidupan
manusia dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. Az-
Zumar: 21), menjelaskan macam-macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
4. Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Qur’an menjelaskan asal kehidupan binatang
dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses kehidupan manusia dan tahapannya
(QS. Al-Mu’minun: 12-14, al-Hajj: 5).
5. Al-Qur’an menyebutkan tentang kesehatan dengan melarang makan dan minum berlebihan
(QS. Al-A’raf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
6. Kemudian al-Qur’an menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara ilmiah, seperti
QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
7. Al-Qur’an mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di muka bumi
melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat antara berbagai suku,
bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-Hujurat: 13).
8. Al-Qur’an mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum dan suku
bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang mereka alami (QS. Ar-
Rum: 9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka kemudian disusunlah ilmu geografi dan
sejarah.bumi juga terdiri dari 7 lapisan seperti halnya langit yang memiliki 7 lapisan.

Al-qur’an sebagai sumber dari ilmu pengetahui telah disadari oleh banyak kalangan. Bukan
dari kalangan muslim saja bahkan kalangan non-muslim pun mengakui bahwa banyak penelitian
yang telah dilakukan sekarang itu adalah berdasarkan dari ayat-ayat yang ada di Alqur’an. Allah
telah merencanakan semuanya dari awal, sekarang manusia hanya tinggal membuktikannya dari
segi sains dengan melakukan berbagai percobaan. Kita sebagai generasi muda dan generasi
harapan bangsa serta agama, telah seharusnya kita menuntut ilmu pengetahuan. Bukan hanya
generasi muda, generasi tua pun juga. Karena tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu
pengetahuan. Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat islam. Terutama Ilmu
Pengetahuan yang bersumberkan dari Al-Qur’an, kitab suci umat islam.” Menuntut ilmu itu
mulai sejak kita lahir sampai kita mau masuk dalam liang lahat”. Dari kalimat ini berarti
menegaskan kalau menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu kewajiban. Untuk anak-anak, peran
orang tua sangat penting disini. Karena orangtualah yang mengarahkan, mengajari serta
mendidik anak-anaknya. Sebaiknya, sejak kecil orangtua sudah menanamkan nilai-nilai islami
kepada anaknya seperti diserah mengaji di TPA. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam islam.
“Ilmu tanpa Agama adalah buta, Agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Jadi kedua-duanya sangat
diperlukan dalam kita mengarungi kehidupan yang fana ini. Jadi, Al-Qur’an adalah sumber ilmu
Pengetahuan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah sebagai mukjizat bagi nabi
Muhammad untuk dijadikan pedoman bagi umat manusia. Ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang telah dibuktikan dan diteliti secara teoritis. Dari alqur’an lah segala ilmu
pengetahuan berasal. Di dalam alquran, istilah ilmu pengetahuan digambarkan sebagai
al-‘ilm, al-aql, dan Afalaa Ta’qilun. Ilmu tidak akan ada batasnya, teruslah mencari ilmu
sampai ke negeri Cina. Allah pun menyuruh umat manusia untuk menjelahi segenap penjuru
bumi untuk menggali ilmu. Maka dari itu sebagai generasi muda teruslah menuntut ilmu.
Ilmu pengetahuan sangat penting dalam islam. “Ilmu tanpa Agama adalah buta, Agama tanpa
ilmu adalah lumpuh”. Jadi kedua-duanya sangat diperlukan dalam kita mengarungi
kehidupan yang fana ini. Jadi, Al-Qur’an adalah sumber Ilmu Pengetahuan.

B. Saran

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, sebagai penulis, kami sangat mengharapkan segala aspek, terutama kritik dan
saran dari para pengajar. Kami hanya manusia. Jika ada kesalahan, itu berasal dari kami. Dan
jika ada kebenaran, itu berasal dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Hulu, Nasrianto Rokan. (2013). Alquran sumber ilmu pengetahuan. [Online] Tersedia:
http://cyberdakwah.com/2013/08/al-quran-sumber-ilmu-pengetahuan/ [12 Oktober 2022]

Multazam, Ahmad. (2013). Alquran sebagai sumber ilmu pengetahuan. [Online]. Tersedia:
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/06/al-quran-sebagai-sumber-ilmu
pengetahuan.html. [12 Oktober 2022].

Anda mungkin juga menyukai