Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAFSIR AYAT ALQURAN TENTANG HAKIKAT ILMU


PENGETAHUAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampuh : Ibu Nilna Mayang Kencana Sirait, M.Pd.I

KELOMPOK 13
Disusun Oleh :

Dini Yuliani 2214480017


Dwi Ananta Aura Ningrum 2214480015
Dea Novita 2214480012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PANCA BUDI PERDAGANGAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami hantarkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah dengan
baik. Shalawat dan Salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan kebenaran.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah memberi banyak
pengetahuan kepada kami serta memberikan kesempatan kepada kami untuk
membuat dan mempresentasikan makalah in. Semoga Allah membalas dengan
sebaik baiknya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk membuat
makalah jauh lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman teman semua,
Aaamiiinn....

Perdagangan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN.............................................................2
B. PENAFSIRAN AYAT ALQURAN TENTANG HAKIKAT ILMU
PENGETAHUAN............................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................13
A. KESIMPULAN..............................................................................................13
B. SARAN..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang mengandung banyak sekali
petunjuk dan hikmah. Salah satu petunjuk penting yang terdapat dalam Alquran
adalah tentang hakikat ilmu pengetahuan. Alquran memerintahkan manusia untuk
menuntut ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi. Ilmu
pengetahuan merupakan sarana untuk mengenal Allah dan alam semesta, serta
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Ilmu pengetahuan dapat membantu manusia untuk memahami dunia di
sekitar mereka, serta untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dalam
Islam, ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang tinggi. Alquran dan Hadits
banyak memuat ayat-ayat dan hadis yang menganjurkan umat Islam untuk
menuntut ilmu pengetahuan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Alquran


Alquran menggunakan berbagai istilah untuk menyebut ilmu pengetahuan,
antara lain: Ilmu (‫)العلم‬: Secara bahasa, ilmu berarti pengetahuan. Dalam Alquran,
ilmu sering digunakan untuk merujuk pada pengetahuan tentang Allah, alam
semesta, dan kehidupan manusia. Hikmah (‫)الحكمة‬: Secara bahasa, hikmah berarti
kebijaksanaan. Dalam Alquran, hikmah sering digunakan untuk merujuk pada
ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Fahm (‫)الفهم‬: Secara bahasa, fahm
berarti pemahaman. Dalam Alquran, fahm sering digunakan untuk merujuk pada
kemampuan untuk memahami sesuatu.
Berdasarkan ayat-ayat Alquran, dapat disimpulkan bahwa hakikat ilmu
pengetahuan dalam Islam adalah sebagai berikut: Ilmu pengetahuan adalah sarana
untuk mengenal AllahAlquran banyak memuat ayat-ayat yang mengajak manusia
untuk mempelajari alam semesta agar mereka dapat mengenal Allah. Misalnya,
dalam firman Allah berikut:

‫َأَفاَل َينُظُروَن ِإَلى اَأْلْر ِض َك ْم َأْنَبْتَنا ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍج َك ِر يٍم‬


"Maka apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami
tumbuhkan di sana berbagai macam tumbuhan yang indah?" (QS. Al-Qamar: 7)
Ayat ini mengajak manusia untuk memperhatikan keteraturan dan keindahan
alam semesta. Keteraturan dan keindahan alam semesta merupakan bukti
kekuasaan Allah. Dengan mempelajari alam semesta, manusia dapat semakin
mengenal Allah dan keagungan-Nya.
Ilmu pengetahuan adalah sarana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup Ilmu
pengetahuan dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
manusia, baik masalah individual maupun masalah sosial. Misalnya, ilmu
pengetahuan dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi
kemiskinan. Dalam Alquran, Allah memerintahkan manusia untuk memanfaatkan

2
ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Misalnya, dalam
firman Allah berikut:
‫َو َل ۥُه َم ْن ِفي الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو َم ْن ِع ْنَد ۥُه اَل َيْسَتْك ِبُروَن َع ْن ِع َباَد ِتِهۦ َو اَل‬
‫َيْسَتْح ِس ُروَن‬
"Dan milik-Nya-lah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Dan malaikat yang
di sisi-Nya tidak merasa enggan untuk menyembah-Nya dan tidak merasa letih."
(QS. Al-Anbiya: 19)
Ayat ini menunjukkan bahwa malaikat, yang merupakan makhluk yang sangat
dekat dengan Allah, senantiasa beribadah kepada Allah dengan penuh semangat.
Manusia, sebagai makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada malaikat, juga
harus senantiasa beribadah kepada Allah dengan penuh semangat. Salah satu cara
untuk beribadah kepada Allah adalah dengan menuntut ilmu pengetahuan dan
memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Hakikat Ilmu Dalam al-Qur’an menekankan penelaahan terhadap fenomena-
fenomena alam dan insani dengan menggunakan indera dan empiris, juga
mengutuhkan penelaahan ini dengan perenungan dan penalaran rasional yang,
padaakhirnya, semua itu jatuh dalam rangkulan agama. Dengan memperhatikan
kedalaman dimensi ketuhanan dari fenomena alam dalam kaitannya dengan
kekuatan pencipta, al-Qur’an menempatkan ilmu yang diperoleh dari indera,
empiris, akal,iman dan takwa sebagai fasilitas manusia dalam rangka
penyempurnaan dan pengembangan diri. Definisi yang dipilih oleh Murtadha
Muthahari untuk esensi ilmudalam pandangan al-Qur’an adalah mengenal ayat
yang, atas dasar itu, seluruh alam merupakan ayat dan tanda kebesaran Allah
SWT. Allamah Ja’fari mengenalkannya dengan nama “pengetahuan pengingat”.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan dalamal-Qur’an telah membuka jalan
menyingkap ayat dan kesan-kesan Ilahi dengan mengajak manusia untuk
menelaah sejarah, alam, dan dirinya sendiri. Dengan begitu,maka di samping
meningkatnya level ilmu dalam mengenal berbagai hubungan danrelasi antar
fenomena di alam ini, al-Qur’an akan menguak lapisan-lapisan terdalam
pengetahuannya melalui pengenalan akan hubungan berbagai fenomena dan

3
tanda-tanda dengan makna fundamental keberadaan dan mengarahkan manusia ke
jalankebahagiaan dan keselamatan.
B. Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Hakikat Ilmu Pengetahuan

1. Penafsiran Q.s. Al-Mujadalah : 11

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّس ُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْيَل‬
‫اْنُشُز ْو ا َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا‬
ٌ‫َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْير‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)
berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Mujadalah: 11)
Menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan
tafsir negeri Suriah Wahai orang-orang yang dia beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya ‫ ﷺ‬jika dikatakan kepada kalian : berlapang-lapanglah dalam majelis
kalian, maka lapangkanlah, Allah akan melapangkan kalian di dunia dan akhirat.
Dan jika dikatakan kepada kalian juga : Bangkitlah dan berdirilah dari majelis
kalian karena sebab di antara sebab; Maka bagi kalian wajib bersegera
melaksanakan perintah dan menjawab agar mendapatkan kebaikan secara umum;
Ketahuilah bahwasanya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan mentauhidkan-Nya, dan yang membenarkan Rasul-Nya ‫ ﷺ‬serta
mengikutinya, Allah akan berikan derajat yang tinggi, dan Allah akan berika
derajat keilmuan dan keimanan, Allah akan angkat derajat kalian di dunia dan di
akhirat. Allah Maha Tahu atas seluruh amalan-amalan kalian, tidak tersembunyi
sesuatupun, dan akan dihisab kalian dengan amalan-amalan kalian, dan dibalas
dengannya.1
Dan dari ayat ini kita mengetahui:

1
Abdul Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-qur’an.Jakarta: Kencana, Cet-ke.1 hal.159

4
1. Para sahabat berlomba-lomba untuk berdekatan dengan tempat duduk
Rasulullah SAW. Untuk mendengarkan pembicaraan beliau, karena
pembicaraan beliau mengandung banyak kebaikan dan keutamaan yang
besar.Oleh karena itu maka beliau mengatakan, “hendaklah duduk berdekatan
denganku orang-orang yang dewasa dan berakal diantara kamu.”
2. Perintah untuk memberi kelonggaran dalam majlis dan tidak merapatkannya
apabila hal itu mungkin, sebab yang demikian ini akan menimbulkan rasa cinta
di dalam hati dan kebersamaan dalam mendengar hukum-hukum agama.
3. Orang yang melapangkan kepada hamba-hamba Allah pintu-pintu kebaikan dan
kesenangan, akan dilapangkan baginya kebaikan-kebaikan di dunia dan di
akhirat.
Ringkasnya, ayat ini mencakup pemberian kelapangan dalam menyampaikan
segala macam kepada kaum muslimin dan dalam menyenangkannya. Apabila
kamu diminta untuk berdiri dari majlis Rasulullah SAW. Maka berdirilah kamu,
sebab Rasulullah SAW.Itu terkadang ingin sendirian guna merencanakan urusan-
urusan agama atau menunaikan beberapa tugas khusus yang tidak dapat
ditunaikan atau disempurnakan penunaiannya kecuali dalam keadaan sendiri.
Apabila kamu diminta untuk berdiri dari majlis Rasulullah SAW. Maka berdirilah
kamu, mereka telah menjadikan hukum ini umum sehingga mereka mengatakan
apabila pemilik majlis mengatakan kepada siapa yang ada di majlisnya,
“berdirilah kamu” maka sebaiknya kata-kata itu diikuti.Allah meninggikan orang-
orang mukmin dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan perintah Rasul,
khususnya orang yang berilmu diantara mereka derajat-derajat yang banyak dalam
hal pahala dan tingkat-tingkat keridhaan. Ringkasnya, sesungguhnya wahai orang
mukmin apabila salah seorang diantara kamu memberikan kelapangan bagi
saudaranya ketika saudaranya itu datang atau jika ia disuruh keluar lalu ia keluar,
maka hendaklah ia tidak menyangka sama sekali bahwa hal itu mengurangi
haknya. Bahwa yang demikian merupakan peningkatan dan penambahan bagi
kedekatannya di sisi Tuhannya. Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan yang
demikian itu tetapi dia akan membalasnya di dunia dan di akhirat. Sebab barang
siapa yang tawadu’ kepada perintah Allah maka Allah akan mengangkat derajat

5
dan menyiarkan namanya. Allah mengetahui segala perbuatanmu. Tidak ada yang
samar bagi-Nya, siapa yang taat dan siapa yang durhaka diantara kamu. Dia akan
membalas kamu semua dengan amal perbuatanmu. Orang yang berbuat baik
dibalas dengan kebaikan dan orang yang berbuat buruk akan dibalas-Nya dengan
apa yang pantas baginya atau diampuninya.

2. Penafsiran Q.s. Fath : 27-28

‫َّلَقۡد َص َدَق ٱُهَّلل َر ُسوَلُه ٱلُّر ۡء َيا ِبٱۡل َح ِّق َلَتۡد ُخ ُلَّن ٱۡل َم ۡس ِج َد ٱۡل َحَر اَم ِإن َش ٓاَء ٱُهَّلل‬
‫َء اِمِنيَن ُمَح ِّلِقيَن ُر ُء وَس ُك ۡم َوُم َقِّص ِر يَن اَل َتَخاُفوَن َفَعِلَم َم ا َلۡم َتۡع َلُم وْا َفَجَعَل ِم ن‬
‫َٰذ‬
٢٧ ‫ُد وِن ِلَك َفۡت ًحا َقِر يًبا‬

‫ُهَو اَّلِذ ي َأْر َسَل َر ُسوَلُه ِباْلُهَد ٰى َو ِد يِن اْلَح ِّق ِلُيْظِهَرُه َع َلى الِّديِن ُك ِّلِهۚ َو َكَفٰى‬
٢٨ ‫ِباِهَّلل َش ِهيًدا‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti
akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat." )27) Dialah yang mengutus Rasul-Nya
dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”(28)

Tafsiran Surah Fath ayat 27-28


“Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya yaitu Nabi
Muhammad tentang kebenaran mimpinya yang diwahyukan Allah bahwa kamu,
wahai sahabat-sahabat Nabi yang turut serta ke Hudaibiyah, pasti akan memasuki
Masjidilharam pada tahun yang akan datang, jika Allah menghendaki dalam
keadaan aman, yakni pada saat memasukinya kamu tidak dihalangi orang siapa
pun. Sebagian dari kamu memasuki Masjidilharam dengan menggundul rambut
kepala dan sebagian dari kamu dengan memendekkannya, sedang kamu tidak

6
merasa takut kepada siapa pun. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat, yakni
kemenangan di Hudaibiyah ini atau kemenangan di Khaibar segera sesudah
terjadinya Perjanjian Hudaibiyah. Allah menerangkan bahwa mimpi Rasulullah
yang melihat dirinya dan para sahabatnya memasuki kota Mekah dengan aman
dan tenteram serta beliau melihat pula di antara para sahabat ada yang
menggunting dan mencukur rambutnya adalah mimpi yang benar dan pasti akan
terjadi dalam waktu dekat. Dialah yang mengutus Rasul-Nya, Nabi Muhammad,
dengan membawa petunjuk, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, dan agama
yang benar, yaitu agama Islam agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama.
Dan cukuplah Allah sebagai saksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-
Nya.”(27)
“Dalam ayat ini ditegaskan kebenaran Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai rasul yang
diutus Allah kepada manusia dengan menyatakan bahwa dia adalah rasul Allah
yang diutus untuk membawa petunjuk dan agama Islam sebagai penyempurna
terhadap agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh para rasul sebelumnya,
menyatakan kesalahan dan kekeliruan akidah-akidah agama dan kepercayaan
yang dianut manusia yang tidak berdasarkan agama, dan untuk menetapkan
hukum-hukum yang berlaku bagi manusia sesuai dengan perkembangan zaman,
perbedaan keadaan dan tempat. Hal ini juga berarti dengan datangnya agama
Islam yang dibawa Muhammad saw, maka agama-agama yang lain tidak diakui
lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah. Pada akhir ayat ini, dinyatakan bahwa
semua yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan kaum Muslimin itu
pasti terjadi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi terjadinya.” (28)

3. Penafsiran Q.s. An Nahl : 79

‫َأَلْم َيَر ْو ۟ا ِإَلى ٱلَّطْيِر ُمَس َّخ َٰر ٍت ِفى َجِّو ٱلَّس َم ٓاِء َم ا ُيْمِس ُك ُهَّن ِإاَّل ٱُهَّللۗ ِإَّن ِفى‬
‫َٰذ ِلَك َل َء اَٰي ٍت ِّلَقْو ٍم ُيْؤ ِم ُنوَن‬
Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan
terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah.

7
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.”
Tafsiran surah An-Nahl ayat 79 :
Bukti wujud dan kuasa Allah begitu banyak, tetapi mengapa tidak sedikit
manusia yang tetap enggan beriman kepada-Nya' tidakkah mereka memperhatikan
burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah atas izin dan kuasa-
Nya. Tidak ada yang dapat menahannya tetap melayang di angkasa tanpa terjatuh
selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Setelah pada
beberapa ayat sebelumnya Allah berbicara tentang burung-burung di angkasa
sebagai tanda kekuasaan-Nya, pada ayatayat berikut Allah menunjukkan beberapa
nikmat- nya yang langsung manusia rasakan setiap saat. Dia menyatakan, dan
Allah menjadikan rumah-rumah bagimu yang kamu buat dari berbagai bahan yang
telah Allah siapkan untuk itu, seperti kayu, besi, batu, dan tanah; Allah
menjadikannya sebagai tempat tinggal yang memberi kamu ketenangan dari
berbagai gangguan lahir dan batin. Dan selain itu, dia menjadikan bagimu rumah-
rumah dalam bentuk kemah-kemah yang secara khusus terbuat dari kulit hewan
ternak, seperti kulit unta, sapi, kambing, dan hewan-hewan halal lainnya, yang
kamu merasa ringan dan mudah membawanya pada waktu kamu bepergian dan
pada waktu kamu bermukim di tempat tertentu. Dan ingat pula bahwa Allah juga
menjadikan bagi kamu dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat
rumah tangga, seperti alas lantai, tikar, wadah air dan menjadi perhiasan-
perhiasan, seperti tas, sepatu, dan dompet, yang dapat memberi kesenangan bagi
kalian sampai waktu tertentu.

4. Penafsiran Q.s. Al Mulk : 1-5

(1). ‫َتَباَر َك اَّلِذ ي ِبَيِدِه اْلُم ْلُك َو ُهَو َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬
(2). ‫اَّلِذ ي َخ َلَق اْلَم ْو َت َو اْلَحَياَة ِلَيْبُلَو ُك ْم َأُّيُك ْم َأْح َس ُن َع َم اًل ۚ َو ُهَو اْلَع ِز يُز اْلَغ ُفوُر‬
‫اَّلِذ ي َخ َلَق َس ْبَع َس َم اَو اٍت ِطَباًقاۖ َم ا َتَر ٰى ِفي َخ ْلِق الَّرْح َٰم ِن ِم ْن َتَفاُوٍتۖ َفاْر ِج ِع اْلَبَص َر‬
)3( ‫َهْل َتَر ٰى ِم ْن ُفُطوٍر‬

8
(4). ‫ُثَّم اْر ِج ِع اْلَبَص َر َك َّر َتْيِن َيْنَقِلْب ِإَلْيَك اْلَبَص ُر َخاِس ًئا َو ُهَو َح ِس يٌر‬
ِ ‫َو َلَقْد َز َّيَّنا الَّس َم اَء الُّد ْنَيا ِبَم َص اِبيَح َو َجَع ْلَناَها ُرُجوًم ا ِللَّش َياِط يِن ۖ َو َأْعَتْد َنا َلُهْم َع َذ اَب الَّس ِع‬
(5). ‫ير‬

Artinya :
1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun
3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu
itupun dalam keadaan payah.
5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan,
dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Tafsiran Surah Al Mulk Ayat 1-5


Ayat pertama disebutkan bahwa “Mahasuci Allah yang di tangan-Nya segala
kerajaan, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu”, artinya Allah menciptakan
kerajaan alam bagian bawah maupun atas, bertindak sesuai kehendak-Nya dengan
hukum qadari dan hukum agama.
Ayat kedua disebutkan “ Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa
lagi Maha Pengampun” yakni maksudnya Allah menetapkan hambanya untuk
hidup di dunia kemudian mati. Barang siapa yang tunduk pada Allah maka akan

9
mendapat balasan di dunia dan akhirat. Allah akan mengampuni hambanya yang
bertobat, meski dosanya setinggi langit.
Ayat ketiga disebutkan “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang
cacat?". Allah menciptakan langit dalam keadaan sempurna. Oleh karena
kesempurnaannya, Allah SWT memerintahkan agar memperhatikan segala
penjurunya, sambil mengambil pelajaran.
Kemudian pada ayat keempat disebutkan “Kemudian ulangi pandangan(mu)
sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa
menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih." Maksudnya lihat
berkali-kali dan ternyata ciptaan-Nya tidak ada cacat.
Selanjutnya pada ayat kelima disebutkan “Dan sungguh, telah Kami hiasi
langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu
sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka
yang menyala-nyala.” Maksud dari ayat tersebut adalah apabila jin mencuri berita
dari langit maka Allah akan melemparnya dengan suluh api. Orang-orang kafir
telah disiapkan azab neraka sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya.

5. Penafsiran Q.s. Al Qashas : 14

‫َو َلَّم ا َبَلَغ َأُش َّد ۥُه َو ٱْسَتَو ٰٓى َء اَتْيَٰن ُه ُح ْك ًم ا َو ِع ْلًم اۚ َو َك َٰذ ِلَك َنْج ِز ى ٱْلُم ْح ِسِنيَن‬
Artinya: “Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan ke-
padanya Hikmah (kenabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah Kami memberi
Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Penjelasan Ayat;
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah Ketika Musa sampai pada usia remaja dan baligh serta memiliki
kekuatan, akal dan sampai pada puncak usia; Allah berikan kepada Musa hikmah
yaitu berupa kenabian, Allah berikan juga ilmu. Allah kemudian menjelaskan
bahwa Allah akan memberi ganjaran kepada orang-orang yang ikhlas di antara
hamba-hamba-Nya dengan balasan yang terbaik.

10
Dalam surat al Qashash menyatakan bahwa janji Allah benar. Seperti Allah
menjnjikan kepada ibu Musa a.s bahwa Dia akan mengmbalikan anaknya dan
akan menjadikannya salah satu seorang rasul. Ayat diayat diatas menegaskan
bahwa dan setelah dia mencapai kemantapan umurnya dan sempurna jasmani dan
rohaninya, kami anugrahkan hikmah yakni kenabian atau kearifan, atau amal
ilmiyah dan pengetahuan, yakni ilmu amaliyah. Dan demikian kami membalas al-
muhsinin, yakni orang-orang yang selalu berbuat baik.Cukup umur bermakna
sempurnanya kekuatan tubuhnya. Dan, sempurna akalnya bermakna kematangan
anggota tubuh dan akalnya hal itu biasanya terjadi pada usia tiga puluh tahun.
Apakah musa masih berada di istana Firaun, sebagai anak asuh dan anak adopsi
firaun dan istrinya hingga ia mencapai usia ini? Ataukah Musa berpisah dengan
keduanya dan meninggalkan istana, karena hatinya tidak tenang hidup di kondisi
seperti itu, yang tidak dapat dinikmati oleh jiwa orang-orang yang terpilih oleh
Allah seperti Musa?
Apalagi setelah ibunya memberitahukannya tentang siapa jati dirinya, siapakah
kaumnya, dan apa agamanya. Sementara ia menyaksikan kaumnya ditimpa
pelbagai penganiayaan, kedzaliman, kekejiana, dan penghinaan. Ia juga melihat
bentuk kerusakan yang paling buruk daan menyimpang ditengah kerajaan Firaun
itu. Kita tidak memiliki dalil tentang hal itu. Namun konteks kejadian-kejadian
setelah itu memberikan kesan, seperti apa yang kitabaca nanti. Dan, komentar atas
anugerah hikmah dan ilmu yang diberikan Allah kepada Musa.

6. Penafsiran Q.s. An Naml : 15


‫َو َلَقْد َء اَتْيَنا َداُوۥَد َو ُس َلْيَٰم َن ِع ْلًم اۖ َو َقااَل ٱْلَح ْم ُد ِهَّلِل ٱَّل ِذ ى َفَّض َلَنا َع َلٰى َك ِث يٍر ِّم ْن‬
‫ِعَباِدِه ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan
Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan
Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah Allah mengabarkan Dia telah memberikan kepada Nabi-Nya Dawud

11
dan anaknya (Sulaiman) ilmu yang banyak serta hikmat dan kekuasaan, maka
mereka berdua amalkan ilmu tersebut dan memuji kepada Allah dengan rasa
syukur atas pemuliaan-Nya dan karunia bagi keduanya atas para makhluk di
zaman mereka berdua. Ayat ini menunjukkan atas kemulian ilmu dan tingginya
kedudukan pemiliknya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Alquran
dan Hadits banyak memuat ayat-ayat dan hadis yang menganjurkan umat
Islam untuk menuntut ilmu pengetahuan. Hakikat ilmu pengetahuan dalam
Islam adalah sebagai berikut:Ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mengenal
AllahIlmu pengetahuan adalah sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Dengan memahami hakikat ilmu pengetahuan dalam Islam, umat Islam
akan termotivasi untuk menuntut ilmu pengetahuan dengan sungguh-
sungguh. Ilmu pengetahuan akan dapat menjadi sarana bagi umat Islam untuk
mengenal Allah dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan danjauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami berharap
adanya kritik dan saran yangmembangungunasebagai perbaikandalam
pembuatan makalahselanjutnya.
C.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A. (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana.


Al Qaththan, Manna. Pengantar Studi Ilmu al Qur’an. Jakarta: Pustala al Kautsar
Rosidin, Dedeng. (2003).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: CV Ferlia Citra
Utama,1994.
Howard M, Federspiel. Kajian al-Qur’an di Indonesia, Bandung: Mizan, 1996.
Mustafa Al Maragi, Ahmad.Tafsir Al-Maragi,Semarang: PT Karya Toha, 1987.
Nasib Ar Rifa’i, Muhammad.Tafsir Ibnu Katsir , Jakarta: Gema Insani, 2001.

14

Anda mungkin juga menyukai