Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

HUKUM MENCARI DAN MENGAMALKAN ILMU

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah HADIST TARBAWI II

Dosen pengampu :Dosen Mahbub Junaidi, M.Th.I

Di susun oleh :

1. Nayla Zulfiyyah (19051037)


2. Yulia Nadzifah (19051038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur dengan berkat rahmat
Allah swt, yang telah memudahkan kami menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, Rosululloh terakhir yang diutus dengan membawa
keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Makalah yang berjudul hukum mencari dan mengamalkan ilmu ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah hadist tarbawi II. Kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat
tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan asalnya, manusia diciptakan oleh Allah
sebagai makhluk yang luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah
yang kami buat ini belum mencapai tahan kesempurnaan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut ikut
andil membantu dalam proses membuatan dan menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada bapak dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan
tugas ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman judul..........................................................................................................

Kata pengantar.........................................................................................................i

Daftar isi....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...............................................................................................3


B. Rumusan masalah ..........................................................................................3
C. Tujuan ...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum mencari ilmu dan hadist-hadist tentang keutamaan mencari ilmu....4


B. Keutamaan mengamalkan ilmu dan hadist-hadist tentang keutamaan
mengamalkan ilmu.........................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran ..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah
Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah
yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang
berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan
warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan pendidikan yang
baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup
ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat.
Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk
dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena
ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya
kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat.Maka dari itu,
dalam makalah ini kami akan membahas tentang keutamaan menuntut ilmu dan
keutama’an mengamalkan ilmu dengan tujuan agar kita tidak tersesat di dunia
maupun di akherat kelak.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana hukum mencari ilmu dan Apasaja hadits-hadits keutamaan
mencari ilmu ?
B. Bagaimana penjelasan keutama’an mengamalkan ilmu dan apasaja hadits-
hadits keutama’an mengamalkan ilmu ?

C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui hukum mencarai ilmu dan untuk mengetahui hadits-hadits
keutama’an mencari ilmu
B. Untuk mengetahui keutama’an mengamalkan ilmu dan untuk mengetahui
hadits-hadits keutama’an mengamalkan ilmu

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. HUKUM MENCARI ILMU DAN HADIST-HADIST TENTANG


KEUTAMAAN MENCARI ILMU

Terdapat beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki
maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang
cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha
menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan bertanya, melihat atau mendengar. Islam
mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia dan akhirat yang memberi manfaat dan
berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita
di dunia maupun diakhirat kelak, agar tiap-tiap muslim tidak menjadi picik, dan agar
setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat
membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah
STW.

‫واماتفسيرالعلم فهوصفةيتجلي بهالمن قامت هي به المذكور والفقه معرفة دقائق العلم‬

Adapun pengertian “ilmu” yaitu suatu sifat yang dapat dijadikan sarana menuju
kearah terang dan jelas bagi orang yang memilikinya, sehingga mengetahui sesuatu itu
dengan sempurna. [dengan ilmu, orang akan dapat menyelesaikan semuwa perkara
dengan sempurna dan baik]. Adapun mempelajari ilmu fikih adalah untuk mengetahui
hal-hal yang rumit dan lembut.

Salah satu bentuk ibadah adalah tekun menuntut ilmu. Islam akan
meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Begitu pentingnya ilmu dalam agama
islam hingga di perintahkan melalui al-quran maupun hadis. Semua ilmu itu saling
berhubungan dan tentunya semua kembali pada kitab Allah.
ۤ
‫ ًم ۢا بِ ْالقِ ْس ِۗط‬cِ‫ َكةُ َواُولُوا ْال ِع ْل ِم قَ ۤا ِٕٕى‬cِ‫ َش ِه َد هّٰللا ُ اَنَّهٗ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه ۙ َُو َو ْال َم ٰل ِٕٕى‬: ‫قال تعلى‬

Allah SWT berfirman : “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia
(demikian pula) para malaikat dan oarang berilmu yang menegakkan keadilan”. (Qs.
Ali Imron:18).

4
Orang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Kedudukan
tinggi tersebut disematkan kepada hambanNya yang mampu menggunakan akal
pikirannya dengan baik. Sebab, akal pikiran merupakan modal utama manusia
mencapai derajat tertinggi di sisi Allah SWT.

Dalam Surat Ali Imran ayat 18, Allah SWT menunjukkan keutamaan orang berilmu
dengan menempatkan orang berilmu bersama malaikat dalam persaksiaan. Allah SWT
menyatakan kesaksiaanNya bahwa tiada Tuhan selain Dia. Kemudian disusul
kesaksian dari malaikat dan orang-orang berilmu.

Anjuran untuk belajar ilmu serta mengajarkannya agar dapat mendekatkan diri kepada
Allah agar terhindar dari jauhnya rahmat Allah.

,‫ات‬cc‫ال بالني‬cc‫ انمااألعم‬:‫ول‬cc‫الم يق‬cc‫ه وس‬cc‫الى هللا علي‬cc‫ سمعت رسول هللا ص‬:‫عن عمر بن الخطاب رضي هللا عنه قال‬
:‫ا‬cc‫رأة ينكحه‬c‫يبها أو ام‬c‫دنيا يص‬cc‫ه ل‬cc‫انت هجرت‬c‫ ومن ك‬,‫ فمن كانت هجرته الى هللا ورسوله‬,‫وانما لكل امرئ ما نوى‬
‫ متفق على صحته‬.‫فهجرته الى ما هجر اليه‬

Di ceritakan dari Umar bin Khottob RA, beliau berkata: saya mendengar Rosulullah
SAW bersabda: sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan
sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sebagaimana niatnya. Barang
siapa yang berhijrahkarena (mencari ridho) Allah AWT dan rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah SWT dan rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrah karena
dunia untuk memperolehnya atau karena perempuan yang akan dinikahinya, maka
hijrahnya akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. (HR.Bukhori dan Muslim)

‫ رواه مسم‬: ‫ط ِر ْيقًا ِإل َى ْال َجنَّ ِة‬


َ ُ‫ك طَرْ يقًا َْيلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هللاُ لَه‬
َ َ‫ْمن َسل‬

Berkata Rasulullah SAW. : “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, dan sesungguhnya para
malaikat membentangkan sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu (HR. Muslim).

Maksud hadits di atas adalah barang siapa yang menuntut ilmu dengan baik maka
Allah akan membalas dengan syurga.dan para malaikat pun akan menjaga kita selama
kita menuntut ilmu. Hadits di ini memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu
akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah
Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu

5
orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah. Kegiatan
pembelajaran tidak hanya sekedar interaksi guru dengan siswa dalam menjalian
komunikasi yang edukatif, melainkan suatu aktivitas yang berkelanjutan untuk
mencapai perubahan, perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan,
kemahiran, keterampilan, kepribadian dan sikap. Sehingga bisa menjadi pribadi lebih
baik di masa depan.

‫ رواه الطبراني‬: ‫َم ْن أَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِاْ ِلع ْل ِم َو َم ْن أَ َرا َد ْاآل ِخ َر ِة فَ َعلَ ْي ِه بِاْ ِلع ْل ِم َو َم ْن أَ َرا َد هُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِاْ ِلع ْل ِم‬

’’Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu,
dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu’’
(HR. Thabrani).

 Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat memiliki ilmu yang
dimanfa’tkan. Manfa’at ilmu pengetahun bagi kehidupan manusia, antara lain :

1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan membimbimg


manusia kepada jalan yang benar

2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi orang
yang mulia beserta orang-orang yang beriman

3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju


kesejahteraan, baik rohani maupun jasmani

4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidup baik
di dunia maupun di akhirat.

B. KEUTAMAAN MENGAMALKAN ILMU DAN HADIST-HADIST TENTANG


KEUTAMAAN MENGAMALKAN ILMU

Allah SWT berfirman ;

‫ص ۡو ْا بِٱلص َّۡب ِر‬ ِّ ‫ص ۡو ْا بِ ۡٱل َح‬


َ ‫ق َوتَ َوا‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ْ ُ‫إِاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

6
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (Q.S. AL-ASHR;3).

Ayat ini menyebutkan tentang kriteria orang-orang yang terbebas dari


justifikasi“rugi”. Diantaranya ada dua syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh
seorang hamba yakni sebagai berikut:
a. Iman
Syarat pertama, yaitu beriman kepada Allah swt. Dan keimanan ini tidak
akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan
keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud
adalah ilmu syar’i (ilmu agama). Seorang muslim wajib (fardhu ‘ain) untuk
mempelajari setiap ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai
permasalahan agamanya, seperti prinsip keimanan dan syari’at-syari’at Islam,
ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal yang diharamkan, apa
yang dia butuhkan dalam mu’amalah, dan lain sebagainya.
b. Amal
Syarat yang kedua adalah amal. Seorang tidaklah dikatakan menuntut
ilmu kecuali jika dia berniat bersungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu
tersebut. Maksudnya, seseorang dapat mengubah ilmu yang telah dipelajarinya
tersebut menjadi suatu perilaku yang nyata dan tercermin dalam pemikiran dan
amalnya.
Mengenai ayat ini, Ibnu Katsir mengungkapkan di dalam tafsirnya:
Dengan demikian Alloh memberikan pengecualian dari kerugian itu kepada
orang-orang yang beriman dengan hati mereka, dan mengerjakan amal shaleh
dengan anggota tubuh mereka, mewujudkan semua bentuk ketaatan dan
meninggalkan semua yang diharamkan, dan bersabar atas segala macam cobaan,
takdir, serta gangguan-gangguan yang dilancarkan kepada orang-orang yang
mengamalkan amal ma’ruf dan nahi munkar.

‫من ي ُِر ِد هللاُ به خيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي ال ِّد ْي ِن‬

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan membuat dia
faqih (paham) tentang ilmu agama.”(HR Bukhari dan Muslim).

7
Jika seorang mengetahui syariat Allah, akan tetapi ia tidak mengamalkannya,
maka orang seperti itu bukanlah seorang yang fakih (memahami isi agamanya),
sekalipun ia hafal dan memahami isi kitab fikih paling besar diluar kepala. Ia hanya
dinamakan seorang qori saja. Orang fakih adalah orang yang mengamalkan ilmunya
Dari sinilah kejelasan informasi yang disampaikan oleh Ibnu Mas’ud yang hendak
memberitahukan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu yang telah kita
perolah. Sehingga kita menjadi orang yang dikatakan faqih dalam hadits tersebut,
bukan seorang Qori yang hanya membaca saja tanpa ada amal yang ia lakukan dari
ilmu tersebut.
Orang-orang seperti mereka ini terbagi kepada dua kelompok:
1. Sekelompok orang yang mengerti dan memahami serta mengamalkan al-quran
dan sunnah kemudian mengajarkannya kepada orang lain.
2. Sekelompok orang yang hanya mampu menyampaikannya saja. Contohnya
seperti orang yang meriwayatkan dan menghafal sebuah hadits, namun tidak
memahaminya.

Dari Ibnu Mas’ud Ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu
hasud kecuali dalam dua hal : orang yang diberi kekayaan allah, maka dipergunakan
untuk membela haq kebenaran, dan orang yang diberi oleh allah ilmu pengetahuan,
hikmah maka diajarkan kepada semua orang.” (HR.Bukhari Muslim)

Adapun ancaman bagi mereka yang tidak menyebarluaskan ilmu juga disampaikan
oleh Nabi s.a.w dari Abi Hurairah r.a ;

)‫ ابن حبان و حاكمم‬,‫ ابن ماجه‬,‫الترمذي‬,‫من علم علما فكتمه ألجمه هللا يوم القيمة بلجام من نار (رواه ابو داوود‬

“Barangsiapa mengetahi sebuah informasi (ilmu) dan menyimpannya (tidak


mengamalkan), Maka Allah akan mengikatnya dengan ikatan api neraka”.) H.R Abu
Daud, Turmudzi, Ibn Majah, Ibn Hibban dan hakim .
Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya, tidak memiliki apa-apa selain dari
gambaran ilmu itu dan bayangannya, tanpa makna dan hakikatnya. Sebagian salaf
berkata, “ilmu itu senantiasa minta di amalkan. Jika tidak di sambut permintaannya,
niscaya ia akan berpindah. Yakni, jiwa ilmu itu, cahaya dan berkatnya akan

8
meninggalkan anda. Akn halnya gambarannya, maka ia akan tetap tinggal akan
menjadi alasan bukti terhadap si alim yang jahat itu” Sekiranya ia mengajarkan
ilmunya kepada orang lain, niscaya ia akan menjadi lilin yang membakar dirinya
untuk menerangi orang lain. Atau seperti jarum yang menjahit pakaian untuk menutup
orang lain, sedangkan dirinya telanjang.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mencari ilmu suatu kewajiban sekalipun dimana saja dan dalam keadaan
bagaimanapun tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak mencarinya.
Dari Anas bin Malik berkata : Rasulullah saw. Bersabda “ carilah ilmu walaupun
sampai ke negeri china. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim.
Sesungguhnya malaikat merentangkan sayapnya bagi orang yang mencari ilmu karena
ridho dengan apa yang di cari.” (HR.ibnu abd al barr).

Ilmu akan mengangkat derajat seorang mukmin diatas tingkatan hamba


lainnya. Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan seorang ahli ibadah.
Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu.
Orang menuntut ilmu di doakan mahluk. Orang yang mengajarkan ilmu akan di
mudahkan Allah jalan menuju syurga. Pahala seorang yang berilmu (ulama) akan
terus bemanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat. Orang yang menuntut
ilmu pahala seperti orang jihad.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Dan
semoga makalah ini dapat menjadi khazanah pengetahuan khususnya bagi penulis dan
juga kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mundiri Hafidz, Terjemah Attarghib wat tarhib. (Surabaya: Al-Hidayah Al Qur’an Al


Karim, 2000)

As Shobuni, Muhammad ‘Ali, Min Kunuz As Sunnah. (Jakarta: Dar Al Kutub Al Islamiyah,
1999)

Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. (Surabaya: Al-Hidayah, tt)

Http://zainal- blogspot.com keutamaan-menuntut-ilmu-html

11

Anda mungkin juga menyukai