Dosen Pembimbing :
Tgk Syakbi,. M. H
Disusun Oleh :
KELOMPOK : 1
MUHAMMAD ZIKRI
MUNA RAUZATUL ALSYI
MUTIA AULIA AZZAHRA
NISBUL AZIZ
Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,
serta salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafaat darinya.
Amin ya Rabba Alaamin.
Dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik
maupun sarannya dari pembaca makalah ini. Sehingga di kemudian hari dapat
menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULAN
Islam merupakan Agama yang sempurna yang mengatur segala urusan manusia
di dunia dan di akhirat. Semua hal dari yang terkecil sampai besar diatur di dalam
Agama Islam. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna,
dengan alat indra, akal, hati dan keseluruhan keutuhan jiwa dan raga manusia bisa
melakukan suatu hal yang menakjubkan, seperti melintasi ruang antariksa,
menjelajah bumi, dan menciptakan penemuan yang canggih. 1 Manusia yang
sempurna adalah manusia yang mempunyai hubungan yang baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan
penciptanya (Allah) atau yang biasa disebut “hablum minaAllah”. Caranya adalah
dengan melakukan segala sesuatu yang diperintah Allah dan menjauhi semua
larangan larangan Allah sesuai dengan tuntunan yang diwariskan oleh Nabi
Muhammad Saw. yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Adapun hubungan secara horizontal
adalah hubungan manusia dengan manusia lainnya atau yang biasa disebut dengan
“hablum minannaas”. Caranya adalah dengan menjaga keharmonisan hidup dalam
masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Jika kedua hubungan
tersebut terjaga baik, maka urusan dunia dan akhirat akan seimbang.
Hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia akan bisa di dapati dengan
cara beribadah dan dapat melakukan sosialisasi yang baik dengan masayarakat.
Agar bisa melakukan itu, tentunya kita harus belajar atau mencari ilmu. Ilmu yang
dimaksud di sini adalah semua ilmu pengetahuan, baik ilmu agama seperti : tauhid,
fikih, tafsir, nahwu, dan juga ilmu sosial seperti : ilmu sosiologi, sains, matematika,
bahasa dan lain lain.
1
Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H. Ba’adillah press, Jakarta,
2002, hlm 17.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dan wakil.2 Jadi, manusia adalah wakil atau pengganti di bumi dengan tugas
menjalankan mandat yang diberikan Allah kepadanya, membangun dunia dengan
sebaik-baiknya.
2
Djamaluddin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, (Semarang: Rasail, 2006), hlm. 111.
3
Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalnya, (Bandung: PT Trigenda Karya, 1993), hlm. 80-81.
4
Teungku M.Hasbi Ash Shieddieqy, Al-Islam, (Semarang: Pustaka Rizq Putra, 2001),
Cet. II, hlm. 611.
7
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada diri (jiwa)
si pelajar berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki menuju
perubahan baru.5
5
Shaleh Abdul Aziz dan ‘Abdul Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir:
Darul Ma’arif, tth), hlm. 169.
6
Yusuf Al-Qardhawi, Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah,
(Bandung: Rosda, 1989), hlm. 187.
7
Gordon H. Bower, Theories of Learning, (Washington, D.C.: National Gallery of Art,
1981), hlm. 11.
8
Djamaluddin Darwis, op. cit. hlm. 158
8
sebagai suatu proses perubahan untuk mencapai kehidupan yang lebih maju dan
lebih mensejahterakan lahir dan batin.”
Perintah untuk “membaca” dalam ayat itu disebut dua kali; perintah kepada
Rasul SAW., dan selanjutnya perintah kepada seluruh umatnya. Membaca adalah
sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, baik secara etimologis berupa
membaca huruf-huruf yang tertulis dalam bukubuku, maupun terminologis, yakni
membaca dalam arti yang lebih luas. Maksudnya, membaca alam semesta (ayatul-
kaun).9
Di dalam iqra’ terkandung makna yang tinggi karena tidak harus dipahami
sebagai sekedar perintah “membaca saja”. Tetapi lebih dari itu, iqra’ mempunyai
makna membaca asma dan kemuliaan Allah, membaca teknologi genetika,
membaca teknologi komunikasi, dan membaca segala yang belum terbaca.10
Manusia yang belajar akan dapat menyingkap sunnah jagat raya serta hakikat
wujud: dengan perantara pendengaran, penglihatan, dan pengamatan, dengan hati
dan pemikiran.12
9
Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:
Gema Insani, 1998), hlm. 235.
10
Chabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 17
11
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 168.
12
Yusuf Al-Qardhawi, Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah, op. cit.
hlm. 97.
9
Manusia adalah makhluk yang berpikir, dari lahir sampai masuk liang lahat.
Berpikir pada dasarnya sebuah proses yang membuahkan ilmu pengetahuan. Proses
tersebut merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran
tertentu yang akhirnya sampai kepada kesimpulan yang berupa ilmu pengetahuan.
Penggunaan daya pikir selalu dianjurkan oleh Allah untuk menghasilkan ilmu
pengetahuan.13
Ilmu Allah dapat diketahui melalui dua jalur, yaitu ayat-ayat kauniyah dan jalur
ayat-ayat qur`aniyah. Untuk lebih jelasnya lihat skema dibawah ini:
13
Muhaimin, op.cit., hlm. 82.
10
Inti dari pemahaman skema tersebut diatas adalah:
14
Ibid.
15
Asma Hasan Fahmi, Sejarah Dan Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), hlm. 107.
16
Moh. Athiyah Al-Abrasy, Alih Bahasa Bustami A. Gani, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan
Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987), hlm.35.
11
C. Kedudukan Akhlak dalam islam
Dalam islam, akhlak memiliki posisi yang sangat penting yaitu sebagai salah
satu rukun agama islam. Dalam kaitan ini, rasullah SAW pernah bertanya “
beragama itu apa?” beliau menjawab “berakhlak yang baik (HR. Muslim )
pentingnya kedudukan aklak dapat di lihat ketika melihat bahwa salah sumber
akhlak adalah wahyu
Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat
individual maupun kolektif. Tak heran jika kemudian al-qur’an memberikan
penekanan terhadapnya. Al-qur’an meletakkan dasar-dasar akhlak yang mulia.
Demikian pula al-hadits telah memberikan porsi cukup banyak dalam bidang
akhlak. Menurut satu penelitian, dari 60.000 hadist, 20.000 diantaranya berkenaan
dengan akidah, sementara sisanya 40.000 berkenaan dengan akhlak dan muamalah.
Ini dapat di jadikan sebagai bukti bahwa al-hadits, sebagaimana al-qur’an, sangat
memperhatikan urusan akhlak.
Diantara hadist yang menekankan pentingnya akhlak adalah sabda Rasulullah
SAW:
Artinya: “Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak agama islam adalah rasa malu”
)HR. Imam maliki)
12
Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai
contoh dalam segala aspek kehidupan. Khusus dalam akhlak, Allah SWT memuji
beliau dengan diiringi sumpah:
ال ق لم( عظ يم خ لق ل ع لى ن ك ا و: 4)
Nabi Muhammad SAW. Pun mengkabarkan bahwa orang yang paling sempurna
keimanannya di antara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan
demikian, seyogyanya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki
akhlak yang baik dan merujuk kepada Rosulullah SAW Dalam berakhlak.
“Islam pada hakikatnya adalah suatu aliran etika, islam memperbaiki budi pekerti
manusia sedemikian rupa sehingga manusia sanggup menjadi anggota masyarakat
pergaulan bersama islam menanamkan bibit cinta kasih sayang di dalam jiwa
manusia.”
Akhlak sangat penting dalam kehidupan karena ia mempunyai dampak yang amat
besar dalam kehidupan manusia antara lain . Didalam islam akhlak itu mempunyai
kedudukan yang tinggi sekali, antara lain:
Akhlak sebagai the central teaching of islam ( pusat ajaran islam ) dalam
Al-qur’an terdapat kurang lebih 1500 kata yang mengandung ajaran-ajaran
tentang akhlak, baik yang teoritis maupun tuntutan praktis. Atas dasar ini
hampir seperempat kandungan Al-qur’an berbicara tentang akhlak,
demikian pula dalam hadist, sehingga dapat di simpulkan bahwa akhlak
menempati kedudukan yang sangat urgen dalam islam
13
Akhlak ukuran keimanan seseorang, akhlak dalam islam juga dijadikan oleh
Allah SWT sebagai tolak ukur keimanan seseorang. Kesempurnaan iman
seseorang dapat dilihat dari kebaikan akhlaknya. Peryataan ini didasarkan
pada penegasan Rasulullah berikut ini:
Perhatian ajaran Islam terhadap pembinaan akhlaq ini lebih lanjut dapat dilihat
dari kandungan Al-Qur’an yang banyak sekali berkaitan dengan perintah untuk
melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh berbuat baik dan mencegah
melakukan kejahatan dan kemungkaran. Perintah tersebut sasaranya antara lain
agar yang melakukanya memiliki akhlak yang mulia. Selanjutnya perhatian Islam
terhadap pembinaan akhlak dapat pula dijumpai dari perhatian Nabi Muhammad
SAW. Sebagaimana terlihat pada ucapan dan perbuatanya yangmengandung
akhlak.
14
Umat Islam yang dipersiapkan untuk benar-benar menjadi ”ummatan wasathan”,
harus dilengkapi dengan tuntunan itu berupa ajaran akhlaq mulia, yang diharapkan
untuk mewarnai segala aspek kehidupan manusia. Karena itu sesungguhnya ilmu
komunikasi yang paling hebat adalah ilmu yang didasarkan atas”Al-Akhlaqul
Karimah”, yang menjadi pegangan bagi umat islam. Akhlaq dalam Islam ialah
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi
masyarakat. Orang Islam dengan petunjuk agamanya mengikat Akhlak dengan
agama dengan ikatan yang kukuh ia memandang Akhlak sebagai bagian yang tidak
dapat terpisah dari agama. Akhlaq yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam
tingkah laku danmu’amalah , sehingga ia menjadi sumber pokok bagi tingkah laku
yang utama dan Akhlak yang mulia dalam Islam.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pemaparan kajian karya ilmiah adalah sebagai berikut:
kedudukan akhlak, terdiri dari tiga macam sendi islam yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Ketiga macam sendi islam tersebut mencakup:
Masalah aqidah (iman), Masalah syari’ah (islam), Masalah ihsan. Dari sinilah kita
dapat mengetahui kedudukan akhlak yang meliputi tiga sendi di atas, dengan fungsi
yang selalu mewarnai sikap dan perilaku manusia dalam memanifestasikan
keimanan, ibadah, serta muamalahnya terhadap sesama manusia.
Landasan Akhlak Islam adalah bersifat religius yaitu Al-qur’an dan Hadits.
Berikut ini ada beberapa bagian dari landasan-landasan yang ada didalam Hadits
dan Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:1.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Drs.K.H. Hamid, Mag, Abdul. Ilmu Akhlak. CV. Pustaka Setia. Bandung:2010
Prof. Dr. Anwar, Mag, Rosihon. Akhlak tasawuf. CV. Pustaka Setia. Bandung:2010
17