Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

TENTANG

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DAN


TOKOHNYA

KELOMPOK 2:

1. PUTRI SANI : 170107052


2. ANDRIANI :170107072
3. SUSI FAMANILA : 1701070060
4. ERVIANA DEWI : 170107046
5. LALE INDANA ZULFA :170107069
6. M.ONY ALVIN SAPUTRA :170107063
7. KHOLILULLAH :170107042

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang karena anugrah darinya kita dapat
menyelesaikan makalah tentang”FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM’ini. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepaada junjungan nabi besar kita yaitu
nabi muhaammaad SAW yang telah menunjukan pada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh
alam semesta. Kita sangat bersyukur karna telah menyelesaikan maklah yang menjadi
tugas filsafat. Kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkaan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna aamiin.

Mataram,26 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Periode kebangkitan islam ................................................................................... 2
B. Periode keemasan peradaban islam ..................................................................... 8
C. Periode modern dan kontemporer ........................................................................ 11
D. Tokoh-tokoh pemikiran filsafat islam .................................................................. 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dikatakan sebagai khalifah di muka bumi, memiliki suatu tanggung
jawab yang besar. Karena itu dalam bentuk penciptaanya juga berbeda dengan
makhluk lain, hal ini terbukti dengan adanya akal yang diberikan Allah Swt kepada
manusia. Akal sebagai daya berfikir yang ada pada diri manusia, berusaha keras untuk
sampai kepada diri Tuhan melalui suatu jalan yang benar dalam pandangan akal
manusia tersebut. Dalam mencari kebenaran, Allah Swt tidak hanya memberikan
kemampuan berpikir saja melainkan juga memberikan wahyu sebagai pengkhabaran
dari alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang
Allah dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah Swt.
Para ilmuan membahas masalah-masalah keagamaan tidak semata-mata
berpegang pada wahyu Allah tetapi banyak pula yang bergantung pada pendapat akal.
Peran akal yang besar dalam pembahasan masalah-masalah keagamaan dijumpai
bukan saja dalam salah satu bidang keilmuan tetapi juga dalam bidang filsafat, fikih,
tauhid, dan bidang-bidang kajian keagamaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana perkembangan pemikiran filsafat pendidikan islam pada periode


kebangkitan islam?
2. Bagaimana perkembangan pemikiran filsafat pendidikan islam pada periode
keemaasan peradaban islaam?
3. Bagaiamana perkembangan pemikiran filsafat pendidikan islam pada periode
modern dan kontemporer?
4. Siapa saja tokoh-tokoh dalam perkembangan pemikiran filsafat pendidikan islam?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERIODE KEBANGKITAN ISLAM


Islam sebagai agama allah pertama kali dibawah olehh adam as. Dia adalah
nabi allah yang pertama.umat islam adalah kelompok yang diikat oleh akidah islaam
sepanjang sejarah. Maka siapaun yang mengikuti nabi mereka sejak jaman nabi
adam as.,hinggga nabi Muhammad Saw atau siapa saja yang akan senantiasa
berjalan dihidayah dan petunjuknya hingga hari kiamat, dan beriman dengan
tuhannya, maka mereka adalah umat islam. Fakta yang menjelaaskan, bahwa
agama yang dibawa oleh muhammaad Saw merupakan kelanjutan dari risalah para
nabi dan rasul pendahulu beliau. Periode kerasulan nabi muhammmad Saw
merupakan awal daari kebangkitan islam. Selama periode ini, rasulullah Saw telah
berhasil mengubah sejarah peradaban, dengan membebaskan manusia dari
kungkungan kejahilan tradisi polytheisme dan paganisme menuju agama tauhid.
Dengan nilai-nilai tauhid ini pula rasulullah Saw mampu membentuk landasan dasar
bagi lahirnya sebuah peradaban maanusia modern.
1. Periode rasul allah Saw
Kebangkitan Muhammad Saw sebagai rasul allah bukan hanya untuk
masyarakat arab, melainkan untukk seluruh manusia. Bahkan mencakup seluruh
alam. Jelas dikemukakan oleh al-qur’an : “tidaklah kami utus enngkau kecuali
kepada seluruh alam, menjadi pemberi kabar gembiira daan pemberi
peringaatan. “(Q.34:28). Dengan demikian risalah yang disampaikan oleh
rasulullah Saw bersifat universal. Muhammad Saw mengawali misi risalahnya
dengan mereformasi tradisi dan budaaya masyarakat arab jahiliah. Tradisi
paganisme direformasi kepenyembahan allah, tuhan yang maha esa (Q.112:1-4).
Kemuliaan yang berdasarkan keturunan dan kekayaan, direformasi menjadi
kemuliaan akhlak yang didasarkan atas ketakwaan (Q.48:13). Masyarakat yang
terpecah oleh hegemoni etnis, dipersaudarakan dalam ikatan akidaah yang satu
yaitu persaudaraan sesama mukmin (Q.49:10).
Terkait dengan misi kerasulannya, Muhammad Saw mengatakan: “aku hanya
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(M.Quraish
shihab,1996:253). Dilihat dari sudut pandang pendidikan, pernyataan rasul
tersebut sangat tepat. Alat pendidikan yang efektif adalah keteladanan. Dengan

2
demikian seorang pendidik dituntut untuk memiliki sifat keteladanan. Sifat-sifat
tersebut semuanya sudah tercermin secara utuh dalam diri nabi Muhammad Saw.
Sifat keteladanan yang dicerminkan oleh akhlak al-qur’an. “ akhlak beliau adalah
al-qur’an “jelas Aisyah ketika ditanya mengenai akhlak rasulullah Saw.
(M.Quraish Shihab:259). Dalam pendekatan filsafat pendidikan, dimasa hayat
rasululllaah Saw. Pemikiran mengenai masalah pendidikan tidak dapat
dipisahkaan dari misi kerasulan, maupun masalah qurani yang beliau emban.
Semuanya menyatu dalam diri, sabda, perilaku, maupun persetujuan beliau.
Meskipun demikian, bila dikategorikan secara umum, masalah yang paling
terkait dengan pendiidikaan islam mengacu pada ranah utama. Pertama,
pembentukan kepribadian yang didasarkan pada akhlak yang mulia. Kedua,
adalah peningkatan kualitas sumber daya insan. Pembentukan kepribadian
muslim yang berakhlak mulia ini dissejalankaan dengan hakikaat penciptaanya,
yakni agar menjadi pengabdi allah yang setia. Pembentukan dengan meneladani
sikap dan perilaku kehidupan rasulullah Saw secara langssung. Menjalankaan
segaala bentuk perintah dan menjauhi segala yang dilarangnya(Q. 59:7). Upaya
rasulullah Saw untuk membentuk akhlak mulia tersebut, beliau awali dari diri
sendiri. Menjadikaan diri sebagai teladan. Selanjutnya meluas kelingkungan
keluarga, sejalan dengan pentunjuk al-qur’an: “peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.”(Q.66:2). Pendidikan yang dilakukan rasulullah
mencakup tiga periode:
a.) Pendidikan anak, adalah apa yang diberikan langsung oleh rasulullah Saw
kepada putra dan putrid serta cucu beliau.
b.) Pendidikan remaja diperoleh dari rasulullah Saw oleh ali ibn abi thalib, serta
para sahabat seusianya.
c.) Pendidikan orang dewasa diperoleh para sahabat yang masuk islam setelah
usia dewasa.
Selanjutnya pada ranah kedua, yakni peningkatan kualitas sumber daya
juga disejalankan dengan informasi wahyu. Pertama diterima rasulullah Saw
adalah perintah iqra. Perintah yang sama sekali beda dengan kemampuan
rasulullah sendiri yakni seorang yang ummi. Beliau disebut ummi, karena
tidak mmengenal baca tulis(syekh ahmad bin hajar,2001). Kondisi umi ini
juga dijelaskan alqur’an yaitu:” maka hendaklah kamu beriman kepada allah
dan rasulnya, yakni seorang nabi yang ummi, yang beriman kepada allah dan

3
kalimaat-kalimatnya.”(Q.7:158). Sepintas perintaah ini terkesan kontradiktif
dengan keadaan rasulullah yang ummi. Demikian pula dengan kondisi bangsa
arab yang juga ummi, tidak pandai bacaa tulis, kecuali hanya beberapa gelintir
dan dapat dihitung dengan jari.
Kondisi umum masyarakat arab jahiliah ini juga dikemukakan oleh
alqur’an: “dialah yang mengutus kamu kepada kaum yang buta huruf, seorang
raasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayatnya kepada
mereka,menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka qitab dann
hikmah. Dan sesungguhnya mereka, sebelumnya, benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.”(Q.62:2). Karena langkahnya ilmu tulis menulis, maka mereka
memberikan gelar al-kamil( yang sempurna) kepada orang yang pendekar
perang dan pandai baaca tulis(syekh ahmad bin hajar:54). Dalam kondisi yang
demikian itu ternyata rasulullah Saw mampu mengatasinya. Cara yang
dilakukan rasulullaah Saw dalam memberantas buta aksara ini terkesan unik,
inovatif, dan strategis. Rasulullah adalah orang pertama yang menyebaarkaan
keahlian tersebut. Beliau juga meyiarkan tata cara modern diantara kaumnya.
Contoh yang jelas, beliau telah mewajibkan para tawanan perang badar untuk
mengajar anak-anak, seorang tawanan mengajar 10 anak, sehingga banyak
anak-anak pada masa itu sudah bisa baca tulis setelah itu keahlian baca tulis
semakin tersiar diantara kaaumnya dan belahan bumi manapun(syekh ahmad
ibn hajar:52). Apa yang dilakukan rasulullah mengesankan bahwa beliau
adalah seorang pemimpin yang fisioner. Memiliki pandangan yang jauh
kedepan serta sangat peduli terhadap pendidikan. Beliau sadar benar, bahwa
generasi suatu masyarakat atau bangsa, ditetukan tingkat kualitas genersi
mudanya. Bagaimana mempersiapkan generasi muda zamannya. Dan
rusulullah Saw telah memberi landasan yang kuat bagi generasi muda
kaumnya, dengan kemampuan baca tulis.
Konsep iqra dalam perintah wahyu ternyata memiliki yang dalam dan
luas. Bersifat prospektif dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia, serta pengembangan peradaban. Menurut M. QuraishShihab, iqra'
berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam,
bacalah tanda- tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak
tertulis. Perintah iqra' mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. (M.
QuraishShihab 5). Ternyata apa konsep iqra' memiliki fungsi dan peran yang

4
masa kerasulan Muhammad Saw. Kaum cerdik cendekia yang dalam
terminologi Islam disebut ulama, oleh Rasul Allah Saw. disebut sebagai pewaris
para Nabi. Kedudukan para ulama ditempatkan pada tempat terhormat dan
mulia. Berbagai sabda Rasul Allah Saw ikut memotivasi para sahabat untuk
menuntut ilmu. Diantaranya: "Menuntut ilmu wajib bagi laki-laki dan
perempuan "Menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat".
"Tuntutlah ilmu
walau ke negeri Cina" Diperiode kehidupan Rasul allah saw. Ini
tampaknya mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang bersumber dari Al-
Qur'an dan Hadits secara murni. Pelaksanaan dan perwujudan nilai-nilai ajaran
Al-Qur'an yang diteladani oleh masyarakat dari sikap dan perilaku Rasul Allah
Saw. dalam kehidupan beliau. Dengan demikian, menurut Hasan Langgulung,
pemikiran pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits
tidaklah muncu ldari pemikiran yang terputus. Sama sekali terlepas dari
masyarakat seperti yang dicita-citakan oleh Islam. Pemikiran itu seutuhnya
berada dalam kerangka paradigma umum bagi masyarakat seperti yang
dikehendaki oleh Islam (Hasan Langgulung, 1987: 120) Dalam pandangan
Muhammad Fadhil al-Jamaly, filsafat pendidikan Al-Qur'an itu meliputi lima
masalah utama. Kelima masalah yang dimaksud adalah
1) tujuan pendidikan dalam Al-Qur'an;
2) pandangan Al-Qur'an terhadap manusia;
3) pandangan AL-Qur'an terhadap pendidikan kemasyarakatan;
4) pandangan AlQur'an terhadap alam; serta
5) pandangan Al-Qur'an terhadap Khalik
Adapun tujuan utamanya adalah membentuk sikap ketakwaan.
Menurut Abdullałh al-Darraz, ketakwaan merupakan simpulan dari semua
nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur'an (Hasan Langgulung, 1988 : 19).
Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam menciptakan kondisi kehidupan yang
selamat dan sejahtera, baik di dunia maupun akhirat. Nilai-nilai dimaksud
secara garis besarnya mencakup lima kategori:
a. Nilai-nilai yang berhubungan dengan keagamaan (al-Akhlaq al-
Diniyyah)terutama yang menyangkut kewajiban seseorang terhadap
Allah, antara lain:

5
1) Mengimani atau beriman kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha
Esa
2) Mengimani segala yang diturunkan dan diutus-Nya
3) Menunjukkan ketaatan yang mutlak kepada Allah
4) Memenuhi janji-Nya
5) Mencintai Allah melebihi kecintaan kepada yang lain
b. Nilai-nilai yang berhubungan dengan individu (al-Akhlaąal-Fardhiyah)
yang terdiri atas:
1) Kesucian jiwa
2) Istiqamah
3) Iffah (menjaga diri)
4) Menguasai dorongan nafsu
5) Mengendalikan dorongan nafsu makan dan seks
c. Nilai-nilai yang berhubungan dengan keluarga al-akhlak al-Usariyah).
Nilai-nilai ini secara garis besarnya terdiri dariempat nilai utama.
1) Kewajiban orang tua dan kewajiban anak-anak, meliputi
a) Berbuat baik dan menghormati orang tua
b) Memelihara dan membimbing anak
c) Memberi pendidikan akhlak kepada keluarga
2) Kewajban suami istri, meliputi
a) Pengaturan mengenai pernikahan dan larangannya
b) Hubungan timbal balik suami istri
c) Peraturan mengenai poligami
d) Suami istri dalam pergaulan di rumah tangga
e) Hak dan kewajiban
3) Kewajiban untuk memelihara hubungan baik antar sesama kaum
kerabat
4) Prinsip- prinsip dan masalah kewarisan
d. Nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan sosial (al-Akhlagal-
ljtimaiyyah), meliputi segala bentuk sikap dan perilaku, serta tindakan
yang harus dihindarkan agar kehidupan bermasyarakat terjalin secara
harmonis, serta selamat dari kerusakan. Nilai-nilai ini terdiri atas nilai
yang diarahkan pada upaya menahan diri dari perilaku dan perbuatan

6
yang merugikan masyarakat, maupun pembinaan hubungan baik antar
sesama anggota masyarakat.
Nilai-nilai tersebut pada garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yakni
1) Larangan melakukan tindakan yang merugikan
a) Membunuh
b) Menipu dan khianat
c) Mencuri
d) Melakukan kegiatan rentenir
e) Korupsi dan manipulasi
2) Anjuran untuk memelihara kerukunan dan keharmonisan dalam hidup
bermasyarakat : memenuhi dan menjaga amanah serta mengatur
kesepakatan atau perjanjian untuk kepentingan bersama dalam
menyelesaikan masalah atau mengatasi keraguan dalam melakukan
tindakan
3) Pedoman dalam tata tertib pergaulan yang sopan meliputi:
a) Bertegur sapa dengan saling memberi dan membalas salam
b) Tata tertib dalam berkunjung ke rumah orang
c) Tata tertib dalam menghormati orang yang lebih tua
d) Nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan bernegara (al-
Akhlaqal-Daulah).
2. Periode khulafa’al-Rasyidin
Empat tokoh utama yang sangat berperan melanjutkan kebangkitan Islam,
sepeninggal Rasul Allah Saw. Memelihara dan mengembangkan landasan dasar
yang telah diletakkan oleh Rasul Allah Saw. Keempat tokoh ini adalah Abu
Bakral-Shiddiq, Umarbin Khaththab, Utsman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib.
Periode kekhalifahan ini berlangsung tidak terlalu lama, yakni hanya 29 tahun
(11/ 632 41/ 661). Namun di periode yang terhitung singkat dalam lintas sejarah
ini, banyak perubahan-perubahan yang telah disumbangkan oleh keempatnya
bagi kebangkitan Islam. Keempat khalifah ini, memiliki kedekatan hubungan
dengan Rasul Allah saw. Pertama, kedekatan historis. Maksudnya, secara
kronologis masa kepemimpinan Khulafa' al-Rasyidin adalah sebagai generasi
pertama penerus kepemimpinan Rasul Allah Saw. Masih terhubung langsung
dengan masa kehidupan Rasul Allah Saw. Kedua, Khulafa' al-Rasyidin adalah

7
tokoh-tokoh sahabat utama Rasul Allah saw., serta pembela Islam paling tegar
dan gigih Sepeninggal Rasul Allah Saw. banyak permasalahan yang harus
dilanjutkan, serta perlu diselesaikan oleh para Khalifah beliau, yakni Khulafa' al-
Rasyidin. Sejak dibai'at, Khalifah Abu Bakral-Shiddiq masih dihadapkan pada
masalah politik dan keamanan yang disulut kelompok orang-orang murtad.
Pergolakan yang menyangkut penodaan nilai-nilai akidah. Pertama, karena
munculnya para nabi palsu. Kedua, terjadi gerakan anti zakat. Adanya kelompok
yang enggan menunaikan zakat sebagai kewajiban agama. pemikiran tentang
pendidikan Islam belum banyak dilakukan.Pertama, jarak waktu dengan masa
Rasul Allah Saw. cukup dekat dan kondisinya tidak jauh berbeda. Dengan
demikian period Khulafa' al-Rasyidin hanya ikut memelihara nilai-nilai peradaba
Islam yang telah terbentuk di masa Rasul Allah Saw. Kedua, selain periode
pemerintahan Khulafa' al-Rasyidin perjuangan lebi terfokus misi dakwah ke
kawasan luar jazirah Arab. Meskipun dihadapkan pada sejumlah kendala, selama
period Khulafa' al-Rasyidin telah menyumbangkan andilnya yang cuku besar
bagi kebangkitan Islam.
B. PERIODE KEEMASAAN PERADABAN ISLAM
Masa kejayaan dan keemasan Islam berada di rentang masa pasca kepemimpinan
Khulafa' al-Rasyidin hingga awal masa imprialisme Eropa (Barat). Dalam kronologis
sejarah Islam masa ini dikenal sebagai periode Klasik. Periode Klasik (650-1250 M)
merupakan zaman kemajuan. Pertama fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan
(650-1000 M). Kedua fase disintegrasi (1000-1250). Di masa ini keutuhan umat Islam
dalam bidang politik mulai pecah. Kejatuhan Baghdad tahun 1258 M, menyebabkan
Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang (Harun Nasution, 1984 )
Faktor pertama, yakni sistem pemerintahan. Sebagaimana diketahui, bahwa selama
periode kepemimpinan Rasul Allah Saw dan Khulafa' al-Rasyidin selaku penerus
beliau, jauh berbeda dengan sistem pemerintahan berikutnya. Awal kekuasaan Bani
Umayyah, sistem pemerintahan lebih bersifat monarki absolut (kerajaan).
Pengangkatan Khalifah sudah tidak lagi didasarkan pada prinsip pemilihan dan
penunjukan berdasarkan bai'at, melainkandidasarkan pada keturunan. Sistem Khalifah
berganti menjadi sistem kerajaan (Abul A'laal- Maududi, 1986: 92). Kedua, adalah
faktor perluasan wilayah. Sejak kepemimpinan Khalifah Umar ibnKhaththab (634-
644) wilayah kekuasaan Islam sudah meluas jauh ke luar jazirah Arab, mencakup
Mesir dan Irak. Meskipun demikian, pusat pemerintahan masih tetap di Madinah.

8
Sebaliknya di zaman kekuasaan Bani Umayyah Timur (660-749), pusat pemerintahan
pindah ke Damaskus (Syria), di luar jazirah Arab. Demikian pula dari kelanjutan
dinasti ini, yakni BaniUmayyah Barat (755-1031), semasa menguasai Andalusia,
pusatpemerintahan beralih ke Granada (Spanyol). Di rentang masa itupula, di
kawasan Timur kekuasaan politik berada pada Bani Abbas(749-1258) yang
menjadikan Baghdad sebagai ibukotanya (HarunNasution). Faktor ketiga, dapat
dinilai banyak menentukan pencapaian kemajuan selama periode Klasik. Terutama
dalam konteks pengembangan nilai-nilai ajaran Islam ke ranah ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta peradaban. Sesuai dengan kebutuhan zamannya, selama periode awal
kebangkitannya, nilai-nilai ajaran Islam baru pada tahap pengembangan yang masih
terbatas. Baru terfokus pada masalah-masalah yang menyangkut pelayanan dan
pemahaman umat tentang nilai-nilai ajaran Islam yang prinsip. Menyangkut akidah
dan hukum.
1. Masa Kekhalifahan Bani Umayyah
Kekhalifahan Bani Umayyah memegang kekuasaan politik dalam
pemerintahan Islam dalam dua periode, di dua kawasan yang berbeda. Pada
periode pertama kekuasaannya (660-749 M), pusat pemerintahan Bani Umayyah
berada di kota Damsyik (Damaskus). Kemudian setelah mendirikan kekuatan
politik di Andalusia, pusat pemerintahan berada di Kordova. Di kawasan
semenanjung Pyrenia ini, Bani Ummayyah mampu bertahan hampir tiga abad,
yakni dari tahun 755 sampai tahun 1031 Masehi. Kemajuan semakin pesat semasa
Bani Umayyah menguasai semenanjung Pyrenia. Kawasan Andalusia ini berada di
bawah kekuasaan Bani Umayyah hampir tiga abad. Di rentang masa itu berbagai
kemajuan telah mereka capai. Kordova sebagai ibukota pemerintahan Bani
Umayyah ini termasuk salah satu tiga pusat budaya dunia. Setara dengan
Konstantinopel dan Baghdad. Kordova yang berpenduduk 500.000 jiwa itu
memiliki 700 masjid, 300 pemandian umum, 73 buah perpustakaan, serta
sejumlah besar toko buku. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pendidikan juga
tak kalah pentingnya. Al-Hakam II (961- 976) Khalifah kedua Bani Umayyah
dikenal sebagai sarjana dan pendukung ilmu pengetahuan. La mendirikan 27
sekolah gratis, mengundang para Profesor dari Timur dan menyiapkan anggaran
biayanya. Selain itu ia juga memberikan hadiah kepada para sarjana. Universitas
Kordova didirikan di masjid utama oleh Abd al-Rahman III (929-961)
pendahulunya, terus ditingkatkan. Sejarawan Ibnal-Qutsiya filolog Abu Ali al-

9
Qali sempat mengajar di perguruan tinggi ini Selama periode kekuasaannya, Bani
Umayyah telah berhasil mengubah kebudayaan Spanyol. Menurut Dozy, seorang
sarjana terkemuka Belanda, pada waktu itu hampir setiap orang bisa bacatulis.
Sedangkan di Eropa ketika itu baca tulis baru dianggap sebagai pengetahuan
dasar, dan hanya segelintir orang yang bisa. Itupun kebanyakan para pendeta
(Philip K. Hitti : 676). Institusi pendidikan Islam tidak bersifat diskriminatif.
Terbuka untuk semua kalangan tanpa melihat latar belakang ras, bangsa, sosio-
kultural maupun keyakinan.
2. masa kekhalifahan bani abbas
Adapun kekhalifahan Bani Abbas periode pertama (749-861) periode kedua
861-1258 (Ahmad al-Usayri 179-245). Hanya bedanya, Bani Abbas tetap
menjadikan Baghdad sebagai pusat pemerintahnya. Masa keemasan dari kedua
dinasti telah membawa peradaban Islam ke puncak kejayaannya. Di masa
kejayaan Bani Abbas, peradaban Islam mencapai tingkat paling tinggi. Semuanya
ini berkat kepedulian para Khalifah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
Boleh dikatakan, hampir semua cabang ilmu pengetahuan berkembang pesat
Mulai dari bidang kedokteran, filsafat, astronomi, matematika, kimia, geografi,
historiografi, teologi, hukum, etika, pendidikan,kesehatan, arsitektur, maupun
bidang seni. Kemajuan yang dicapai di bidang kedokteran dinilai cukup
spektakuler. Khususnya dalam ilmu bedah. Para ahli bedah sudah menggunakan
monyet untuk praktek bedah. Sebagai alat peraga dalam mempelajari anatomi
tubuh dan mata. Mereka mendatangkan monyet dari Nubia. Tak mengherankan
bila di masa itu bidang optalmologi berkembang pesat. IbnMasawayh merupakan
ahli optalmologi Arab yang tertua. Muridnya Hunayn ibn Ishaq sempat menulis
buku berjudul Al AsyrMagalatfial- Ayn (Sepuluh Risalah tentang mata). Hebatnya
lagi, rata-rata ilmuwan memiliki kemampuan yang komprehensif. (Philip K. Hitti :
454) Demikian pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan kekuasan Bani Abbas
ini hinga, hampir setiap bidang melahirkan tokoh-tokoh ilmuwan berkaliber dunia.
Al-Biruni (973-1050) adalah sarjana perbintangan Muslim paling orsinal. Bangsa
Arab adalah Jabir ibnHayyan (w. 776). Namun selain Jabir, dunia juga mengenal
Al-Razi (925) pada bidang kepakaran yang sama. Al-Khwarizmi yang dikenal
sebagai pakar geografi adalah pula pencipta peta bumi (Philip K. Hitti : 480)
Kemajuan peradaban didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Sumber
dari perkembangan ilmu penget sendiri adalah pendidikan. Di periode kejayaan

10
Bani Umayyah maupun Bani Abbas, masjid masih menempati kedudukan sebagai
pusat pendidikan. Bahkan di periode Bani Abbas, selain dari pusat pendidikan,
masjid juga difungsikan sebagai tempat penyimpan buku. Semacam perpustakaan
yang disebut Khasanatal-Kutub Koleksi buku-buku perpustakaan juga cukup
banyak. Di kota Rayy, misalnya ada sebuah tempat yang disebut "Rumah Buku".
Disini tersimpan ribuan manuskrip yang terdaftar dalam 10 jilid katalog.
Demikian banyaknya manuskrip tersebut, hingga untuk mengangkatnya
diperlukan sekitar 400 unta.Kemajuan yang dicapai dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, serta produk buku-buku tak lepas dari dukungan industri kertas.
Kertas masuk ke Irak sekitar abad ke 3 Hijriyyah, pabrik pertamanya di
Samarkand. Tahun 751 Masehi semua pembuatan kertas dari flax, linen dan kain
rami dikembangkan. Tahun 794M, pabrik kertas di Baghdad dan Tihamah sudah
membuat kertas dari bahan serat tumbuh-tumbuhan (Philip K. Hitti 522). Serat
tumbuh-tumbuhan yang jadi bahan baku kertas ini tampaknya identik dengan
selulose, yang juga digunakan dalam pengolahan kertas zaman modern.
C. PERIODE MODERN DAN KONTEMPORER
1. Periode Modern
Sejarah Perkembangan Filsafat di Islam/Timur pada Periode ModernFilsafat
modern Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa
ini rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari
kapan Abad Pertengahanberhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad
Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance.
Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun, memang tidak
jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas
menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan
manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-
Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang
Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran
dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada
masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
a. Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern
merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan
dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Filsafat Barat menjadi

11
panggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya
dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang
bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental.
Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode,
yaitu: zaman Renaissans(Renaissance), zaman PencerahanBudi (Aufklarung),
dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
b. Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju
perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo daVinci (1452-
1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), johanes kepler (1571-1630)
dan GalileoGalilei (1564 Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan
dunia fisik adalah satu.
c. Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum
agama dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada
abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini
mengatur budi masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-
ulama barat yang menentang Materialisme.
d. Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas
dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam
hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh
yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat
dalam diri manusia
e. Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang
berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber
kebenaran yang hakiki.
f. Fenomenalisme Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang
menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala. Dia berbeda dengan
seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan
fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di
bidang yang pasti. Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa
meninggalkan bidang evidensi yang langsung. Fenomenalisme adalah suatu
metode pemikiran, "a wayoflookingatthings".

12
g. Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi
(naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk
salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran. Jadi Intuisi
adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan
sering bercampur aduk dengan perasaan.1643. Sedangkan FrancisBacon (1561-
1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan
bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk
menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
2. Periode Kontemporer
Filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut
kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya
inilah zaman kontemporer kita. Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja
populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan
penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme,
Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat
logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak
selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu
mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka
hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran
kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu,
pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori,
menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal
original.
Bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila,
filsafat komputer, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan
diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama
semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut
sebagai kontemporer.
Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi
solusi.Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah
tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap

13
baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik,
dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya. Penyesuaian
terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman. Berpikir sesuai zaman tanpa
kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal. Memiliki kepribadian
dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat
kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari
pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan
terkait dengan hal khusus lainnya.
D. TOKOH-TOKOH PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM
1. Pemikiran Pendidik an Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhamad bi Muhammad Al- Ghazali,
lahir di sebuah kota kecil dekat Thus yang terletak di Provinsi Khurasan, Persia
pada tahun 450 H atau 1058 M. Al-Ghazali sudah dikenal sebagai pecinta ilmu
pengetahuan dan pencari a kebenaran hakiki sejak kecil. la merupakan ulam yang
taat berpegang teguh pada al-Qr'an dan as-Sunnah serta menghias dirinya dengan
tasawuf. la banyak mempelajari pengetahuan umum seperti Ilmu Kalam, Filsafat,
Fih, Tasawuf, dan sebagainya. Namun akhirnya a lebih terarik kepadam Fiqih dan
Tasawuf. la banyak mencurahkan perhatian pada pendidikan sehingga ia
mempunyai konsep pendidikan. Untuk mengetaknsep pendidikan Al- Ghazali
dapat kita fahami dari beberapa aspek pendidikan, yaitu tujuan pendidikan,
kurikulum, metode, etika guru, dan etika murid.
a. Tujuan Pendidikan
Terdapat dua tujuan pendidikan menut pemikiran Al-Ghazali yaitu
tercapainya kesempuansyangbemara kepada Allah darn kesempurnaan insani
yang bermuara kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam pandangannya,
sasaran pendidika adalah kesempurnaan dunia dan akhirat dengan jalan ilmu
yang dapat endekakan dia kepada Allah sehingga bahagia diakhirat kelak.
Jiwa agamis dan sufinya yang terkendali telah mempengaruhi pandangannya
tentang nilai-nilai hidup yaitu bahwa modal kebahgiaan di dunia dan akhirat
tak lain adalah ilmu, Maka l adalah hal utama karena untuk mengetahui wujud
perantara kebahagiaan amal.

14
b. Kurikulum
Konsep kurikulum ilmu pengetahuan yang digagas Al-Ghazali terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
1) Ilmu-ilmu yang terkutuk yaitu yang tidak ada manfaatnya dunia maupun
akhirat, seperti ilmu sihir dan ilmu ramalan. Dikatakan tercela karena
ilmu-ilmu tersebut menimbulkan mudharat (kessusahan)baik bagi
pemiliknya maupun orang lain. Al-Ghazali menuturkan bahwa
mempelajfilsafa bagi setiap orang tidaklah wajib karena orang yang
belajar ilmu tersebut akan sakit apabila memakan makanan yang belum
waktunya dimakan atau bermacam-macam yang belum bisa dicerna oleh
perutnya dan ni dapat membahayakannya
2) ilmu yang terpuji yait ilmu yang membahas peribadatan, seperti ilmu
yang berkaitan dengan kebersihan diri dari cacat dan dosa, ilmu tentang
cara-cara mendekatkan diri kepada Allah dengan beramal yang diridhai-
Nya serta untuk bekal akhirat. Al-Ghazali membaginya ke dalam dua
bagian yaitu:) Wajib 'ain yaitu segala jenis ilmu agama mulai dari kitab
Allah, ibadat pokok seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya. (2)
Fardlu kifayah yaitu ilmu yang bisa diabaikan untuk kelancaran semua
urusan seperti ilmu kedokteran, pembagian wasiat dan warisan dan
sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut jika tidak ada seorangpur dalam suatu
penduduk yang mempelajarinya, maka berdosalah seluruh penduduk
tersebut dan begitupun sebaliknya.
3) Imu-ilmu yang terpuji dalam kadar tertentu atau sedikit karena jika
dipelajari secara mendalam akan muncul kekacauan keyakinan bahkan
menyebabkan kekafiran sepert ilmu filsafat. Ilmu filsafat tersebut
menurut Al-Ghazali diantaranya matematika, logika, ilahiyat, fisika,
politik dan ilmu etika
c. Metode Pengajaran
Dengan dasar prinsipnya bahwa pendidikan adalah hubungan erat
antara guru dan murid, maka faktor keteladanan yang utama menjadi bagian
dari metode pengajaran yang amat penting. Al-Glazali mengatakan bahwa
makhluk paling mulia di dunia ini adalah manusia yang mulia hatinya.
Mengajar adalah bentuk pengabdian kepada Allah dengan mematuhi perintah-

15
Nya yaitu menyempurnakan, menghias, mensucikan dan mendorong manusia
taat kepada Allah.
d. Kriteria Guru yang Balk
Al-Ghazali membagi kriteria yang baik tersebut menjadi dua bagian
yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum, guru yang baik adalah
yangdapat diserahi tugas mengajar, selain cerdas juga sempurna akalnya, serta
baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Sedangkan secara khusus terdapat kriteria-
kriteria berikut:
1) Rasa kasih sayang
2) Tidak menuntut upah atas jerih payahnya sesuai Rasulullah SAW. Yang
hanya mengharap ridha Allah SWT
3) Pengarah yang benar dan jujur
4) Simpatik, halus, lemah lembut dengan tidak mencaci, memaki dan dengan
kekerasan.
5) Teladan atau panutan bagi murid-muridnva
6) Memahami kemmpn, bakat, tabiat, dan kejiwaan muridnya
7) Berpegang teguh dengan prinsip dan berusaha merealisasikannya.
e. Sifat Murid yang Baik
Seorang murid yang baik, ciri-cirinya adalah berjiwa bersih,
mejauhkan diri dari persoalan duniawi, tawadhu' atau rendah hati,
menghindari ilmu perdebatan mendahulukan pelajaran yang wajib, belajar
secara bertahap, menguasai satu ilmu sebalumberpindak kepada ilmu yng lain,
dan mengenal nilai kelebihan dari ilmu yang dipelajarinya.
f. Interdisipliner Kellmuan Al-Ghazali
Al-Ghazali diberi gelar kehormatan Hujjat Al-Islam atas pembelaan
Islam saat membantah kaum batiniyat dan kaum filsuf. Karya tulismya
meliputi berbagai disiplin ilmu yang berpengaruh besar terhadap pemikiran
umat Islam
1) Magasidal-Falasifah, karangan pertama yang berisi masalah filsafat.
2) Tahafutal-Falasifah, berisi kecaman keras filsafat dan para filusuf
3) thya Ulum Ad-Din, perpaduan panduan figh, tasawuf, dan filsafat
4) Misykatal-Anwar yang berisi pembahasan akhlak tasawuf.

16
5) Ayuhaal-Walad, dan lain-lain Walaupun usianya pendek namun
kontribusi terhadap Islam sangat banyak dan tidak sedikit yang
dialihbahasakan dan tetap hidup di tengah-tengah dunia ilmiah.
2. Pemikiran Pendidikan ibn Khaldun
Ibn Khaldun yang bernama lengkap Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn
Muhamad ibn Muhamad bnal-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibnbmibn Khalid ibn
Utsman ibn Hani ibnKhattabibn Kuraib ibnMa'dikaribibnal-Harits
ibnWailibnHujar atau lebih dika dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd
Muhamad ibnu Khaldun. Lahir di Tunisia pada awl Ramadan 732 H atau
bertepatan dengan 27 Mei 1332 M. Berdasarkan silsilahnya, Ibn Khaldun masih
memiliki hubungan darah dengan denganWail bin Hajar, salah seorang
sahabatnabi yang terkemuka. Keluarga lbn Khaldun yang berasal dari Hadramaut,
Yaman. Ini terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan las dan berpangkat
serta menduduki berbagai jabatan tinggi kenegaraan. Pada tahap awal
kehidupannya, ibnu Khaldun memperoleh pendidikan dari keluarganya sendiri,
gurunya yang pertama adalah ayahanyasendiri."Pada usia sekitar tujuh tahun
beliau belajar membaca dan sekaligus belajar membaca al Qur'an, kemudian
belajar bahasa, filsafat, manthiq, ilmu pasti, ilmu syar'i, hadits, sehingga pada usia
20 tahun Ibnu Khaldun menjadi ilmuwan yang dikagumi. Dalam perjalanan
hidupnya Ibn Khaldun telah menghasilkan banyak karya mengenai pemikiran,
salah satu karya beliau yang fenomenal ialah Muqaddimah. Pada bab VI
dalaMuaddimayabnKhaldunmenyatakan bahwa ilmu pendidikan bukanlah suatu
aktivitas yang semata-mata besfpemikian dan perenungan, akan tetapi ilmu dan
pendidikan merupakan gejala konklusif yang lahir dari erbetuknya masyarakat dan
perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Menurutnya bahwa ilmu dan
pendidikan tidak lain merupakan gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani.
3. Pemikiran pendidikan Menurut KH. Ahmad Dahlan
upaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari pola beipikir yang
statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan
ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan ummat .
Menurut KH. Ahmad Dahlan, pendidikan islamhendaknya diarahkan pada usaha
membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas
pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk

17
kemajuan masyarakatnya Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut KH. Ahmad
Dahlan berpendapat bahwa kurikulum ataumateri
a. pendidikan hendaknya meliputi: Pendidikan moral, akhalq yaitu sebagai
usaha menanamkan karakter manusia yang baik
b. berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah Pendidikan individu, yaitu sebagai
usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh yang
berkesinambungan antara perkembangan mental dan gagasan, antara
keyakinan dan intelek scrta antara dunia dengan akhirat
c. Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan
kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Filsafat telah berkembang dan berubah fungsi dari induk ilmu pengetahuan
menjadi semacam pendekatan dan perekat berbagai macam ilmu pengetahuan yang
telah berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya (interdisciplinary approach),
dan lebih kental lagi bahwa filsafat sebagai alat analisis dalam memecahkan
permasalahan filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
(philosophicalanalysis) Perkembangan filsafat pendidikan Islam terbagi dalam
periode awal jaman permulaan Islam yang dibawa Rasul Muhammad saw., dan
khulafa al-Rashidin, periode klasik yang dimulai dari pasca pemerintahan khulafa al-
Rashidun sampai awal masa imperialisme Barat, rentang itu dapat pula dimulai dari
awal kekuasaan Bani Ummayyah sampai pada kemuduran kekuasaan Islam secara
politis hingga abad ke-19, dan periode modern dan perkembangan filsafat pendidikan
Islam yang mencuat dalam sebuah konferensi pendidikan Islam sedunia.
B. SARAN
Dengan kedatangan makalah ini, kami sampaikan dengan kemampuan usaha
kami. Bila ini memang benar hanya dari Allah SWT yang memiliki Maha Kebenaran,
apabila terdapat kesalahan itu karena kami tidak jauh dari kekhilafan dan tidak enggan
para pembaca khususnya dosen Pengampu untuk memberikan kritik dan saran guna
perbaikan-perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini banyak manfaat bagi
mahasiswa UIN khususnya dan para pembaca budiman pada umumnya. Amin...

19
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin. Filsafat Pendiidikan Islam. Jakarta: Kala Mulia. 2011

Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2012

http://ngadinapsd.blogspot.com/2014/11/Sejarah perkembangan -filsafat -


islam.htm?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai