Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH HUKUMAN DALAM


BENTUK BIMBINGAN JASMANI
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR
SISWA

H
NAMA : DINDA AMALIA.
D
KELAS : X – MIPA 8
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh

Hukuman Dalam Bentuk Bimbingan Jasmani Terhadap Kedisiplinan

Belajar Siswa” . Makalah ini merupakan tugas yang dibuat sebagai bagian dalam

memenuhi tugas yang diberikan guru kepada peserta didik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh

kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga

penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang

telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Tuhan Yang Maha Esa .

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya

bagi penulis sendiri.

Medan, Oktober 2020

Dinda Amalia D.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Pembatasan Masalah...............................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................1
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................1
E. Manfaat Penelitian...................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori........................................................................................3
1. Pengertian Hukuman........................................................................3
2. Pokok Pokok Hukuman....................................................................3
3. Teori Teori Hukuman.......................................................................4
4. Macam Macam Hukuman................................................................5
5. Jenin Jenis Hukuman........................................................................5
B. Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani
terhadap Peningkatan Kedisiplinan Belajar Siswa..................................7

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Metode Pengumpulan Data.....................................................................8
B. Metode Analisis Data..............................................................................8

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Hasil Penelitian......................................................................................10
B. Kesimpulan dan Saran...........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada hakekatnya pendidikan merupakan
suatu pembentukan dan pengembangan
kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni
pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
yang ada pada diri manusia secara menyeluruh.
Oleh karena itu, dalam proses pendidikan harus
menekankan pada ilmu pengetahuan (kognitif)
juga diarahkan pada pengembangan kecerdasan
untuk dapat belajar cepat dengan terampil dalam
melaksanakan sesuatu (psikomotor) serta
diarahkan pada pengembangan sikap mental dan
kepribadian untuk terjun di masyarakat (afektif).

B. Batasan Masalah
Batasan Masalah
1. Hukuman dalam bentuk bimbingan
jasmani terbatas pada hukuman yang
diadaptasi dari pendidikan jasmani seperti
scoot-jump, sit up, push up dan lari.
2. Kedisiplinan belajar terbatas pada hadir di
ruang pada waktunya, tata pergaulan
dalam sekolah, mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler dan belajar di rumah.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan hukuman dalam
bentuk bimbingan jasmani di sekolah?
2. Bagaimana kondisi kedisiplinan belajar
siswa di sekolah?
3. Adakah pengaruh hukuman dalam bentuk

1
bimbingan
jasmani
terhadap
kedisiplinan
belajar siswa
disekolah?

D. Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
hukuman
dalam bentuk
bimbingan
jasmani di
SMA N 1
JAWA

2
2. Untuk mengetahui kondisi kedisiplinan belajar siswa SMAN 1 JAWA I
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan hukuman dalam bentuk
bimbingan jasmani dengan kedisiplinan belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan perilaku siswa agar tidak
menyimpang karena dampak dari ketidakdisiplinannya akan
menyebabkan ia memndapatkan hukuman.
Bagi guru
2. Dengan penelitian ini, guru diharapkan mampu memahami dan
menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan pemahaman
kedisiplinan bagi siswanya dengan menerapkan pemberian hukuman.
3. Bagi sekolah
Pemberian hukuman yang tepat akan memberikan manfaat bagi pihak
sekolah baik dalam pengawasannya maupun dalam keseharian
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik dan dapat berjalan tepat waktu, dapat
mempermudah guru dalam mengawasi perkembangan dan prestasi
belajar anak di sekolah.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini akan menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan
pembaharuan menyikapi masalah kedisiplinan dalam proses peningkatan
kedisiplinan ketika menjadi guru di sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Hukuman
Hukuman adalah tindakan pendidikan terhadap anak didik karena
melakukan kesalahan, dan dilakukan agar anak didik tidak lagi melakukannya.
Bentuk hukuman berupa hukuman badan, hukuman perasaan (diejek,
dipermalukan, dimaki), hukuman intelektual, yang artinya anak didik diberi
kegiatan tertentu sebagai hukuman berdasarkan alasan bahwa kegiatan itu akan
langsung membawanya ke perbaikan- perbaikan proses nota hasil belajarnya.
Hukuman adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi yang tidak
menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku.
Menurut Al-Ghozali hukuman ialah suatu perbuatan di mana seseorang sadar dan
sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki
atau melindungi dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga
terhindar dari segala macam pelanggaran.

2. Pokok-Pokok Hukuman
Elizabeth B. Hurlock menyebutkan pokok-pokok hukuman yang baik adalah
sebagai berikut:
a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran dan harus mengikuti
pelanggaran sedini mungkin sehingga anak akan mengasosiasikan
keduanya. Bila anak membuang makanan ke lantai karena sedang marah-
marah, anak itu harus langsung membersihkannya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu mengetahui
bahwa kapan saja peraturan dilanggar, hukuman itu tidak dapat dihindarkan.
c. Apapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya harus impersonal
sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikan sebagai kejahatan si
pemberi hukuman.
d. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang disetujui
secara sosial di masa mendatang.
e. Suatu penjelasan mengenai alasan mengapa hukuman itu diberikan harus
menyertai hukuman agar anak itu akan melihatnya sebagai adil dan benar.
f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk menjamin
pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
g. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan rasa
permusuhan.

3. Teori-Teori Hukuman
Hukuman merupakan suatu yang tidak disukai oleh siapa saja yang terkena.
Namun, kita juga mengakui bersama bahwa hukuman itu memang diperlukan
dalam pendidikan karena berfungsi menekan, menghambat atau mengurangi,
bahkan menghilangkan (kalau dapat) perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikologi dilahirkan berbagai teori
tentang hukuman sebagai berikut:
a. Teori kerenggangan
Teori ini mengatakan bahwa dengan diberikannya hukuman kepada subjek
yang melakukan kesalahan tindakan akan menyebabkan hubungan
rangsang-reaksi (S-R bond) antara tindakan salah dengan hukuman
menjadi renggang. Demikian juga individu tersebut akan menjadi
renggang dengan tindakan menyimpang itu.
b. Teori penurunan
Teori ini mengatakan bahwa dengan diberikannya hukuman kepada subjek
yang melakukan kesalahan tindakan, subjek tersebut akan mengurangi
atau menurunkan frekuensi tindakan negatif tersebut.
c. Teori penjeraan
Teori ini mengatakan bahwa jika subjek mendapat hukuman tidak akan
mengulangi lagi perbuatan yang menyebabkan timbulnya hukuman
semula.
d. Teori sistem motivasi
Teori yang mengatakan bahwa jika individu mendapat hukuman maka
akan terjadi perubahan dalam sistem motivasi dalam diri individu.
e. Teori hukum alam
Teori ini dikenal juga dengan hukuman model Rousseau. Rousseau
berpendapat bahwa apabila anak melakukan kesalahan tingkah laku,
pendidik tidak perlu memberikan hukuman karena alam sendirilah yang
akan menghukumnya.

4. Macam-Macam Hukuman
Ada pendapat yang membedakan hukuman itu menjadi dua macam, yaitu:
a. Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud agar
tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk
mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukan
sebelum pelanggaran itu dilakukan.
b. Hukuman represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, hukuman ini
dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan.

5. Jenis-Jenis Hukuman
Jenis-jenis hukuman menurut Emmer, dkk adalah:
a. Pengurangan sekor atau penurunan peringkat
Hukuman untuk jenis ini merupakan hukuman yang paling banyak
dipraktekkan di sekolah, terutama untuk kesalahan siswa yang berupa:
terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas, atau bekerja
dengan ceroboh. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka
pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini juga harus
dipikirkan masak-masak, disesuaikan dengan jenis kesalahan yang
diperbuat siswa. Strategi yang dapat diambil oleh guru adalah memberikan
nilai secara rinci untuk masing-masing aspek penilaian.
b. Pengurangan hak
Hukuman jenis ini merupakan jenis yang dapat dipandang efektif karena
dapat disesuaikan dengan selera siswa. Dengan demikian dari guru
memang dituntut pengamatan yang teliti supaya dapat dengan tepat
memilihkan pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.
c. Hukuman berupa denda
Jenis hukuman yang berupa denda ini di Indonesia merupakan sesuatu
yang masih kurang atau tidak lazim. Yang dimaksud dengan denda dalam
hal ini memang tidak berupa uang, tetapi lebih banyak mempunyai makna
pembayaran-payment dalam bentuk pada umumnya berupa pengulangan
pekerjaan. Emmer, dkk berbeda pendapat dengan Good dan Brophy. Jika
Good dan Brophy berpendapat bahwa pengulangan pekerjaan hanya
membuang waktu dan kertas saja, maka menurut Emmer jenis hukuman
berupa denda justru disarankan.
d. Pemberian celaan
Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya digabungkan dengan
jenis hukuman yang lain. Siswa yang melanggar aturan penting yang
diperuntukkan bagi siswa oleh sekolah, akan mendapat celaan. Guru
menuliskan jenis kasus kesalahan siswa dalam buku catatan
khusus/keanehan (anecdotal records), buku catatan nilai atau dalam buku
catatan yang lain. Umumnya pemberian hukuman ini hanya untuk siswa
yang melanggar peraturan beberapa kali, bukan untuk jenis pelanggaran
berat seperti melakukan baku hantam dengan siswa lain.
e. Penahanan sesudah sekolah
Hukuman ini dapat diberikan hanya apabila siswa yang disuruh tinggal di
sekolah setelah jam usai ditemani oleh guru sendiri atau orang dewasa
lain. Hukuman ini biasanya hanya diberikan kepada siswa yang terlambat
datang, absen yang tidak dimaafkan atau melanggar peraturan sekolah
yang dianggap penting atau tata tertib kelas. Hukuman ini dapat digunakan
sepanjang siswa dapat dijamin pulang agar orang tua tidak khawatir, maka
guru memberitahukan penahanan ini kepada orang tua.
f. Penyekoresan
Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang berat, terutama karena
menyangkut aspek administratif siswa. Penyekoresan merupakan
pencabutan hak sebagai siswa untuk sementara kepada siswa sehingga ia
tidak mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana siswa lain.
(sekores=dikeluarkan sementara dari sekolah). Referal (refer=menunjuk)

B. Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani terhadap


Peningkatan Kedisiplinan Belajar Siswa

Hukuman diberikan agar anak mentaati peraturan, menghukum bukan


berarti membuat orang menderita secara jasmani atau rohani, menghukum berarti
meneguhkan peraturan yang hendak digoncangkan oleh pelanggaran itu.
Hukuman digunakan apabila memang tidak ada upaya lain untuk mengatasi
masalah, yaitu terjadinya pelanggaran yang melanggar peraturan dan tata tertib.
Kedisiplinan merupakan kekuatan dari dalam maupun dari luar individu yang
menyangkut adanya kebutuhan terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku.

Hal ini sesuai dengan pendapat sebagai berikut: “Disiplin berarti adanya
kesediaan untuk mematuhi peraturan dan larangan”. Kepatuhan di sini bukan
hanya patuh karena adanya tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang disadari
oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan dan larangan
tersebut.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimen
(ekspos waktu). Penelitian non eksperimen adalah penelitian di mana data sudah
ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal merekam. Adapun
bentuk penelitiannya adalah penelitian survei. Penelitian survei merupakan
penelitian dengan menanyakannya melalui angket atau interview supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dalam populasi.
Dalam mengadakan penelitian tidak lepas dari adanya jenis data yang akan
dikumpulkan sebagai bahan kajian. Berangkat dari topik permasalahan skripsi ini
maka data yang relevan sebagai bahan kajian ini adalah :
1. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat diukur langsung atau data yang
tak berbentuk angka-angka, yang termasuk data kualitatif dalam penelitian
ini yaitu : Gambaran umum obyek penelitian, keadaan guru, siswa dan
karyawan, keadaan sarana dan prasarana dan bentuk bimbingan jasmani
serta tingkat kedisiplinan siswa.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang hanya dapat diukur secara langsung atau
lebih tepatnya dapat dihitung, yang termasuk data kuantitatif dalam
penelitian ini adalah : jumlah guru, siswa dan karyawan, jumlah sarana dan
prasarana, banyaknya absensi.

B. Metode Analisis Data


Proses analisis data merupakan salah satu usaha untuk menemukan jawaban
dari rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Analisis data merupakan
upaya mencari kebenaran dari data-data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, angket dan dokumentasi, sehingga dari sini dapat ditarik kesimpulan
dari hasil penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data deskriptif dan
analisis statistik.
Analisis deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan atau menginterpretasi
apa yang ada, (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang
sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,
atau kecenderungan yang tengah berkembang). Data penelitian deskriptif biasanya
dikumpulkan melalui survey angket, wawancara atau observasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
1. Hukuman yang diberikan Kepada Siswa Supaya Lebih Disiplin
Hukuman jasmani ini agar siswa lebih disiplin dan tepat waktu, dan
membentuk karakter siswa supaya lebih baik.
a. Skot Jump
b. Push Up, dll

2. Mengetahui Dampak yang Terjadi Akibat Hukuman yang Diberikan


a. Memberikan efek jera kepada siswa
b. Membuat teman yang melihat hukuman itu menjadi enggan untuk
melanggar hal tersebut

B. Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
Dengan hukuman jasmani yang diberikan membuat siswa lebih disiplin
supaya tidak melakukan kesalahan lagi,hukuman disekolah diberikan
bukan sebagai pembalasan tetapi untuk contoh supaya siswa lain tidak
melakukan kesalahan yang sama.

2. Saran
Suatu hukuman fisik belum tentu menjadi alat yang mujarab untuk
membasmi penyakit tapi mungkin akan sebaliknya, menyebabkan penyakit
itu menjadi semakin besar dan berlanjutnya kesalahan. Hukuman moral
dapat memberikan pengaruh besar dalam jiwa anak-anak yang mana jauh
lebih efektif dari hukuman fisik
DAFTAR PUSTAKA

- Arikunto,Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.


- Brewer,Elizabeth Hartley.Bagaimana Membuat anak menjadi Pribadi
yang Dahsyat dan Bahagia?. Jogjakarta: Garailmu, 2009.
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
- Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
- Halili dan Dwi Sunu Prioko. Wahana Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
- Hidayat,Rakhmat.Sosiologi Pendidikan Emile Durkheim. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
- Hurlock, Elizabeth B.Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 1999.
- Imron, Ali. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
- Kompri, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta,
2014. Latifah, Erta Ardhany. “Korelasi antara Bimbingan Keluarga
dengan
- Kedisiplinan Siswa Kelas II SDN 01 Singgahan Pulung Ponorogo
- Tahun Ajaran 2013/2014.”Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2014.
- Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,
2009. Mustari,Mohamad. Nilai karakter: Refleksi untuk Pendidikan.
Jakarta:
- Rajawali Pers, 2014.
- Naim, Ngainun. Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Anda mungkin juga menyukai