Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Disusun oleh:

Kelompok 1

Ulfa Rizqil Haq Chan 19411002

Muhammad Irwan 19411001

Roynal Putra 19411009

Dosen Pembimbing: Gita Primadihati, M. Pd

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

MEDAN

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengizinkan penulis
dalam menyusun dan menulis makalah. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
lulus mata kuliah pendidikan luar sekolah.

Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen, rekan rekan dan semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan saran atas penyusunan makalah.

Andai ada kekurangan dalam makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan
penulis mengharapkan saran serta masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Medan, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang
mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan
terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai
usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa
yang akan datang. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, tercantum butir kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat
tersebut sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk
mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan
diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan
pendidikan yang maju adalah terciptanya budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya
pendidikan yang maju dan budaya baca yang telah mengakar pada masyarakat maka akan
muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas dalam kehidupannya.
UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 13, memuat jalur
pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal  yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada tujuan
utama pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis membuat makalah tentang Pendidikan
Luar Sekolah (PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non formal. Didalam makalah
ini kami akan membahas konsep dasar pendidikan luar sekolah Dan perbedaan pendidikan
luar sekolah Dan pendidikan sekolah.
B. Rumus Masalah
1. Apa Pengertian dan Hakikat Pendidikan Luar Sekolah?
2. Apa Urgensi Pendidikan Luar Sekolah?
3. Apa Fungsi Pendidikan Luar Sekolah?
4. Apa Karakteristik Model-Model Program Pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian dan Hakikat Pendidikan Luar Sekolah.
2. Mengetahui Urgensi Pendidikan Luar Sekolah.
3. Mengetahui Fungsi Pendidikan Luar Sekolah.
4. Mengetahui Karakteristik Model-Model Program Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Luar sekolah

Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya
menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. 1

PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap


kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik
tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk
memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
belajar. Empat hal yang menjadi acuan pengembangan pendidikan luar sekolah, yaitu :
1. Memperluas pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat yang
tidak dibelajarkan
2. pada jalur pendidikan sekolah.
3. Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan program-program pendidikan
luar sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Peningkatan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan luar sekolah.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah

Empat hal di atas sebenarnya mengandung arti bahwa pendidikan luar sekolah harus
berorientasi ke masa depan. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut pelembagaan pendidikan
luar sekolah di masyarakat menjadi suatu tuntutan yang harus dilaksanakan. Misi ini
dilaksanakan untuk membantu percepatan tercapainya masyarakat yang cerdas, terampil,
disiplin, berdaya saing dan gemar membaca.
1
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan. (Bandung: CV. Remaja Karya, 1985) hl. 36.
B. Urgensi Pendidikan Luar Sekolah

Urgensi Pendidikan Luar Sekolah yang dimaksudkan untuk memberikan pelayanan


pendidikan pada masyarakat yang tidak mungkin dapat melayani pendidikan jalur
sekolah.Pendidikan luar sekolah (PLS) memiliki tujuan, yaitu :

1. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
2. Membina warga belajar supaya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan
melanjutkan ketingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah.

Penyelenggaraan PLS Urgen disini berarti penting. Jadi yang dimaksud seutuhnya
adalah pentingnya pendidikan luar sekolah. Baik sebagai objek atau pun subjeknya. Kita
tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan itu sendriri sangat peting bagi kita. Selain itu,
pendidikan tidak hanya dijalankan dalam perkotaan saja. Program pendidikan harus
disetarakan di setiap daerah. Baik perkotaan ataupun pedesaan sekalipun. Dukungan dari
berbagai pihak dan tentunya dari pemerintah itu sendiri sangat di butuhkan. Dari sinilah
usaha apa saja yang bisa kita lakukan adalah dengan melalui jalur pendidikan non formal
atau lebih dikenal dengan Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ini,
dapat membantu ketertinggalan yang terjadi pada Sumber Daya Manusia khususnya yang
ada di Negara kita ini. Kita harus mempunyai sikap optimis untuk mengangkat sejumlah
ketertinggalan yang terjadi ini. PLS ini sangat penting bagi SDM yang ada karena PLS
memiliki program-program yang mampu membantu menyetarakan pendidikan tersebut.

Pemerintah melalui semangat otonomi daerah adalah menggerakan program


pendidikan non formal tersebut, sebab berdasarkan UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional secara lugas dan tegas menyebutkan bahwa pendidikan non formal akan terus di
tumbuh kembangkan dalam kerangka mewujudkan pendidikan yang berbasis masyarkat,
serta pemerintah juga bertanggung jawab atas kelangsungan pendidikan non formal
sebagai upaya bagi penuntasan wajib belajar 9 tahun. Secara bertahap, akan dilakukan
sosialisasi dalam dunia PLS yang dapt digunakan untuk menggali dan memanfaatkan
SDM agar menjadi lebih baik lagi. Pendidikan Luar Sekolah ini sangat tepat untuk
digunakan sebagai alternative dalam meningkatkan sumber daya manusia tersebut.

Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, maka
program PLS lebih berorientasi pada kebutuhan pasar, tanpa mengesampingkan aspek
akademis. Oleh sebab itu Program PLS mampu meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, profesionalitas, produktivitas, dan daya saing dalam merebut peluang pasar
dan peluang usaha, maka yang perlu disusun Rencana strategis adalah :

1. Meningkatkan mutu tenaga kependidikan PLS;


2. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana dapat memperluas pelayanan PLS,
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil;
3. Meningkatkan pelaksanaan program kendali mutu melalui penetapan standard
kompetensi, standard kurikulum untuk kursus;
4. Meningkatkan kemitraan dengan pihak berkepentingan (stakholder) seperti Dudi,
asosiasi profesi, lembaga diklat; serta
5. Melaksanakan penelitian kesesuain program PLS dengan kebutuhan masyarakat
dan pasar. Demikian pula kaitan dengan peningkatan kualitas manajemen
pendidikan.

Strategi PLS dalam rangka era otonomi daerah, maka rencana strategi yang
dilakukan adalah:

1. Meningkatkan peranserta masyarakat dan pemerintah daerah


2. Pembinaan kelembagaan PLS
3. Pemanfaatan/pemberdayaan sumber-sumber potensi masyarakat
4. Mengembangkan sistem komunikasi dan informasi di bidang PLS
5. Meningkatkan fasilitas di bidang PLS

Semangat Otonomi Daerah PLS memusatkan perhatiannya pada usaha


pembelajaran di bidang keterampilan lokal, baik secara sendiri maupun terintegrasi.
Diharapkan mereka mampu mengoptimalkan apa yang sudah mereka miliki, sehingga
dapat bekerja lebih produktif dan efisien, selanjutnya tidak menutup kemungkinan
mereka dapat membuka peluang kerja.

Pendidikan luar sekolah dirasa sangat penting, selain yang telah disebutkan di
atas, PLS juga lebih berorientasi pada pasar dimana dapat dirasakan langsung
manfaatnya, baik oleh masyarakat maupun peserta didik itu sendiri.

Pendidikan luar sekolah menjadi tanggungjawab masyarakat dan pemerintah


sejalan dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat, penyelenggaraan PLS lebih
memberdayakan masyarakat sebagai perencana dan pelaksanaan serta pengendali. PLS
perlu mempertahankan falsafah lebih baik mendengar dari pada didengar. Selain itu,
Pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota secara terus menerus memberi perhatian
terhadap PLS sebagai upaya peningkatan SDM, dan PLS sebagai salah satu solusi
terhadap permasalahan masyarakat, terutama anak usia sekolah yang tidak mampu
melanjutkan pendidikan, dan anak usia putus sekolah.

Pendidikan luar sekolah juga tidak hanya bisa dilakukan pada usia sekolah.
Dengan adanya PLS ini, pendidikan pra sekolah pun bisa dilakukan. Salah satunya
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Usia pra sekolah ini beragam bisa dari usia 2 tahun
keatas. Krena pengertian dari usia pra sekolah itu sendiri adalah bisa dikatakan sebagai
usia dimana pendidikan yang diberikan pada anak yang belum memiliki kematangan
untuk mengenyam pada dunia pendidikan itu sendiri.

Seorang ahli berpendapat bahwa setiap anak yang baru dilahirkan diibaratkan
sebagai kertas putih yang belum ternoda sedikitpun. Orang tuanyalah yang nantinya akan
membentuk dan mejadikan anak tersebut menjadi manusia yang didinginkannya. (Jhon
Lhoke). Contoh program-program lain yang muncul dari Pendidikan Luar sekolah (PLS)
yaitu seperti Kesetaraan (Paket A, B, dan C), dan dari segi pembinaan kelembagaan yaitu
Kursus, PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ), TBM (Taman Baca Masyarakat).

Jadi, dari sini dapatt dibuktikan bahwa dalam PLS terdapat program-program
yang dapat membina dan mendidik bagi kalangan masyarak banyak demi meningkatkan
SDM yang berkualitas dan bermutu.
C. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan kegiatan


pendidikan sekolah, kaitan dengan dunia kerja dan kehidupan. Dalam kaitan dengan
pendidikan sekolah, fungsi PLS adalah sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen.
Kaitannya dengan dunia kerja, PLS mempunyai fungsi sebagai kegiatan yang menjembatani
seseorang masuk ke dunia kerja.Sedangkan dalam kaitan dengan kehidupan, PLS berfungsi
sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang.2 adapun
fungsi pendidikan luar sekolah ialah:

1. Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah


Substitusi atau pengganti mengandung arti bahwa PLS sepenuhnya menggantikan
pendidikan sekolah bagi peserta didik yang karena berbagai alasan tidak bisa menempuh
pendidikan sekolah. Materi pelajaran yang diberikan adalah sama dengan yang diberikan
di pendidikan persekolahan. Contoh: pendidikan kesetaraan yaitu Paket A setara SD
untuk anak usia 7-17 tahun, Paket B setara SLTP bagi anak usia 13-15 tahun, dan Paket C
setara SLTA bagi remaja usia SLTA. Setelah peserta  didik menamatkan studinya dan
lulus ujian akhir, mereka memperoleh ijazah yang setara SD, SLTP dan SLTA.

2. Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah


Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya
melengkapi apa yang diperoleh di bangu sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi
pendidikan persekolahan harus dilengkapi pada PLS. Pertama, karena tidak semua hal
yang dibutuhkan peserta didik dalam menempuh perkembangan fisik dan psikisnya dapat
dituangkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, jalur PLS merupakan wahana
paling tepat untuk mengisi kebutuhan mereka. Kedua, memang ada kegiatan-kegiatan
atau pengalaman belajar tertentu yang tidak biasa diajarkan di sekolah. Misalnya olah
raga prestasi, belajar bahasa asing di SD, dan sebagainya. Untuk pemenuhan kebutuhan
belajar macam itu PLS merupakan saluran yang tepat.   Bentuk-bentuk PLS yang
berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah dapat berupa kegiatan yang dilakukan
d sekolah, seperti kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, latihan drama, seni suara, PMR)

2
Sudjana. Pendidikan luar sekolah, (Bandung: Fallah production 2001), hl 30.
atau kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan terakhir ini dilakukan oleh
lembaga-lembaga PLS yang diselenggarakan masyarakat dalam bentuk kursus, kelompok
belajar dan sebagainya.

3. Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah


Pendidikan luar sekolah sebagai suplemen berarti kegiatan pendidikan yang
materinya memberikan tambahan terhadap materi yang dipelajari di sekolah. Sasaran
populasi PLS sebagai suplemen adalah anak-anak, remaja, pemuda atau orang dewasa,
yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah tertentu (SD sampai PT). Mengapa
mereka membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sebagai
tambahan pendidikan yang tidak diperoleh di sekolah? Pertama, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat,sehingga kurikulum sekolah sering
ketinggalan. Oleh karena itu, lulusan pendidikan sekolah perlu menyesuaikan
pengetahuan dan keterampilannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang. Hal itu dapat ditempuh  dengan melakukannya melalui
PLS. Kedua, pada umumnya lulusan pendidikan sekolah belum sepenuhnya siap terjun ke
dunia kerja. Oleh karena itu, lulusan tersebut perlu dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diminta oleh dunia kerja melalui PLS. Ketiga, proses belajar itu
sendiri berlangsung seumur hidup. Walaupun telah menamatkan pendidikan sekolah
sampai jenjang tertinggi, seseorang masih perlu belajar untuk tetap menyelaraskan
hidupnya dengan perkembangan dan tuntutan lingkungannya.

4. Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja


Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen bagi lulusan pendidikan
sekolah untuk memasuki dunia kerja. Lepas kaitannya dengan pendidikan sekolah, PLS
berfungsi sebagai jembatan bagi seseorang memasuki dunia kerja. Apakah orang tersebut
memiliki iazah pendidikan sekolah atau tidak. Seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan keaksaraannya di jalur PLS dan ia belum memiliki pekerjaan, dia
memerlukan jenis pendidikan luar sekolah yang bisa membawa ke dunia pekerjaan.
5. Fungsi PLS sebagai wahana ntuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan
Bertahan hidup (survival) harus melalui pembelajaran. Tidaklah mungkin seseorang
bisa mempertahankan hidupnya tanpa belajar mempertahankan hidup. Demikian pula
untuk mengembangkan mutu kehidupannya,seseorang harus melakukan proses
pembelajaran. Belajar sepanjang hayat merupakan wujud pertahanan hidup dan
pengembangan kehidupan. Pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari sistem
pendidikan dan belajar sepanjang hayat yang amat strategis untuk pengembangan
kehidupan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.

D. Karakteristik Model-Model Program Pendidikan

Karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tanda atau sifat khas pada pendidikan
luar sekolah yang juga dapat menjadi pembeda dengan yang lain. Secara umum
karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidak adanya kebakuan system sebagaimana
pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa kamil (2010) karakteristik pendidikan luar
sekolah meliputi penyelenggaraan, program, proses belajar, pembelajaran dan
pengendalian program.3

Karakteristik pendidikan luar sekolah dapat dilihat dari proses belajar


mengajarnya. Luasnya cakupan Pendidikan Luar Sekolah menimbulkan berbagai persepsi
terhadap berbagai program yang ada di masyarakat. Untuk lebih memperjelas satuan dan
jenis pendidikan Pendidikan Luar Sekolah, berikut dijelaskan karakteristik Pendidikan
Luar Sekolah menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut:

1. Dari segi tujuan


a) Jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu
yang fungsional bagi kehidupan masa kini dan masa depan. 
b) Kurang menekankan pentingnya ijazah, hasil belajar, berijazah atau tidak, dapat
diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau masyarakat.

2. Dari segi waktu

3
Mustofa Kamil, Pendidikan non formal pengembangan melalui pusat kegiatan belajar mengajar. (Bandung:
Alfabeta Bandung) hl.70.
Waktu relatif singkat, jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang dari
satu tahun. Lamanya penyelenggaraan program bergantung pada kebutuhan belajar
peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti program ialah kebutuhan, minat, dan
kesempatan waktu peserta. 
a) Menekankan masa sekarang dan masa depan, memusatkan layanan untuk
memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna meningkatkan kemampuan sosial
ekonominya dalam waktu bebas. 
b) Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak terus menerus, waktu ditetapkan
dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta
memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau berusaha.

3. Dari segi isi program

Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik, kurikulum bermacam ragam


sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi daerah pendidikan.

4. Dari segi proses pembelajaran


a) Dipusatkan dilingkungan masyarakat dan lembaga, kegiatan belajar mengajar
dapat dilakukan di berbagai lingkungan atau satuan Pendidikan Luar Sekolah. 
b) Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat, pada waktu mengikuti
program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan dunia kehidupan atau
pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional dengan kegiatan
belajar. 
c) Struktur program yang luwes, jenis dan urutan program kegiatan belajar
bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang
berjalan. 
d) Berpusat pada peserta didik, kegiatan pembelajaran dapat menggunakan sumber
belajar dari berbagai keahlian dan nara sumber. Peserta didik dapat menjadi
sumber belajar. Lebih menekankan kegiatan membelajarkan dibandingkan
mengajar. 
e) Penghematan sumber-sumber yang tersedia, memanfaatkan tenaga dan sarana
yang terdapat di masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka efisiensi
5. Dari segi pengadilan
a) Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik, pengendalian tidak
terpusatkan. Koordinasi dilakukan antar lembaga-lembaga terkait. Otonomi pada
tingkat program dan derah menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat. 
b) Pendekatan demokratis, hubungan pendidik dengan peserta didik bercorak
hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program dilakukan secara
demokratik.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya
menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Urgensi Pendidikan Luar Sekolah yang dimaksudkan untuk memberikan pelayanan


pendidikan pada masyarakat yang tidak mungkin dapat melayani pendidikan jalur
sekolah.Pendidikan luar sekolah (PLS) memiliki tujuan, yaitu :

1. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
2. Membina warga belajar supaya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan
melanjutkan ketingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah.

Fungsi Pendidikan luar sekolah adalah sebagai substitusi, komplemen, dan


suplemen. Kaitannya dengan dunia kerja, PLS mempunyai fungsi sebagai kegiatan yang
menjembatani seseorang masuk ke dunia kerja.

Menurut Mustofa kamil (2010) karakteristik pendidikan luar sekolah meliputi


penyelenggaraan, program, proses belajar, pembelajaran dan pengendalian program.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Remaja Karya.

Sudjana. 2001. Pendidikan luar sekolah. Bandung: Fallah production.

Kamil, M. 2009. Pendidikan non formal pengembangan melalui pusat kegiatan belajar
mengajar, Bandung: Alfabeta Bandung.

Anda mungkin juga menyukai