Disusun oleh:
Kelompok 1
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengizinkan penulis
dalam menyusun dan menulis makalah. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
lulus mata kuliah pendidikan luar sekolah.
Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen, rekan rekan dan semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan saran atas penyusunan makalah.
Andai ada kekurangan dalam makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan
penulis mengharapkan saran serta masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang
mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan
terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai
usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa
yang akan datang. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, tercantum butir kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat
tersebut sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk
mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan
diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan
pendidikan yang maju adalah terciptanya budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya
pendidikan yang maju dan budaya baca yang telah mengakar pada masyarakat maka akan
muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas dalam kehidupannya.
UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 13, memuat jalur
pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada tujuan
utama pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis membuat makalah tentang Pendidikan
Luar Sekolah (PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non formal. Didalam makalah
ini kami akan membahas konsep dasar pendidikan luar sekolah Dan perbedaan pendidikan
luar sekolah Dan pendidikan sekolah.
B. Rumus Masalah
1. Apa Pengertian dan Hakikat Pendidikan Luar Sekolah?
2. Apa Urgensi Pendidikan Luar Sekolah?
3. Apa Fungsi Pendidikan Luar Sekolah?
4. Apa Karakteristik Model-Model Program Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian dan Hakikat Pendidikan Luar Sekolah.
2. Mengetahui Urgensi Pendidikan Luar Sekolah.
3. Mengetahui Fungsi Pendidikan Luar Sekolah.
4. Mengetahui Karakteristik Model-Model Program Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya
menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. 1
Empat hal di atas sebenarnya mengandung arti bahwa pendidikan luar sekolah harus
berorientasi ke masa depan. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut pelembagaan pendidikan
luar sekolah di masyarakat menjadi suatu tuntutan yang harus dilaksanakan. Misi ini
dilaksanakan untuk membantu percepatan tercapainya masyarakat yang cerdas, terampil,
disiplin, berdaya saing dan gemar membaca.
1
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan. (Bandung: CV. Remaja Karya, 1985) hl. 36.
B. Urgensi Pendidikan Luar Sekolah
1. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
2. Membina warga belajar supaya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan
melanjutkan ketingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah.
Penyelenggaraan PLS Urgen disini berarti penting. Jadi yang dimaksud seutuhnya
adalah pentingnya pendidikan luar sekolah. Baik sebagai objek atau pun subjeknya. Kita
tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan itu sendriri sangat peting bagi kita. Selain itu,
pendidikan tidak hanya dijalankan dalam perkotaan saja. Program pendidikan harus
disetarakan di setiap daerah. Baik perkotaan ataupun pedesaan sekalipun. Dukungan dari
berbagai pihak dan tentunya dari pemerintah itu sendiri sangat di butuhkan. Dari sinilah
usaha apa saja yang bisa kita lakukan adalah dengan melalui jalur pendidikan non formal
atau lebih dikenal dengan Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) ini,
dapat membantu ketertinggalan yang terjadi pada Sumber Daya Manusia khususnya yang
ada di Negara kita ini. Kita harus mempunyai sikap optimis untuk mengangkat sejumlah
ketertinggalan yang terjadi ini. PLS ini sangat penting bagi SDM yang ada karena PLS
memiliki program-program yang mampu membantu menyetarakan pendidikan tersebut.
Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, maka
program PLS lebih berorientasi pada kebutuhan pasar, tanpa mengesampingkan aspek
akademis. Oleh sebab itu Program PLS mampu meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, profesionalitas, produktivitas, dan daya saing dalam merebut peluang pasar
dan peluang usaha, maka yang perlu disusun Rencana strategis adalah :
Strategi PLS dalam rangka era otonomi daerah, maka rencana strategi yang
dilakukan adalah:
Pendidikan luar sekolah dirasa sangat penting, selain yang telah disebutkan di
atas, PLS juga lebih berorientasi pada pasar dimana dapat dirasakan langsung
manfaatnya, baik oleh masyarakat maupun peserta didik itu sendiri.
Pendidikan luar sekolah juga tidak hanya bisa dilakukan pada usia sekolah.
Dengan adanya PLS ini, pendidikan pra sekolah pun bisa dilakukan. Salah satunya
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Usia pra sekolah ini beragam bisa dari usia 2 tahun
keatas. Krena pengertian dari usia pra sekolah itu sendiri adalah bisa dikatakan sebagai
usia dimana pendidikan yang diberikan pada anak yang belum memiliki kematangan
untuk mengenyam pada dunia pendidikan itu sendiri.
Seorang ahli berpendapat bahwa setiap anak yang baru dilahirkan diibaratkan
sebagai kertas putih yang belum ternoda sedikitpun. Orang tuanyalah yang nantinya akan
membentuk dan mejadikan anak tersebut menjadi manusia yang didinginkannya. (Jhon
Lhoke). Contoh program-program lain yang muncul dari Pendidikan Luar sekolah (PLS)
yaitu seperti Kesetaraan (Paket A, B, dan C), dan dari segi pembinaan kelembagaan yaitu
Kursus, PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ), TBM (Taman Baca Masyarakat).
Jadi, dari sini dapatt dibuktikan bahwa dalam PLS terdapat program-program
yang dapat membina dan mendidik bagi kalangan masyarak banyak demi meningkatkan
SDM yang berkualitas dan bermutu.
C. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah
2
Sudjana. Pendidikan luar sekolah, (Bandung: Fallah production 2001), hl 30.
atau kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan terakhir ini dilakukan oleh
lembaga-lembaga PLS yang diselenggarakan masyarakat dalam bentuk kursus, kelompok
belajar dan sebagainya.
Karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tanda atau sifat khas pada pendidikan
luar sekolah yang juga dapat menjadi pembeda dengan yang lain. Secara umum
karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidak adanya kebakuan system sebagaimana
pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa kamil (2010) karakteristik pendidikan luar
sekolah meliputi penyelenggaraan, program, proses belajar, pembelajaran dan
pengendalian program.3
3
Mustofa Kamil, Pendidikan non formal pengembangan melalui pusat kegiatan belajar mengajar. (Bandung:
Alfabeta Bandung) hl.70.
Waktu relatif singkat, jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang dari
satu tahun. Lamanya penyelenggaraan program bergantung pada kebutuhan belajar
peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti program ialah kebutuhan, minat, dan
kesempatan waktu peserta.
a) Menekankan masa sekarang dan masa depan, memusatkan layanan untuk
memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna meningkatkan kemampuan sosial
ekonominya dalam waktu bebas.
b) Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak terus menerus, waktu ditetapkan
dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta
memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau berusaha.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya
menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
1. Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
2. Membina warga belajar supaya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan
melanjutkan ketingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Remaja Karya.
Kamil, M. 2009. Pendidikan non formal pengembangan melalui pusat kegiatan belajar
mengajar, Bandung: Alfabeta Bandung.