MONITORING KURIKULUM
Disusun oleh:
Nur Fauziyah
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini telah kami susun semaksimal
mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka,
kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
kelompok kami sehingga dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga bisa memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Hormat Kami,
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Target dalam kegiatan monitoring ini lebih dipusatkan pada peninjauan terhadap
kelancaran proses pelaksanaan kurikulum dan sarana yang dibutuhkan di dalam kegiatan
tersebut. Untuk hasil belajar peserta didik bukan menjadi target utama dalam kegiatan
monitoring ini.
1
DR Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) h.363
2
Prof DR Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
h.201
6
pembelajaran. 3) Menyumbang pada akuntabilitas. 4) Menyediakan sumber informasi prestasi.
5) Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan. 3
Monitoring dan evaluasi adalah dua hal yang serupa tapi tidak sama, namun keduanya
membutuhkan berbagai unsur dan juga alat yang sama, seperti terdapatnya sasaran program
yang jelas, target dan indikasi, dan juga basis data yang memuat data terbaru. Sasaran perlu
ditetapkan sejak awal perencanaan, begitu juga dengan indikator dan target utama. Monitoring
dapat mempermudah pengawas dalam pengamatan tren dan problem, bahkan jika perlu
dilakukan penyesuaian dalam rencana implementasi secara tepat waktu. Monitoring dan
evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan praktik baik,
untuk disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai dasar untuk
“merayakan” keberhasilan. Selain itu, monitoring dan evaluasi merupakan wahana peran serta
penerima manfaat program atau kegiatan yang sangat efektif bila dilakukan dengan benar.4
Menurut Wrihatnolo definisi dan konsep dasar dari monitoring adalah fungsi
manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung yang mana dilakukan
oleh seorang pimpinan, maka hal tersebut mengandung fungsi pengendalian. Monitoring
mencakup beberapa poin, antara lain : (a) penelusuran pelaksanaan kegiatan dan hasilnya
(output), (b) pelaporan terkait kemajuan, (c) identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan
pelaksanaan. Dalam pengembangan kurikulum, yang harus dimonitoring adalah pelaksanaan
dan juga hasil dari pengembangan kurikulum tersebut, yang mana juga dilengkapi dengan
laporan kemajuan dan kendala dalam pengembangan atau pelaksanaannya.
Cara pelaksanaan monitoring kurikulum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan dengan seperangkat kegiatan
monitoring yang sama, antara lain kegiatan yang terkait dengan mengumpulkan, mencatat,
mengolah informasi dan pelaksanaan suatu program, kemudian dituliskan dalam satu
laporan monitoring.5
3
DR Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) h.364
4
http://www.wrihatnolo.blogspot.com/www.slideshare.net/wrihatnolo
5
DR Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) h.45
7
a. Monitoring Langsung
Pengertian monitoring langsung adalah pemantauan yang dilaksanakan dengan cara
mengunjungi lokasi program berlangsung. Dengan cara seperti ini, petugas monitoring
dapat mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan secara bebas. Agar
pengumpulan informasi tersebut dapat berjalan secara efisien maka diperlukan strategi
pengumpulan data, yaitu :
1) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data, seperti menyiapkan daftar
apa saja yang harus dipantau
2) Menggali informasi pada orang-orang yang berkepentingan dalam
pelaksanaan kurikulum tersebut.
3) Melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan mencatat informasi yang
diperlukan sesuai dengan tujuan monitoring.
Tentu suatu hal memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan cara
ini antara lain adalah :
Sedangkan kelemahan dari cara monitoring ini antara lain dapat disebutkan antara
lain sebagai berikut :
1) Memerlukan biaya yang mungkin lebih besar karena harus mengirim petugas
monitoring ke lapangan.
2) Memerlukan tingkat ketelitian yang lebih, karena dengan melakukan
wawancara langsung seringkali hasilnya tidak sesuai jika petugas monitoring
kurang teliti.
b. Monitoring Tidak Langsung
Cara ini sedikit berbeda dengan monitoring langsung, karena petugas monitoring
tidak perlu terjun ke lapangan. Petugas monitoring cukup melakukan penggalian data
8
dengan mengirim seperangkat daftar isian untuk diisi oleh orang yang terkait di
lapangan atau biasa disebut dengan angket. Cara tidak langsung ini dapat juga
dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui laporan-laporan yang telah dibuat
pimpinan pemantau.
Sama halnya denga monitoring langsung, cara ini tentu juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangannya. Beberapa kelebihan menurut pemakalah antara lain
adalah :
1) Relatif murah karena tidak memerlukan biaya transportasi untuk mengirim
petugas monitoring ke lapangan.
2) Responden yang bersangkutan tidak perlu ragu ataupun malu dalam mengisi
angket, dan juga mungkin terdapat beberapa kritik serta saran dapat
disampaikan dengan bebas dan leluasa.
3) Pelaksanaannya relatif mudah jika angket tersebut telah dilengkapi dengan
langkah-langkah pengisian.
4) Dapat mengumpulkan data sebanyak mungkin, sesuai dengan yang diinginkan
tanpa ada hambatan biaya yang begitu besar.
6
DR Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) h.364
9
1) Menentukan kegiatan utama yang harus dipantau. Dalam hal ini monitoring
dapat difokuskan pada beberapa hal, seperti metode atau bahan ajar yang telah
dikembangkan, apakah sekolah ataupun guru sudah mengembangkan metode
dan bahan ajar yang telah ditetapkan, atau dari pengembangan tersebut apa telah
menghasilkan metode dan bahan ajar yang sesuai.
Poin pentingnya adalah tidak semua aspek harus benar-benar
dimonitoring, cukup memantau apa yang telah dilakukan, output apa saja yang
telah dihasilkan, dimana tempatnya, kapan dilaksanakannya, dan untuk siapa hal
tersebut dilakukan. Kemudian hasil monitoring tersebut dibandingkan dengan
rencana awal, perbedaan antara rencana awal dan hasil dari monitoring yang
telah terkumpul dijadikan dalam satu laporan, selanjutnya mengidentifikasi
sejauh mungkin faktor-faktor penyebab perbedaan tersebut bisa terjadi.
Prosedur penyimpanan data juga sangat penting untuk mempermudah
ketika penyusunan laporan yang akurat dan efisien. Sebisa mungkin sumber data
yang telah dikumpulkan dapat dimanfaatkan dengan baik. Buat format laporan
yang tidak terlalu rumit, dengan menggunakan sajian visual atau grafik untuk
beberapa hasilnya.
3) Menentukan siapa saja penerima laporan hasil monitoring. Ada baiknya jika
laporan hasil monitoring tidak hanya disebarkan kepada pihak pemerintah
(eksekutif dan legislatif), tapi juga pada pihak pelaksananya (contoh: dinas
pendidikan, depag, sekolah,dan para guru), instansi pemerintah pusat dan juga
wakil-wakil penerima manfaat agar dapat memberikan feedback atau umpan
10
balik. Sebaiknya dibuatkan pertemuan berkala untuk meninjau kembali tingkat
kemajuan serta memutuskan kesesuaian rencana implementasi.7
7
http://www.wrihatnolo.blogspot.com/www.slideshare.net/wrihatnolo
11
tugas pembelajaran, setiap guru diharuskan memiliki kualifikasi akademik dan
8
kompetensi sebagai agen pembelajaran.
a) Kompetensi pedagogik
b) Kompetensi kepribadian
c) Kompetensi sosial
d) Kompetensi profesional
Sumber belajar sendiri pada umumnya terdiri dari media yang dirancang (by
design) dan media yang dimanfaatkan (by utilization). Dalam proses monitoring
8
DR Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009) h.372
9
Ibid, h.378
12
pemberdayaan media dan sumber belajar, ada beberapa poin yang harus
diperhatikan :
5) Perangkat Pembelajaran
Poin penting lainnya yang harus dipantau dalam kegiatan pembelajaran
adalah adanya silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai
perangkat pembelajaran. Dengan adanya poin ini, sangat diharapkan dapat
menjadikan pembelajaran lebih terarah dalam mencapai kompetensi yang dituju.
Terdapat beberapa hal yang harus perhatikan dan dipantau pada aplikasi
silabus dan RPP dalam implementasinya di dalam proses pembelajaran, diantaranya
adalah :
a) Penentuan alokasi waktu (merujuk pada kalender akademik dan prota-
promes)
b) Perumusan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar serta standar
kompetensi lulusan
c) Langkah-langkah dalam pembelajaran
d) Penentuan alat dan media pembelajaran yang mendukung
e) Perumusan sistem evaluasi dan penilaian pada ranah pendidikan
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Soekartawi, DR., Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta;
1995.
http://www.wrihatnolo.blogspot.com/www.slideshare.net/wrihatnolo.
15