Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

“ MONITORING DAN PEMBINAAN KURIKULUM”

Di ajukan sebagai tugas makalah untuk di presentasikan


Di susun oleh :

ALFIRA ARSYAD ( 18 35 006 )


MIFTAHUL JANNAH ( 18 35 009)
R I ZAL ( 18 35 017 )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAI’YAH ( PGMI ) SEM VI


STAI DDI MAROS
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis ungkapkan atas begitu banyak limpahan rahmat yang
penulis terima, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan bagi Rasulullah SAW beserta keluarga,
sahabat dan para pengikut beliau.

Seiring dengan ini hormat takdzim penulis haturkan kepada segenap teman, sahabat,
dan keluarga yang telah memberikan inspirasi yang luar biasa bagi penulis dalam menjalani
ritme kehidupan dan mencipta harmoni dalam memahami isyarah Ilahi.

Merupakan sebuah berkah bagi penulis bahwa terselesaikannya penulisan makalah ini
menjadi bukti nyata dari usaha dan kerja keras penulis di sela-sela kesibukan rutinitas yang
menyita waktu dan energi yang tidak sedikit. Namun penulis merasa perlu menegaskan bahwa
dibalik kesuksesan yang penulis rasakan, ada orang-orang sukses yang menjadi uswah dan
motivasi bagi penulis.

Sudah tentu apa yang bisa penulis sajikan dalam lembar sederhana ini sungguh masih
jauh dari sempurna. Adalah keterbatasan waktu, dan referensi, serta ke-kurang telitian penulis
dalam menyusun kerangka penulisan, sebagai manusia biasa yang dlaief bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi pembaca untuk menilai karya ini secara objektif.

Untuk memperkaya isi dan mempertajam analisa dalam karya ini, masukan dari semua
pihak selalu penulis harapkan. Akhirnya, kepada Allah jualah penulis berharap dan serahkan
segala urusan.

Kelompok 3.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dari satu kurikulum menuju kurikulum yang selanjuntnya memiliki


konsekuensi terhadap berbagai aspek pembelajaran di sekolah. Konsekuensi tersebut
bukan hanya pada implementasi atau proses pembelajaran, akan tetapi juga pada
penetapan kriteria keberhasilan. Perubahan juga terjadi pada wilayah paradigma yang
membawa implikasi pada acuan standar penilaian.
Banyak metode monitoring yang bisa digunakan dalam monitoring kurikulum
yang pada dasarnya dapat diterapkan dalam setiap kegiatan monitoring program. Secara
umum para pemantau kebijakan dapat dibagi menjadi dua kelompok; yaitu pertama,
pemantau kebijakan yang berorientasi pada penguasaan dan penggunaan metode, kedua,
pemantau kebijakan yang berorientasi pada pemecahan masalah dan tujuan monitoring.
Pemantau kebijakan yang termasuk kelompok pertama biasanya telah menguasai metode
monitoring program, teknik analisis, dan instrumen untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Adapun pemantau kebijakan yang termasuk kelompok kedua tidak terlalu
menguasai metode monitoring melainkan ia melakukan monitoring dengan premis bahwa
pemilihan metode monitoring program didasarkan atas tujuan yang telah ditentukan.
Terdapat banyak model yang dapat digunakan dalam monitoring program
pendidikan (pengembangan kurikulum). Meskipun antara satu dengan lainnya berbeda,
tetapi mempunyai maksud yang sama, yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau
informasi yang berkenaan dengan objek yang dipantau, yang tujuannya menyediakan
bahan bagi pengambil kebijakan dalam menentukan tindak lanjut (follow up) suatu
program atau pengembangan. Monitoring program dapat menggunakan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, atau gabungan dari keduanya. Pada makalah ini akan membahas
tentang model monitoring dalam pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diformulasikan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep monitoring kurikulum?
2. Bagaimana pelaksaan monitoring kurikulum?
3. Bagimana kerangka kegiatan monitoring kurikulum?
4. Apa pengertian Pembinaan?
5. Apa tujuan monitoring dan pembinaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep monitoring kurikulum
2. Untuk mengetahui pelaksaan monitoring kurikulum
3. Untuk mengetahui kerangka kegiatan monitoring kurikulum
4. Untuk mengetahui pengertian Pembinaan
5. Untuk mengetahui tujuan monitoring dan pembinaan
BAB II

MONITORING KURIKULUM

A. Konsep Monitoring Kurikulum


Menurut Rusman monitoring atau pemantauan yaitu kegiatan yang menyertakan
proses pengumpulan, penganalisisisan, pencatatan, pelaporan, dan penggunaan informasi
manajemen tentang pelaksanaan pembelajaran. (Rusman, 2009 : 363)
Kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum pada dasarnya
dimaksudkan untuk mengetahui sampai di mana kurikulum baru itu telah dilaksanakan di
sekolah-sekolah dan persoalan-persoalan apa ang dirasakan di dalam melaksanakan
kurikulum tersebut. Dengan kata lain, kegiatan monitoring ini sebenarnya merupakan
kegiatan mengikuti jalannya pelaksanaan kurikulum di sekolah pada tahun-tahun
permulaan ditetapkannya kurikulum tersebut.
Sasaran di dalam kegiatan monitoring ini lebih dipusatkan pada pemantauan
terhadap kelancaran proses pelaksanaan kurikulum serta sarana yang diperlukan di dalam
kegiatan pelaksanaan tersebut. Segi hasil belajar murid tidak menjaadi sasaran utama di
dalam kegiatan monitoring ini.
Untuk mengumpulkan keterangan di dalam pelaksanaan monitoring tersebut dapat
digunakan wawancara, observasi maupun angket untuk para pelaksana. Monitoring
dilakukan pada tahun-tahun permulaan dilaksanakanna kurikulum baru di sekolah-
sekolah, dimana kegiatan ini dilakukan oleh pihak pengembang kurikulum untuk
mengambil tindakan guna memperlancar penyebaran dan pelaksanaan kurikulum di
sekolah-sekolah. (Oemar Hamalik, 2007 : 201)
Tujuan utama dari kegiatan memantau pelaksanaan pembelajaran adalah : 1).
Menyediakan informasi yang relevan. 2). Mendorong diskusi mengenai kemajuan
pelaksanaan pembelajaran. 3). Menyumbang pada akuntabilitas. 4). Menyediakan sumber
informasi prestasi. 5). Memberikan masukan bagi pengambilan keputusan. (Rusman,
2009 : 364)
Monitoring dan evaluasi merupakan dua hal yang serupa namun tidak sama, tetapi
keduanya memerlukan berbagai unsur dan alat yang sama, antara lain adanya sasaran-
sasaran program yang jelas, target dan indikator, serta basis data yang mengandung data
mutakhir. Sasaran (output, outcome, impact) perlu ditetapkan sejak awal (pada saat
perencanaan), begitu pula dengan indikator dan sasaran utama. Monitoring dapat
mempermudah kita dalam mengamati terus-menerus trend dan masalah, dan bila perlu
melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan secara
tepat waktu.
Bila dikaitkan dengan sistem monitoring yang kokoh, evaluasi tidak hanya dapat
mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai
kapan, mengapa, dan bagaimana implementasi program meleset dari rencana semula dan
kemudian menyajikan rekomendasi untuk mengatasi masalah itu monitoring dan evaluasi
dapat dipakai mengidentifikasi dan mengatasi masalah. Monitoring dan evaluasi juga
penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan praktik baik, untuk
disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai dasar untuk
“merayakan” keberhasilan. Selain itu, monitoring dan evaluasi merupakan wahana peran
serta penerima manfaat program/kegiatan yang sangat efektif bila dilakukan dengan
benar. (Wrihatnolo, 2009 : html)
Definisi dan konsep dasar monitoring menurut Wrihatnolo merupakan fungsi
manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung yang apabila
dilakukan oleh seorang pimpinan maka mengandung fungsi pengendalian. Monitoring
mencakup antara lain: (a) penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya (outputs),
(b) pelaporan tentang kemajuan (c) identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan
pelaksanaan. Dalam pengembangan kurikulum, hal yang dimonitoring adalah
pelaksanaan dan hasil pengembangan kurikulum tersebut, yang disertai dengan pelaporan
kemajuan dan kendala dalam pengembangannya atau pelaksanaannya.

B. Pelaksanaan Monitoring Kurikulum


Cara pelaksanaan pemantauan (monitoring) terhadap kurikulum dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu cara langsung dan tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan
dengan seperangkat kegiatan monitoring yang sama yaitu kegiatan ang berkaitan dengan
mengumpulkan, mencatat, mengolah informasi dan pelaksanaan suatu proyek, kemudian
dituangkan dalam suatu laporan monitoring. (Soekartawi, 1995 : 45)
a. Pemantauan Langsung
Pengertian pemantauan langsung adalah pemantauan yang dilakukan dengan cara
mengunjungi lokasi proyek. Dengan cara demikian petugas monitoring dapat secara
bebas mengumpulkan informasi ang diperlukan. Agar pengumpulan informasi dapat
berjalan secara efesien maka diperlukan strategi pengumpulan data yaitu;
1. Mempersiapkan instrument pengumpulan data ; misalnya dengan menyiapkan
daftar isi.
2. Menggali informasi pada orang-orang penting yang memegang posisi dalam
pelaksanaan kurikulum tersebut.
3. Melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan petugas monitoring dapat
mencatat informasi yang diperlukan sesuai dengan kehendaknya (sesuai dengan
tujuan monitoring).

Contoh daftar isi ;

Komponen Segi yang dipantau Komentar hasil pemantauan

 Pelaksanaan
1. Apakah pelaksanaan kurikulum
berjalan dengan baik?
2. Apakah sarana pelaksanaan
kurikulum sudah ada?
1. Tujuan  Relevansi
1. Apakah pelaksanaan kurikulum
sesuai dengan relevan dengan
kebutuhan masyarakat?
2. Apakah serasi dengan kebutuhan
masyarakat?
Berdasarkan pembahasan diatas, perlu kiranya dilakukan analisa dalam pelaksanaan
monitoring secara langsung ini, yang tentu saja terdapat kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihan cara ini diantaranya sebagai berikut :

1) Didapatkan data yang sesuai dengan yang dimaksudkan.


2) Data yang dikumpulakan adalah data yang relative lebih akurat karena data
dikumpulkan sendiri oleh petugas monitoring dan merupakan data primer.
3) Dengan cara langsung ini petugas bukan saja mengumpulan data tetapi juga dapat
memberikan saran-saran bila tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.

Sedangkan kelemahan dari cara monitoring langsung ini antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut ;

1) Memerlukan biaya yang relative besar karena bukan saja factor jarak (tranformasi)
tetapi juga untuk mengirim petugas monitoring ke lokasi.
2) Memerlukan ketelitian yang lebih, sebab dengan wawancara langsung, seringkali
hasilnya tidak sesuai bila petugas monitoring tidak pandai-pandai menggali data yang
baik dan benar. (Soekartawi, 1995 : 45-46)
b. Pemantauan Tidak Langsung
Cara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke lokasi; tetapi
penggalian data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat daftar isian untuk diisi oleh
orang lain di lokasi penelitian. Cara tidak langsung ini juga dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui laporan-laporan yang dibuat pimpinan pemantau.

Seperti halnya pemantauan langsung, cara ini pun penurut pemakalah masih terdapat
kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dari cara ini yaitu ;
1) Relatif murah, karena petugas tidak perlu pergi ke tempat lokasi.
2) Responden tidak perlu ragu-ragu atau malu dalam mengisi daftar isian. Dan juga bila
terdapat kritik atau saran maka dapat dituliskan secara bebas.
3) Pelaksanaannya relatif mudah bila daftar isian tersebut dilengkapi dengan cara
pengisian.
4) Data yang dikumpulkan dapat sebanyak mungkin, sesuai yang dikehendaki tanpa ada
hambatan biaya yang berarti.
Sedangkan kelemahannya yaitu;
1) Baik-buruknya data sulit dicek.
2) Adanya perbedaan persepsi dalam pengisian daftar isian.
3) Masalah muncul bila daftar isian jatuh pada responden yang serius mengisi daftar
isian.
4) Hasil isian tidak relatif sesuai dengan kenyataan. (Soekartawi, 1995 : 46-47)

C. Kerangka Kegiatan Monitoring Kurikulum


Kerangka kegiatan monitoring kurikulum pada dasarnya dibuat untuk
menyediakan sebuah basis konseptual dan metodologi yang akan digunakan untuk
memfasilitasi pengumpulan informasi dan pelaporan. (Rusman, 2009 : 364)
a. Langkah Awal Kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran
Kerangka kegiatan monitoring/pemantauan pelaksanaan pembelajaran sebaiknya
mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan kegiatan utama yang harus dimonitor, dalam hal ini monitoring dapat
difokuskan pada hal-hal seperti metode atau bahan ajar yang telah dikembangkan,
sudahkan sekolah atau guru mengembangkan metode dan bahan ajar seperti yang
telah ditetapkan, apakah dalam pengembangan tersebut menghasilkan metode dan
bahan ajar yang sesuai.
Hal yang perlu diingat adalah jangan berusaha untuk memonitor segala
aspek, yang penting memonitor apa yang telah dilakukan, keluaran apa yang
dihasilkan, di mana, kapan, oleh siapa, dan untuk siapa. Kemudian, hasil
monitoring itu dibandingkan dengan rencana semula, selisih antara rencana dan
hasil monitoring dibuat laporannya, dan kemudian sejauh mungkin faktor-faktor
penyebab perbedaan itu diidentifikasi.
Tata cara penyimpanan data juga penting untuk mempermudah
penyusunan laporan yang akurat dan tepat waktu. Sedapat mungkin sumber data
yang telah dikumpulkan secara rutin dimanfaatkan. Ciptakan format pelaporan
yang tidak terlalu rumit, dengan sebagian hasilnya disajikan secara visual/grafik.
2) Menentukan pihak mana yang akan melakukan monitoring dan kapan dilakukan.
Sebaiknya pihak yang melakukan monitoring yang dimaksud di sini bukan pihak
pengelola program langsung, untuk menjaga independensi. Dengan menganut
asas partisipatif, wakil-wakil penerima manfaat program/kegiatan sedapat
mungkin bersama-sama melakukan monitoring. Mengenai frekuensi, hal ini
sebaiknya dilakukan paling tidak setiap enam bulan sekali untuk sebuah program
jangka menengah atau jangka panjang.
3) Menentukan siapa saja yang akan menerima laporan hasil monitoring. Sebaiknya
laporan hasil monitoring disebarkan tidak hanya pada pihak-pihak pemerintah
(eksekutif dan legislatif), tetapi juga pada pihak pelaksana (misalnya: dinas
pendidikan, depag, sekolah, guru), instansi pemerintah pusat serta wakil-wakil
kelompok penerima manfaat untuk meminta umpan balik. Buatlah pertemuan
berkala untuk meninjau kembali tingkat kemajuan serta memutuskan apakah
rencana implementasi perlu disesuaikan. (Wrihatnolo, 2009 : html)
b. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Keberhasilan pelaksanaan dalam mencapai tujuan kurikuler sangat bergantung
pada beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor guru, ketersediaan sarana dan
prasarana, sistem penilaian yang digunakan, buku sebagai sumber belajar, dan
perangkat pembelajaran. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dipaparkan faktor-
faktor tersebut agar dapat dijadikan acuan dasar dalam pemantauan pelaksanaan
pembelajaran.
1) Standar Kompetensi Guru
Guru yang profesional harus memenuhi standar kompetensi guru. Standar
kompetensi guru merupakan ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku untuk kualifikasi jabatan fungsional
sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikan.
Ruang lingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen
kompetensi, yaitu :
a) Kompetensi pengelolaan pembelajaran.
b) Kompetensi pengembangan potensi.
c) Kompetensi penguasaan akademik. (Depdiknas, 2004 : 9)
2) Kompetensi Dasar Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran merupakan kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh setiap guru. Mengingat serba kompleksnya tugas-
tugas pembelajaran, setiap guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran. (Rusman, 2009 : 372)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi
Guru, standar kompetensi guru dikembangkan dari empat kompetensi, yaitu :
a) Kompetensi pedagogik,
b) Kompetensi kepribadian,
c) Kompetensi sosial, dan
d) Kompetensi profesional. (Depdiknas, 2004 : 10)

3) Sarana dan Prasarana


Implementasi kurikulum haruslah didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai. Disamping gedung untuk ruangan kelas, meja dan kursi yang
ahrus sesuai dengan jumlah siswa dan guru, ruangan kantor, laboratorium, alat
pembelajaran dan perpustakaan, diperluakn pula pengadaan sarana penunjang
seperti tempat ibadah, kebun percontohan, koperasi, dan studio mini agar siswa
dapat m erasakan miniatur kehidupan yang sesungguhnya. (Rusman, 2009 : 378)
Untuk melengkapi sarana diatas, diperlukan pula prasarana yang baik
seperti media cetak, televisi, radio dan internet (e-learning).

4) Penggunaan Media dan Sumber Belajar


Dalam komponen kurikulum, kedudukan media bisa disejajarkan dengan
metode. Karena suatu metode yang dipakai dalam proses pembelajaran biasanya
akan menuntut media apa yang bisa diintegrasikan dan diadaptasikan dengan
kondisi yang dihadapi.
Pada umumnya, sumber belajar terdiri dari media yang dirancang (by
design) dan media yang dimanfaatkan (by utilization). Dalam proses pemantauan
pemberdayaan media dan sumber belajar, kiranya peru diperhatiakan hal-hal
sebagai berikut :
a) Melakukan pengkajian terhadap fasilitas dan sumber belajar yang tersedia,
b) Mendiagnosis kinerja guru dalam memaksimalkan media melalui RPP,
c) Meninjau daya dukung dan penyediaan sarana dan fasilitas terhadap program
yang dicanangkan. (Rusman, 2009 : 381)

5) Perangkat Pembelajaran
Hal lain yang harus dipantau dalam kegiatan pembelajaran adalah adanya
perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal
ini diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih terarah untuk mencapai
ompetensi yang diharapkan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipantau pada aplikasi
silabus dan RPP dalam implementasinya di dalam proses pembelajaran.
Diantaranya adalah :
a) Penentuan alokasi waktu (merujuk pada kalender akademik dan prota-promes),
b) Perumusan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar dan standar kompetensi
lulusan,
c) Langkah-langkah dalam pembelajaran,
d) Penentuan alat, dan media pembelajaran yang mendukung, dan
e) Perumusan sistem evaluasi dan penilaian pada ranah-ranah pendidikan.

Dari pemantauan proses pembelajaran inilah bisa diketahui selisih antara perencanaan
dan pelaksanaan. Sehingga bisa dijadika bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan.

D. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata dasar bina yang berarti latihan, didikan. Sedangkan
pengertian pembinaan itu sendiri adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang berupa
pendidikan maupun pelatihan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yg lebih baik. Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara
dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan dengan
maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan
rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan. pembinaan dapat
ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu berasal dari sudut pembaharuan dan berasal dari
sudut pengawasan. Pembinaan yang berasal dari sudut pembaharuan yaitu mengubah
sesuatu menjadi yang baru dan memiliki nilai-nilai lebih baik bagi kehidupan masa yang
akan datang. Sedangkan pembinaan yang berasal dari sudut pengawasan yaitu usaha
untuk membuat sesuatu lebih sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.

E. Tujuan Monitoring Dan Pembinaan

Tujuan pembinaan secara umum adalah melatih atau mendidik individu maupun
kelompok, dengan tindakan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
yang diinginkan. Sedangkan tujuan monitoring sendiri adalah:

1.  Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.


2.   Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.
3.     Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat
untuk mencapai tujuan kegiatan.
4.      Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan.
5.       Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari
tujuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menjelaskan Konsep Monitoring Kurikulum
Monitoring atau pemantauan yaitu kegiatan yang menyertakan proses pengumpulan,
penganalisisisan, pencatatan, pelaporan, dan penggunaan informasi manajemen
tentang pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Monitoring Kurikulum.
a. Pemantuan Langsung
b. Pemantauan Tidak Langsung
3. Kerangka Kegiatan Monitoring Kurikulum
a. Langkah Awal Kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran
b. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1) Standar Kompetensi Guru
2) Kompetensi Dasar Pelaksanaan Pembelajaran
3) Sarana dan Prasarana
4) Penggunaan Media dan Sumber Belajar
5) Perangkat Pembelajaran
B. Saran
Meski ada beberapa kesamaan dan keterkaitan antara monitoring dan evaluasi,
sebaiknya secara konsepsional hal itu dipahami, dirancang, serta dilaksanakan secara
terpisah. Dengan demikian, sebaiknya penggunaan istilah “monev” dihindari karena
merancukan antara dua hal yang berbeda. Penggunaan istilah “monitoring (atau
pemantauan)” dan “evaluasi” secara terpisah akan membantu menekankan perbedaan
proses, tujuan, dan kegunaan masing- masing fungsi atau proses itu.
DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik, Prof. DR. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya,


Bandung 2007.

Rusman, DR. Manajemen Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2009.

Soekartawi, DR., Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta;
1995.

Wina Sanjaya, DR. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,


Kencana Prenada Media Group, Jakarta : 2006

Wrihatnolo, Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya-Presentation Transcript, bisa


diakses di http://www.wrihatnolo.blogspot.com/www.slideshare.net/wrihatnolo.

Anda mungkin juga menyukai