How to Cite :
Prima Monique, E. (2020). PENGARUH PROFESIONALISME, INDEPENDENSI
AUDITOR, ETIKA PROFESIONAL, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA AUDITOR.
8 (2).. https://doi.org/10.37676/ekombis.v8i2
ABSTRAK
ARTICLE HISTORY Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan
Received [28 06 2020] tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan
Revised [16 07 2020] juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas
Accepted [30 07 2020] laporan keuangan auditan. Oleh karena itu, dalam memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa,
akuntan publik harus bersikap independen,profesional dan memiliki
KEYWORDS etika profesi,namum gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi
Auditor independence, kinerja seorang auditor.Sampel yang digunakan dalam penelitian
Professional Ethics, sebanyak 60 responden,yang mana data tersebut akan di uji asumsi
Leadership, Auditor klasik terlebih dahulu sebelum selanjutnya dilakukan uji analisis
Performance. regresi berganda.Hasil uji menyatakan bahwa variabel
profesionalisme,independensi dan etika profesi memiliki pengaruh
This is an open access article yang signifikan terhadap kinerja auditor,sedangkan variabel gaya
under the CC–BY-SA license kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja auditor. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat di simpulkan
bahwa seorang auditor yang melakukan audit secara profesional akan
bersikap independen sehingga hasil audit tidak dapat di pengaruhi
oleh pihak lain, hal ini sejalan dengan etika profesi seorang auditor
yang harus selalu jujur,tepat waktu,dan dalam pengambilan sutu
keputusan selalu tepat tidak memikirkan kepentingan suatu golongan.
ABSTRACT
An auditor in carrying out audits of financial statements does
Journal Ekombis Review,
not Vol. 8 No.
merely work2 in
Julithe
2020 page:171
interests 182| 1but also in the
of his –clients,
interests of other parties who have an interest in the audited
financial statements. Therefore, in providing opinions on the
reasonableness of the audited financial statements, public
accountants must be independent, professional and have
professional ethics, but the leadership style can also affect the
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
performance of an auditor. The samples used in the study were 60 respondents, of which the data
will be in the classic assumption test first before further multiple regression analysis tests are
conducted. The test results state that the professionalism, independence and professional ethics
variables have a significant influence on auditor performance, while the leadership style variable
does not have a significant effect on auditor performance. Based on these results it can be
concluded that an auditor who conducts audits in a professional manner will be independent so
that the results of the audit cannot be influenced by other parties, this is in line with the
professional ethics of an auditor who must always be honest, timely, and in making decision
decisions always right not thinking about the interests of a group.
.
PENDAHULUAN
Tuntutan masyarakat akan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki
adanya pelaksanaan fungsi pengawasan yang baik oleh auditor atas pelaksanaan pemerintahan. Pengelolaan
keuangan pemerintah yang baik juga harus didukung oleh kualitas audit yang baik. Karena jika kualitas audit
rendah, kemungkinan memberikan kelonggaran untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran.Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menegaskan peran BPKP
sebagai auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina
penyelenggaraan SPIP. Peran strategis tersebut telah disikapi dengan melakukan reposisi dan revitalisasi (repovi).
(Lakip BPKP, 2014 dalam Fauziah, 2017).Dalam menjalankan fungsi audit tersebut, maka BPKP perlu didukung
oleh kinerja auditornya. Auditor memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi pemeriksaan. Oleh karena itu
seorang auditor harus mampu menerapkan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman (Marganingsih dan Martani,
2009). Fungsi audit akan efektif dan optimum apabila kinerja auditor ditentukan oleh perilaku auditor tersebut.
Kinerja auditor merupakan kemampuan dari seorang auditor dalam menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan dalam satu tim pemeriksa (Yuniasari, 2009).
Salah satu kriteria profesionalisme adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan
waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.Ketepatan waktu ini
terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan
tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan
auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar penyajian laporan keuangan bisa tepat waktu atau tidak terlambat
dan kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya
untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan
menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat.Bagi seorang auditor sikap
independen penting untuk dimiliki dalam melaksanakan tugas pengawasan intern terutama dalam menilai efektif
penerapan sistem pengendalian intern. Independensi seorang auditor merupakan suatu kemampuan untuk bertindak
berdasarkan integritas dan objektivitas
LANDASAN TEORI
Kinerja
Menurut Rivai (2005:309) konsep kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Sedangkan Fauzi (1995:207) mengemukakan bahwa “Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan
untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi
pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggung
jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya”. Menurut Mulyadi (2001:337) “Kinerja adalah
keberhasilan personil, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan
Mengacu pada Bernadin pada tahun 1993 (Sitanggang, 2005), terdapat enam dimensi yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja karyawan, yaitu: (i) kualitas dalam melakukan suatu pekerjaan; (ii) kuantitas yang
dihasilkan dari suatup pekerjaan; (iii) ketepatan waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan; (iv) efektivitas untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan; (v) kemandirian untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan; serta (vi)
komitmen kerja yang ditunjukkan oleh karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja.
Profesionalisme
Auditor dalam menjalankan perannya, dituntut memiliki tanggung jawab yang semakin besar, auditor
eksternal harus mempunyai wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Terdapat lima hal yang
menjadi gambaran tentang profesionalisme seorang auditor, yaitu: kemandirian, pengabdian pada profesi,
kepercayaan terhadap peraturan profesi, hubungan dengan rekan seprofesi, dan kewajiban sosial (Wahyudi dan
Aida, 2006:2).
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual.“Profesi merupakan jenis pekerjaan yang
memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa
melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak” (Kalbers dan Fogarty, 1995 dalam Herawaty dan
Susanto, 2009). Istilah profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memerlukan
pengetahuan, mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan dan metode.
Independensi Auditor
Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk
kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan
keuanganauditan. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang
diperiksa, akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai laporan keuangan,
maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri (Trisnaningsih, 2007).
Etika Profesi
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika secara terminologi
kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja. Gaya kepemimpinan merupakan
cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau
melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin
tidak disenangi.Trisnaningsih (2007) menyatakan kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja. Temuan
ini memberi gambaran bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja
bawahannya. Disamping itu, untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian pembelajaran
terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan pada KAP sangat diperlukan karena dapat memberikan
nuansa pada kinerja auditor.
Penelitian lainnya tentang pengaruh independensi auditor dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor
dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (Safitri, 2014). Hasi penelitian ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan kinerja auditor.Penelitian yang
dilakukan oleh Pamalih (2014) menyatakan bahwa independensi Auditor dan Good Governance tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan gaya kepemimpinan dan komitmen oraganisasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Lok et.al (2004) meneliti tentang pengaruh gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap komitmen organisasi ditinjau dari tingkat pekerjaan dan budaya antar
negara. Hasil analisanya menunjukkan bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif
signifikan pada komitmen organisasi. Gaya kepemimpinan berpengaruh lebih kuat terhadap komitmen organisasi di
Australia, sedangkan di Hongkong gaya kepemimpinan berpengaruh negatif pada kepuasan kerja dan berpengaruh
positif pada komitmen organisasi.Dari hasil penelitian sebelumnya dan literature-literatur yang ada, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang menguji pengaruh profesionalisme, indepensi auditor, etika profesi dan
gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor BPKP Provinsi Bengkulu.
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kausal komparatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi
penyebabnya, melalui pengumpulan data dengan melakukan perbandingan diantara data yang terkumpul/diteliti
(Sumarni dan Wahyuni, 2006)
Journal Ekombis Review, Vol. 8 No. 2 Juli 2020 page:171 – 182| 175
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Dalam penelitian ini analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik untuk mencari hubungan
secara kausal jenis data yang terkumpul dari kuesioner yang merupakan data nominal dan ordinal, khususnya yang
menyangkut identitas/karakteristik responden. Sedangkan data yang yang menyangkut jawaban berskala linkert,
pada dasarnya adalah data ordinal.
Menurut Hair (1988) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi
melalui uji reliabilitas dan validitas. Setelah dilakukan uji validitas dan realibilitas, maka selanjutnya data-data yang
ada harus terbebas dari asumsi klasik seperti : Uji Normalitas,Uji Multikolineritas, Uji Heterokedastis.Setelah data-
data terbebas dari uji Asumsi klasik, maka peneliti dapat melanjutkan untuk mengetahui hubungan antar variabel
independen dan variabel dependen dengan melakukan analisis regresi berganda.
Normalitas data
Data hasil pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS dilihat dari kurva normal. Hal ini sesuai
dengan teori dari Ghozali (2011) yang menyebutkan distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup
yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya. Yang mana Ciri-ciri kurva normal :Menyerupai
lonceng (genta/bel), Merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinat (sumbu tegak) merupakan
frekuensi dan absisnya (sumbu alas) memuat nilai variabel,Simetris ,Luas daerah merupakan nilai rata-rata (mean).
Luas daerah sebelah kiri dan kanan mendekati 50%,Memiliki satu modus (disebut juga bimodal).
Dari hasil Pengujian kurva normal dapat dilihat bahwa data yang di sajikan membentuk kurva atau lonceng
yang menandakan bahwa data tersebut terdistribusi normal.
Dari hasil tabel di atas dapat di lihat nilai VIF tiap variabel tidak lebih besar dari 10.
Sehingga dapat disimpulkan data tersebut terbebas dari multikolineritas.
Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2012) Istilah autokorelasi adalah korelasi di antara anggota seri dari observasi-observasi
yang diurutkan berdasarkan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara
satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain. Dari hasil pengujian spss diperoleh hasil
Tabel 2
Model Summaryb
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian terbebas dari auto korelasi
yang mana nilai DW nya 1,950. Sedangkan nilai DW tabel K=4 N = 60 adalah dl 1,444 dan du 1,727 Nilai DW
1,950 > du 1,727 sehingga dapat disimpulkan bahwa todak terdapat autokorelasi dalam data.Setelah data terbebas
dari uji asumsi klasik selanjutnya data tersebut layak untuk di lakukan uji selanjutnya yaitu pengujian hipotesis
dengan menggunakan regresi berganda.
Pengujian Hipotesis
Dari hasil SPSS diperoleh persamaan regresi penelitian yang dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Journal Ekombis Review, Vol. 8 No. 2 Juli 2020 page:171 – 182| 177
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Pengujian Hipotesis Kedua Ha2 : Independensi Auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja
Auditor
Pengujian Hipotesis Ketiga Ha3 ::Etika Profesi berpengaruh (X3) secara signifikan terhadap Kinerja Auditor
Dari hasil uji tersebut di peroleh Nilai t hitung Etika Profesi (X3) (3,024) > t tabel (2,002) dan nilai sig. (0,011) <
alpha (0,05), maka variabel Etika Profesi (X3) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor.
Variabel Etika Profesi (X3) memiliki pengaruh yang positif artinya setiap kenaikan Etika Profesi (X3) sebesar 1%
maka keputusan berkunjung akan turun sebesar 3,70%, ceteris paribus penelitian sesuai penelitian Nugraha and
Ramantha (2015) yang menyatakan bahwa etika profesi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja auditor.
Hal ini dapat di jadikan petunjukka bahwa semakin tinggi rasa tanggung jawab seorang auditor terhadap hasil
kerjanya maka kinerja auditor akan otomatis meningkat, begitupula sebaliknya bila rasa tanggung jawabnya rendah
maka kinerja auditornya akan menurun.Sehingga etika profesi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang penting bagi
seorang akuntan. Suatu etika yang tinggi merefleksikan kualitas kerja,tanggung jawab, integritas dan independensi
seorang akutan dalam melaksanakan tugasnya secara profesional.
Pengujian Hipotesis keempat Ha4: Gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Auditor
Dari hasil uji tersebut di peroleh Nilai t hitung (X4) (0,802) > ttabel (2,002) dan nilai sig. (0,426) > alpha (0,05),
maka variabel (X4) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke pulau tikus.
Variabel (X4) memiliki pengaruh yang positif artinya setiap kenaikan (X4) sebesar 1% maka keputusan berkunjung
akan naik sebesar 1,26%, ceteris paribus. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Widi dan Setyawati (2015) yang
Gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini dikarenakan
bagaimanapun gaya memimpin seorang atasan tidak akan memiliki pengaruh yang
Journal Ekombis Review, Vol. 8 No. 2 Juli 2020 page:171 – 182| 179
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
berarti terhadap kinerja seorang auditor, karena kualitas kerja auditor merupakan tanggung jawab individual seorang
auditor berdasar etika dan profesionalisme yang telah menjadi suatu pedoman sebagai seorang auditor.
Pengujian hipotesis ke lima Ha5: Profesionalisme, Independensi Auditor, Etika Profesi dan Gaya
Kepemimpinan secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Auditor
Tabel 4 ANOVAb
Sum of Mea
Model Squares df n Square F Sig.
1 Regres 15.6 .000
265.642 4 66.410
s 92 a
ion
Residu
228.528 54 4.232
a
l
Total 494.169 58
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3
b. Dependent Variable: Y
Sumber: output SPSS
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa nilai F hitung 15,692 > F tabel 2,773 dan nilai signifikansi 0,00 <
0,05 sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa variabel Profesionalisme, Independensi Auditor, Etika Profesi dan
Gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja auditor.
Kesimpulan
Hasil dari pengujian regresi berganda dalam penelitian ini menyebutkan bahwa profesionalisme,
independensi auditor dan etika profesi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor di BPKP Provinsi
Bengkulu, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sikap auditor yang profesional akan dapat menentukan
kualitas kerja seorang auditor, sedangkan seorang auditor di tuntut utuk dapat berperilaku secara independen
sehingga keputusan audit yang akan dibuat oleh seorang auditor tidak dapat diatur oleh pihak lain ataupun
mementingkan kepentingan suatu golongan ataupun perorangan. Hal inilah yang sejalan dengan etika profesiseorang
auditor yang mana auditor yang memiliki sikap profesional dan independen pastilah memegang etika profesinya.
Sedangkan gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini dapat
dikarenakan bagaimanapun gaya memimpin seorang atasan tidak akan memiliki pengaruh yang berarti terhadap
kinerja seorang auditor, karena kualitas kerja auditor merupakan tanggung jawab individual seorang auditor berdasar
etika dan profesionalisme yang telah menjadi suatu pedoman sebagai seorang auditor.Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan bagi kantor BPKP Provinsi Bengkulu dalam mengambil suatu sikap dalam
pengembagan kualitas auditor, dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan lebih lanjut bagi para auditor
sehingga auditor akan bersikap lebih profesional dan mengedepankan etika profesi sehingga dapat bersikap
independen dalam pengambilan keputusan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan
menggunakan objek penelitian yang lebih luas lagi seperti pada inspektorat,
Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kantor BPKP Provinsi
Bengkulu dalam mengambil suatu sikap dalam pengembagan kualitas auditor, dengan cara memberikan pelatihan
dan pendidikan lebih lanjut bagi para auditor sehingga auditor akan bersikap lebih profesional dan mengedepankan
etika profesi sehingga dapat bersikap independen dalam pengambilan keputusan. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan dapat mempertimbangkan menggunakan objek penelitian yang lebih luas lagi seperti pada inspektorat,
kantor akuntan publik ataupun organisasi lainya yang berhubungan dengan auditor di Provinsi Bengkulu. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan baru mewakili sebesar 53,8% terhadap kinerja auditor yang berarti masih ada
46,2% variabel-variabel lain yang dapat di pergunakan untuk menguji pengaruh kinerja auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, R., & Pertiwi, N. P. (2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit.
TEKUN: Jurnal Telaah Akuntansi Dan Bisnis, 21(3), 1–13. https://doi.org/10.22441/tekun.v8i1.5528
Arumsari, A. L., & Budiartha, I. K. (2016). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi,
Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 5(8), 2297–2304.
Fauziah. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independen, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara), 1(1), 2548–9224.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gujarati, D. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. (R. . Mangunsong, Ed.) (5th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Hanna, E., & Firnanti, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja, 15(1), 13–28.
Lok, P., & Crawford, J. (2004). The effect of organisational culture and leadership style on job satisfaction and
organisational commitment: A cross‐national comparison. Journal of Management Development,
23(4), 321–338.
https://doi.org/https://doi.org/10.1108/02621710410529785
Marganingsih, A., & Martani, D. (2010). Anteseden Komitmen Organisasi Dan Motivasi: Konsekuensinva Terhadap
Kinerja Auditor Intern Pemerintah. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 7(1), 79–108.
https://doi.org/10.21002/jaki.2010.05
Nugraha, I. B. S. A., & Ramantha, I. W. (2015). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi Dan Pelatihan Auditor
Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. E- Jurnal Akuntansi, 13(3), 916–943.
Nur, S. W., & Hamid, N. A. (2019). Pengaruh Profesionalisme Dan Intensitas Moral Auditor Terhadap Intensi
Melakukan Whistleblowing Pada Kantor Akuntan Publik Makassar. Jurnal Bisnis, Manajemen Dan
Informatika (JBMI), 16(1).
Putri, K. M. D., & Suputra, I. D. . D. (2013). Pengaruh Independensi , Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap
Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. E-Jurnal Akuntansi, 4(1), 39–53.
Journal Ekombis Review, Vol. 8 No. 2 Juli 2020 page:171 – 182| 181
ISSN:Safitri, D. (2014). Pengaruh Independensi Auditor Dan Gaya Kepemimpinan
2338-8412 Terhadap
e-ISSN Kinerja
: 2716-
Auditor Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Jurnal 4411Ilmiah
Ekonomi Dan Bisnis, 11(2), 339–351.
Singgih, S. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Multivariante. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabetha.
Trisnaningsih, S. (2007). Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi
pengaruh pemahaman. Simposium Nasional Akutansi, 1–
56. https://doi.org/10.1590/S0104-14282003000200006
Wati, E., Lismawati, & Aprilla, N. (2010). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan,
Komitmen Organisasi, Dapemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah(Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). Simposium
Nasional Akutansi XIII Purwokerto.
Widhi, S. N., & Setyawati, E. (2015). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen
Organisasi dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor Pemerintah.
Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 64–79. Retrieved from
http://rapi2014.ums.ac.id/index.php/benefit/article/view/1408/962
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.2 Februari (2016). 948- 976
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali,Indonesia e-mail:
aris.wardana.aw@gmail.com/ telp: +62 85 792 979 885
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti
empiris tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, objektivitas, integritas, dan
etika auditor terhadap kualitas audit yang dimiliki auditor di Kantor Akuntan Publik
Denpasar. Populasi penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) dan terdaftar di Directory IAPI di Denpasar, Bali. Metode yang digunakan
adalah metode sampling jenuh, dengan jumlah sebanyak 75 responden dengan tingkat
pengembalian (responden rate) sebesar 100%. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menyimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit,
objektivitas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit, integritas berpengaruh
positif signifikan terhadap kualitas audit, dan etika auditor berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit.
ABSTRACT
This research was conducted in order to know, analyze and obtain empirical evidence
about the influence of transformational leadership style, objectivity, integrity, and ethical
auditors on audit quality possessed auditor in public accounting firm Denpasar. The study
population was all auditors working in Public Accounting Firm (KAP) and registered in
the Directory IAPI in Denpasar, Bali. The method used is saturated sampling method, with
a total of 75 respondents with a return rate (responder rate) of 100%. Data analysis
techniques used in this study multiple linear regression analysis. Results of the analysis
concluded that the transformational leadership style significant positive effect on audit
quality, objectivity significant positive effect on audit quality, integrity significant positive
effect on audit quality and auditor ethics significant positive effect on audit quality.
949
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
PENDAHULUAN
Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) menginginkan untuk memiliki seorang auditor yang
dapat bekerja dengan baik dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu yang merupakan pekerjaan
auditor adalah melakukan audit yang tujuannya untuk mencari keterangan tentang apa yang
dilaksanakan dalam suatu entitas yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang
ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang
tindakan-tindakan perbaikan.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa lainnya yang
diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas
audit yang dihasilkan. Namun, publik semakin mempertanyakan kualitas audit yang dihasilkan
oleh para auditor seiring dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi di dalam negeri maupun di
mancanegara. Banyaknya perusahaan yang bangkrut karena kegagalan yang sering dikaitkan
dengan kegagalan auditor, sehingga dapat mengancam tingkat kredibilitas laporan keuangan.
Sebagai contoh kasus pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu pada 4 Januari 2007, Menteri
Keuangan membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan Publik
Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu telah melakukan
pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan audit umum atas laporan
Penugasan ini dilakukan secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005. Selain
Corporation, dimana laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian
oleh KAP Arthur Anderson, namun secara mengejutkan pada 2 Desember 2001 Enron Corporation
dinyatakan pailit. Selain kasus Enron, ada juga kasus yang dimuat di media online dikutip melalui
kompas.com mengenai Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat, dimana
seorang akuntan publik bernama Biasa Sitepu yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden
Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada
tahun 2009, diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Selain itu terkadang menemui
kendala dalam pelaksanaannya dimana adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan (Sukriah dkk,
2009).
Berdasarkan beberapa kasus yang terjadi pada akuntan publik tidak terlepas dari mutu
yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan. Mutu seorang akuntan publik di
setiap Kantor Akuntan Publik harus ditingkatkan lagi, untuk menghasilkan kualitas audit yang
baik. Sampai saat ini belum terdapat definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan
sering menjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Pengukuran kualitas audit
membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak
digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan
pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya Kantor Akuntan Publik. Auditor yang
menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak, patuh
951
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
kepada hukum serta mentaati etika profesional dapat memperoleh kualitas audit yang baik pada
prinsipnya.
Prinsip-prinsip perilaku yang berlaku bagi auditor antara lain objektivitas, integritas dan
etika. Objektivitas diperlukan agar auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan
atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil audit serta kompetensi auditor
didukung oleh pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Integritas diperlukan agar auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit.
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain mempengaruhi
dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya. Karena beragamnya situasi
tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut. Setiap Praktisi harus
Menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak memihak, jujur secara intelektual
dan bebas dari konflik kepentingan merupakan prinsip objektivitas yang dijelaskan lebih lanjut.
Prinsip objektivitas merupakan suatu keharusan, artinya bahwa setiap anggota profesi wajib
melaksanakan dan mengusahakannya meskipun prinsip ini tidak dapat diukur secara pasti.
Sari
(2011) menyatakan bahwa objektivitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Prinsip integritas mewajibkan
setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya
(Haryono, 2014:110). Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. Integritas
mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Mabruri
dan Winarma (2010) menghasilkan objektivitas dan integritas auditor berpengaruh positif
Auditor selain standar audit kode etik profesi harus dipatuhi, dimana kode etik profesi
yang mengatur perilaku auditor dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama
anggota maupun dengan masyarakat umum. Auditor harus memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya dikarenakan kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan hasil audit
953
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti "karakter". Nama lain
untuk etika adalah moralitas yang berasal dari bahasa Latin yaitu kata mores yang berarti
"kebiasaan". Moralitas berfokus pada benar dan salah perilaku manusia. Jadi etika berhubungan
dengan pertanyaan bagaimana seseorang bertindak terhadap orang lain (Haryono, 2014:100).
Dimana seorang auditor diharuskan memiliki etika yang baik dalam menjalankan tugasnya.
Kovinna, dkk (2013) menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.
Untuk mencapai tujuan organisasi dan karyawan di KAP yaitu kualitas audit yang baik
bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari
kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan karyawan terhadap
melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan
berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Gaya
menekankan pada pentingnya seorang pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang
dimana para pemimpin dan pengikut saling meningkatkan diri ke moralitas dan motivasi yang
lebih tinggi. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang kharismatik, namun
pemberian motivasi. Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini biasanya dekat dengan
karyawan sehingga karyawan merasa lebih termotivasi untuk mencapai ke tingkat yang lebih
tinggi. Sehingga apabila setiap auditor memiliki gaya kepemimpinan transformasional maka
kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik, itu dikarenakan adanya koordinasi atau kerjasama
yang baik diantara auditor. Utami (2010) menyatakan gaya kepemimpinan transformasional
Terkait dengan topik penelitian ini, beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Tarigan (2011) menyatakan bahwa objektivitas dan
integritas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil audit. Queena (2012) menyatakan
objektivitas dan integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Gunawan (2012)
menyatakan bahwa objektivitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit dan
integritas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hardiningsih, dkk (2012)
menghasilkan etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
transformasional auditor untuk dianalisa pengaruhnya terhadap kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik. Gaya kepemimpinan transformasional sangat penting untuk kesuksesan dalam
sebuah organisasi dan pada kenyataanya masih terdapat karyawan atau auditor yang bekerja di
KAP kurang mendapatkan dukungan dan perhatian oleh pimpinan sehingga berakibat kepada
menurunnya
955
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
kinerja auditor yang berdampak kepada kualitas hasil audit yang kurang optimal dan tidak
audit?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan
transformasional, objektivitas, integritas dan etika auditor terhadap kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik Denpasar. Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membacanya maupun pada pihak-pihak yang secara langsung terkait di dalamnya.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan gambaran
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, serta dapat mengetahui hubungan teori
auditing yang diperoleh diperkuliahan dalam kondisi sebenarnya di lapangan. Selain itu
diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam penyusunan penelitian
serupa pada masa mendatang. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai
gambaran dan bahan pertimbangan, serta masukan di dalam melakukan analisis untuk
meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
kontribusi sebagai masukan untuk menambah wawasan tentang hasil penelitian yang berkaitan
menjalankan visinya, selain itu adanya koordinasi atau kerjasama yang baik antara pimpinan dan
bawahannya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung kepada kewibawaan, selain itu bagaimana menciptakan motivasi dalam diri
pengikutnya guna mencapai tujuan organisasi, oleh sebab itu setiap pemimpin memiliki gaya yang
berbeda-beda dalam memimpin organisasi. Salah satu gaya kepemimpinan yang dibahas dalam
pemimpin yang mencurahkan perhatiannya kepada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para
pengikutnya dan kebutuhan pengembangan dari masing- masing pengikutnya dengan cara
memberikan semangat dan dorongan untuk mencapai tujuannya. Hasil penelitian Utami (2010),
Sina (2013) dan Surbakti (2013) menyatakan bahwa kinerja karyawan semakin meningkat jika
seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini menunjukkan bahwa
jika seorang auditor memiliki gaya kepemimpinan transformasional maka auditor dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan
H1: Gaya kepemimpinan transformasional auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
957
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau
pelayanan auditor. Objektivitas merupakan salah satu ciri yang membedakan profesi akuntan
dengan profesi yang lain. Prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari konflik
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Auditor melakukan penilaian yang
seimbang atas semua kondisi yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingannya sendiri atau
kepentingan orang lain dalam membuat keputusannya. Penelitian lain menyebutkan bahwa auditor
dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang
berkepentingan atas hasil pemeriksaan dan tidak memihak kepada siapapun yang mempunyai
kepentingan (Sari, 2011). Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi objektivitas dan
dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas auditor tidak dapat
dengan laporan hasil pemeriksaan yang di terbitkan (Harjanto, 2014). Standar audit menyatakan
bahwa dengan prinsip objektivitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan
tidak mengkompromikan kualitas. Sehingga, semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka
semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang
Integritas adalah sikap jujur, transparan, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor
dalam melaksanakan tugas audit. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan
publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas
mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas audit. Kelima unsur itu diperlukan untuk
membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor
dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan
bahwa auditor yang memiliki integritas yang baik berarti auditor tersebut sudah dapat mencapai
kualitas audit yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa integritas berpengaruh
terhadap kualitas audit. Queena (2012) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan
yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan
prinsip.
tatanan nilai tertinggi dari anggota profesi dalam menguji semua keputusannya. Integritas
mengharuskan auditor dalam segala hal dapat jujur dan dalam batasan objek pemeriksaan dapat
berterus terang. Kepentingan dan keuntungan pribadi tidak dapat mengalahkan pelayanan kepada
masyarakat dan
959
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh
integritas terhadap kualitas audit dengan hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode
etik yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku
profesional. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Auditor
wajib menaati kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit
ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
standar audit. Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara: Auditor dengan
rekan sekerjanya, Auditor dengan atasannya, Auditor dengan objek pemeriksanya, dan Auditor
dengan masyarakat.
Secara umum etika didefinisikan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan- aturan tingkah
laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu. Ilmu tentang
penilaian hal yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral merupakan definisi
dari etika auditor. Guna meningkatkan kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk selalu menjaga
standar perilaku etis. Sari (2011) menyatakan bahwa etika auditor dapat menumbuhkan
kepercayaan publik terhadap organisasi dan pimpinan sering mengajak berperilaku etis, serta
memegang prinsip-prinsip etika yang baik. Dalam melaksanakan tugas, imbalan yang diterima
pemeriksaan serta tanggungjawab atas semua pekerjaan yang dilakukan. Harjanto (2014)
menyatakan seorang auditor harus mematuhi Kode Etik yang telah ditetapkan sebagai dasar dalam
melakukan audit sehingga kualitas hasil audit dipengaruhi oleh etika auditor. Semakin tinggi
auditor mentaati etika auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin tinggi. Semakin
rendah auditor mentaati etika auditor maka kualitas yang dihasilkan semakin rendah, sehingga
etika auditor dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tergantung pada
situasi yang dialami oleh seorang auditor dalam melakukan audit. Oleh karena itu, maka dapat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian berbentuk kausal. Desain kausal berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan sebab akibat,
menurut Sugiyono (2013:37) metode kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi
disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel
yang dipengaruhi). Jadi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional, objektivitas, integritas dan etika auditor terhadap kualitas audit di Kantor
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar. Lokasi ini dipilih
karena Kantor Akuntan Publik tersebut telah terdaftar di Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
961
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
dengan mempertimbangkan topik yang diambil dalam penelitian ini yaitu pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional, objektivitas, integritas dan etika auditor terhadap kualitas audit
(Studi pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar). Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja
di Kantor Akuntan Publik di kota Denpasar. Kantor Akuntan Publik yang telah terdaftar di Ikatan
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit merupakan kerja auditor
dalam memeriksa laporan keuangan dengan benar dan mematuhi standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009), kualitas audit ini
ditunjukkan dengan indikator yaitu 1) Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan 2)
kepentingan pribadi mereka dan memiliki kemampuan mempengaruhi yang luar biasa.
Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau pelayanan
auditor. Prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak memihak, jujur
secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Indikator yang digunakan dalam penelitian
ini berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dalam Sukriah, dkk (2009) yaitu 1) Bebas dari konflik kepentingan dan 2) Pengungkapan
adalah sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit.
Auditor dituntut untuk jujur dengan taat pada peraturan, tidak menambah atau mengurangi fakta
dan tidak menerima segala sesuatau dalam bentuk apapun. Integritas juga merupakan
tanggungjawab auditor untuk tidak merugikan orang lain, memeperbaiki hasil kerjanya, konsisten
terhadap pekerjaan serta bersikap sesuai norma dan berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.
Etika auditor merupakan nilai tingkah laku auditor untuk menumbuhkan kepercayaan publik
terhadap organisasi dengan selalu berperilaku etis dan memegang prinsip etika yang baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Najib (2013), variabel etika ditunjukkan dengan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu berupa hasil kuesioner atau jawaban dari
responden. Data sekunder pada penelitian ini adalah jumlah pegawai pada Kantor Akuntan Publik
di Denpasar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2013:80). Data kuantitatif meliputi data skor jawaban kuesioner yang
terkumpul, dan jumlah auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Data kualitatif
merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar (Sugiyono, 2013:80). Dalam
penelitian ini data kualitatif berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
963
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di
Denpasar, dengan jumlah KAP di Denpasar 8 yang teridentifikasi dan 1 tidak teridentifikasi.
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan metode sampling jenuh yaitu teknik sampling dengan
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013:81). Dimana sampel dalam
penelitian ini ditujukan kepada seluruh auditor yang bekerja di kantor akuntan publik baik auditor
senior maupun auditor junior. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75.
Tabel 1.
Jumlah Auditor di Seluruh KAP Denpasar
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan teknik
wawancara. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2013:199). Kuesioner dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk skala likert dan pilihan ganda.
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face
interview) dengan sumber data (responden). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara
melalui telepon untuk mencari data jumlah auditor di Kantor Akuntan Publik.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis analisis regresi
Keterangan:
Y : Kualitas Audit
β0 : Nilai intersep (konstan)
β1 –β4 : Koefesien regresi dari X1, X2, X3 dan X4
X1 : Gaya Kepemimpinan Transformasional
X2 : Objektivitas
X3 : Integritas
X4 : Etika
ε : Error
Tabel 2.
Deskripsi Statistik
N Terendah Tertinggi Jumlah Rata-rata Standar Deviasi
X1 70 38,00 80,00 4558,00 65,1143 6,76638
X2 70 18,00 30,00 1741,00 24,8714 2,35859
X3 70 27,00 49,00 2945,00 42,0714 3,82714
X4 70 12,00 20,00 1215,00 17,3571 1,78590
Y 70 21,00 45,00 2693,00 38,4714 3,93690
Valid N (listwise) 70
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 2. nilai terendah dari variabel
965
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
nilai tertinggi adalah 80,00. Nilai rata-rata dari variabel gaya kepemimpinan transformasional
adalah 65,1143 hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif tingkat gaya
kepemimpinan transformasional yang dimiliki setiap auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 2. nilai terendah dari variabel
objektivitas sebesar 18,00 dan nilai tertinggi adalah 30,00. Nilai rata-rata dari variabel objektivitas
adalah 24,8714 hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif tingkat objektivitas yang
dimiliki setiap auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar berada diatas rata-rata dan standar
Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 2. nilai terendah dari variabel
integritas sebesar 27,00 dan nilai tertinggi adalah 49,00. Nilai rata-rata dari variabel integritas
adalah 42,0714 hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif tingkat integritas yang
dimiliki auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar berada diatas rata-rata dan standar
Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 2. nilai terendah dari variabel
etika sebesar 12,00 dan nilai tertinggi adalah 20,00. Nilai rata-rata dari variabel etika adalah
17,3571 hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif tingkat etika yang dimiliki
setiap auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar berada diatas rata-rata dan standar
Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 2 nilai terendah dari variabel
kualitas audit sebesar 21,00 dan nilai tertinggi adalah 45,00. Nilai rata-rata dari variabel kualitas
audit adalah 38,4714 hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif tingkat kualitas
audit yang dimiliki setiap auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar berada diatas rata-rata
Setelah analisis deskripsi penelitian, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri
dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Hasil
Tabel 3.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Model penelitian telah memenuhi asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas yang berarti bahwa model layak digunakan untuk
memprediksi.
Berdasarkan Hasil uji normalitas di atas menunjukkan koefisien Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,850 yang lebih besar dari 0,05. Maka, berdasarkan nilai tersebut variabel dalam penelitian
ini berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 3, hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak
967
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
memiliki nilai toleransi kurang dari 0,1 dan tidak ada yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada gaya kepemimpinan
transformasional (X1), objektivitas (X2), integritas (X3) dan etika audito (X4) sebagai variabel
bebas. Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa terdapat penyebaran titik-titik residual secara tidak
beraturan (random) dan tidak membentuk pola, penyebaran terjadi di atas dan di bawah sumbu 0
pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi
penelitian ini.
Hasil uji penelitian hipotesis dengan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
Tabel 4.
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Model Unstandardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error
1 (Konstan) 1,826 3,762 0,239 0,0318
X1 0,025 0,053 0,243 0,0350
X2 0,064 0,0168 0,124 0,039
X3 0,641 0,108 2,960 0,000
X4 0,546 0,213 1,283 0,013
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015.
transformasional (X1), objektivitas (X2), integritas (X3) dan etika (X4) pada kualitas audit di
sebagai berikut. Konstanta sebesar 1,826 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap
konstan pada angka 0 (nol), maka akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai koefisien
maka akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit (Y), dengan asumsi variabel bebas lainnya
maka akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit (Y), dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Nilai koefisien regresi β3 = 0,641 menunjukkan variabel integritas (X 3) meningkat, maka
akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit (Y), dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Nilai koefisien regresi β4= 0,546 menunjukkan variabel etika auditor (X 4) meningkat,
maka akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit (Y), dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
Pada Tabel 4 menunjukkan nilai koefisien regresi β 1 sebesar 0,025 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,035 lebih kecil dari 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Denpasar, sehingga dapat disimpulkan H 1 diterima.
Berdasarkan Tabel 4
audit. Ini berarti dengan memiliki gaya kepemimpinan transformasional seorang auditor akan
menghasilkan kualitas audit yang baik. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan
motivasi karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
969
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, selain itu bagaimana menciptakan
Berhasil atau tidaknya sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kepemimpinan, karena
memimpin sebuah organisasi merupakan keberhasilan seseorang mempengaruhi orang lain untuk
menggerakkan atau menjalankan visinya, selain itu adanya koordinasi atau kerjasama yang baik
antara pimpinan dan bawahannya. Gaya kepemimpinan transformasional yang baik dapat
memotivasi kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehingga dengan meningkatnya kinerja
Hal ini selaras dengan hasil tabulasi kuesioner yang menunjukkan bahwa pernyataan yang
paling tinggi mendapat nilai dari responden adalah pernyataan pimpinan menunjukkan keseriusan
terhadap pencapaian rancangan yang telah ditetapkan, ini berarti responden menginginkan
pimpinan serius terhadap rancangan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Utami (2010), Sina (2013) dan Surbakti (2013) yang
menunjukkan bahwa kinerja karyawan semakin meningkat jika seorang pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan transformasional.
Pada Tabel 4 menunjukkan nilai koefisien regresi β 2 sebesar 0,064 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel objektivitas (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan
positif terhadap kualitas audit. Ini berarti apabila objektivitas auditor tinggi maka kualitas audit
yang dihasilkan akan meningkat juga. Prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi
auditor untuk bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas
dari konflik kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Auditor membuat
keputusannya dengan melakukan penilaian yang seimbang atas semua kondisi yang relevan dan
Prinsip objektivitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas sesuai dengan yang dinyatakan dalam standar audit. Sehingga,
semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Hal
ini selaras dengan hasil tabulasi kuesioner yang menunjukkan bahwa pernyataan yang paling
tinggi mendapat nilai dari responden adalah pernyataan auditor tidak boleh memihak kepada
siapapun yang mempunyai kepentingan atas hasil pekerjaannya, ini berarti responden
menginginkan setiap akuntan publik tidak boleh memihak siapapun yang berkepentingan yang
dapat mengurangi objektivitas profesi akuntan publik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Linting (2013) yang menyatakan objektivitas auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari (2011) dan
Harjanto (2014) yang menunjukkan bahwa objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas
971
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Pada Tabel 4 menunjukkan nilai koefisien regresi β 3 sebesar 0,641 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel integritas (X3) berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan
Publik Denpasar, sehingga dapat disimpulkan H 3 diterima. Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
integritas (X3) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini berarti terdapat hubungan searah
antara integritas dengan pelaksanaan kualitas audit. Semakin tinggi integritas auditor akan semakin
baik kualitas audit yang dihasilkan. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur
dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas audit. Kelima
unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dalam menghadapi aturan, standar,
panduan khusus atau menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan
atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dan apakah angggota telah menjaga integritas dirinya. Dimana integritas mengharuskan
anggotanya untuk menaati standar teknis dan etika. Selain itu juga mengharuskan anggota untuk
mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian profesional (Sari, 2011). Dengan integritas yang
tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Hal ini selaras dengan
hasil tabulasi kuesioner yang menunjukkan bahwa pernyataan yang paling tinggi mendapat nilai
dari responden adalah pernyataan auditor tetap mengungkapkan semua hasil audit yang
menunjukkan bahwa setiap auditor diinginkan untuk tidak takut terhadap ancaman atau tekanan
dari pihak lain dalam melaksanakan profesi akuntan publik. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Mabruri (2010) dan Queena (2012) yang menyatakan bahwa integritas seorang auditor
Pada Tabel 4 menunjukkan nilai koefisien regresi β 4 sebesar 0,546 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel etika (X4) berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik
Denpasar, sehingga dapat disimpulkan H 4 diterima. Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa etika
auditor (X4) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini berarti terdapat hubungan searah
antara etika dengan pelaksanaan kualitas audit. Auditor dalam menjalankan tugasnya sebagai
penyedia informasi, maka jika auditor tersebut menjunjung tinggi kode etik profesi yang
dimilikinya maka akan menghasilkan hasil audit yang baik pula. Standar etika diperlukan bagi
profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan disebut dengan Kode Etik Akuntan Indonesia.
Semakin tinggi auditor mentaati etika auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan
semakin tinggi. Semakin rendah auditor mentaati etika auditor maka kualitas yang dihasilkan
semakin rendah, sehingga etika auditor dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh
973
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
yang dialami oleh seorang auditor dalam melakukan audit. Hal ini selaras dengan hasil tabulasi
kuesioner yang menunjukkan bahwa pernyataan yang paling tinggi mendapat nilai dari responden
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggungjawab. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden
mengharapkan seluruh akuntan publik dalam melaksanakan tugas harus mentaati peraturan-
peraturan yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari (2011) dan
Harjanto (2014) yang menyatakan seorang auditor harus mematuhi Kode Etik yang telah
ditetapkan sebagai dasar dalam melakukan audit sehingga kualitas hasil audit dipengaruhi oleh
etika auditor.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Denpasar. Ini berarti semakin tinggi tingkat gaya
Objektivitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik
Denpasar. Ini berarti semakin tinggi tingkat objektivitas auditor akan meningkatkan kualitas audit
yang dihasilkan auditor. Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantor
Akuntan Publik Denpasar. Ini berarti semakin tinggi tingkat integritas auditor akan meningkatkan
kualitas audit yang dihasilkan auditor. Etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit di Kantor Akuntan Publik Denpasar. Ini berarti semakin tinggi tingkat etika auditor akan
Berdasarkan atas kesimpulan di atas, terdapat implikasi yang diperoleh dari penelitian ini,
yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) harus tetap menjaga gaya kepemimpinan transformasional,
objektivitas, integritas dan etika auditor sehingga kualitas audit yang dihasilkan dari seorang
auditor semakin baik. Hal yang berkaitan dengan hasil dari penelitian ini yang menjelaskan bahwa
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka ada beberapa saran yang dapat
diberikan yaitu. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Denpasar Bali disarankan agar
dapat lebih meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional, objektivitas, integritas dan etika
setiap auditor karena keempat faktor tersebut telah terbukti mampu meningkatkan kualitas audit
yang tentunya akan memberikan dampak positif bagi kinerja auditor tersebut secara individual dan
KAP secara keseluruhan. Auditor juga diharapkan bisa menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
REFERENSI
Gunawan, Lie David. 2012. Pengaruh Tingkat Independensi, Kompetensi, Obyektifitas dan
Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit yang
975
Made Aris Wardana dan Dodik Aryanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…
ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-
4411
Hardiningsih, Pancawati., Oktaviani, Rachmawati Meita. 2012. Pengaruh Due Professional Care,
Etika dan Tenur Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Sarjana Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unisbank, Semarang.
Harjanto, Atta Putra. 2014. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, Akuntabilitas dan
Integritas terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi
Empiris Kap Di Semarang). Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Jusup, Haryono Al. 2014. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi Ke II. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kovinna, Fransiska., Betri. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi dan
Etika Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di kota
Palembang e-Jurnal S1 Ak STIE MDP, 1(4), pp:1-14.
Linting, Indriyanti. 2013. Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, Independensi, dan Kinerja Auditor
Internal terhadap Kualitas Audit pada BRI Inspektorat Makassar. Skripsi Sarjana Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mabruri, Havids., Winarma, Jaka. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto.
Mabruri, Havids., Winarma, Jaka. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto.
Najib, Ayu Dewi Riharna., Arifuddin. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap
Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel).
jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Queena, Precilia Prima. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat
Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah. Skripsi Program Sarjana Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sari, R.N., Mardisar, Diani & Rita Anugerah. 2010.A Study on Audit Judgment Performance: The Effect of
Accountability, Effort and Task Complexity. pp: 1-23.
Sina, Muhamad Ibnu. 2013. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan
dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Dipenogoro, Semarang.
Sukriah, Ika., Akram., Biana A. 2009. "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan
Kompettensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan". Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Surbakti, Marwan Petra. 2013. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional & Motivasi terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia Daop IV Semarang). Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi
Bisnis Universitas Dipenogoro, Semarang.
Tarigan, Sabri. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap
Kualitas Hasil Pemeriksaan. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Tintami, Lila., Pradhanawati, Ari., Susanto, Hari. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja pada Karyawan Harian SKT Megawon
II PT. Djarum Kudus Diponegoro. Journal of Social and Politic, Hal. 1-8
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/ diakses pada 8 Desember 2014.
Utami, I.T. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi Kerja
Karyawan pada PT. Trade Servistama Indonesia- Tangerang. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, pp: 73-81.