Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH OBJEKTIVITAS, TANGGUNG JAWAB DAN PERTIMBANGAN

PROFESIONAL INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS


AUDIT INTERNAL DENGAN SIKAP AUDITOR INTERNAL
BERHATI-HATI DAN BIJAKSANA SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Bersekala Besar)

USULAN PENELITIAN

Nama : Ayu Rizky Utami


Nim : 22 2018 259

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021
Usulan Penelitian

PENGARUH OBJEKTIVITAS, TANGGUNG JAWAB DAN PERTIMBANGAN


PROFESIONAL INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS
AUDIT INTERNAL DENGAN SIKAP AUDITOR INTERNAL
BERHATI-HATI DAN BIJAKSANA SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Bersekala Besar)

Diajukan Untuk Menyusun Skripsi Pada


Program Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Palembang

Nama : Ayu Rizky Utami


Nim : 222018259

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman sekarang yang semakin maju, begitu juga dalam bidang

ekonomi dan bisnis. Perkembangan zaman menuntut kita untuk memiliki kemampuan

yang baik dalam segala bidang pendidikan terutama dalam bidang ekonomi dan bisnis

agar dapat menghadapi pertumbuhan pesat suatu perusahaan baik itu BUMN maupun

BUMD. Internal auditor sangat diperlukan bagi organisasi guna pengambilan keputusan

yang lebih obyektif dan accountable berdasarkan data/fakta dan internal auditor harus

memahami proses, pekerjaan, operasi yang sedang di audit. Informasi tersebut biasanya

disajikan/disediakan oleh pihak yang melaksanakan aktivitas sebagai bentuk laporan

pertanggung-jawaban. Karena laporan tersebut disajikan oleh orang atau pihak yang

melaksanakan pekerjaannya, maka bisa saja laporan tersebut dibuat rekayasa demi

menjaga nama baik yang membuat laporan perusahaan. Hal ini berbeda jika laporan

tersebut dibuat oleh internal auditor akan menghasilkan opini baik atau buruknya

perusahaan tersebut.

Audit merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya

merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang

realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi

merupakan: “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai

realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya”

(Sukrisno, 2017: 2). 2


Audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara

maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik

atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan

efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2014:29). Peraturan Bapepam LK

nomor IX.1.7 mendefinisikan audit internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan

(assurence) dan konsultasi yang bersifat indenpenden dan objektif dengan tujuan untuk

meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan melalui pendekatan yang

sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko,

pengendalian, dan proses tata kelolah perusahaan (Soemarso, 2018:346). Audit laporan

keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor indenpenden terhadap laporan

keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor indenpenden

menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi

berterima umum (Mulyadi, 2014:30). Audit internal timbul sebagai suatu cara atau teknik

guna mengatasi risiko yang meningkat akibat semakin pesatnya laju perkembangan dunia

usaha atau adanya kondisi dimana terjadi perubahan secara dinamis dan tidak dapat

diprediksi sehubungan dengan era globalisasi, sehingga sumber informasi yang sifatnya

tradisional dan informasi sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan para manajer

yang bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak teramati secara langsung.

Hasil audit internal diharapkan akan dapat meningkatkan reabilitas informasi

tentang keadaan dalam unit-unit yang diawasinya. Dengan semakin berkembangnya


usaha perusahaan, tentu saja akan menambah beban bagi pihak manajemen dalam

mengendalikan kegiatan operasional perusahaan yang juga semakin meluas. Sejalan

dengan itu, maka sudah layaknya apabila beberapa wewenang dan tanggung jawab

manajemen di delegasikan ke beberapa auditor internal untuk melakukan tugas

pengawasan yang sifatnya internal.

Audit internal merupakan suatu rangkaian proses dan teknis dimana karyawan

suatu perusahaan mencari kepastian atas keakuratan keuangan dan jalannya operasi

sesuai dengan yang ditetapkan. Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan

perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaaan dapat

beroperasi secara efektif agar mampu mencapai tujuannya, perusahaan dapat

mempergunakan sumber daya secara efesien, serta perusahaan dapat memperoleh input

secara ekonomis. Auditor internal seringkali dianggap sebagai pencari kesalahan

manajemen karena perannya sebagai pihak yang memeriksa manajemen perusahaan

(Media Pertamina, 2008). Selain itu, auditor internal dianggap kurang menguntungkan

karena dampak positif yang diberikan tidak signifikan bagi perkembangan perusahaan

(Roux, 2008).

Dengan demikian sangatlah jelas bahwa audit internal telah menjadi suatu alat

yang dominan bagi pemimpin perusahaan untuk memantau dan mengawasi jalannya

kegiatan operasional perusahaan. Apalagi pemeriksaan (pengawas) internal ini tentu saja

lebih mengetahui mengenai segala kebijakan, prosedur dan berbagai permasalahan

perusahaan secara lebih rinci dibandingkan pemeriksaan eksternal (akuntan publik).

Objektivitas adalah sikap mental seseorang mengenai kemampuannya untuk

menjaga independensi, jujur secara intelektual, bebas dari beragam benturan kepentingan,
serta adalam menilai/membuat keputusan sesuai dengna kondisi di lapangan. Menurut

prinsip Etika Kode IAI dalam Sukariah dkk (2009) menyebutkan objektivitas adalah suau

kualittas yang memberikan nilas atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obejektivitas

mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak

berprasangka atau bias, serta bebas daari benturan kepentingan dan pengaruh pihak lain.

Teori atribusi dalam penelitian ini memberikan dukunngan bahwa tindakan,

perilaku, maupun ide seseorang auditor disebabkan oleh faktor internal. Artinya, dalam

melakukan pekerjaan audit dengan menegakkan objektivitas, auditor akan bertindak tidak

dapat dioengaruhi pihak manapun, bersikap dan berperilaku jujur dan adil, serta tidak

tindak terhadap tekanana dalam membuat judgement audit secara terus terang.

Berlakunya sikap objektif membuat penilaian yang dihasilkan tidak bias, tidak memihak,

dan bukan merupakan hasil kompromi (Yusnita, 2010 dalam Linting, 2013).

Semakin tinggi objektivitas seseorang audit, kualitas audit yang dihasilkan akan

semakin baik. Hal tersebut mendukung penelitian dari Sukariah dkk (2009). Arianti dkk

(2014) dan Sarazwati (2017) yang menyatakan bahwa objektivitas berpengaruh positif

secara signifikan terhadap kualitas hasil audit. Berdasarkan

Objektivitas adalah membuat penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang

relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan – kepentingan mereka sendiri atau pun

orang lain dalam membuat penilaian. Auditor internal objektivitas professional tingkat

tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi

tentangg aktivitas atau proses yang sedang di periksa.


Efektivitas merupakan produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuan

baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan (Betri,

2018:35). Efektivitas auditor internal merupakan suatu ukuran keberhasilan bagi suatu

audit internal di dalam suatu organisasi sampai seberapa jauh organisasi dinyatakan

berhasil dalam usahanya mencapai tujuan tersebut.

Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan

secara formal dalam charter audit internal, konsistensi dengan Standar Profesi Audit

Internal (SPAI) dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi, fungsi Audit Internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan

fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya, independensi akan meningkat jika fungsi

audit inetrnal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap pimpinan dan Dewan

Pengawas. Penerapan standar audit internal karenanya akan dipengaruhi oleh

lingkungan tempat baggian audit internal melaksanakan tanggung jawabnya , kesesuaian

dengan konsep-konsep yanng dinyatakan oleh kualifikasi ini sangatlah penting apabila

para auditor internal ingin memenuhi tanggung jawabnya sebagaimana dinyatakan dalam

kode etik, para anggota haruslah menggunakan cara-cara yang tepat sesuai dengan

standar (Singleton el al, 2006)

Singleton et al. (2006) juga menyatakan bahwa tanggung jawab seseorang auditor

internal berhubungan pendeteksian kecurangan, auditor internal bertanggung jawab

dalam mendeteksi dan melaporakan kecurangan dan tindakan melawan hukum lainnya,

memperbaiki kefektifan audit, yaitu perbaikan dalam pendeteksian salah saji material,

mengkomunikasi dengan jelas kepada komita audit atau yang bertanggung jawab

terhadap pelaporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya.


Tanggung jawab audit internal tidak hanya menunjukkan adanya kecurangan,

akan tetapi auditor internal bertanggung jawab untuk membantu dalam mendeteksi

kecurangan. Suatu kecurangan tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem

penggendalian internal yang terdapat di perusahaan, karena pada dasarnya unsur yang

menentukan terjadinya kecurangan adalah diri manusia dan sisrem pengendalian internal

yang ada.

Pertimbangan profesional auditor merupakan sikap yang dimiliki oleh auditor

dalam melaksanakan profesinya. Sehingga auditor dikatakan profesional apabila bekerja

dengan penuh rasa tanggung jawab (tanggung jawab terhadap diri sendiri, peraturan

hukum serta tanggung jawab terhadap masyarakat). Profesional dimiliki oleh auditor

akan dibuktikan melalui pertanyaan yang diajukan oleh auditor kepada kliennya untuk

memperoleh alsan, bukti dan informassi mengenai obhek yang sedang dipermasalahkan.

Pertimbangan profesional auditor akan membawa pada sutau tindakan untuk memilih

prosedur audit yang efektif sehingga diperoleh kuali. Pertimbangan profesional auditor

akan membawa pada sutau tindakan untuk memilih prosedur audit yang efektif sehingga

diperoleh kualitas bahan bukti audit yang tepat. Profesional auditor juga dapar

berpengaruh terhadap kualitas audit. Komponen profesional auditor diperlukan agar

auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksakan audit dengan integritas yang

tinggi, maka auditor dapat meningkatkn kualitas hasil auditnya.

Dalam penelitian Wardoyono dan Serumi (2014) menemukan hasil bahwa

pengalaman kerja dan pertimbangan profesional auditor baik secara parsial maupun

simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas bahan bukti audit.
Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan

informasi yang yang diperolehnya dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak

boleh menggunakan informasi rahasia untuk dapat mendapatkan keuntungan pribadi,

secara melanggar hukum atau dapat yang menimbulkan kerugian terhadap organisasinya.

Dalam melaporkan hasil pekerjaanya, auditor internal harus mengungkapkan semua

fakta-fakta penting yang diketahuinya yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat

mendistorsi laporan atas kegiatan yang di reviu atau menutupi adanya praktik yang

melanggar hukum (Betri, 2019:18)

Alasan peneliti memilih sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana, karena

peneliti ingin melihat seberapa besar para pegawai yang serius menunjukkan sikap

berhati-hati dan bijaksana kepada perusahaan. Karena sikap auditor internal berhati-hati

dan bijaksana berupa suatu sikap atau tingkah laku sesorang kepada perusahaan maupun

organisasi berupa loyalitas dan tercapainya visi, misi serta tujuan organisasi.

Penelitian sebelumnya dilakukan Desai, et al (2010), Krishnamoorthy (2002)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh objektivitas auditor internal terhadap efektivitas

audit internal. Menurut penelitian yang dilakukan Goodwin dan Seow (2002), Scheiner

dan Wilner (1990), prawit, et al (2008), Gramling (2011), Lawrence, et al (2009) yang

membuktikan bahwa efektivitas audit internal berpengaruh terhadap kualitas pelaporan

keuangan. Hasil penelitian ini relevan dengan Arens dan Loebbecke (1997:788) yang

mengungkapkan bahwa fungsi auditi internal yang efektif (dengan auditor internal yang

independen, kompeten dan terlatih) akan mencapai pelaporan keuangan yang berkualitas.

Arens dan Loebbecke (1997:788) juga menyatakan bahwa di dalam audit internal,
internal auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan telah

disajikan secara wajar.

Penelitian terdahhulu yang dilakukan oleh Rizky Pasca Baisary (2013) dengan

judul Pengaruh Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi dan Komitmen

terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), kantor perwakilan provinsi Sulawesi Tengah. Ini ditunjukkan

dengan nilai adjusted R square 0,851 yang berarti bahwa kinerja auditor telah 85,1%

dipengaruhi oleh objektivitas. Berdasakan uji parsial hasilnya, kompetensi merupakan

variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja auditor di Dewan Direksi

Pengembangan dan Audit Keuangan (BPKP), kantor Perwakilan Provinsi Sulawesi

Tengah.

Manipulasi laporan keuangan Waskita Karya sejak pertengahan Agustus 2009.

Berbagai istilah digunakan untuk fraud ini, seperti manipulasi laporan keuangan,

overstate, penggelembungan, markup, kelebihan pencatatan laba, yang dilakukan oleh 3

Direksi PT Waskita Karya dan 2 Kantor Akuntan Publik (KAP). Kementerian Negara

BUMN menonaktifkan dua direktur PT Waskita Karya terkait kasus kelebihan pencatatan

pada laporan keuangan 2004-2008 ketika mereka akan melakukan IPO pada tahun 2008.

(Infokorupsi.com : 2009).

Kasus penggelumbungan aset di PT Waskita Karya Persero ini mencuat ketika

terjadi pergantian direksi. Direktur Utama pengganti tidak menerima begitu saja laporan

keuangan manajemen lama dan kemudian meminta pihak ketiga lain untuk melakukan

audit mendalam atas akun tertentu.


Dalam laporan keuangan tahun 2008, diungkapkan bahwa terdapat salah saji atau

penggelumbungan aset di tahun 2005 sebesar Rp5 miliar tersebut terdiri dari dua proyek

yang sedang berjalan, proyek yang pertama adalah proyek renovasi Kantor Gubernur

Riau. Proyek ini dimulai pada tahun 2004 dan sudah selesai 100%, nilai kontrak sebesar

Rp13,8 miliar. Namun pada akhir tahun 2005 terdapat pekerjaan tambah kurang senilai

Rp3 miliar. Sampai dengan akhir tahun 2008 saldo tersebut masih muncul di neraca

perusahaan sebagai tagihan bruto pada pemberi kerja.

Proyek yang kedua adalah proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bulian

Jambi. Nilai kontrak sebesar Rp33.998.000.000 dan PT Waskita Karya Persero mengakui

pendapatan kontrak dari progress tersebut sebesar Rp 2 miliar. Saldo tersebut masih

outstanding sampai dengan akhir tahun 2008. Kontrak itu diputus oleh Pemda Batang

Hari karena dianggap ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang, ada kasus

pergantian bupati. Sebagai gambaran tentang seberapa besar materi kas nilai dugaan

penggelumbungan aset pada tahun 2005. Tahun 2005 nilai aset PT Waskita Karya

Persero adalah sebesar Rp1,6 triliun, dan nilai yang diduga digelembungkan oleh

manajemen pada tahun 2005 adalah sebesar Rp5 miliar atau sebesar 0,3% dari nilai aset

tersebut.

Dalam laporan keuangan PT Waskita Karya, tercatat pada tahun 2008

memperoleh laba sebesar Rp 163,4 Milyar dan pada tahun 2009 memperoleh laba sebesar

Rp 307,1 Milyar. Berdasarkan data tersebut angka laba yang diperoleh oleh PT Waskita

Karya masih relatf kecil jika dibandingkan dengan perushaan lain yang sejenis. Jadi PT

Waskita Karya harus terus melakukan pembenahan manajemen sehingga akan

menghasilkan kinerja yang lebih baik.


Beberapa kasus pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus

hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi untuk kepentingan pribadi. Profesi auditor

telah menjadi sorotan masyarakat pada saat ini, mulai dari kasus luar negeri sampai

dalam negeri. Seperti kasus dalam perusahaan milik pemerintah (BUMN dan BUMD)

konflik agency yang terjadi terletak pada dua hal yang utama. Pertama, konflik

kepentingan antara pemegang saham/pemilik (principal) dengan manajemen (agen).

Kedua dalam perusahaan BUMN memungkinkan praktek “two-board” antara direksi dan

dewan komisaris, implementasikan sistem ini dianggap tidak efektif (Kurniawan dan

Indrianto, 2000) hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang jelasnya job description

dari dua jabatan tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dan tinjauan dari literatul

terdahulu, maka kurangnya pengawasan dari auditor internal atas seluruh kegiatan yang

dilakukan organisasi agar mematuhi aturan dan standar yang berlaku saaat ini dalam

penyusunan suatu informasi/laporan keuangan. Banyaknya kasus yang timbul di

perusahaan BUMN tersebut menimbulkan suatu sorotan yang mengarah pada kualitas

pelaporan keuangan yang baik adalah pelaporan keuangan yang memenuhi tujuan dari

pelaporan

Tabel 1.1

Survei Pendahuluan

BUMN dan BUMD di Palembang Hasil Survei Pendahuluan


PT. Pegadaian (Persero) Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
(Jl.Merd1eka No.11, 19 Ilir, Kec. Bukit pada PT. Pegadaian audit internalnya
Kecil, Kota Palembang Sumatera Selatan)
PT. Hutama Karya Di PT.Hutama Karya banyak terdapat
(Jl. Pangeran Diponegoro No.31, 30 Ilir, kecurangan
Ilir Barat II, Palembang)
PT. Swarna Dwipa Pada PT. Swarna Dwipa auditor
(Jl.Tasik No.2, Talang Semut, Kec. Bukit internalnya ini sudah
Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan
30136)
Sumber: Penulis, 2021

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan sebelumnya melalui wawancara

internal auditor pada beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada dikota palembang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Objektivitas, Tanggung jawab dan Pertimbangan

Profesional Internal Auditor terhadap Efektivitas Audit Internal dengan Sikap

Auditor Internal Berhati-hati dan Bijaksana sebagai Variabel Moderasi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Objektivitas terhadap efektivitas audit internal?

2. Bagaimana pengaruh Tanggung Jawab terhadap efektivitas audit internal?

3. Bagaimana pengaruh pertimbangan profesional internal auditor terhadap efektivitas audit

internal?

4. Bagaimana pengaruh objektivitas, tanggung jawab dan pertimbangan profesional internal

auditor terhadap efektivitas audit internal dengan sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana sebagai variabel moderasi?


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Objektivitas terhadap efektivitas audit

internal

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Tanggung Jawab terhadap efektivitas audit

internal

3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pertimbangan profesional internal auditor

terhadap efektivitas audit internal

4. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh objektivitas, tanggung jawab dan

pertimbangan profesional internal auditor terhadap efektivitas audit internal dengan sikap

auditor internal berhati-hati dan bijaksana sebagai variabel moderasi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dalam bidang pemeriksaan akuntansi (audit), penelitian

ini dapat bermanfaat sebagai informasi untuk menambah wawasan mengenai Pengaruh

Objektivitas, Tanggung Jawab dan Perkembangan Profesional Internal Auditor terhadap

Efektivitas Audit Internal dengan Sikap Berhati-hati dan Bijaksana.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfat kepada perusahaan atau

instansi khususnya mengenai Pengaruh Tanggung Jawab, Loyalitas, dan Perkembangan

Profesional Internal Auditor terhadap Efektivitas Audit Internal dengan Sikap Berhati-

hati dan Bijaksana.

3. Bagi Almamater
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan, menambah ilmu

pengetahuan, serta dapat menjadi acuan atau kajian bagi penulisan di masa yang akan

datang.
BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian kepustakaan

1. Teori Umum (Grand Theory)

a. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi (keagenan) adalah konsep yang mendeskripsikan hubungan antara

principal (pemberi kontrak) dan agen (penerima kontrak), principal menggontrak agen

untuk bekerja demi kepentingan atau tujuan principal sehingga principal memberikan

wewenag pembuatan keputusan kepada agen untuk mencapia tujuan tersebut. Agen

bertanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut dan agen menerima balas jasa dari

principal (R.A Supriyono, 2018:63). Pihak agen menguasai informasi secara sangat

maksimal (full information) dan di sisi lain pihak principal memiliki keuanggalan

kekuasaan (discretionary power) atau memaksimalkan kekuasaan (Irham, 2013:66).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpukan bahwa teori keagenan adalah

suatu teori yang membahas tentang hubungan antara principal dan agen dimana pihak

agen memiliki informasi secara penuh sedangkan disi lain pihak principal memiliki

keunggulan (discretionary power).

b. Teori Atribusi

Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh Fritz Heider yang

beragumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan

internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-

faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan

(Arfan, 2019:129). Teori atribusi menjelaskan bahwa tentang pemahaman akan reaksi

seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alsan-alsan mereka

atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang

berhubungan dengna sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa

hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut

serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapai siatuasi tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori atrbusi adalah

teori yang menjelaskan tentang perilaki sesorang ditentukan dengan faktor internal yang

berasal dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal yang berasal dari luar seperti usaha

dan kemampuan makan dapat diaktakan bahwa melihat perilaku seseorang bisa

memprediksi sikap atau karakteristik orangg tersebut saat menghadapi situasi tertentu.

2. Objektivitas

a. Definisi Objektivitas

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, objektivitas adalah sikap jujur tidak

dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil putusan

atau tindakan; keobjektifan. Pengertian objektivitas menurut Lawrence B.Swyer,

Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani

(2006:103) objektivitas adalah suatu hal yang langka dan hendaknya tidak

dikompromikan. Seorang auditor hendaknya tidak pernah menempatkan diri atau

ditempatkan dalam posisi dimana objektivitas mereka dapat dipertanyakan. Kode etik dan

standar auditor internal telah menetapkan aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar
terhindar dari kemungkinan pendangan akan kekurangannya objektivitas dan munculnya

kritikan dan pertanyaan mengenai kurangnya objektivitaass yang dimiliki oleh audit

internal.

Selain itu pengertian objektivitas menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati

(2009:52) objektivitas ialah harus bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of

interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)

yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain. Dengan

mempertahankan integritas auditor akan bertindak jujur dan tegas dengan

mempertahankan objektivitasnya, auditor akan bertindak adil tidak memihak dalam

melaksanakan pekerjaaannya tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu

atau kepentingan pribadi.

b. Indikator Objektivitas

Menurut Pusdiklatwas BPKP (2005) dalam Sukriah dkk (2009) unsur perilaku

yang dapat menunjung objektivitas antara lain:

1) Dapat diaandalkan dan dipercaya.

2) Tidak merangkap sebagai panitia tender, kepanitian lainn dan atau pekerjaan lain

yang merupakan tugass opersional objek yang diperiksa.

3) Tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain.

4) Dapat mempertahankan kriteriia dan kebijaksanaan yang resmi.

5) Dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang

logis.
3. Tanggung Jawab

a. Definisi Tanggung Jawab

Menurut SA 240, menyatakan bahwa auditor memiliki tanggung jawab untuk

melkasanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai

apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh

kesalhaan ataupun kecurangna dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk

menyatakan suatu opini tentang apakah laporam keuangan disusun, dalam semua hal

yang material, sesuai dena suatu kerangka pelaporam keuangan yang beraku dan

melaporkan tentang laporan keuangn dan berkomunikasi seperti yanh disyaratkan

oleh standar auditing, sesuai dengan temuan auditorn (SPAP). Bila auditor juga

melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan,

audtor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang material

dalam pengenalian internal atau pelaporan keuangan (Arens, et al,2014:170)

Tanggung jawab seorang auditor internal dalam perusahaan tergantung pada

status dam kedudukannya dalam struktur organisasai perusahaan. Wewenang yang

berhubungan dengan tanggung jawab tersebut berurursan dengan kekayaan dan

keryawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi.

Menurut Amin Widjaja (2012:21) tanggung jawab auditor internal adalah

menerapkan program audit internal, mengarahkann personel dan aktivitas departemen

audit internal juga menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit

perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan.


Menurut Hiro Tugiman (2006:53) tanggung jawab auditor internal adalah audit

internal yang bertanggung jawab untuk merencakan dan melakukan tugas

pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau di review oleh pengawas.

b. Indikator Tanggung Jawab

1) Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan

2) Menguji dan melakukan evaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem

manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang berlaku

3) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang

keuangan, akuntansi, pemasaran dan kegiatan lainnya

4) Membuat laporan hasil audit, kemudian menyampaikan pada Direktur Utama dan

Komite Audit

5) Melakukan pemantauan, menganalisis dan melaporkan setiap pelaksanaan tindak

lanjut perbaikan yang telah disarankam

6) Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan

4. Pertimbangan Profesional

a. Definisi Pertimbangan Profesional

Pertimbangan profesional adalah probabilitas seorang auditor untuk dapat

menemukan dan melaporkan penyelewangan yang terjadi dalam sistem akuntansi

klien. Probabilitas auditor untuk melaporkan penyelewangan yang tejadi dalam sistem

akuntansi klien tergantung pada independensi auditor. Seorang auditor dituntu untuk

dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi, karena auditor mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung


pada klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk

memeriksan dan mengujij apakah laporan kekuangan telah disajikan secara wajar

sesuai dengna prinsip akuntansi yang berlakku umum (Balance, 2004).

Pertimbangan profesional auditor merupakan sikap yang dimiliki oleh auditor

dalam melaksanakan profesinya. Sehingga auditor dikatakan profesional apabila

bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab (tanggung jawab terhadap diri sendiri,

peraturan hukum serta tanggung jawab terhadap masyarakat). Profesional dimiliki

oleh auditor akan dibuktikan melalui pertanyaan yang diajukan oleh auditor kepada

kliennya untuk memperoleh alsaan, bukti dan informassi mengenai obhek yang

sedang dipermasalahkan. Pertimbangan profesional auditor akan membawa pada

suatu tindakan untuk memilih prosedur audit yang efektif sehingga diperoleh kuali.

Pertimbangan profesional auditor akan membawa pada sutau tindakan untuk memilih

prosedur audit yang efektif sehingga diperoleh kualitas bahan bukti audit yang tepat.

Profesional auditor juga dapar berpengaruh terhadap kualitas audit. Komponen

profesional auditor diperlukan agar auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam

melaksakan audit dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkn

kualitas hasil auditnya.

Suatu evaluasi laporan keuanagn yang baik dihasilakn oleh auditor internal

b. Indikator Pertimbangan Profesional

Menurut Wooten (2003), indikator yang digunakan ialah :

1) Deteksi adalah saji

2) Kesesuaian dengan standar umum yang berlaku

3) Kepatuhan terhadap SOP (Standar Operasional Perusahaan)


Menurut Tjun, Marpung dan Setiawan (2012) indikator yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1) Melaporkan semua kesalahan klien

2) Pemahaman terhadap SIA klien

3) Komitmen dalam menyelesaikan audit

4) Berpedoman pada prinsip akuntansi dan prinsip audit

5) Meyakinkan

6) Jelas

7) ringkas

5. Efektivitas Audit Internal

a. Definisi Efektivitas Audit Internal

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang

tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari

beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran

keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas

merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan

dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan

atau sasaran yangm telah ditemukan sebelumnya.

Menurut Tugiman (1997) untuk mencapai fungsi audit internal yang efektif,

terdapat lima faktor atau syarat yang harus dipertimbangkan, antara lain:

1) Akses, berkaitan dengan masalah ketersediaan informasi yang diperlukan

oleh auditor internal untuk melaksanakan audit.


2) Objektivitas, merupakan keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang untuk

merasakan sesuatu realisasi seperti apa adanya.

3) Kebebasan berpendapat, merupakan suatu keadaan yang memungkinkan suatu

auditor untuk menyatakan sesuatu yang diketahuinya tanpa rasa takut adanya

konsekuensi yang buruk bagi status dan pemisahan organisasional sangat

membantu kebebasan berpendapat.

4) Ketekuanan, pada umumnya ketekunan merupakan kualitas yang berasal dari

dalam diti auditor sehingga dapat dipengaruhi untuk menjadi lebih baik atau

lebih buruk.

5) Ketanggapan, menurut perhatian auditor terhadap berbagai temuan dan

pembuatan keputusan. Adamya tindakan korektif bila dipandang eprlu.

Ketanggapan sangat dipengaruhi oleh status organisasional auditor internal.

b. Indikator Efektivitas Audit Internal

Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dalam Hiro Tugiman (1997),

terdapat sembilan indikator efektivitas auditor internal, antara lain :

1) Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan dan rekomendasinya (reasonable

and meaningful findings and recommendations).

2) Respon dari obyek yang di periksa ( auditee’s response and feedback).

3) Profesionalisme auditor (profesionalisme of the internal audit department).

4) Peringatan dini (absence of surprise).

5) Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the interenal audit

department).

6) Pengembangan personil (development of people).


7) Umpan balik dari manajemen lainnya (operating management’s feedback).

8) Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of request for audit work).

9) Tercapainya program pemeriksaan

6. Sikap Berhati-Hati Dan Bijaksana

a. Definisi Sikap Berhati-Hati Dan Bijaksana

Auditor harus bersikap berhati-hati dan bijaksana serta bertanggung jawan dalam

segala tindakan pengambilan keputusan yang diambilnya. Selain itu, auditor juga

harus jujur dalam mengelola dan menggunakan sumber daya informasi di dalam

lingkungan otoritasnya.

Setiap anggota harus melakukan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,

kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legilasi dan teknik

yang paling mutakhir.

Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan

kualitas suatu rpfesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya. Auditor internal pemerintah sebaiknya bertindak

dalam sikap konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala

perilaku yang mungkin menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasn

internal atau organisasi.

b. Indikator Sikap Berhati-Hati Dan Bijaksana


B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi

efektivitas audit internal. Variabel-variabel tersebut adalah pengaruh objektivitas,

tanggung jawab, pertimbangan profesional audit internal terhadap efektivitas audit

internal dengan sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana sebagai variabel

moderasi. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu. Beberapa

penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Dea, dkk (2016) dengan judul “ analisis

determinan efektivitas auditor internal pada inspektorat provinsi daerah istimewa

yogyakarta”. Sampel penelitian ini adalah auditor internal pada Inspektorat Provinsi

daerah istimewa yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan

metode area sampling. Jenis data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data primer.

Analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap yang pertama statistik

deskriptif analisis demografi responden. Tahap kedua ialah uji instrumen data yang terdiri

dari uji convergent validity, discriiminant validity, reabilitas cronbach alpha dan

composit reliability. Tahap ketiga ialah uji hipotesis inner model.

Penelitian yang dilakukan oleh Rindu (2016) dengan judul “Efektivitas Fungsi

Audit Internal: Faktor yang mempengaruhi dam Implikasinya terhadap Kualitas

Pelaporan Keuangan (Survei Pada Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten di

Pulau Jawa)”. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber primer. Untuk menganalisis

model dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM). Penelitian

ini menggunakan probability sampling yaitu cluster area sampling, khususnya single

stage cluster sampling. Cluster sampling digunakan apabila terdapat homogenitas


diantara rup dan terdapat heterogenitas antar elemen didalam grup (Uma Sekaran,

2000:275). Variabel objektivitas auditor internal berpengaruh positif terhadap

Efektivitass Fungsi Audit internal sebesar 0,104 namun tidak signifikan karena nilai C.R

(Critical Ratio) atau t hitung <t tabel (0,744 < 1,64), dan nilai probabilitas > 0,05.

Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak terbukti tidak terbukti

bahwa Objektivitas auditor Internal berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Fungsi

Audit Internal.

Penelitian yang dilakukan oleh Dean Nurfika Sari (2016) dengan judul “ Analisis

determinan efektivitas auditor internal pada inspektorat provinsi daerah istimewa

yogyakarta “. Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis dilakukan dengan analisi

PLS, sampel yang digunakan penelitian ini yaitu auditor internal pada Inspektorat

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan menggunkan metode area sampling lalu

dibutuhkan jenis data primer.

Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Rozmita dan Rizal

(2014) dengan judul “pengaruh efektivitas fungsi audit internak terhadap pengungkapan

kelemahan pengendalian internal”. Penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berkantor

pusat di Kota Bandung, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

stratified probability random sampling dengan metode iterasi. Kebutuhan sample

minimal yang representatice diambil menjadi 55 responden. Dari ukuran sample minimal

55, makam untuk pendistribusian pengambilan dari BUMN maka ditentukan BUMN

yang secara random terpilih menjadi uniti sample penelitian. Hasil analisis dalam

penelitian ini ialah Efektivitas fungdi sudit internal pada BUMN yang berkantor pusat di

Kota Bandung berada dalam kategori sangat baik. Fimensi lingkup tugas audit internal
memiliki skor yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan untuk melakukan pengujian sistem manajemen resiko kurang memadai.

Penelitian ini dilakukan oleh Ratna Andika Dewi (2016) dengan judul “ pengaruh

peran, profesionalisme, pengalama kerja dan pengetahuan information technology (IT)

auditor internal terhaddap efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan “. Populasi

yang digunakna ialah perusahaan swasta, Sample yang digunakan purposive sampling,

hipotesis yang digunakan model regresi berganda.

Tabel II.1
Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya

No Judul, Penelitian, Tahun Persamaan Perbedaan


Penelitian
1 Analisis Determinan Persamaan Perbedaan penelitian ini
Efektivitas Auditor penelitian yang terletak pada variabel
Internal Pada Inspektorat akan dilakukan asimetri pertimbangan
Provinsi Daerah Istimewa terletak pada jenis profesional dan variabel
Yogyakarta ( Dea, 2015) data yang modera yang memakai sikap
digunakna yaitu auditor internal berhati-hati
data dan bijaksana
primer/kuantitatif
2 “Efektivitas Fungsi Audit Persamaan Perbedaan penelitian ini
Internal: Faktor Yang pnelitiam yang terletak pada beberapa
Mempengaruhi Dam akan dilakukan variabel dan penggunaan
Implikasinya Terhadap terletak pada sampel
Kualitas Pelaporan variabel nya yaitu
Keuangan (Survei Pada efektivitas audit
Inspektorat Pemerintah internal dan data
Provinsi/Kota/Kabupaten yang digunakkan
Di Pulau Jawa ( Rindu, yaitu data
2016) primer/kuantitatif
3 Analisis determinan Persamaan Perbedaan penelitian ini
efektivitas auditor internal penelitian ini terletak pada variabel
pada inspektorat provinsi terletak pada asimetri yaitu pertimbangan
daerah istimewa variabel nya yaitu profesional dan motedo
yogyakarta ( Dea Nurfika efektivitas auditor maupun sampel yang
Sari, 2016 ) internal digunakan
4 Pengaruh Efektivitas Persamaan Perbedaan penelitian ini
Fungsi Audit Internal penelitian ini terletak pada variabel x nya
Terhadap Pengungkapan terletak pada yaitu objektivitas, tanggung
Kelemahan Pengendalian variabel jawab dan pertimbangan
Internal ( Rozmita Dan independenya yaitu profesional dan sampel yang
Rizal, 2014 ) efektivitas audit digunakan yaitu purposive
internal dan sampling
penelitian di
lakukan ddi BUMN
5 Pengaruh Peran, Persamaan Perbedaan penelitian ini
Profesionalisme, penelitian yang terletak pada variabel
Pengalama Kerja Dan akan ditulis ini asimetri pertimbangan
Pengetahuan Information terletak pada profesional dan populasi
Technology (IT) Auditor hipotesis yang akan yang digunakan BUMn dan
Internal Terhaddap digunakan yaitu BUMD
Efektivitas Sistem purposive sampling
Pengendalian Internal dan variabel
Perusahaan ( Ratna Antika independenya yaitu
Dewi, 2016 ) efektivitas

C. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Objektivitas, Tanggung Jawab Dan Pertimbangan Profesional

Auditor Internal Terhadap Efektivitas Audit Internal Dengan Sikap Auditor

Internal Berhati-Hati Dan Bijaksana Sebagai Variabel Moderasi

Audit internal merupakan sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang

dilakukan auditor internal, tetapi juga sebagai operasi dan kontrol yang berbeda-beda

dalam organisasi untuk menemukan apakah informasi keuangan dan operasi telalh

akurat dan daoat diandalkan, risiko yang dihadapi, aturan sudah diikuti dan kriteria

yang memuaskan serta sumber daya digunakan secara efisien dan ekonomis sesuai

tujuan organisasi.

Standar akuntansi terdapat aturan yang digunakan dalam penyajian laporan

keuangan yang berpedoman kepada aturan-aturan yang diterbitkan oleh Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI). Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang


mengidentifikasi (memilih aktivitas ekonomi yang relevan bagi organisasi tertentu),

mencatat (pembuatan jurnal peristiwa secara sistematis dan kronologis), dan

mengkomunikasikan (menyampaikan keadaan keuangan perusahaan tersebut berupa

laporan keuangan akuntansi yang berstandarisasi), peristiwa ekonomi (pembayaran

atau penerimaan yang mempengaruhi langsung pada kas) dari suatu organisasi kepada

pengguna yang berkepentingan (Muhammad, 2018:20)

2. Pengaruh Objektivitas Terhadap Efektivitas Audit Internal

Objektivitas adalah membuat penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang

relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan merekka sendiri atau

pun orang lain dalam membuat penilaian. Auditor internal menunjukkan objektivitas

profesional tingkat tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan

mengkomunikasi informasi tentangn aktivitas suatu proses yang sedang dipertiksa

(Betri, 2018 : 21-22).

Penelitian yang dilakukan oleh frizky dan novia (2019) dan hasil penelitian ini

didukung oleh hasil penelitian dari Khaled (2015) yang menyatakan bahwa sikap

auditor internal berhati-hati dan bijaksana memiliki efek moderasi. Selain itu

penelitian ini juga didukung dengan penelitian Dessalegn dan Aderajew (2007)

yang menyatakan bahwa dukungan manajemen memiliki pengaruh terhadap

efektivitas audit internal. Hasil penelitiam ini yang tidak bertolak belakang dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ulfa (2015) yang menyatakan bahwa

objektivitas tidak memperngaruhi kinerja audit internal.


3. Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Efektivitas Audit Internal

Tanggung jawab auditor internal dalam perusahaan harus ditetapkannya dengan

jelas sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi yang merupakan penerapan pada

standar umum kualitas profesionalisme. Auditor juga harus sesuai dengan kebijakan

manajemen. Pada dasarnya auditor internal tidak memiliki tanggung jawab

langsung dan juga tidak memiliki wewenang atas kegiatan-kegiatan perusahaan

yang sedang diteliti. Oleh karena itu, pemeriksaan serta penilaian audit internal

sama sekali tidak membebaskan tanggung jawab orang lain dalam peusahaan itu.

Menurut penelitian Ismayanti (2009) tanggung jawab auditor internal tidak

menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan akan

tetapi auditor internal bertanggung jawab untuk membantu dalan mendeteksi

kecurangan. Suatu kecurangan tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan

sistem pengendalian internal yang terdapat diperusahaan, berdasarakan uraiain

tersebut maka disimpulkan tanggung jawab auditor internal hanya berpengaruh

secara signifikan terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal.

4. Pengaruh Pertimbangan Profesional Terhadap Efektivitas Audit Internal

Agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus

menjalankan pekerjaannya secara profesional. Auditor harus bersikap independen

terhadap klien, mematuhi stndar auditing dalamm melakukan audit atas laporan

keuangan, memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk menyatakan pendapat

atas laporan keuangan dan melakukan tahp-tahap proses audit secara lengkap. Bukti

audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajkan dalam mlaporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai

dasar yang layak untuk menyatakakn pendapatnya (Josoprijonggo, 2005).

Fazio dan Zanna (1978) serta Regan dan Fazio (1977) merumuskan bahwa

auditor yang kurang berpengalaman memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih

tunggu. Pertama, pengalaman menghasilkan banyak simpanan informasi dalam

jangka panjang auditor. Bila auditor menghadapi tugas yang sama selain mereka

dapat dengan mudah mengakses informasi yang tersimpan dalam memori mereka,

mereka juga dapat mengakses lebih banyak informasi.


Gambar II.1
Kerangka pemikiran

H1
H2a
Objektivitas (X1)
H3a
H2b
Tanggung Jawab
Efektivitas Audit Internal
(X2) H3b (Y)
Pertimbangan
Profesional
auditor internal H2c H3c
(X3)

Sikap Auditor Internal


berhati-hati dan
bijaksana
Sumber: Penulis, 2021
D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir, maka penyusunan hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara Bersama

H1 : Pengaruh objektivitas, tanggung jawab dan pertimbangan profesional auditor

internal terhadap efektivitas audit internal dengan sikap auditor internal

berhati-hati dan bijaksana sebagai variabel moderasi

2. Secara Persial

H2a : pengaruh objektivitas terhadap efektivitas audit internal

H2b : pengaruh tanggung jawab terhadap efektivtas audit internal

H2c : pengaruh pertimbangan profesional auditor internal terhdap efektivitas audit

internal

3. Secara Moderasi

H3a : pengaruh objektivitas terhadap efektivitas audit internal yang dimoderasi oleh

sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana

H3b : pengaruh tanggung jawab terhadap efektivtas audit internal yang dimoderasi

oleh sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana

H3c : pengaruh pertimbangan profesional auditor internal terhdap efektivitas audit

internal yang dimoderasi oleh sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Terdapat beberapa jenis penelitian dan dapat dilihat dari tingkat eksplanasinya

dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (Wiratna, 2019:16)

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai masing-masing vaariabel, baik

suatu variabel atau lebih sifatnya indpenden tanpa membuat hubungan maupun

perbandingan dengna variabel yang lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan

secara sistematik dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

2. Penelitian Komparatif

Penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan yang lain atau

variabel satu dengan standar.

3. Penelitian Asosiatif

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi

untuk menjelaskan, meramalakan dan mengontrol suatu gejala.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif

untuk mengetahui Pengaruh Objektivitas, Tanggug Jawan dan pertimbangan

profesional terhadap efektivitas audit internal dengan sikap auditor internal berhati-

hati dan bijaksana sebagai variabel moderasi.


B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang penulis pilih adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMM) dan

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di kota palembang.

Tabel III.1

Daftar BUMN dan BUMD di kota palembang

No Nama Perusahaan Alamat Perusahaan BUMN dan BUMD


BUMN dan BUMD
1 PT Semen Baturaja Jl. Abikusno Cokro Suyoso Kertapati, Palembang
(Persero) Tbk 30001 Sumatera Selatan - Indonesia
2 PT Tamba 17 Llir Jl. Mesjid Lama No. 158 - Palembang -
Sumatera Selatan
3 PT Rizky Patra Nusa Ariodillah No. 2, Palembang - Sumatera Selatan

4 PT Sinar Musi Jaya Jl Reciden H. Abdul Rozak No. 40 Rt.12 Kel.


Kalidoni, Kec. Kalidoni - Palembang 30114
5 PT Maitri Satya Bahtera Jl Veteran No. 174 F/ 132 - Palembang 30126
6 PT Budi Luhur Jl. Angkatan 66 No. 9 – Palembang
7 PT Makmursakti Jl. Jen. Sudirman No. 1004 G - Palembang 30129
Agramandiri
8 PT Sekawan Kontrindo Jl. Jen. A. Yani No. 15 Palembang
9 PT Sejahtera Jaya Abadi Jl. Jen. A. Yani No. 15 Palembang
10 PT Connectra Utama Jl. Rustini Raya Blok E/I No. 184- Suka Maju, Sako
Kenten - Palembang 30164- Sumatera
11 PT Budi Daya Mandiri Jl. Jend. Sudirman No. 1004 G Palembang – 30129
12 PT Timba Artha Raya Jl. Kapten A. Anwar Arsyad No.22 Kel. Demang
Lebar Daun, Palembang
13 PT Jaya Prima Kurnia Jl. Kolonel H. Berlian No. 276C Km 5,5 - Palembang
- Sumatera Selatan
15 PT Firando Tehnik Jl. Sersan Sani rajawali II No. 1290 – Palembang
Utama
16 PT Sumatra Unggul Jln. Kol. H. Burlian No. 1606, Sukarami –
Palembang
17 PT Berlian Maju Motor Jln. KH. Wahid Hasyim No.1053 – Palembang
18 PT Usaha Bersama Jln. Veteran No. 935 – Palembang
Putra
19 PT Sarana Sumsel Jl. Angkatan 45 F-27 Pakjo, Palembang 30137
Ventura
20 PT Bukit Asam Tbk Jl Stasiun Kertapati
Sumber: https://www.daftarperusahaan.com/
C. Operasionalisasi Variabel
Tabel III.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Efektivitas Efektivitas adalah 1. Kelayakan dan arti
audit pencapaian tujuan secara penting temuan
internal (Y) tepat atau memilih tujuan- pemeriksaan dan
tujuan yang tepat dari rekomendasinya
serangkaian alternatif atau (reasonable and
pilihan cara dan meaningful findings and
menentukan pilihan dari recommendations).
beberapa pilihan lainnya. 2. Respon dari obyek yang
Efektivitas bisa juga di periksa ( auditee’s
diartikan sebagai response and feedback).
pengukuran keberhasilan 3. Profesionalisme auditor
dalam pencapaian tujuan- (profesionalisme of the
tujuan yang telah internal audit
ditentukan. Efektivitas department).
merupakan unsur pokok 4. Peringatan dini (absence Ordinal
untuk mencapai tujuan atau of surprise).
sasaran yang telah 5. Kehematan biaya
ditentukan dalam setiap pemeriksaan (cost
organisasi. Efektivitas effectiveness of the
disebut juga efektif, apabila interenal audit
tercapainya tujuan atau department).
sasaran yang telah 6. Pengembangan personil
ditemukan sebelumnya. (development of people).
7. Umpan balik dari
manajemen lainnya
(operating management’s
feedback).
8. Meningkatnya jumlah
pemeriksaan (number of
request for audit work).
9. Tercapainya program
pemeriksaan
Objektivitas Objektivitas ialah harus 1. Dapat diandalkan dan
(X₁) bebas dari masalah benturan dipercaya.
kepentingan (conflict of 2. Tidak merangkap sebagai
interest) dan tidak boleh panitia tender, kepanitian
membiarkan faktor salah lainn dan atau pekerjaan
saji material (material lain yang merupakan
misstatement) yang tugass opersional objek
diketahuinya atau yang diperiksa.
mengalihkan 3. Tidak berangkat tugas
pertimbangannya kepada dengan niat untuk Ordinal
pihak lain. Dengan mencari-cari kesalahan
mempertahankan integritas orang lain.
auditor akan bertindak jujur 4. Dapat mempertahankan
dan tegas dengan kriteria dan kebijaksanaan
mempertahankan yang resmi.
objektivitasnya, auditor 5. Dalam bertindak maupun
akan bertindak adil tidak mengambil keputusan
memihak dalam didasarkan atas pemikiran
melaksanakan yang logis.
pekerjaaannya tanpa
dipengaruhi tekanan atau
permintaan pihak tertentu
atau kepentingan pribadi.

Tanggung Tanggung jawab auditor 1. Menyusun dan


jawab (X₂) internal adalah menerapkan melaksanakan rencana
program audit internal, audit internal tahunan
mengarahkann personel dan 2. Menguji dan melakukan
aktivitas departemen audit evaluasi pelaksanaan
internal juga menyiapkan pengendalian internal dan
rencana tahunan untuk sistem manajemen risiko
pemeriksaan semua unit sesuai dengan kebijakan
perusahaan dan menyajikan yang berlaku
program yang telah dibuat 3. Melakukan pemeriksaan
untuk persetujuan dan penilaian atas
efisiensi dan efektivitas di Ordinal
bidang keuangan,
akuntansi, pemasaran dan
kegiatan lainnya
4. Membuat laporan hasil
audit, kemudian
menyampaikan pada
Direktur Utama dan
Komite Audit
5. Melakukan pemantauan,
menganalisis dan
melaporkan setiap
pelaksanaan tindak lanjut
perbaikan yang telah
disarankam
6. Melakukan pemeriksaan
khusus apabila diperlukan
Pertimbangan Pertimbangan profesional 1. Melaporkan semua
profesional auditor merupakan sikap kesalahan klien
(X₃) yang dimiliki oleh auditor 2. Pemahaman terhadap
dalam melaksanakan SIA klien
profesinya. Sehingga
3. Komitmen dalam
auditor dikatakan
profesional apabila bekerja menyelesaikan audit
dengan penuh rasa tanggung
4. Berpedoman pada
jawab (tanggung jawab
terhadap diri sendiri, prinsip akuntansi dan
peraturan hukum serta Oridnal
prinsip audit
tanggung jawab terhadap
masyarakat). Profesional 5. Meyakinkan
dimiliki oleh auditor akan
6. Jelas
dibuktikan melalui
pertanyaan yang diajukan 7. Ringkas
oleh auditor kepada
kliennya untuk memperoleh
alsan, bukti dan informassi
mengenai obhek yang
sedang dipermasalahkan.
Pertimbangan profesional
auditor akan membawa pada
sutau tindakan untuk
memilih prosedur audit
yang efektif sehingga
diperoleh kuali.
Pertimbangan profesional
auditor akan membawa pada
sutau tindakan untuk
memilih prosedur audit
yang efektif sehingga
diperoleh kualitas bahan
bukti audit yang tepat.
Profesional auditor juga
dapar berpengaruh terhadap
kualitas audit. Komponen
profesional auditor
diperlukan agar auditor
dapat bertindak jujur dan
tegas dalam melaksakan
audit dengan integritas yang
tinggi, maka auditor dapat
meningkatkn kualitas hasil
auditnya.

Berhati-hati Setiap anggota harus


dan melakukan jasa
bijaksana(X₄ ) profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi
dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan
pengetahuan dan
keterampilan profesional
pada tingkat yang Oridnal
diperlukan untuk
memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari
jasa profesional yang
kompeten berdasarkan
perkembangan praktik,
legilasi dan teknik yang
paling mutakhir.

Sumber: Penulis, 2021


D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90)

Jadi populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan diantara perusahaan

BUMN dan BUMD di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Sekidjo, 2005:79)

Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan metode sample purposive

dengan jumlah 20 perusahaan BUMN dan BUMD di Kota Palembang dengan jumlah

responden 75 terdiri dari manajer keuangan, manajer akuntansi, staf akuntansi, bagian

anggaran dan auditor internal, adapun :

Kriteria porposive sampling yang digunakan untuk penelitian pada BUMN dan

BUMD sebagai berikut

a) Karyawan terkait yang bekerja pada BUMN dan BUMD yang terdapat di Kota

Palembang.

b) Karyawan terkait yang bekerja pada BUMN dan BUMD yang terbuka dalam hal

penelitian kecenderungan auditor internal.

c) Karyawan terkait yang bekerja pada BUMN dan BUMD yang mendukung

penelitian dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan.

Adapun hasil seleksi sample sebagai berikut :


Tabel III.3

Seleksi Sample

No. Keterangan Jumlah


1 BUMN san BUMD yang terdapat di Kota Palembang 20
2 Perusahaan BUMN dan BUMD yang tidak terbuka (5)

dalam hal penelitian efektivitas audit internal


3 Perusahaan BUMN dan BUMD yang tidak menerima (4)

penlitian dengan alasan COVID-19


JUMLAH 11
Sumber: Penulis, 2021

Tabel III.4

BUMN dan BUMD yang menjadi Populasi

No Nama Perusahaan BUMN dan BUMD Jumlah


Responden
1 PT Sejahtera Jaya Abadi 6
2 PT Connectra Utama 9
3 PT Budi Daya Mandiri 4
4 PT Timba Artha Raya 3
5 PT Jaya Prima Kurnia 7
6 PT Firando Tehnik Utama 7
7 PT Sumatra Unggul 6
8 PT Berlian Maju Motor 5
9 PT Usaha Bersama Putra 7
10 PT Sarana Sumsel Ventura 9
11 PT Bukit Asam Tbk 12
Total 75
Sumber: Penulis, 2021
E. Data Yang Diperlukan

Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2017:130) data penelitian pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi:

1. Data Kualitatif / Primer

Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

(tidak melalui perantara)

2. Data Kuantitatif / Skunder

Data Skunder yaitu data penelitian yang diperoleh secarra tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil secara langsung

oleh peneliti dari objek yang diteliti yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dikota Palembang.

Data skunder dalam penelitian ini merupakan data yang telah diolah oleh pihak lain.

Data in diambil melalui website yang diperlukan serta junrla, artikel dan penelitian-

penelitian sebelumya.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk

mengungkapkan atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup

penelitian yang biasan digunakan, sebagai berikut (Wiratna, 2019:93-95)


1. Tes

Data dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat dan kemampuan.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya

kemampuan objek yang kita teliti. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

dasar maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ, minat, khusus dan

sebagainya.

2. Wawancara ( Interview )

Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara

lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mmendapatkan data yang

valid dan detail.

3. Pengamatan ( Observasi )

Observasi adalah pengamatan data pencatatan secara sistematik terhadap gejaka yang

tampak pada objek penelitian.

4. Penggunaan Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

sepakat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada para responden untuk dijawan.

Kuesioner merupakan instrumen oengumpulan daya yanng efesien bila peneliti tahu

dengna pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para

responden.

5. Survey ( Survei )

Survei lebih banyak lagi digunakan utnuk pemecahan masalah-masalah yang berkaitan

dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu servei
tidak digunakan untuk menguji suatu hipotesis. Maka apabila penelitian yang ada

hipotesisinya tetapi menggunakan instrumen survei.

6. Analisis Dokumen

Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita

diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung peneliti.

Penelitian ini menggunakan metode utama menggunakan kuesioner, kuesioner

yakni dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dengan kepala bagian

keuangan yang ada di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) di kota Palembang.

G. Analisis Data dan Teknik Analisis

1. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu, (wiratna,

2019:11-12)

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah metode analisis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik atua cara-cara lain dari kuantitatif (pengukuran). Penelitian

kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial dan

lain-lain.

b. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah metode analisis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik

atau cara-cara lain dari kuantitatif (pengukuran)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kuantitatif dengan menggunakan pengujian statistik dari hasil kuesioner.

Menurut Sugiyono (2017:134-141) berbagai skala sikap yang dapat digunakan

untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial antar lain yaitu :

1. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

2. Ratting Scale Skala Gutman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu ya-

tidak; benar-salah; pernah-tidak pernah; positif-negatif dan lain-lain.

3. Semantic Defferensial

Skala pengukuran yang berbetunk semantic defferensial di kembangkan oleh

Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak

pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang

jawaban “ sangat positifnya “ terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang “

sangat negatif “ terletak di bagian kiri garis atau sebaliknnya.

4. Ratting Scale

Dari ke tiga skala pengukuran seperti yan telah dilakukan, data yang diperoleh

semuanaya adalah data kualitatif yang kemudian di kuantitatifkan. Tetapi dengan


ratting scale data mentah yang diperooleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif.

Keempat jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan

mendapatkan data interval datau rasio. Hal ini tergantung pada bidang yang akan diukur.

Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.

Pada Skala Likert, maka variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan. Jawaban pada skala

likert berupa kata-kata antara lain :

Sangat Setujut =SS =5

Setuju =S =4

Netral =N =3

Tidak Setuju =TS =2

Sangat Tidak Setuju =STS =1

Syarat untuk pengujian analisis dengan menggunakan regresi datanya harus

interval, maka data yanng diperoleh dari kuesioner yang berbentuk ordinal dinaikkan

skalanya menjadi interval. Proses menaikkan skala dari ordinal menjadi interval

digunakan Software (program) MSI (Microsoft Successif Interval).

2. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan model analisis regresi linear berganda untuk meyakinkan bahwa variabel
bebas berpengaruh terhadap vatiabel terikat, selanjutnya dilakukan uji hipotesis ( uji t

dan uji f ) untuk mengetahui signiifkasi dari variabel bebas terhadap variabel terkait serta

membuat kesimpulan dan yang terakhir adalah menghitung koefisisen determinasi untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhada variabel terkait. Teknik

analisis data dalam penelitian ini dibanntu oleh Statistical Program For Spemcince

(SPSS). Sebelum melakukan analisis, sesuai dengan syarat metode OLS (Ordinary Least

Square) maka terlebih dahulu harus melakukan uji validitas, uji reabilitas dan sumsi

klasik.

a. Uji Validitas

Uji validitas (Test of Validity) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

sutau kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid jika pertanyaaan pada

kuesionerr tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

itu. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r dihitung (nilai corrected

item-Total corrected pada outputnya cronbach alpha) dengan r tabel (Wiratna,

2019:165)

r hitung > r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut valid

r hitung > r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar sebuah butir dikatakan valid, yaitu :

1) Pengujian Validitas Konstruk

Menyusun pertanyaan yang akan dilakukan dalam peneitian sesuai dengan

variabel yang ada dalam penelitian kemudian konsultasi.

2) Pengujian Validitas Isi


Instrumen yang harus memiliki validittasi isi menunjukkan pada sejauh mana

insrument tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji ini

digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan dari variabel. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap oernyataan

adalah kuesioner dan stabil dari waktu ke waktu (Wiratna, 2019:169)

r hitung > r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut valid

r hitung < r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji

ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan dari variabel. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terdapat pernyataan

adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu (V.Wiratna, 2018:178). Kriteria

jika :

Cronbach Alpha > 0,60 maka reliabel

Cronbach Alpha < 0,60 maka tidak reliabel

c. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berusaha untuk menggambarkan berbagai karakterikstik data yang

berasal dari suatu sampel. Data yan diolah dalam statistik deskriptif hanya satu

variabel saja. Statistik deskriptif dapat menghasilkan tabel, grafik dan diagram.

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakann proses transformasi

data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan

diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyususna data


dalam bentuk nilai maksimal, nilai rata-rata, nilai standar deviasi (Wiratna:

2019,113).

d. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik terdiri dari (Romie, 2017:116)

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah nilai residu yang dihasilkan

dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Beberapa uji normalitass

yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik

normalP-P plot of regression atau dengan uji One Sample Kolmograv-Smirnpv

(Romie, 2017:117-112)

a) Metode Grafik

Uji normalitas residual denga metode grafikk yaitu melihat penyeberan data

pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P plot of regression standardized

residual. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normlitas dengan

grafik normalitas dengan grafik normal P-P plot of regressions standardized

residual yaitu :

(1) Bila titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal makan

nilai tersebut normal

(2) Bila titik-titik menyebar jauh dari garis daan tidak mengikuti garis

diagonal maka nilai residu tersebut tidak normal.

b) Metode Uji One Sample Kolmogrov Sminov


Metode ini digunakan untuk mengetahui distribusi data dalam hak ink apakah

distribusi residual terdistribusi atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas dengan One

Sample Kolmogrov Sminov yaitu :

(1) Jika nilai signifikasi > 0,05 maka nilai residual tersebut normal

(2) Jika nilai signifikasi < 0,05 maka nilai residual tersebut tidak normal.

2) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah ditemukan adanya kolerasi yang sempurna atau

mendekati sempurna abtar variabel independensi pada modell regresi. Model

regrsi yang baik seharusnya tidak terjadi koleraso di antara dua variabel bebas.

Dilihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF). Diketahui nilai tolerance > 0,1

dari nilai VIF < 10 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas pada model

regresi (Romie, 2017 : 122-123)

3) Uji Heteroskedastisitas

Ialah keadaan yang mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari

residu pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah tak terjadi heteroskedasrisitas.

e. Uji Hipotesis

1) Koefisien Determinasi (R²)

Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah antara nol dan satu. Nilai R²

yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka
variabek independen tidak berpengharuh terhadap variabel dependen. Jika

besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independesi

berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, dengan menggunakan model

ini, maka kesalahan penggangu diusahakan minimun sehhingga R² mendekati 1,

sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya

(Wiratna, 2019:228).

2) Uji Hipotesis Secara Bersama (Uji F)

Pengujian hipotesis secara bersamaan merupakan pengujian hipotesis koefisien

regresi berganda dengan X1 dan X2 secara bersama-sama mempengaruhi Y.

a) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

H₀₁ : pengaruh objektivitas, tanggung jawab dan pertimbangan profesional

internal auditor tidak berpengaruh negatif terhadap efektivitas audit

internal dengan sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana.

Hₐ₁ : pengaruh objektivitas, tanggung jawab dan pertimbangan profesional

internal auditor beperngaruh negatif terhadap efektivitas audit internal

dengan sikap auditor internal berhati-hati dan bijaksana.

b) Menentukan tarif nyata

Tingkat signifikasi sebesar 5%. Taraf nyata dari t tabel ditentukan dari derajat

bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (a) bearti nilai F tabel, Taraf nayat dari F tabel

ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.

c) Ho ditolak apabila F hitung > F tabel, Ha diterima apabila F dihitung > F

tabel.
d) Kesimpulan

Menarik kesimpulan Ho ditolak apabila F hitung > F tabel atau Ha diterima F

hitung > F tabel

3) Uji Hipotesis Secara Parsial/Individu (Uji T)

Pengujian hipootesis secara individual merupakan pengujiam hipotesis

ke=oefisisn regresi berganda dengan hanya satu b (b1 atau b2) yang

mempengaruhi Y. langkah-langkah dalam uji hipotesis secara individual yaitu :

a) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

(1) Hipotesis 2a pengaruh objektivitas terhadap efektivitas audit internal

H02a : pengaruh objektivitas tidak berpengaruh negatif terhadap

efektivitas audit internal.

Ha2a : pengaruh objektivitas berpengaruh negatif terhadap efektivitas

audit internal.

(2) Hipotesis 2b pengaruh tanggung jawab terhadap efektivtas audit internal

H02b : Tanggung jawab tidak berpengaruh negatif terhadap efektivtas

audit internal.

Ha2b : Tanggung jawab berpengaruh negatif terhadap efektivtas audit

internal.

(3) Hipotesis 2c pengaruh pertimbangan profesional auditor internal terhadap

efektivitas audit internal

H02c : pertimbangan profesional auditor internal tidak berpengaruh negatif

terhadap efektivitas audit internal.


Ha2c : pertimbangan profesional auditor internal berpengaruh negatif

terhadap efektivitas audit internal.

b) Menetukan Tarif Nyata

Tingkat signifikasi sebesar 5%. Taraf nyata dari t tabel ditentukan dari derajat

bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (a) bearti nilai F tabel, Taraf nayat dari F tabel

ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.

c) Kesimpulan

Menarik kesimpulan jika t hitung < t tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak. t

hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.

4) MRA (Moderated Regresiion Analysis)

Variabel moderating adalah variabel yang akan memperkuat atau memperlemah

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Dasar pengambilan

keputusan yaitu dengan cara melihat beta yang dihasilkan dari nilai signifikan X3

terhadap Y pada analisis pertama dan nilia signisikasi interasksi X3*X1 (M1)

terhadap Y. untuk menguji keberadaan X3 apakah benar sebagai pure

modearrated, quasi modearated atau bukan moderating sama sekali. Uji

moderated Regression Analysis (MRA).

Jenis-jenis variabel moderator (Ghozali, 2018:222)

a. Moderasi Murni (Pure Moderator) : jika pada interasksi pertama terjadi tidak

signifikan dan pada interaksi kedua terjadi signifikan pada variabel moderasi.

b. Moderasi Semu (Quasi Moderasi) : variabel yang memoderasi hubungan

anatar variabel independem dengan variabel dependen yang sekaligus menjadi


variabek independen. Moedarsi semu ini terjadi abapabila pada interaksi

pertama dan interaksi kedua sama-sama signifikan.

c. Moderasi Prediktor ( Predictor Moderasi ) : variabel moderasi ini hanya

berperam sebagai variabel prediktor dalam modeal hubungna yang di bentuk.

Moderasi perdiktor terjadi apabila pada interakso pertama terjadi signifikan

namun pada interaksi kedua tidak terjadi signifikan pada moderasi variabel.

d. Moderasi Potensial (Homologiser Moderator) : variabel tersebut potemsial

menjadi variabel moderasi. Moedarsi potensial terjadi apabila pada interaksi

pertama dan interaksi kedua tidak terjadi signifikan pada variabel moderasi.

Persamaan I = Y = α + b₁X₁ + b₁X₄ +b1X1X4 + e

Persamaan II = Y = α + b2X2 + b2X4 + b2X2X4 + e

Persamaan III = Y = α + b3X3 + b3X4 + b3X3X4 + e

Keterangan :

Y = Efektivitas Audit Internal

X1 = Objektivitas

X2 = Tanggung Jawab

X3 = Pertimbangan Profesional

X4 = Sikap Auditor Internal Berhati-Hati Dan Bijaksana

X1X4 = Interaksi Antara Objektivitas Dan Sikap Auditor Intenal Berhati-

Hati Dan Bijaksana

X3x4 = Interaksi Antara Tanggung Jawab Dan Sikap Auditor Internal

Berhati-Hati Dan Bijaksana

a = Nilai Konstanta
b1b2b3 = Koefisien Regrsu Variabel X
5) Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi yaitu

residual berdistribusi normal, tak ada multikolieritas, dan tak ada heteroskedositas

(Wiratna, 2019:227)

Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃

Keterangan :

Y = Efektivitas Audit Internal

A = Nilai Konstanta

B1b2b3 = Koefisien Regresi Variabel X

X1 = Objektivitas

X2 = Tanggung Jawab

X3 = Pertimbangan Profesional Auditor Internal

X4 = Sikap Auditor Internal Berhati-Hati Dan Bijaksana

e = Error Term

6) Uji Hipotesis Secara Moderasi

Veriabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat dan

memperlemah hubungan anatar variabek independen terhadap variabel dependen

(Wiratna, 2019:76). Pengujian hipotsis secara moderasi menggunakan aplikasi

khusus regresi berganda linear yaitu MRA (Moderated Regression Analysis)

dimana persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau


lebih variabel independen) MRA ini dilakukan melalui uji signifikann oaraneter

individual (uji statistik t) yang dimoderasi dengan langkah dalam uji hipotesis

yaitu

a) MRA Uji Signifiksdi Parameter Parsial (Uji Statistik T)

(1) Merumuskan hipotesis MRA dengan (uji t) Hipotesis diumuskan sebagai

berikut :

(a) Hipotesis 3a berpengaruh pengaruh objektivitas terhadap efektivitas

audit internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana

H03a : objektivitas tidak berpengaruh negatif terhadap efektivitas audit

internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana.

Ha3a : objektivitas berpengaruh negatif terhadap efektivitas audit

internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana.

(b) Hipotesis 3b pengaruh Tanggung jawab terhadap efektivitas audit

internal yang di mmoderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana.

H03b : tanggung jawab tidak berpengaruh negatif terhadap efektivitas

audit internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-

hati dan bijaksana.


Ha3b : tanggung jawab berpengaruh negatif terhadap efektivitas audit

internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana.

(c) Hipotesis 3c Pengaruh pertimbangan profesional terhadap efektivitas

audit internal yang di moderasi sikap auditor internal berhati-hati dan

bijaksana

H03c : pertimbangan profesional berpengaruh negatif terhadap

efektivitas audit internal yang di moderasi sikap auditor internal

berhati-hati dan bijaksana.

Ha3c : pertimbangan profesional berpengaruh negatif terhadap

efektivitas audit internal yang di moderasi sikap auditor internal

berhati-hati dan bijaksana.

b) Menentukan Tarif Nyata

Tingkat signifikasi sebesar 5%. Taraf nyata dari t tabel ditentukan dari derajat

bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (a) bearti nilai F tabel, Taraf nayat dari F tabel

ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.

c) Ha ditolak apabila t hitung > t tabel, Ha diterima apabila t hitung < t tabel.

Menarik kesimpulan Ha ditolak t hitung > t tabel atau Ha diterima apabila t

hitung < t tabel.

d) Kesimpulan

Menarik kesimpulan H0 ditolak apabila t hitung > t tabel atau H0 diterima

apabila t hitung < t tabel.


DAFTAR PUSTAKA

Anggun Soraya Dyhati. 2019. Pengaruh Integritas, Ojektivitas dan Dukungan Manajemen Senior

Terhadap Efektivitas Audit Internal Dengan Keberanian Moral Sebagai Variabel

Moderasi ( Studi Kasus Pada Bank Di Daerah OKU TIMUR dan OKU SELATAN).

Skripsi : Palembang : Universitas Muhammadiyah Palembang.

Betri Sirajuddin. 2012. Pengaruh Pertimbangan Profesional, Integritas Manajemen, Kepemilikan

Publik Versus Terbatas Dan Kondisi Keuangan Terhadap Kelayakan Bukti Audit Pada

KAP Di Kota Palembang. Forum Jurnal Dan Kewirausahaaan, Jurnal Ilmiah STIE

MDP : Palembang : Universitas Muhammadiyah Palembang.

Betri Sirajuddin Dan Novia Fadhilah Sari Merlin. 2020. Pengaruh Kompetensi Internal Auditor,

Objektivitas Internal Auditor dan Keberanian Modal Terhadap Efektivitas Audit

Internal Dengan Dukungan Manajemen Senior Sebagai Variabel Moderasi. Prosiding

2nd Business Economics Confeerence In Utilizing of Modern Technology ISSN 2662-

9404 : Palembang : Universitas Muhammadiyah Palembang.

Dea Nurfika Sari dan Haryanto. 2016. Analisis Determinan Efektivitas Auditor Internal Pada

Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi & Auditing

Volume 13/No.2 Tahun 2016 : 191-210.

Eka Saputri Nurmalasari, Hj. Anik Malikah dan Junaidi. 2017. Pengaruh Pengalaman Kerja Dan

Pertimbangan Profesional Auditor Terhadap Kualitas Bahan Bukti Audit (Studi Kasus

Pada Kantor Akuntan Publik Di Malang). Malang : Universitas Islam Malang.

Ika ikramina, dkk. 2020. Tanggung jawab auditor internal: review pengendalian internal

perusahaan. Paper kel. 02 internal auditing : siliwangi : universitas siliwangi.


Narisa Dewik Suratni Pujahanty, Pupung Purnamasari, Dan Mey Maemunah. 2015. Pengaruh

Tanggung Jawab Auditor Dan Red Flags Terhadap Pendeteksian Kecurangan ( Survey

Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung ). Jurnal

Nunuk Supadmi, Intiyas Utami Dan Aprina Nugrahesthy Sulistya Hapsari. 2018. Peran Dan

Tanggung Jawab Audit Internal (Studi Kasus Dili Institute Of Technology). Konferensi

Regional Akuntansi V, Malang, 2018.

Rezmita Dewi Yuniarti Rozali dan Rizal Alfian. 2014. Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit

Internal Terhadap Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal (Studi Pada BUMN

Yang Berkantor Pusat di Kota Bandung). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.2

No.2.

Rindu Rika Gamayuni. 2016. Efektivitas Fungsi Audit Internal: Faktor Yang Mempengaruhi,

dan Implikasinya Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan (Survei Pada Inspektorat

Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten Di Pulau Jawa). Simposium Nasional Akuntansi

XIX, Lampung 2016.

Romie, Priyastama. 2017. Spss Pengolahan Data & Analisis Data. Yogyakarta : Start Up

V. Wiratna Sujarweni. 2019. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan kuantitatif.

Yogyakarta : PustakaBaru

Anda mungkin juga menyukai