1
dijalankan, telah menghasilkan keluaran (output) yang dapat memenuhi kebutuhan
penggunanya. Dalam memainkan perannya sebagai katalis, audit intern berperan
sebagai fasilitator dan agen perubahan (agent of change). Dampak dari peran ini
bersifat jangka panjang karena fokus katalis adalah nilai jangka panjang (long-term
values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat
memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan masyarakat
(stakeholders).
Adapun strategi yang dapat digunakan oleh auditor internal dalam perubahan
paradigma yaitu sebagai auditor internalal sebaiknya memiliki strategi yang tepat dalam
menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Pickett (2010) yang selanjutnya diurai lebih
rinci dalam Warta Pengawasan BPKP (2015) menyatakan bahwa dalam menerapkan
perubahan paradigma, auditor internal harus dapat menambah fokus pekerjan, yaitu
sebagai berikut :
1. Hard Control menjadi Soft Control
2. Control Evaluation menjadi Self Assessment
3. Control menjadi Risk
4. Detective menjadi Preventive
5. Audit Knowledge menjadi Business Knowledge
6. Operational Audit menjadi Strategy Audit
7. Independen menjadi Value
Hal lainnya yang perlu diperhatikan selain strategi yang digunakan dalam
penerapan perubahan paradigma auditor internalal adalah organisasi juga perlu
memperhatikan faktor pendukung optimalnya perubahan peran auditor internal antara lain
kompenensi SDM (pendidikan, pelatihan dan pengalaman), sarana dan prasarana termasuk
anggaran untuk kelancaran kegiatan, serta komitmen pimpinan terkait kesadaran dan
kemauan untuk menerapkan pengendalian internal di lingkungannya.
Seiring berjalannya waktu hingga sampai pada era globalisasi ini, semakin banyak
hal - hal yang menjadi tantangan untuk auditor internalal. Mulai dari tantangan yang harus
dihadapi untuk menjadi auditor internalal yang baik hingga kasus - kasus yang melibatkan
auditor internalal ini. Menurut Hery (2004), sebagai penilaian dan persepsi negatif sering
ditujukan terhadap fungsi internal audit.
Pada era globalisasi ini, berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan auditor
internalal untuk menghadapi tantangan - tantangan pada era ini:
1. Auditor harus dapat bisa merubah pendekatan dari audit secara konvensional
menuju audit berbasiskan risiko (risk based audit approach), dengan ini auditor
dapat melakukan audit secara lebih efisien dan efektif sehingga mampu
meningkatkan kinerja departemen.
2. Auditor internalal harus dapat berpandangan luas dan mampu menilai berdasarkan
perspektif global
3. Auditor harus melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, auditor
dianjurkan untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut, yang
keempat, senantiasa mengikuti perkembangan teknologi, dan yang terakhir auditor
internalal harus mampu berpikir kreatif, positif dan inovatif serta berorientasi pada
pemecahan masalah.