Oleh :
Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
2020
INTERNAL AUDITING’S ROLE IN CORPORATE GOVERNANCE
Kata governance telah menjadi pokok dari ruang rapat dan leksikon C-suite, tetapi apa yang
tata kelola terkadang dapat menjadi kacau. Pada intinya, tata kelola hanyalah campuran proses dan
struktur yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Proses dan struktur ini
dipengaruhi tidak hanya oleh risiko yang memengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuan, tetapi juga oleh upaya organisasi untuk memitigasi risiko yang diketahui dan menemukan
risiko yang tidak diketahui.
IIA percaya peran audit internal dalam tata kelola sangat penting. Audit internal memberikan
keyakinan dan wawasan yang obyektif tentang efektivitas dan efisiensi manajemen risiko,
pengendalian internal, dan proses tata kelola.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengeksplorasi peran kualitas audit internal dalam
mengaktifkan prinsip tata kelola perusahaan. Baru-baru ini, krisis keuangan Asia dan peristiwa
berikutnya dari krisis subprime telah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tertentu tentang cara
organisasi dikendalikan dan dikendalikan. Dunia telah mengamati gelombang reformasi
perusahaan di berbagai bagiannya. Tujuan utama dari reformasi ini adalah untuk memperkuat
mekanisme tata kelola internal dan eksternal perusahaan. Dalam upaya melakukan itu, mereka
telah memperkenalkan kode tata kelola perusahaan. Menurut Dewing dan Russell (2004), tata
kelola perusahaan adalah mekanisme yang tidak hanya memastikan kesehatan hubungan antara
pemangku kepentingan yang berbeda tetapi juga memastikan transparansi di antara hubungan-
hubungan ini.
Transparansi adalah jantung dari mekanisme tata kelola perusahaan yang efektif. Kode tata
kelola perusahaan di seluruh dunia merancang mekanisme yang berbeda untuk memastikan
transparansi dalam tata kelola perusahaan. Audit internal adalah salah satu alat itu. Transparansi
adalah prasyarat untuk kode tata kelola perusahaan yang efektif. Audit internal yang efektif adalah
solusi untuk skandal korupsi perusahaan. Efektivitas departemen audit internal adalah kunci
transparansi dalam tata kelola. Banyak peneliti sebelumnya Roussy & Brivot (2014) berpendapat
setelah skandal perusahaan dan krisis keuangan audit internal telah muncul sebagai solusi untuk
membangunkan kontrol internal.
Penelitian ini dilakukan mengeksplorasi peran audit internal dalam mengaktifkan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan. Ukuran komite, independensi anggota komite, pengetahuan
keuangan anggota independen dan komite frekuensi rapat digunakan sebagai proksi kualitas audit
internal. Sedangkan tata kelola perusahaan diukur dengan indeks tata kelola perusahaan yang
dikembangkan oleh (Peasnell et al., 2000). Hasil penelitian memberikan dukungan untuk teori
agensi. Ukuran komite audit dan ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan tata kelola
perusahaan. Sedangkan independensi komite audit, kualifikasi direktur independen dalam komite
audit dan frekuensi pertemuan komite audit berhubungan positif dengan tata kelola perusahaan.
Internal Audit Functions And Corporate Governance: Evidence From Hungary
Rabóczki, M.B (2018)
Penelitian ini bermaksud untuk mengeksplorasi efek dari berbagai faktor CG yang dapat
mempengaruhi keberadaan dan independensi fungsi audit internal (IAF). Penelitian sebelumnya
tentang hubungan antara IA dan elemen CG lainnya telah difokuskan terutama pada pasar modal
yang berkembang dengan baik. asar saham dicirikan oleh ukuran kecil perusahaan dan
kepemilikan saham asing terkonsentrasi. Karakteristik ini dapat mempengaruhi bagaimana dewan
direktur mengatur perusahaan mereka.
Teori dan pengalaman mengkonfirmasi bahwa jenis struktur dewan yang diterapkan
memiliki dampak material pada tanggung jawab dan struktur pelaporan IA. Studi sebelumnya
menganalisis operasi IA terutama dalam struktur tata kelola satu tingkat, yang berlaku di negara-
negara Anglo-Saxon. Studi ini memberikan kontribusi penting untuk literatur teknis yang
berkembang, membahas pengembangan IA di negara dengan tradisi Eropa Kontinental (sistem dua
tingkat) tetapi tetap berusaha untuk memperkenalkan model Anglo Saxon CG sebagai praktik
terbaik.
Hasil menunjukkan bahwa IAF didirikan di hampir setengah dari perusahaan yang terdaftar
Hungaria tetapi independensinya lebih lemah. Hasil regresi mengkonfirmasi dampak negatif dari
konsentrasi kepemilikan asing pada kebutuhan pemantauan IA, dan hubungan komplementer
antara pemantauan IA dan SB, serta audit eksternal. Hasilnya juga menunjukkan bahwa di
lingkungan Hungaria, perusahaan besar seharusnya membuat IAF dan memperkuat
independensinya lebih dari yang kecil. Analisis database mengungkapkan beberapa kekurangan
dalam regulasi CG dan praktik pelaporan. Implikasi dari temuan untuk CG yang sehat dianggap
penting. Dari sudut pandang peraturan, untuk mengakui audit internal sebagai sumber utama dari
jaminan obyektif dalam kaitannya dengan pengendalian internal, manajemen risiko dan proses tata
kelola, lebih banyak penekanan harus ditempatkan pada aspek audit internal regulasi CG.
Sumber:
Rabóczki, M. B. (2018). Internal audit functions and corporate governance: Evidence
from Hungary. Society and Economy, 40(2), 289-314.
Sabbar, M. H. & Abdalamer, S. E. (2019). Does the quality of internal audit matters? A
corporate governance perspective. Opcion.
The Institute of Internal Auditors (2018). Internal Auditing’s Role In Corporate
Governance. Iia Position Paper.