Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INTERNAL AUDIT

OLEH :

NAMA : MELANI PERMATA KASIH

NIM : B1C1 18 196

KELAS :D

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Audit internal merupakan jaminan, independen objektif dan aktivitas
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa
pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola.
Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan
efisiensi dengan menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan
penilaian data dan proses bisnis. Dengan komitmen terhadap integritas dan
akuntabilitas, audit internal yang memberikan nilai untuk mengatur badan dan
manajemen senior sebagai sumber tujuan dan saran independen.
Ruang lingkup audit internal dalam suatu organisasi yang luas dan mungkin
melibatkantopik-topik seperti efektivitas operasi, keandalan pelaporan keuangan,
menghambat danmenyelidiki kecurangan serta mengamankan aset, dan juga kepatuhan terhadap
hukum danketentuan. Audit internal sering melibatkan pengukuran sesuai dengan
kebijakan entitasdan prosedur. Namun, auditor internal tidak bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, mereka menyarankan manajemen dan Dewan
Direksi (atau serupa badan pengawas) tentang bagaimana untuk melaksanakan
tanggung jawab mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengendalian internal (internal control) ?
2. Bagaimana pengelolaan resiko (risk management) ?
3. Apa tingkat kepatuhan (compliance)audit ?
4. Bagaimana praktik manajemen kerugian (loss management practices) ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengendalian Internal (Internal Control)

Pengendalian Internal merupakan suatu prosedur yang dirancang untuk


memberikan kepastian yang layak bagi manajemen didalam perusahaan dengan tujuan
memberikan suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan. Setiap perusahaan
atau suatu organisasi memiliki system yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.

Pengendalian internal (internal control) merupakan semua elemen dari sebuah


organisasi yang diambil bersama-sama dalam mencapai tujuan organisasi, atau tindakan
yang dapat meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan perusahaan. Dalam teori
akuntansi dan organisasi, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang
untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Internal Control
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya atau aset. dijelaskan bahwa manajemen harus melakukan proses
Audit Pengendalian internal, tujuannya untuk memastikan apakah bawahannya telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan sistem dan prosedur sehingga terhindar dari
kemungkinan adanya kecurangan.

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan atau dipengaruhi


oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian
tujuan dalam kategori :
1. Keandalan suatu unsur-unsur laporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi operasi

a. Konsep Dasar Pengendalian Internal


Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam
beberapa definisi berikut:

1. Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses perkembangan akuntansi.


Pengendalian internal terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan
terintegrasi dengan, tidak ditambahkan kedalam, infrastruktur suatu entitas.
2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya
suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, orang pada berbagai tingkatan
organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi
suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian
intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari
pengadaan pengendalian .
4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling
tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

b. 5 Komponen Pengendalian Internal


Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak
kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan entitas, laporan
COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan,
yaitu :

1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya
yang menyediakan disiplin dan struktur.

2. Penilaian risiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi analisis dan
pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penilaian risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus atas risiko
yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti yang diuraikan dalam AU 319.29:
 Perubahan dalam lingkungan operasi
 Personel baru
 Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
 Pertumbuhan yang cepat
 Teknologi baru
 Lini, produk, atau aktivitas baru
 Restrukturisasi perusahaan
 Operasi di luar negeri
 Pernyataan tentang pengertian akuntansi

3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.Mereka membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mengatasi risiko
terhadap pencapaian tujuan entitas.Aktivitas pengendalian yang relevan
dengan pengertian dan jenis-jenis audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam
berbagai cara. Salah satu cara adalah sebagai berikut :
 Pengendalian otorisasi
 Pemisahan tugas
 Pengendalian pemrosesan informasi meliputi pengendalian umum, pengendalian
aplikasi, pengendalian atas proses pelaporan keuangan, pengendalian fisik, review
kinerja dan pengendalian atas manajemen kebijaksanaan dalam pelaporan keuangan.

4. Informasi dan komunikasi


Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan,
yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode pengumpulan biaya dan catatan-
catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan untuk
memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban. Komunikasi melibatkan penyediaan
suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan
dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian
intern suatu entitas pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan
pengoperasian pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan. Kegiatan pemantauan yang efektif meliputi antara lain:

 Pemantauan dapat terjadi melalui kegiatan yang sedang berlangsung dan evaluasi


berkala yang terpisah.
 Manajemen dan komite audit harus sadar terhadap risiko atas fungsi sistem informasi
akuntansi dan memantau kinerja pengendalian internal di lingkungannya.

Pengendalian internal mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu


organisasi perusahaan.Pengendalian internal merupakan alat yang baik untuk membantu
manajemen dalam menilai operasi perusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha.Untuk
menjaga agar sistem pengendalian internal dapat dilaksanakan, diperlukan adanya bagian
yang berfungsi melaksanakan tugas pengawasan atau audit internal.Fungsi yang
dimaksudkan merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan (fraud) melalui pembinaan dan pemantauan pengendalian internal secara
terus-menerus.Fungsi ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan
mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan
pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.Pelaku
yang menjalankan fungsi ini disebut dengan internal auditor.

Menurut American Institute of Certified Public Accountants melalui Commitee on


Auditing Procedures, Statement on Auditing Statement Net, AICPA, New York,
pengendalian internal adalah pengawasan internal yang meliputi susunan organisasi dan
semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk
melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya
kebijaksanaan perusahaan yang telah dibentuk. Sesuai dengan pengertian dan fungsinya,
maka internal auditor melaksanakan tugasnya sebagai berikut:
1. Mengevaluasi secara terus-menerus apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI)
perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
2. Memverifikasi setiap transaksi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan
prosedur, serta ketentuan perusahaan dan undang-undang yang berlaku.
3. Menyampaikan informasi tentang kondisi (adanya penyimpangan atau transaksi yang
berjalan tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku) yang diperoleh
dari hasil audit, dan membuat saran-saran perbaikan kepada manajemen melalui
laporan hasil audit.
Berdasarkan tugas-tugas yang dilaksanakan tersebut, apabila dalam audit
ditemukan adanya penyimpangan, maka auditor akan menginformasikan kepada
manajemen tentang hal penyimpangan yang ditemukan, dan mengapa hal tersebut terjadi
serta siapa yang melakukannya. Atas dasar temuan tersebut, auditor akan memberikan
saran atau rekomendasi kepada manajemen.

B. Pengelolaan Resiko (Risk Management)

Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko; melakukan evaluasi
risiko, mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat
manajemen risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen risiko. Auditor
internal menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam manajemen risiko
dari Dewan Audit atau Komite Audit, agar secara independen auditor mengevaluasi
manajemen risiko dan program memerangi risiko. Auditor internal pada umumnya
bersikap abstain untuk manajemen risiko departemen auditor internal sendiri, kecuali
diminta Dewan Audit untuk melakukan self-assessment.

C. Tingkat Kepatuhan (Compliance)

Muncul audit kepatuhan (Compliance Audit) yang diatur di statement on


Auditing Standars (SAS) adalah untuk membantu perusahaan memastikan kepatuhan
perusahaan terhadap aturan baik secara internal (misalnya SOP jam kerja) ataupun
eksternal. Ketika melakukan pemeriksaan di dalam sebuah perusahaan audit kepatuhan
menjadi program kerja internal audit untuk memastikan kepatuhan (100%) terhadap
ketentuan yang berlaku.
Audit Compliance (Kepatuhan) adalah program kerja yang menentukan apakah
pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan
oleh yang berwenang. Menurut Halim (2008:198) pengertian audit kepatuhan adalah
utuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari sautu entitaas
sesuai dengan kondisi-kodisi, aturan-aturan dan reguulasi yang telah ditentukan. Audit
ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan,
dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan
berasal dari sumber-sumber yang berbeda.
Audit kepatuhan seringkali dinamakan sebagai audit aktivitas.Audit kepatuhan
merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk menentukan apakah
organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur –prosedur, kebijakan-kebijakan, atau
peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, tujuan audit
kepatuhan sudah tentu menentukan apakah klien telah mengikuti prosedur, tata cara,
serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi tersebut. Temuan audit
kepatuhan biasanya disampaikan pada seseorang di dalam unit organisasi yang diaudit
dan menyampaikan kepada pihak-pihak diluar organisasi yang sifatnya lebih luas.
Manajemen adalah pihak pertama atau utama yang menaruh perhatian prosedur-prosedur
dan peraturan yang berlaku.Audit jenis ini sebagian besar dilaksanakan oleh auditor yang
dipekerjakan pada unit organisasi itu sendiri.
D. Praktik Manajemen Kerugian (Loss Management Practices)

CONTOH PRAKTIK STRATEGI MANAJEMEN RISIKO


Evaluasi risiko adalah tugas integral dari auditor internal, risiko menurut
kelompok probabilitas terjadinya. Auditor menentukan jenis risiko, tingkat risiko, audit
program berbasis risiko dan melakukan audit sub-proses kunci, fungsi kunci, aktivitas
kunci. Risiko bisnis-bisnis universal  terkait auditing adalah sbb :

The business risks are : Impact

Financial statements and financial management


1.        Erroneous Financial
records, recording, classification value, or time.
Records(Catatan Keuangan yang
(Laporan keuangan dan catatan manajemen keuangan,
Salah)
pencatatan, nilai klasifikasi, atau waktu.)

2.        Unacceptable Accounting Procedures inconsistent with accounting standards or


Principles inappropriate to the circumstances.
(Prinsip Akuntansi yang (Prosedur tidak sesuai dengan standar akuntansi atau
TidakDapat Diterima) tidak sesuai dengan keadaan.)

Significant impairment to ability to provide service or


3.        Business to function.
Interruption(Gangguan bisnis) (Kerusakan yang signifikan pada kemampuan untuk
memberikan layanan atau fungsi)

Penalties brought by judicial, regulatory, or


4.        Government Criticism or government authorities.
Legal Action (Kritik Pemerintah (Hukuman yang diberikan oleh otoritas
atau Tindakan Hukum)
yudisial,regulator, atau pemerintah.)

Any expenditures, capital or expense, that could have


5.        Excessive Costs (Biaya been avoided or lessened.
Berlebihan) (Setiap pengeluaran, modal atau pengeluaran, yang
dapat dihindari atau dikurangi.)

Loss of income or compensation to which entitled.


6.        Deficient Revenues
Market share.
(Pendapatan yang Kurang)
(Kehilangan pendapatan atau kompensasi yang berhak.
Saham.)

Reduction in value or loss of facilities, equipment,


7.        Destruction or Loss of
material, cash, or claims to monies or data.
Assets (Kehancuran atau
(Pengurangan nilai atau kehilangan fasilitas, peralatan,
Kehilangan Aset)
material, uang tunai, atau klaim atas uang atau data.)

8.        Competitive Disadvantage Inability to remain abreast of demands of the


and Public / Customer marketplace or to respond effectively to competitive
Dissatisfaction (Kerugian challenge.
Kompetitif dan Ketidakpuasan (Ketidakmampuan untuk tetap mengikuti tuntutan pasar
Publik / Pelanggan) atau untuk menanggapi tantangan persaingan secara
efektif.)

Intentional abuse of policies, rules or ethics, or erosion


9.        Fraud and Conflict or of basic honesty.  Monetary aspects or misleading
interest (Penipuan dan Konflik information.
atau kepentingan) (Penyalahgunaan kebijakan, aturan atau etika secara
sengaja, atau erosi kejujuran dasar. Aspek moneter atau
informasi yang menyesatkan.)

Integrity of information for management decision-


10.   Erroneous Management     making causing inappropriate planning, organizing,
Policies or Decisions (Kebijakan directing, etc.
atau Keputusan Manajemen yang
Salah) (Integritas informasi untuk pengambilan keputusan
manajemen menyebabkan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dll yang tidak tepat)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengendalian internal mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu


organisasi perusahaan.Pengendalian internal merupakan alat yang baik untuk membantu
manajemen dalam menilai operasi perusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha.Untuk
menjaga agar sistem pengendalian internal dapat dilaksanakan, diperlukan adanya bagian
yang berfungsi melaksanakan tugas pengawasan atau audit internal.Fungsi yang
dimaksudkan merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-
penyimpangan (fraud) melalui pembinaan dan pemantauan pengendalian internal secara
terus-menerus.Fungsi ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan
mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan
pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.Pelaku
yang menjalankan fungsi ini disebut dengan internal auditor.
Tugas auditor internal antara lain adalah meng-audit risiko; melakukan evaluasi
risiko, mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat
manajemen risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen risiko.
Audit Compliance (Kepatuhan) adalah program kerja yang menentukan apakah
pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan
oleh yang berwenang. Audit kepatuhan seringkali dinamakan sebagai audit
aktivitas.Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi
untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur –prosedur,
kebijakan-kebijakan, atau peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi.
Oleh sebab itu, tujuan audit kepatuhan sudah tentu menentukan apakah klien telah
mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi
tersebut.
Evaluasi risiko adalah tugas integral dari auditor internal, risiko menurut
kelompok probabilitas terjadinya. Auditor menentukan jenis risiko, tingkat risiko, audit
program berbasis risiko dan melakukan audit sub-proses kunci, fungsi kunci, aktivitas
kunci.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenakuntansi.com/pengendalian-internal-dalam-audit#:~:text=Pengendalian
%20internal%20adalah%20suatu%20proses,suatu%20unsur%2Dunsur%20laporan
%20keuangan

https://efrizalzaida.wordpress.com/2017/07/03/audit-internal-dan-manajemen-resiko/

https://crmsindonesia.org/publications/manajemen-risiko-bagi-auditor-part-1/

Anda mungkin juga menyukai