Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGAUDITAN I

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT

Dosen Pengampu :

Prof.Dr. Arifuddin, SE.,M.Si.,Ak, CA

Disusun Oleh :

Andika Michael Kusuma (A031191136)

Maria Ulfa Ramadani (A031191123)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
2021

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan
hasilnya. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk
memajukan atau meningkatkan hasil yang telah dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut di
atas dinyatakan dalam kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan
mengambil keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Laporan
tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau
mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi
perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam
kerja, satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya.  Di
samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai
arti untuk menilai apakah kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan, apakah
kondisi keuangannya sehat, kegiatan penjualannya menguntungkan dan hubungan antar bagian,
atau departemen berlangsung harmonis.
Pemeriksaan terus-menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut
pengendalian intern. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang dikehendaki
manajemen di atas, dalam arti yang tegas, dan sistem tersebut akan mengamankan sumber dari
pemborosan, kecurangan, dan ketidah efesienan, meningkatkan ketelitian dan dapat
dipercayainya data akutansi, mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan,
meningkatkan efisiensi. Sistem pengendalian intern tersebut akan berada dan mempengaruhi
semua kegiatan perusahaan. Ini meliputi metode-metode dimana manajemen atas akan memberi
delegasi atau wewenang dan memberi tanggung jawab untuk fungsi pembelian, penjualan
produksi dan akuntansi. Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas
merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas
tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya,
Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan
yang material dalam proses akuntansi.

4
1.1. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud struktur pengendalian intern?
b. Apa saja komponen dalam struktur pengendalian intern?
c. Apa pemahaman struktur pengendalian intern?

1.2. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
a. Mengetahui arti penting struktur pengendalian intern.
b. Mengetahui apa saja komponen dalam struktur pengendalian intern.
c. Mengetahui pemahaman tentang struktur pengendalian intern.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Arti Penting Struktur Pengendalian Intern

Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor
independen sudah lama diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin
meluas dengan alasan :

 Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam


banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara
langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan.
Manajemen hanya harus mempercayai berbagai laporan dan hasil analisis
mengenai keefektifan operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang utama
untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah
kesalahan-kesalahan dan ketidakberesan terletak di tangan manajemen.
 Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern
yang baik akan dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.
 Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan
pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua
transaksi perusahaan di dalam waktu dan biaya yang terbatas.

Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur


pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat
diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawabnya dengan tepat.

Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah  “Pengendalian


Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan
diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik

6
perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi,
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah


“kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan
perusahaan dapat dicapai.”

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang
peranan penting dalam auditing. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA
319. Par 06 dikemukakan bahwa:

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan


komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan
pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.

Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang


dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan

dan prosedur sistematis dan bervariasi.

B. STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

a. Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum
dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi
personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara
manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan
mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
b. Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan
yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”.

7
Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun
eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan
atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan
level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
 Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
 Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
c. Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen
hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan
dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
 Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
 Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
 Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
 Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
 Evaluasi secara independen atas kinerja
 Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
 Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
d. Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan
mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka
mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan
(organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian
ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun
prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi
mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan
pelaporan eksternal.
e. Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam
perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi
internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai

8
pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah
penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas.
Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak
dan dewan direksi, hal ini meliputi :
 Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
 Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan
rekomendasi dari audit dan reviu.
 Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang
digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian
manajemen.

Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi
secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional
perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam
infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari
perusahaan (organisasi).

C. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian
intern yang harus diperoleh meliputi:
a. Pemahaman Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur
yang menggambarkan keseluruhan sikap dari top manajemen, direktur, dan
pemilik entitas mengenai pengendalian intern dan pentingnya pengendalian
intern bagi entitas.
b. Pemahaman Atas Penaksiran Risiko
Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan
timbulnya risiko berbeda. Manajemen harus bisa mengembangkan suatu
mekanisme sehingga risiko yang akan terjadi dapat segera dideteksi dan diatasi.
Identifikasi dan penganalisaan risiko merupakan proses terus menerus dan
komponen kritis pada pengendalian intern. Auditor berkepentingan untuk
memahami mengenai pengetahuan tentang penilaian risiko yang dilakukan oleh
manajemen, seperti pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan,

9
pengevaluasian kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan
yang akan dilakukan.
c. Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya empat
komponen yang memberi jaminan atas tindakan untuk mencapai tujuan
organisasi dan mencegah risiko yaitu pemisahan tugas, pemrosesan informasi,
pengendalian fisik, penelaahan kinerja. Pengembangan atas aktivitas
pengendalian berkaitan dengan kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam
lima aktivitas pengendalian berikut :
 Pemisahan tugas
 Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas
 Pendokumentasian dan pencatatan
 Pengendalian fisik atas aset dan catatan
 Pengecekan secara independen atas kinerja
d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi
Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa, mencatat dan
melaporkan transaksi yang berguna untuk mempertanggungjawabkan kekayaan
perusahaan. Auditor memahami mengenai lingkup informasi dan komunikasi
dengan melihat : klasifikasi transaksi utama perusahaan, bagaimana transaksi
tersebut terjadi, catatan akuntansi apa yang digunakan dan sifat alaminya,
bagaimana transaksi diproses termasuk pemakaian komputer, sifat dan rincian
proses pelaporan keuangan yang dilakukan.
e. Pemahaman Atas Monitoring
Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan terus menerus
untuk memantau kinerja pengendalian internal oleh manajemen untuk
menjelaskan operasi sudah dilaksanakan dengan benar dan diubah sesuai
dengan kondisi yang ada. Auditor perlu memahami mengenai pemantauan
untuk mengetahui aktivitas pemantauan seperti apakah yang digunakan
perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.

10
a. Menjaga keandalan
pelaporan keuangan entitas
b. Menjaga efektivitas dan
efisiensi operasi yang
dijalankan
c. Menjaga kepatuhan hukum
dan peraturan yang berlaku.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor


yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut.
Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya,
Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya
kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan

11
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan
pelaporan keuangan,(b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : manajemen
tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap
jalannya perusahaan., Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian
intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi
kekeliruan dan penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk
melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu
transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan
suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit
dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi, risiko deteksi,
perancangan pengujian substantif.

DAFTAR PUSTAKA

Boynton C. William, dkk. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga

https://hardiwinoto.com/struktur-pengendalian-internal/

12

Anda mungkin juga menyukai