Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Auditing
Dosen Pengampu :
Dianita Meirini, SA, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 7

1. Indah Yunita Sari (1860403222054)


2. Anggun Prasiwi (1860403222061)
3. Oktaviana Nadila (1860403222066)
4. Firda Aulia Azzahro (1860403222069)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH 4B


JURUSAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
APRIL 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sangat penting memahami bagaimana perusahaan menjalankan operasinya dengan baik
dan mengelola risiko. Dalam audit, pengendalian intern menjadi fokus karena merupakan salah
satu aspek yang membantu menjamin keandalan laporan keuangan. Dengan memahami dan
mengevaluasi sistem pengendalian intern sebuah perusahaan, auditor dapat menilai sejauh
mana sistem tersebut mampu menghasilkan informasi yang akurat, andal, dan sesuai dengan
standar yang berlaku. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pengendalian intern
menjadi kunci dalam proses audit untuk memastikan integritas dan keandalan informasi
keuangan yang disajikan oleh perusahaan kepada pihak-pihak terkait, seperti pemegang saham,
kreditor, dan regulator.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pengendalian intern ?
2. Apa tujuan pengendalian intern ?
3. Apa saja unsur pengendalian intern ?
4. Bagaimana pemahaman dan pengujian pada pengendalian intern ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari pengendalian intern
2. Mengetahui tujuan dari pengendalian intern
3. Mengetahui unsur-unsur pengendalian intern
4. Mengetahui pemahaman dan pengujian pada pengendalian intern

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KEDUA


Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi sebagai berikut:

“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”

Sebelum diuraikan secara mendalam maksud standar pekerjaan lapangan kedua ini, akan
diuraikan lebih dahulu konsep pengendalian intern sebagai objek yang harus dipahami auditor.

B. DEFINISI PENGENDALIAN INTERN

SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan
paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses-yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

1. Keandalan pelaporan keuangan


2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:

1. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu


proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern itu sendiri bukan
merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang
bersifat persuasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai
tambahan, dari infrastruktur entitas.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari
pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang
organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.
3. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan
keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang

2
melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan
pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern
tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan pelaporan,
keuangan, kebutuhan, dan operasi.1

C. TUJUAN PENGENDALIAN INTERN

Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam


pencapaian tiga golongan tujuan :

1. Keadaan informasi keuangan.


2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
3. Efektivitas dan efisiensi operasi

Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian intern yang
ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.2

D. UNSUR PENGENDALIAN INTERN

Dalam SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan
paragraph 07 menyebutkan ada lima unsur pokok pengendalian intern, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran personel organisasi terkait dengan pengendalian. Terdapat
beberapa faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas,
diantaranya:3
a. Nilai integritas dan etika
Efektivitas pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang yang mendesain dan
melaksanakannya. Pengendalian intern yang memadai, namun tidak dijalankan oleh
orang- orang yang tidak menjunjung tinggi integritas dan etika akan berakibat pada

1
Mulyadi, “Auditing Buku I” , (Jakarta : Salemba Empat, 2002), hal. 180
2
Ibid hal.180-181
3
Ibid hal. 183 - 188

3
tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern. Pada personal behaviour, manajer
mengkomunikasikan nilai integritas dan etika melalui tindakan individual mereka dan
melalui operational behaviour, manajer mendesain sistem yang digunakan untuk
membentuk perilaku yang diinginkan berdasarkan nilai integritas dan etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Untuk mencapai tujuan setiap personel di organisasi harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugasnya secara efektif. Komitmen
pada kompetensi mencakup tentang pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan
keterampilan serta perpaduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman untuk
mengembangkan kompetensi.
c. Dewan komisaris dan komite audit
Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham dalam entitas berbadan hukum
perseroan terbatas yang bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen. Sedangkan pembentukan audit berfungsi untuk
menjaga independensi auditor yang telah dipercaya untuk menilai kewajaran
pertanggunjawaban keuangan yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini disebutkan
pada SA Seksi 380 Komunikasi dengan Komite Audit.
d. Filosofi dan gaya operasi
Filosofi merupakan keyakinan dasar (basic beliefs) yang dijadikan parameter atau
panutan bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi menunjukkan apa yang harus
dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan oleh perusahaan. Sedangkan gaya operasi
mencerminkan ide seorang manajer dalam melaksanakan operasi suatu entitas.
e. Struktur organisasi
Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Struktur organisasi
memberikan kerangka perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan
aktivitas entitas.
f. Pembagian wewenang dan pembebanan
Dengan adanya pembagian wewenang yang jelas organisasi akan dapat
mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
organisasi.
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Karyawan merupakan unsur penting dalam pengendalian intern, apabila karyawan
yang dimiliki perusahaan jujur dan kompeten maka unsur pengendalian intern lain

4
dapat dikurangi sampai batas minimumdan perusahaan dapat tetap menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
h. Kesadaran pengendalian
Kesadaran pengendalian tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari
berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh auditor
intern dan auditor independen.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko manajemen untuk pelapoan keuangan yaitu penaksiran risiko yang
terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan, desain dan implementasi
aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi risiko pada tingkat minimum.
Penaksiran risiko harus mempertimbangkan risiko akibat perubahan keadaan, diantaranya:
a. Bidang baru bisnis ataupun transaksi yang membutuhkan prosedur akuntansi yang
belum pernah dikenal
b. Perubahan standar akuntansi
c. Hukum dan peraturan baru
d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan
untuk pengolahan informasi
e. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut adanya perubahan fungsi pengolahan dan
pelaporan informasi dan personel yang terlibat.
3. Sistem Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi dibuat untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis,
mencatat, serta melaporkan transaksi yang dilakukan oleh entitas dan menyelenggarakan
pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang
efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat yaitu:
a. Sah
b. Telah diotorisasi
c. Telah dicatat
d. Telah dinilai secara wajar
e. Telah digolongkan secara wajar
f. Telah dicatat dalam periode yang seharusnya
g. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yaitu kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan
keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan serta
5
prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan
untuk mengurangi risiko dalam mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian yang
relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat dikelompokkan dalam berbagai
kelompok berikut :
a. Pengendalian pengolahan informasi
Pengendalian pengolahan informasi dibagi dua yaitu pengendalian umum (general
control) dan pengendalian aplikasi (application control).
1) Pengendalian umum meliputi organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan
standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian
fasilitas mengolah data.
2) Pengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu meliputi :
a) Prosedur otorisasi yang memadai
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang
memiliki kewenangan untuk mneyetujui terjadinya transaksi. Oleh karenanya
dalam sebuah organisasi harus terdapat sistem yang mengatur pembagian
wewenang atas otorisasi terhadap semua transaksi yang terjadi.
b) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan
wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi di dalam
organisasi dan harus diawasi untuk mengawasi pelaksanaan otorisasi.
c) Pengecekan independen
Untuk menjamin setiap karyawan dalam suatu entitas melaksanakan aktivitas
pengendalian yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pengecekan independen
terhadap kinerja para karyawan. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh
diantaranya, pemisahan fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan dan fungsi
akuntansi. 4
b. Pemisahan Fungsi yang Memadai
Pembagian tugas pada organisasi didasarkan pada prinsip berikut :
1) Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi
2) Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva yang
bersangkutan
3) Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi

4
Ibid, hal. 189- 192

6
Tujuan dari dilakukan pemisahan fungsi yaitu mencegah dan agar dapat dilalkukan
deteksi segera mungkin terhadap kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan
tugas yang diberikan pada seseorang.
c. Pengendalian Fisik atas Kekayaan dan Catatan
Cara yang dianggap paling tepat untuk perlindungan kekayaan dan catatan yaitu
dengan menyediakan perlindungan fisik. Perlindungan fisik ini juga dibutuhkan untuk
catatan dan dokumen. Perusahaan dapat memilih mengeluarkan biaya untuk penjagaan
catatan dan dokumen serta biaya untuk pembuatan catatan pengganti (backup records)
dibanding dengan menanggung risiko kerugian akibat kehilangan catatan dan
dokumen.
d. Review atas Kinerja
Review atas kinerja mencakup review serta analisis oleh manajemen atas:
1) Laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun buku
pembantu, seperti Daftar umur piutang usaha
2) Kinerja sesungguhnya disbandingkan jumlah menurut anggaran dan prakiraan
3) Hubungan antara serangkaian data, seperti data keuangan dengan data
nonkeuangan
5. Pemantauan
Pemantauan merupakan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan dilakukan oleh personel yang semestinya melakukan
pekerjaan itu, baik tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang
tepat. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian intern yang dilakukan
sudah sesuai harapan dan apakah pengendalian intern telah membutuhkan perubahan
karena adanya perubahan keadaan.5

E. PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJIAN


PENGENDALIAN
Mengapa auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern kliennya?
Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern kiennya
untuk perencanaan auditnya. Secara khusus, pemahaman auditor tentang pengendalian intern
yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan berikut ini:

5
Ibid, hal. 193 - 195

7
1. Kemungkinan dapat atau tidaknya audit diaksanakan.
2. Salah saji material yang portensial dapat terjadi.
3. Risiko deteksi.
4. Perancangan pengujian substantif.
Oleh karena itu, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan asersi keberadaan kas dengan mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya saldo akun bank yang dicatat tidak benar-benar ada. Jika dari hasil pemahaman dan
pengujian efektivitas pengendalian intern ternyata pengendalian intern dalam perusahaan klien
sangat lemah atau sama sekali tidak ada, tidaklah mungkin bagi auditor untuk memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan klien.
Masalah utama yang timbul karena sangat lemahnya pengendalian intern adalah adanya
kemungkinan tidak dicatatnya jumlah-jumlah yang material seperti misalnya hasil penjualan,
utang yang ditarik klien, dan pemilikan kekayaan. Oleh karena itu, jika pengendalian intern
dalam perusahaan sangat jelek, auditor harus menolak untuk melaksanakan audit atau menolak
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya.
Hasil studi dan pengujian efektivitas pengendalian intern menentukan juga luasnya audit yang
akan dilaksanakan yaitu dalam hal:
1. Pemilihan prosedur audit yang akan digunakan dalam audit.
2. Pemilihan saat penerapan prosedur audit tersebut, yaitu apakah diterapkan sebelum
tanggal laporan keuangan atau sesudahnya.
3. Penentuan jumlah pengujian yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas
laporan keuangan yang diauditnya.
Jika dari hasil pemahaman dan pengujian efektivitas pengendalian intern, audior
menemukan adanya kelemahan-kelemahan di dalamnya, auditor bertanggung jawab untuk
memberitahukan penemuannya tersebut kepada manajemen.
Dalam meperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor menggunakan tiga macam
prosedur audit:
1. Mewawancarai karyavan perusahaan yang berkaitan dengan unsur pengendalian.
2. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan cataran.
3. Melakukan pengamanan atas kegiatan perusahaan.
Informasi yang dikumpulkan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit tersebut di atas
adalah:
1. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam tap-tiap unsur pengendalian.
2. Apakah kebijakan dan prosedur tersebut benar-benar dilaksanakan.
8
Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian
Tidak seperti halnya dengan unsur pengendalian intern: informasi dan komunikasi serta
aktivitas pengendalian, informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya tidak didukung
dengan dokumentasi memadai. Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya
dikumpulkan oleh auditor dengan cara: permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung
jawab atas unsur pengendalian intern, inspeksi dokumen dan catatan, dan pengamatan atas
kegiatan perusahaan.

Pemahaman atas Penaksiran Risiko


Auditor harus mengumpulkan informasi tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi
risiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan secara wajar, dan kepedulian
manajemen terhadap risiko tersebut, serta bagaimana manajemen merancang aktivitas
pengendalian untuk mengatasi risiko tersebut. Di samping itu, auditor juga harus
mengumpulkan informasi tentang respon manajemen terhadap perubahan keadaan, baik intern
maupun ekstern, dan pengaruhnya pada risiko pengendalian.

Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan keuangan.
Sistem akuntansi yang didesain dengan baik dan dimplementasikan dengan baik akan
menghasilkan informasi akuntansi yang andal, SA Seksi 319 memberi panduan rentan
informasi yang harus dikumpulkan oleh auditor untuk memahami sistem akuntansi kliennya:
1. Golongan utama transaksi dalam kegiatan perusahaan
2. Bagaimana transaksi-transaksi tersebut timbul dan dilaksanakan
3. Catatan akuntansi, dokumen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan,
informasi yang hanya dapat dibaca dengan mesin, akun yang terkait dalam laporan
keuangan yang bersangkutan dengan pengolahan dan pelaporan transaksi.
4. Proses pengolahan data akuntansi yang dilakukan sejak saat transaksi terjadi sampai
disajikan dalam laporan keuangan, termasuk bagaimana komputer digunakan untuk
mengolah data tersebut.
5. Proses penyusunan laporan keuangan yang digunakan untuk menyajikan llaporan
keuangan
perusahan, termasuk penaksiran akuntansi penting yang digunakan oleh manajemen.

9
Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian
Informasi tentang aktivitas pengendalian umumnya diperoleh auditor bersamaan dengan
pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian.
Sebagai contoh, pada saat auditor mengumpulkan informasi mengenai struktur organisasi yang
bersangkutan dengan transaksi pembelian, auditor akan mengumpulkan sekaligus bagaimana
transaksi pembelian timbul dan manajer yang memberikan otorisasi atas terjadinya transaksi
tersebut.

Pemahaman atas Pemantauan


Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk memantau efektivias
pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal. Di samping itu, auditor
harus pula memahami tindakan-tindakan yang diambil untuk memperbaiki unsur pengendalian
intern berdasarkan informasi yang diperoleh dalam pemantauan.

PENGUJIAN PENGENDALIAN
Untuk menguji kepatuhan tehadap pengendalian intern, auditor melakukan dua macam
pengendalian :
1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.
2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern.

Pengujian Adanya Kepatuhan


Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh auditor
benar-benar ada, auditor melakukan dua macam pengujian:
1. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanan transaksi terentu,
2. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat

Pengujian Transaksi dengan Cara Mengikuti Pelaksanaan Transaksi Tertentu.


Pengujian transaksi tersebut dapat berupa:
a. Pengamatan (mungkin bersifat mendadak) terhadap penerimaan cek dan surat
pemberitahuan dari debitur yang dilakukan oleh fungsi penerima surat. Auditor
mengamati pembuatan daftar surat pemberitahuan oleh fungsi penerima surat dan
pengiriman cek ke fungsi penerima kas serta pengiriman surat pemberitahuan dan daftar
surat pemberitahuan ke fungsi pencatat piutang.
10
b. Pengamatan terhadap pembuatan bukti setor bank. Auditor mengamati endorsement
atas setiap cek oleh pejabat yang berwenang, memastikan bahwa jumlah cek yang
diterima disetor segera ke bank dengan melakukan rekonsiliasi bukti setor bank dengan
daftar surat. pemberitahuan yang dibuat oleh fungsi penerima surat.
c. Pengamatan penyetoran cek ke bank. Dalam hal tertentu auditor tidak melakukan
pengamatan penyetoran cek ke bank, namun menempuh konfirmasi ke bank untuk
memastikan bahwa jumlah kas yang diterima dari piutang disetor seluruhnya ke bank
dengan segera.
d. Pemeriksian atas pencatatan penerimaan kas dari debitur tersebut ke dalam kartu
piurang debitur yang bersangkutan dan ke dalam jurnal penerimaan kas.

Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat. Dalam hal tertentu,
auditor seringkali melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian intern dengan
cara melaksanakan pengujian terhadap transaksi tertentu yang telah terjadi dan telah dicatat
dalam cataran akuntansi. Dalam hal ini auditor harus memilih transaksi tertentu kemudian
mengikuti pelaksanaannya sejak awal sampai selesai, mealui dokumen-dokumen yang dibuat
dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akuntansi.

Pengujian Tingkat Kepatuhan


Dalam pengujian tingat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern pembelian, auditor dapat
menempuh prosedur audit berikut ini:
1. Mengambil sampel bukti kas masuk dan memeriksa kelengkapan dokumen
pendukungnya
(surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) serta
tanda tangan pejabat yang berwenang baik dalam bukti kas keluar maupun dokumen
pendukungnya. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan kepastian transaksi
pembelian telah diotorisasi oleh pejabat-pejabat yang berwenang.
2. Melaksanakan pengujian bertujuan ganda (dual-purpose test), yang merupakan
kombinasi antara pengujian yang tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian
intern (pengujian pengendalian) dan pengujian yang tujuannya menilai kewajaran
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (pengujian substantif).6

6
Ibid hal.195-199

11
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pengendalian intern merupakan serangkaian proses dan kebijakan yang dirancang
untuk membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan efisien dan efektif, melalui
pemantauan dan evaluasi aktivitas-aktivitas organisasi serta pencegahan dan deteksi adanya
kesalahan atau penyalahgunaan yang dapat terjadi. Hal ini melibatkan berbagai aspek,
termasuk lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, (2014), Auditing Edisi 6 Buku 1, ( Jakarta : Salemba Empat )

13

Anda mungkin juga menyukai