Disusun Oleh:
I Gusti Agus Eka Widiana
220641010001
bahwa:
“Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan
keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan ( c) kepatuhan terhadap hukum dan
Menurut Al Haryono Jusup (2014: 356), sistem pengendalian internal terdiri dari
kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen dengan keyakinan memadai agar entitas
mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur ini sering disebut
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
besarnya menurut Tuanakotta (2014: 127) dapat dibagi menjadi empat kelompok, sebagai
berikut:
Menurut Al Haryono Jusuf (2014: 356), pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan
umum dalam merancang suatu sistem pengendalian internal yang efektif, yakni:
bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan
yang ditetapkan oleh IAI dan IFRS. Tujuan pengendalian internal yang efektif atas
Tujuan utama pengendalian ini adalah untuk memberi informasi keuangan dan non-
hanya menyangkut akuntansi secara tak langsung, namun ada juga yang berkaitan
cukup terhadap asset, utang, pendapatan dan beban. Setiap transaksi dalam organisasi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari manajer/ pejabat yang memiliki wewenang
untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi
harus dibuat sistem yang mengatur wewenang untuk otorisasi atas terlaksanakannya
setiap transaksi.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsi unit organisasi.
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang
atau unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4. Perputaran jabatan (job rotation) yang diadakan secara rutin dapat menjaga
waktu tersebut.
pengendalian internal yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang
kompoten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas
keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompoten dan
1. Lingkungan pengendalian
pengendalian internal.
diterapkan.
ditetapkan.
2. Penilaian risiko
penanggulangan terhadap risiko yang bisa terjadi dalam kegiatan sehari-hari seperti
transaksi pembelian, penjualan, pembayaran dll dan pengaman asset. Komponen dalam
Otorisasi ini diwujudkan dalam bentuk tanda tangan atau paraf dalam
dokumen terkait.
fisik.
Pemeriksaan independen atas kinerja oleh pihak ketiga yang tidak terlibat
5. Pemantauan (Monitoring)
yang sedang berjalan. Pemantauan berkala atas proses yang kritikal dapat dilakukan oleh
menggunakan jasa ahli dari luar entitas yang bersangkutan. Kegiatan pemantuan juga
dapat dilakukan oleh manajemen meliputi penggunaan informasi dari pihak eksternal
penyempurnaan.
5. Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan/ Internal Control over Financial
Reporting (ICoFR)
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan atau Internal Control over Financial
Reporting (ICoFR) adalah proses yang didesain oleh atau dibawah pengawasan pimpinan
perusahaan, dan pimpinan bagian keuangan dan dipengaruhi oleh Dewan Direksi, manajemen
dan karyawan lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance)
terkait:
1. Keandalan pelaporan keuangan; dan
2. Penyusunan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Manfaat dari program pengendalian internal atas pelaporan keuangan yaitu:
1. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan;
2. Meningkatnya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan;
3. Mudahnya penilaian terhadap perusahaan;
4. Efektivitas desain dan operasi pengendalian;
5. Laporan keuangan dan disclosure yang handal serta proses audit keuangan yang
berjalan lancar;
6. Pengambilan keputusan yang lebih tepat;
7. Tingkat kepercayaan atas laporan keuangan yang menguat;
8. Kemampuan untuk penetrasi pasar modal; dan
9. Reputasi baik di mata stakeholders.
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan mencakup kebijakan dan prosedur yang:
1. Berkaitan dengan pemeliharaan catatan yang cukup detail, akurat serta
mencerminkan transaksi dan sifat aset perusahaan;
2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat sebagaimana
diperlukan untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan bahwa penerimaan dan pengeluaran
perusahaan dibuat sesuai dengan kewenangan manajemen dan direksi perusahaan;
3. Memberikan keyakinan memadai tentang pencegahan atau deteksi atas perolehan,
penggunaan, atau disposisi aset perusahaan yang tidak sah secara tepat waktu yang
bisa berdampak material terhadap laporan keuangan.
Dengan demikian, perusahaan dengan ukuran relatif besar, frekuensi transaksi keuangan
tinggi, nilai transaksi keuangan yang besar, kompleksitas pemrosesan transaksi yang beragam,
proses bisnis yang beragam dan tersebar di berbagai lokasi perlu mengimplementasikan
pengendalian internal atas laporan keuangan ini.