OLEH :
Kelompok 7
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi “pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan anda dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan”.
SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam Audit Laporan Keuangan
peragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut :
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Berikut ini keterbatasan
bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern yaitu Kesalahan dalam pertimbangan,
Gangguan, Kolusi, Pengabaian oleh manajemen, dan Biaya lawan manfaat
SA Seksi 319 Pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit Laporan keuangan paragraf
07 menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan.
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam pengendalian dalam
suatu organisasi dan mepengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Berbagai
faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yaitu; Nilai integritas dan
etika, Komitmen terhadap kompetensi, Dewan komisaris dan komite audit, Filosofi dan gaya
operasi manajemen, Stuktur organisasi, Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab,
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan
tindakan para pemilik dan menajer entitas mengenai pentingnya pengendalian intern entitas.
Efektivitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat ditentukan oleh
atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian.
2. Penaksiran risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan
prinsip akuntansu berterima umum di Indonesia. Penaksiran risiko manajemen untuk tujuan
pelaporan keuangan adalah penaksiran risiko yang terkandung dalam asersi tertantu dalam
laporan keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk
mengurangi risiko tersebut pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan
manfaat.
3. Informasi dan komunikasi
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis,
mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban
kekayaan dan utang entitas tersebut. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang efektif dapat
memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah Sah, Telah
diotorisasi, Telah dicatat, Telah dinilai secara wajar, Telah digolongkan secara wajar, Telah
dicatat dalam periode yang seharusnya, Telah dimasukan kedalam buku pembantu dan telah
diringkas dengan benar.
Komunikasi mencangkup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam
pelaporan keuangan tentang bagaiman aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain,
baik yang berada didalam maupun diluar organisasi.
4. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan
keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh menajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
Aktivitas pengandalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat digolongkan
kedalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan yaitu sebagai berikut :
1) Pengendalian pengolahan informasi
a) Pengendalian umum; meliputi organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan standar
untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan
data.
b) Pengendalian aplikasi; dikelompokan menjadi prosedur otorisasi yang memadai,
perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup, pengecekan secara
independen
2) Pemisahan fungsi yang memadai
3) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
4) Review atas kinerja
Prosedur otorisasi yang memadai. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya atas dasar otoritas
dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu,
didalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otoritas atas
terlaksananya setiap transaksi.
Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup. Dalam perancangan
dokumen dan catatan, unsur pengendalian intern yang harus dipertimbangkan adalah :
1. Perancangan dukumen bernomor unit tercetak.
2. Pencatatan transaksi harus dilakukan pada saat transaksi terjadi.
3. Perancangan dokumen dan catatan harus cukup sederhana untuk menjamin kemudahan
dalam pemahaman terhadap dokumen dan catatan tersebut.
4. Sedapat mungkin dokumen dirancang untuk memenuhi berbagai keperluan sekaligus.
5. Perancangan dokumen dan catatan yang mendorong pengisian data yang benar. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memasukkan unsur pengecekan intern dalam pengisian dokumen atau
catatan.
Pemisahan Fungsi yang Memadai. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat
dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepada seseorang.
Pengendalian Fisik atas Kekayaan dan Catatan. Cara yang paling baik dalam perlindungan
kekayaan dan catatan adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik. Perlindungan fisik
juga diperlukan untuk catatan dan dokumen. Perusahaan lebih baik mengeluarkan biaya untuk
penjagaan catatan dan dokumen serta biaya untuk pembuatan catatan pengganti (back up
records) bila dibandingkan dengan menanggung resiko kerugian sebagai akibat kerusakan atau
hilangnya catatan atau dokumen. Penggunaan alat mekanik juga digunakan untuk menambah
jaminan bahwa informasi akuntansi dicatat secara teliti dan tepat waktu.
Review atas Kinerja
Review atas kineja mencakup review dan analisi yang dilakukan oleh manajemen atas: (a)
Laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun buku pembantu; (b) Kinerja
sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran, prakiraan atau jumlah tahun yang
lalu; (c) Hubungan antara serangkaian data seperti data keuangan dan non keuangan
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu,
pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya baik pada tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian dan pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah pengendalian
intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan juga untuk menentukan apakah
pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
PENGUJIAN PENGENDALIAN
Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern, auditor melakukan dua macam
pengujian:
1. Pengujian Adanya Kepatuhan
Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh auditor
benar-benar ada, auditor melakukan dua macam pengujian:
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu
Dalam membuktikan adanya kepatuhan pengendalian intern, auditor dapat memilih
transaksi tertentu, kemudian melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian
intern dalam pelaksanaan tersebut sejak transaksi dimulai sampai selesai.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat
Dalam hal ini auditor harus memilih transaksi tertentu kemudian mengikuti
pelaksanaannya (reperforming) sejak awal sampai selesai, melalui dokumen-dokumen
yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akuntansi.
2. Pengujian Tingkat Kepatuhan
Dalam pengujian tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern (misal pembelian) auditor
dapat menempuh prosedur audit berikut:
1. Mengambil sampel bukti kas masuk dan memeriksa kelengkapan dokumen
pendukungnya serta tanda tangan pejabat yang berwenang baik dalam bukti kas keluar
maupun dokumen pendukungnya
2. Melaksanakan pengujian bertujuan ganda yang merupakan kombinasi antara pengujian
yang tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian intern dan pengujian yang
tujuannya menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2002. Auditing 1 Edisi Keenam Buku 1. Jakarta: Salemba Empat