Oleh Kelompok 11 :
1
kompetetif, perusahaan harus membangun kemitraan usaha dengan perusahaan
lain dalam memenuhi kebutuhan tertentu costumers.
2
d. Dalam sistem informasi komputer, data akuntansi dicatat dalam buku
pembantu yang diselenggarakan secara elektronik dalam bentuk shared
database.
e. Sistem informasi komputer sangat mengandalkan pada berfungsinya
kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak.
f. Jejak audit dalam sistem informasi komputer menjadi tidak terlihat.
g. Sistem informasi komputer mengurangi keterlibatan manusia.
h. Sistem informasi komputer mengubah kekeliruan yang bersifat acak ke
keliruan yang bersistem.
i. Sistem informasi komputer rentan terhadap akses tanpa izin.
j. Sistem informasi komputer menimbulkan resiko kehilangan data.
k. Sistem informasi komputer menuntut pengintegrasian fungsi.
l. Sistem informasi komputer menghilangkan sistem otorisasi tradisional.
m. Sistem informasi komputer menuntut pekerja pengetahuan untuk
menjalankannya.
3. Dampak Teknologi Organisasi Informasi Terhadap Pekerjaan Tipe Pekerja
Organisasi dan Cara Pengelolaan Organisasi
Pemanfaatan teknologi informasi mengakibatkan pergeseran jenis pekerja dari
pekerjaan yang lebih mengandalkan pada tenaga kerja atau otot ke pekerjaa yang
menuntut pengetahuan atau pekerjaan otak. Teknologi komputer dan telekomunikasi
hanya akan produktif ditangan pekerja yang mengandalkan pada pengetahuan,
sehingga dimasa depan, pekerja yang akan dominan dalam perusahaan adalah
pekerjaan pengetahuan pekerja yang menggunakan pengetahuannya dalam
menghasilkan produk dan jasa bagi costumer.
4. Dampak Teknologi Informasi Terhadap Hubungan Bisnis
Jaman teknologi informasi menjadikan lingkungan bisnis sangat kompetitif. Dalam
Ingkungan seperti itu, perusahaan yang berhasil dalam bisnis adalah perusahaan yang
mampu menyediakan produk dan jasa unggul bagi customer melalui kompetisi
intinya. Tanpa kemampuan untuk menghasilkan produk dan jasa unggul bagi
costumer, produk dan jasa perusahaan tidak akan dipilih oleh costumer, dan tanpa
kompetisi inti, perusahaan akan mudah sekali dikalahkan dalam persaingan. Dengan
demikian, perusahaan-perusahaan akan memfokuskan pada kompetsisi intinya, dan
kegiatan pembuatan produk dan penyerahan jasa yang bukan kompetensi intinya akan
diserahkan kepada perusahaan lain yang memiliki kompetensi inti yang diperlukan.
3
Berikut ini di uraikan perkembangan pendekatan dalam pembangunan hubungan
bisnis:
1) Pendekatan Keluarga
Pendekatan keluarga dalam mengembangkan hubungan bisnis memiliki segi
positif. Pendekatan keluarga dilandasi oleh kepercayaan, dan hubungan bisnis
sangat memerlukan dasar ersebut agar transaksi bisnis dapat berjalan secara
lancer dan efektif. Sebagaimana telah diuraikan diatas, pendekatan keluarga
mendasar hubungan keluarga di dalam memilih pihak yang akan diajak untuk
melakukan hubungan bisnis. Di dalam perusahaan kecil, biasanya personel
dipilih dari orang yang memiliki hubungan keluarga dengan pemilik
perusahaan. Pemasok dan mitra bisnis dipilih berdasarkan hubungan keluarga
dengan manajemen perusahaan.
2) Pendekatan Bisnis
Pendekatan kekeluarga memiliki keterbatasan dalam penyediaan kompetensi
yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer. Oleh
karena itu, dicari alternatif. pendekatan bisnis untuk emngatasi kelemahan
pendekatan keluarga. Pendekatan bisnis digunakan sebagai dasar
pembangungan hubungan bisnis antara perusahaan dengan pemasok dan mitra
bisnisnya dan antara manajer dengan karyawan, dan antara fungsi dalam
perusahaan. Melalui pendekatan bisnis, perusahaan mencari mitra bisnis diluar
hubungan keluarga, sehingga dapat dibangun hubungan bisnis dengan pihak
yang memang memiliki kompetensi yang diperlukan untukmenjalankan bisnis.
3) Kemitraan Usaha (Partnered Relationship) untuk Mendobrak Mitos Tentang
Hubungan Bisnis
Pendekatan kemitraan usaha menggabungkan segi positif yang ada di dalam
pendekatan keluarga dan pendekatan bisnis. Pendekatan kemitraan usaha
menitikberatkan pada trust building dan core competency di dalam
membangun hubungan kemitraan, baik di dalam organisasi perusahaan (antara
manajer dengan karyawan dan antarfungsi dalam organisasi) maupun di antara
perusahaan dengan para pemasok dan mitra bisnisnya.
5. Tipe Konfigurasi Sistem Informasi Komputer
Dalam perikatan audit, auditor kemungkinan akan menjumpai satu dari tiga tipe
lingkungan sistem informasi komputer yaitu sebagai berikut :
1) Lingkungan Sistem Informasi Komputer__Stand-alone Micro Computer
4
Komputer mikro dikenal engan nama komputer pribadi (personal computer
atau PC) umumnya digunakan oleh perusahaan kecil sebagai stand-alone
workstation yang dioperasikan oleh satu atau beberapa pemakai pada waktu
yang berbeda. Karakteristik sistem komputer mikro yaitu komputer mikro
berharga relatif murah, mudah dipindahkan dan segera dapat dioperasikan
begitu dipasang.
1) Pengendalian Intern dalam Lingkungan Komputer Mikro
Pengendalian intern dalam lingkungan komputer mikro memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Oleh karena karakteristik fisiknya, komputer mikro mudah
dicuri, mudah mengalami kerusakan fisik, dan mudah diakses
atau digunakan tanpa izin, maka pengamanan fisik yang
diperlukan terhadap komputer mikro adalah:
a. Mengunci komputer mikro dalam almari yang
terlindung.
b. Menempelkan komputer mikro ke meja dengan suatu
alat yang tidak memungkinkan komputer dipindahkan
dari meja tersebut.
c. Memasang mekanisme pengunci untuk mengendalikan
akses ke tombol untuk menghidupkan dan mematikan
komputer.
2. Program dan data yang digunakan dalam komputer mikro dapat
disimpan dalam media penyimpanan yang dapat diambil
(removable media) atau media penyimpanan yang tidak dapat
diambil (non-removable media). Pengendalian intern terhadap
program dan data dalam lingkungan komputer mikro
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Ditetapkan personal untuk bertanggung jawab atas
media penyimpanan yang tidak dapat diambil.
b. Diberlakukan sistem pengecekan atas keluarvdan
masuknya data file dan program file.
c. Disediakan tempat penyimpanan media yang dapat
diambil berupa container.
5
Dampak lingkungan komputer mikro terhadap proses audit dengan
karakteristik komputer mikro sebagaimana yang dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa risiko pengendalian dalam sistem tersebut adalah tinggi.
Dalam situasi seperti ini, setelah memperoleh pemahaman atas lingkungan
pengendalian dan arus transaksi, auditoe tidak perlu melakukan review
terhadap pengendalian umum sistem informasi komputer atau pengendalian
aplikasi sistem informasi komputer, namun lebih memusatkan usaha audit ke
pengujian substantif pada atau mendeteksi akhir tahun.
6
Sistem komputer on-line mempunyai dampak besar terhadap prosedur
audit yang digunakan oleh auditor. SA Seksi 327 Teknik Audit Berbantuan
Komputer memberikan panduan bagi auditor dalam menghadapi sistem
komputer on-line berikut ini: a) Perlunya auditor memiliki keterampilan teknis
dalam sistem komputer on-line. b) Dampak sistem komputer on-line terhadap
saat penerapan prosedur audit. c) Tidak adanya jejak transaksi yang dapat
dilihat. d) Prosedur yang dilaksanakan selama tahap perencanaan. e) Prosedur
audit yang dilaksanakan bersamaan dengan pengolahan on-line. f) Prosedur
audit yang dilaksanakan setelah pengolahan selesai dilakukan
7
menjamin integritas, keamanan, dan kelengkapan informasi keuangan yang
terdapat di dalam database. f) Ketersediaan fasilitas audit di dalam DBMS.
8
karyawan) untuk mem-posting transaksi uji ke dalam dummy unit
tersebut dalam siklus pengolahan normal entitas.
Jika data uji diolah dengan pengolahan normal entitas, auditor harus
memastikan bahwa transaksi uji dihapus kemudian dari catatan akuntansi
entitas.
Manfaat TABK
TABK dapat digunakan dalam pelaksanaan berbagai prosedur audit berikut
ini:
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo-seperti, penggunaan
perangkat lunak audit untuk menguji semua (suatu sampel)
transaksi dalam file komputer.
b. Prosedur review analitik-seperti, penggunaan perangkat lunak audit
untuk mengidentifikasi unsur atau fluktuasi yang tidak biasa.
c. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum
sistem informasi komputer seperti, penggunaan data uji untuk
menguji prosedur akses ke perpustakaan program (program
libraries).
d. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem
informasi komputer-seperti, penggunaan data uji untuk menguji
berfungsinya prosedur yang telah diprogram.
e. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang
berbeda record-nya dan berbeda formatnya.
7. Pertimbangan dalam Penggunaan TABK
Pada waktu merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan suatu kombinasi
semestinya teknik audit secara manual dan teknik audit berbantuan komputer. Dalam
menentukan apakah akan digunakan TABK, faktor-faktor berikut ini harus
dipertimbangkan:
a) Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman komputer yang dimiliki oleh
auditor
Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman komputer yang dimiliki oleh
auditor. SA Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan Sistem
Informasi Komputer menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi
auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam
lingkungan sistem informasi komputer dan memberikan panduan bila
9
mendelegasikan pekerjaan kepada asisten dengan keterampilan sistem
informasi komputer atau bila menggunakan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh auditor independen lain atau tenaga ahli yang memiliki keahlian di
bidang sistem informasi komputer Secara khusus, auditor harus memiliki
pengetahuan memadai untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menggunakan hasil penggunaan TABK.
b) Tersedianya TABK dan fasilitas komputer
Auditor harus mempertimbangkan tersedianya TABK, kesesuaian fasilitas
komputer, dan sistem akuntansi serta file berbasis komputer yang
diperlukan.
c) Ketidakpraktisan pengujian secara manual
Banyak sistem informasi komputer yang tidak menghasilkan bukti
transaksi yang dapat terlihat dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
keadaan ini, tidaklah praktis bagi auditor untuk melakukan pengujian
secara manual.
d) Efektivitas dan efisiensi
Dalam mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu TABK, auditor dapat
mempertimbangkan daur hidup aplikasi TABK. Perencanaan mula-mula,
perancangan, dan pengembangan suatu TABK biasanya akan memberikan
manfaat terhadap audit periode berikutnya.
e) Saat pelaksanaan
File komputer tertentu, seperti file transaksi rinci, seringkali
dipertahankan keberadaannya hanya untuk jangka waktu pendek, dan
mungkin tidak disediakan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
pada saat diperlukan oleh auditor. Jadi, auditor akan memerlukan
pengaturan untuk mempertahankan data yang dibutuhkannya, atau ia
dapat mengubah saat pekerjaannya memerlukan data tersebut.
10
aplikasi tertentu tersebut. Dalam menciptakan pengendalian audit, auditor harus
mempertimbangkan perlunya untuk:
a. Menyetujui spesifikasi teknis, dan melaksanakan suatu review teknis atas
pekerjaan yang melibatkan penggunaan TABK.
b. Me-review pengendalian umum entitas terhadap sistem informasi
komputer yang dapat memberikan kontribusi terhadap integritas TABK-
seperti, pengendalian terhadap perubahan program dan akses ke file
komputer. Bila pengendalian tersebut tidak dapat dipercaya untuk
menjamin integritas TABK, auditor hendaknya mempertimbangkan
pengolahan aplikasi TABK di fasilitas komputer lain yang sesuai.
c. Menjamin integrasi semestinya semua keluaran yang dihasilkan oleh
auditor ke dalam proses audit.
Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk mengendalikan penerapan data uji
mencakup:
11
Daftar Pustaka
12