PENDAHULUAN
1
merupakan sampel yang representatif maka auditor maksimal hanya dapat
meningkatkan kualitas pengambilan sampel menjadi mendekati kualitas sampel
yang representatif (Halim, 2001).
Untuk menentukan teknik pengambilan sampel, auditor dapat menggunakan
sampling non statistical atau pertimbangan (nonstatistical or judgement
sampling). Dalam hal ini auditor tidak menggunakan teknik statistik untuk
menentukan ukuran sample, pemilihan sampel dan atau pengukuran risiko
sampling pada saat mengevaluasi hasil sampel. Selain sampel nonstatistical
auditor dapat juga menggunakan sampling statistik (statistical sampling). Dalam
metode ini auditor menggunaka hukum probabilitas untuk menghitung ukuran
sampel dan mengevaluasi hasil sampel, dengan demikian memungkinkan auditor
untuk menggunakan ukuran sampel yang paling efisien dan mengkuantifikasi
hasilnya, sehingga dpat mengambil keputusan yang lebih akurat.
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti disebutkan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga, dalam auditnya, auditor
tidak mengumpulkan semua bukti untuk merumuskan pendapatnya, melainkan
melakukan pengujian (test) terhadap karakteristik sebagian bukti untuk membuat
kesimpulan mengenai karakteristik seluruh bukti.
1. STATISTICAL SAMPLING
a. Sample 100%
b. Judgement Sample
3
pertimbangan auditor pula. Pengambilan sampel ini tidak dapat disebut dengan
statistical sample karena hasil evaluasi terhadap anggota sampel tidak dapat
secara matematis diproyeksikan bagi anggota populasi yang tidak diperiksa,
karena sampel yang diambil tidak mewakili anggota populasi (karena faktur
penjualan yang dibuat di luar test period tidak mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel).
c. Representative Sample
Auditor memilih anggota sampel secara acak dari seluruh anggota populasi.
Dengan cara ini setiap anggota populasi mempunyai kesempatan sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Namun karena evaluasi hasil pemeriksaan
terhadap sampel tidak dilakukan secara sistematis, maka representative sample
tidak dapat disebut sebagai statistical sample.
d. Statistical Sample
Auditor memilih anggota sampel secara acak dari seluruh anggota populasi, dan
menganalisis pemeriksaan terhadap anggota sampel secara sistematis. Dengan
cara ini, jika dua orang atau lebih auditor menggunaka parameter yang sama
dalam pengambilan sample dengan statistical sample ini, maka semua auditor
tersebut akan menghasilkan konklusi yang tidak berbeda secara statistik.
Dengan kata lain, statistical sample akan menjadi objektivitas hasil evaluasi
terhadap objek yang diperiksa.
Cara Pengambilan
Tipe Sample Contoh Penerapan Sampel Pemilihan Keputusan
Sampel Didasarkan
4
sample dibuat mulai bulan Juni s.d auditor auditor
September periode pengujian
a. Attribute sampling
b. Variabel sampling
Digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun
(dalam pengujian substantif).
Model pengambilan sample ini adalah model yang paling banyak digunakan
dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujuklan untuk
5
memperkirakan persetanse terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi.
Misalnya, dengan modil ini auditor dapat memperkirakan berapa persen bukti
kas keluar (voucher) yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti
pendukung yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan
pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan auditor
tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).
b. Stop or go sampling
Model pengambilan sampel ini sering juga disebut dengan decision attribute
sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang
terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin.
Model ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan
dalam populasi sangat kecil.
c. Discovery sampling
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini
auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk menentukan paling tidak
satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar
dari yang diharapkan. Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk
menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dan unsur pengendalian
intern, dan ketidakberesan yang lain.
6
intern yang seharusnya ada. Sebagai contoh, dalam siste penjualan kredit,
persetujuan pemberian kredit dari Bagian Kredit merupakan unsur pengendalian
intern untuk mencegah terjadinya penjualan kredit yang tidak
mempertimbangkan kemungkinan tertagihnya piutang. Dalam pengujian
pengendalian terhadap sistem penjualan kredit tersebut, salah satu attribute
diperiksa oleh auditor adalah tanda tangan persetujuan dari Kepala Bagian
Kredit yang tertera dalam tembusan kredit (credit copy).
Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut
secara statistik, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut
ini :
7
melakukan percobaan. Dalam hal auditor tidak mempunyai pengalaman
mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi, auditor dapat
mengambil 50 lembar surat order pengiriman untuk menaksir tingkat
kesalahan dalam populasi. Misalnya dari pemeriksaan 50 lembar surat order
pengiriman tersebut terdapat 1 lembar yang tidak dilampiri dengan credit
copy yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Kredit, maka taksiran tingkat
kesalahan dalam populasi adalah sebesar 2% (1 + 50).
8
Setelah 100 surat order pengiriman yang memiliki nomor-nomor sesuai dengan
angka acak yang dipilih dari tabel angka acak tersebut diambil dari arsip,
langkah berikutnya adalah memeriksa attribute berupa credit copy yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian Kredit, yang melampiri surat order
pengiriman tersebut. Jika terdapat surat order pengiriman yang tidak dilampiri
dengan credit copy yang telah ditandatangani oleh Kepala Bagian Kredit, maka
hal ini merupakan attribute, yaitu penyimpanan dari unsur pengendalian intern
yang seharusnya ada. Auditor harus mencatat berapa kali auditor menemukan
surat order pengiriman yang tidak melampiri dengan credit copy yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian Kredit.
2) Dalam kolom Sample Size, cari angka besarnya sampel yang telah dipilih
sebelumnya (dalam contoh ini sample size adalah 100)
3) Dari angla sample size 100 tersebut kemudian pencarian berjalan ke kanan
secara horizontal untuk menemukan angka kesalahan yang dijumpai oleh
auditor dalam pemeriksaan terhadap sampel (dalam contoh ini jumlah surat
order pengiriman yang tidak dilampiri dengan credit copy adalah 3 lembar).
4) Dari angka 3 yang kalau ditarik horizontal ke kiri didapati sample size,
ditarik vertikal ke atas untuk menemukan achieve upper precision limit
(AUPL). Dalam contoh ini AUPL adalah 8%.
9
AUPL ini kemudian dibandingkan dengan DUPL untuk menilai apakah unsur
pengendalian intern tersebut efektif. DUPL yang ditetapkan oleh auditor
tersebut adalah 5%, sedangkan hasil sampel menunjukkan bahwa AUPL adalah
sebesar 8% (lihat gambar 9.3). oleh karena itu, kesimpulannya adalah
pengendalian intern tersebut tidak efektif. Jika AUPL lebih rendah dari DUPL,
kesimpulan yang dapat diambil adalah unsur pengendalian intern yang diperiksa
merupakan unsur sistem yang efektif.
5. STOP OR GO SAMPLING
Pada tahp ini auditor menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan
tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat diterima. Tabel yang masih
tersedia dalam stop or go sampling ini menyarankan auditor untuk memilih
tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 99% (lihat tabel 9.8).
10
b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian untuk
menentukan sampel pertama yang harus diambil.
Setelah tingkat keandalan dan desired upper precision limit (DUPL) ditentukan,
langkah berikutnya adalah menentukan besarnya sampel minimum yang harus
diambil oleh auditor dengan bantuan Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk
Pengujian Pengendalian. Menurut Tabel 9.7, jika pengendalian intern klien baik
auditor disarankan untuk tidak menggunkan tingkat keandalan kurang dari 95%
dan menggunakan desired upper presicion limit (DUPL) lebih dari 5%. Dengan
demikian pada umumnya dalam pengujian pengendalian, auditor tidak pernah
memilih besarnya sampel kurang dari 60.
11
Langkah 1
Menurut Tabel confidence level factor pada R%=95 dan tingkat kesalahan sama
dengan 0 adalah 3, oleh karena itu, AUPL = 3 + 60 = 5%. Pada tingkat
kesalahan sama dengan 0, DUPL = AUPL, dapat disimpulkan jika kesalahan
yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel sama dengan 0,
maka unsur pengendalian intern klien adalah baik, karena AUPL tidak melebihi
DUPL.
12
Dengan demikian, jika tingkat kesalahan yang dijumpai dalam sampel sebanyak
1, AUPL = 4,8 + 60 = 8% adalah melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 5%.
Oleh karena AUPL > DUPL, auditor perlu mengambil sampel tambahan.
Sampel tambahan ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Dalam contoh tersebut dia atas besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 4,8 +
5% = 96. Angka besarnya sampel ini kemudian dicantumkan dalam tabel
tersebut pada kolom “Besarnya Sampel Kumulatif yang Digunakan” dan baris
“Langkah 2”.
Langkah 3
13
sampel kumulatif menjadi sebanyak 126. Jika dari 126 anggota sampel tersebut
hanya dijumpai 2 kesalahan, maka achieved upper precision limit (AUPL) = 6,3
+ 126 = 5%. Dengan demikian jika dari 126 anggota sampel tersebut hanya
terdapat kesalahan, auditor akan mengambil kesimpulan bahwa pengendalian
intern klien adalah efektif, dan auditor akan menghentikan pengambilan
sampelnya, karean AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 126 anggota
sampel tersebut auditor menemukan 3 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar
6,19% (7,8 + 126). Dalam keadaan ini auditor memerlukan tambahan sampel
sebanyak 156 (7,8 + 5%) dan pindah ke langkah ke-4.
Langkah 4
Jika dalam pemeriksaan attribute 126 anggota sampel pada Langkah 3 tersebut
auditor menemukan 3 kesalahan atau penyimpangan, maka auditor akan
mengambil 30 anggota sampel tambahan sehingga pada langkah ke-4 ini jumlah
sampel kumulatif menjadi sebanyak 156. Jika dari 156 anggota sampel tersebut
hanya dijumpai 3 kesalahan, maka acchived upper presicion limit (AUPL) = 7,8
+ 156 = 5%. Dengan demikian, jika dari 156 anggota sampel tersebut hanya
terdapat 3 kesalahan auditor akan menghentikan pengambilan sampelnya,
karena AUPL sama dengan DUPL. Namun, jika dari 156 anggota sampel
tersebut auditor menemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 5,9%
(9,2 + 156). Dalam keadaan ini auditor beralih ke langkah ke 5, yaitu
mengambil kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksanya
tidak dapat dipercaya atau auditor dapat menggunakan fixed sample size
attribute sampling sebagai alternatif.
6. DISCOVERY SAMPLING
a. Jika auditor memperkirakan tingkat kesalahan dalam populasi sebesar nol atau
mendekati nol persen.
14
b. Jika auditor mencari karakteristik yang sangat kritis, yang jika hal ini
ditemukan, merupakan petunjuk adanya ketidakberesan yang lebih luas atau
kesalahan yang serius dalam laporan keuangan.
Attribute yang akan diperiksa harus ditentukan lebih dahulu sebelum discovery
sampling dilakukan. Dalam pengujian pengendalian terhadap sistem pembelian
misalnya, attribute yang diperiksa oleh auditor adalah buku kas keluar yang
dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap (surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktor dari pemasok).
15
Seperti halnya dengan model attribute sampling yang lain, auditor harus
menentukan tingkat keandalan. Misalnya, dalam contoh tersebut auditor
menerpakan R% = 95
1) Pilih tabel discovery sampling sesuai dengan populasi objek yang diperiksa
Angka dalam kolom sample size tersebut merupakan angka besarnya sampel.
Pada Gambar 9.7 dilakukan cara pencarian besarnya sampel dengan bantuan
tabel discovery sampling.
16
f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel.
Jika dari hasil pemeriksaan 300 anggota sampel tersebut tidak menemukan
kesalahan, auditor akan segera mengambil kesimpulan bahwa dengan 95%
keyakinan bahwa kemungkinan terjelek tingkat kesalahan dalam populasi tidak
melebihi 1%. Dengan kata lain, pengendalian intern klien terhadap sistem
pembelian adalah efektif. Di lain pihak, jika auditor menemukan kesalahan satu
atau lebih kesalahan dalam pemeriksaan terhadap anggota sampel, auditor
kemungkinan tidak akan membuat kesimpulan secara statistik mengenai hasil
pemeriksaannya. Jika tujuan pemeriksaan adalah menemukan (dicover)
kesalahan, maka auditor akan menghentikan pemeriksaan terhadap anggota
sampel segera setelah auditor menemukan kesalahan. Langkah berikutnya
umumnya adalah auditor melakukan penelaahan terhadap karakteristik
kesalahan yang ditemukannya tersebut. Jadi, misalnya auditor telah menemukan
kesalahan pada saat auditor memeriksa bukti kas kelluar yang ke sepuluh, maka
auditor akan menghentikan pemeriksaan terhadap anggota sampel yang lain
meskipun jumlah anggot sampel adalah 300 lembar bukti kas keluar. Yang perlu
disadari dalam discovery sampling adalah bahwa auditor bertujuan menemukan
kesalahan dan menilai karakteristik kesalahan tersebut, sehingga auditor akan
menghentikan proses pengambilan dan pemeriksaan sampel begitu auditor
menemukan satu kesalahan di dalamnya. Jika tujuan auditor dalam
menggunakan discovery sampling bukan untuk menemukan kesalahan, dan
17
kemudian menggunakan Tabel 9.4 sampai dengan 9.6 atau Tabel 9.8 untuk
mengevaluasi hasil pemeriksaan samplenya guna memproyeksikan hasil
pemeriksaan terhadat sampelnya ke karakteristik populasinya.
7. Tabel
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
2. Stop or go sampling
3. Discovery sampling
Model pengambilan sampel dalam fixed sample size attribute sampling ditujukan
untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model
ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu
unsur pengawasan intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa
penyimpangan (kesalahan). Prosedur pengambilan sampel dalam fixed sample size
attribute sampling dilakukan sebagai berikut :
33
5. Pemeriksaan terhadapat attribute yang menunjukkan efektivitas unsur
pengendalian intern
Model pengambilan sampel stop or go sampling sering juga disebut dengan decision
attribute sampling yang digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan
dalam populasi sangat kecil. Prodesur yang harus ditempuh oleh auditor dalam
mengguankan stop or go sampling adalah sebagai berikut :
Model pengambilan sampel discovery sampling paling cocok digunakan jika tingkat
kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendak (mendekati nol). Discovery
sampling dipakai oleh auditor untudk menemukan kecurangan, pelanggaran yang seriu
dari unsur pengendalian intern dan ketidakberesan yang lain. Prosedur pengambilan
sampel dalam discovery sampling adalah sebagai berikut :
34
DAFTAR PUSTAKA
http://irmajhe.blogspot.com/2017/05/makalah-audit-sampling.html
35