Anda di halaman 1dari 11

AUDITING SEKTOR PUBLIK

Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik


Dosen Pengampu: Putu Novia Hapsari Ardianti, SE., M.Si

Disusun Oleh:
I Wayan Sudiarta (17 / 2002622010077)
I Kadek Agus Dharma Yoga (25 / 2002622010085)
I Putu Aditya Ferdiana (27 / 2002622010087)
I Komang Pradnyana Teguh Wiradharma (28 / 2002622010088)
I Gusti Ngurah Agung Widi Aryawan (29 / 2002622010089)

Kelas C
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “AUDITING
SEKTOR PUBLIK” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah akuntansi sektor publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Putu Novia Hapsari Ardianti, SE., M.Si selaku
dosen mata kuliah akuntansi sektor publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 18 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

JUDUL.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang...........................................................................................................................1
B...Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C...Tujuan Pembahasan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A...Definisi Audit Sektor Publik.....................................................................................................2
B...Jenis-Jenis Audit Sektor Publik.................................................................................................2
C...Contoh Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik.........................................................4
D...Prosedur Audit Sektor Publik....................................................................................................5
BAB III PENUTUP
A…Kesimpulan...............................................................................................................................7
B…Saran..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi
dan sumber pemborosan negara. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun
tidak luput dari tudingan ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang
menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh
karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan
haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih. Pemerintahan yang bersih atau
good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang merupakan elemen dasar yang saling
berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.
Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluasluasnya agar semua pihak
yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau berpartisipasi secara aktif,
Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan
pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi,
akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting
agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dalam suatu masyarakat yang demokratis. Dalam negara demokrasi, “pelaporan
keuangan yang transparan” merupakan sesuatu yang dituntut oleh rakyat kepada
pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara demokrasi, pemerintah berkewajiban memberikan
laporan keuangan yang transparan kepada rakyat. Seiring dengan munculnya tuntutan dari
masyarakat agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk
menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik, maka
diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan audit sektor publik?
2. Apa saja jenis-jenis dari audit sector publik?
3. Bagaimana contoh audit sektor publik dalam organisasi sektor publik?
4. Bagaimana prosedur audit sektor publik?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari audit sektor publik
2. Mengetahui jenis-jenis audit sektor publik
3. Mengetahui contoh audit sektor publik dalam organisasi sektor public
4. Mengetahui prosedur audit sektor publik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Audit Sektor Publik


Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.” Dari pengertian
di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa audit sektor publik adalah pemeriksaan
terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas)
atas pengelolaan dana masyarakat (public money) yang bertujuan untuk membandingkan
hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan
warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere
bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah. Dari definsi tersebut, beberapa bagian
perlu mendapatkan perhatian yaitu :
 Proses sistematik - Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan
yang logis.
 Objektivitas - Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas
orang yang melakukan audit.
 Penyediaan dan evaluasi bukti, hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari
dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
 Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi - Hal ini merupakan deskripsi yang luas
tentang subyek permasalahn yang diaudit.
 Derajat hubungan kriteria yang ada - Hal ini berarti suatu audit memberikan kecocokan
antara asersi dan kriteria yang ada.
 Mengkomunikasikan hasil - Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

B. Jenis-Jenis Audit Sektor Publik


Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin dalam APBN,
APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai politik. Penetapan
tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta standar audit yang harus
diikuti oleh auditor merupakan awal. Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN,
terdapat tiga jenis audit keuangan negara, yaitu:
1. Audit keuangan ( financial audit )
Audit keuangan meliputi audit laporan keuangan dan atas hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan. Audit atas laporan keuangan bertujuan memberikan keyakinan apakah laporan

2
keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
operasi atau usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit atas laporan keuangan dilakukan berdasarkan standar audit yang dikeluarkan IAI.
Audit atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan mencakup penentuan apakah system
pengendalian internal instansi tersebut telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai
dalam kaitannya dengan laporan keuangan maupun dengan pengamanan kekayaan guna
mencapai tujuan pengendalian. Audit atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan
meliputi usur-unsur berikut:
1) Segmen laporan keuangan (seperti laporan pendapatan dan biaya, laporan penerimaan
dan pengeluaran kas, dan laporan aktiva tetap), dokumen permintaan anggaran,
perbedaan antara realisasi kinerja keuangan dan yang diperkirakan.
2) Pengendalian internal mengenai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku, seperti ketentuan yang mengatur mengenai penawaran, akuntansi,
pelaporan bantuan, kontrak pemborongan pekerjaan (termasuk usulan proyrk, jumlah
yang ditagih, jumlah yang jatuh tempo), dan sebagainya.
3) Pengendalian atau pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan dan atas
pengamanan aktiva, termasuk pengendalian atau pengawasan atas penggunaan sistem
berbasis computer.
4) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dugaan
kecurangan.
2. Audit kinerja (performance audit) Audit kinerja adalah pemeriksaan secara objektif dan
sistematik terhadap berbagai macam buikti untuk dapat melakukan penilaian secara
independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan pemerintah yang diaudit. Dengan
audit kinaerja, tingkat akuntabilitas pemerintah dalam proses pengambilan keputusan
oleh pihak yang bertanggung jawab akan meningkat, sehingga mendorong pengawasan
dan kemudian tindakan koreksi.
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

Audit Keuangan Audit Kinerja


➢ Objek audit: laporan keuangan. ➢ Objek audit: organisasi, program,
aktivitas/ kegiatan, atau fungsi
➢ Menguji kewajaran laporan keuangan ➢ Menguji tingkat ekonomi, efisiensi,
dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dan efektivitas dalam penggunaan sumber
dengan prinsip akuntansi yang diterima. daya untuk mencapai tujuan
➢ Lebih bersifat kuantitatif – keuangan. ➢ Lebih bersifat kualitatif
➢ Tidak terlalu analitis. ➢ Sangat analitis
➢ Tidak menggunakan idikator kinerja, ➢ Membutuhkan indikator, standar,
standar, dan target kinerja. dan target kinerja untuk mengukur kinerja
➢ Biasanya tidak mempertimbangkan ➢ Biasanya mempertimbangkan
analisis biaya manfaat. analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
➢ Waktu pelaksana audit tertentu ➢ Audit bisa dilakukan sewaktu-

3
waktu
(biasanya pada akhir periode akuntansi)
➢ Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan ➢ Mempertimbangkan kinerja masa
masa lalu (post event) lalu, sekarang, dan yang akan datang
➢ Tidak dimaksudkan untuk membantu ➢ Dimaksudkan untuk memperbaiki
alokasi sumber daya secara optimal dan
melakukan alokasi sumber daya secara memperbaiki kinerja
optimal
➢ Tidak terdapat rekomendasi audit dan ➢ Terdapat rekomendasi audit dan
follow-up audit follow-up audit

3. Audit investigasi ( special audit )


Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkungan tertentu, yang tidak
dibatasi periodenya, dan lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga
mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit
berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan
wewenang yang ditemukan. Tujuan audit investigasi adalah mencari temuan lebih lanjut
atas temuan audit sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran
berdasarkan pengaduan atau informasi dari masyarakat. Laporan audit investigasi bersifat
rahasia. Laporan tersebut akan diserahkan kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan
tersebut, auditor tetap menggunakan asas praduga tak bersalah. Pada umumnya laporan
audit beisi: dasar audit, temuan audit, tindak lanjut, dan saran. Sementara laporan audit
yang akan diserahkan kepada kejaksaan berisi temuan audit yang terdiri atas: modus
operandi, sebab terjadinya penyimpangan, bukti yang diperoleh, dan kerugian yang
ditimbulkan.

C. Contoh Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik


a. Pemerintah Pusat
Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah
pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari
reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan bahwa
pengelolaan keuangan pemerintah yang telah dilakukan aparatur pemerintah , maka
fungsi akuntabilitas dan audit atas pelaporann keuangan sektor publik harus berjalan
dengan baik. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi sektor publik
meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan
aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas pada keuangan dan kepatuhan
saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja sektor publik.
b. Pemerintah Daerah

4
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan
audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari
masing- masing jenis audit tersebut. Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak
pemborongan pekerjaan atau atas bantuan Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum
lainnya. Tujuan audit semacam itu sering kali mencakup baik tujuan audit keuangan
maupun tujuan audit kerja.
Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah mencakup:
 Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos
 Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan
 Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak
 Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan
 Melakukan koreksi
 Melakukan pengujian.
c. LSM
Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol
masyarakat. Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM
terutama dipicu oleh persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga
keuangan internasional. Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas
bekerja sama dengan LSM dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.
Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit:
 Audit kinerja keuangan
 Audit kinerja nonkeuangan
d. Yayasan
Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini sering
kali mencakup baik tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini
umunya disebut audit kontrak.
e. Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai
politik juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja
nonkeuangan.

D. Prosedur Audit Sektor Publik


Langkah-langkah prosedur audit sektor publik ialah sebagai berikut:
1. Perekaman atau pencatatan sistem akuntansi. Langkah pertama dalam presedur audit
adalah menetapkan dan membuktikan sistem yang digunakan untuk merekam atau
mencatat transaksi.
2. Tinjauan dan evaluasi pendahuluan.
3. Pengujian kepatuhan. Pengujian kepatuhan (compliance tests), sebagaimananya,

5
didesain untuk memastikan bahwa pengendalian intearnal yang digunakan atau
diandalkan oleh auditor pada praktiknya dapat berjalan dengan baik. Sifat dari pengujian
ini sangat tergantung pada sifat pengendalian. Tetapi, secara esensial pengujian ini
meliputi pengecekan atas transaksi sebagai bukti kepatuhan.
4. Mencocokkan laporan keuangan sebagai dasar dari pokok perekaman transaksi. Pada
akhir tahun atau periode, pengecekan sangatlah penting dilakukan agar rekening-
rekening yang ada dalam laporan keuangan sesuai dengan dasar perekaman transaksi
yang ada.
5. Pengujian substantif. Pengujian substantif didesain untuk memperkuat atau
membenarkan transaksi dan saldo yang mendasari laporan keuangan.
6. Analisis menyeluruh.
7. Pengujian terinci.
8. Memastikan kesesuaian kode rekening organisasi.
9. Memastikan kesesuaian dengan standar akuntansi.
10. Pengujian kebenaran.
11. Pengujian analitis
12. Audit peristiwa setelah tanggal neraca.
13. Pengujian atas laporan manajemen.
14. Surat representasi.
15. Tinjauan partner atau auditor atas kerja audit yang telah dilakukan

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit terhadap sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan
permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas yang mampu
ditunjukkan oleh pemerintah. Audit terhadap sektor publik harus memiliki standar yang jelas
dan tegas agar dipatuhi oleh instansi pemerintah. Pengawasan pelaksanaan terhadap audit
sektor publik harus lebih ditingkatkan untuk memperoleh perbaikan dalam kualitas audit
terhadap sektor publik dan hal ini tentu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
pemerintah yang lebih bertanggungjawab

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Jika terdapat
kesalahan dalam makalah ini mohon dimaafkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bastian Indra, “Audit Sektor Publik,” 2003 tentang Audit Sektor Publik. Jakarta.

http://myskripsion.blogspot.com/2016/12/makalah-audit-sektor-publik.html.
(diakses pada tanggal 18 April 2022)

Anda mungkin juga menyukai