DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunianya-Nya, kami dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah dengan judul materi
“Audit Kinerja dan Audit Investigasi Sektor Publik”. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Dr. Henny Triyana Hasibuan, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik Universitas Udaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami serta kepada
segala pihak yang telah membantu memberikan informasi untuk penulisan ringkasan materi
kuliah ini.
Penulisan ringkasan materi kuliah ini bertujuan untuk memenuhi tugas di mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, kami juga berharap agar ringkasan materi kuliah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita terhadap Audit Kinerja
maupun Audit Investigasi Sektor Publik. Akhirnya, kami menyadari bahwa ringkasan materi
kuliah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik dalam penulisan, isi, maupun kekurangan
lainnya. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan ringkasan materi
kuliah ini dimasa yang akan datang.
Anggota kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………... i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………….... iii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………............ 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 2
BAB II Pembahasan…………………………………………………………………….. 3
2.1 Audit Sektor Publik…………………………………………………………….. 3
2.2 Audit Kinerja Sektor Publik……………………………………………………. 5
2.3 Standar Audit Sektor Publik dan Audit Kinerja Sektor Publik…………………. 8
2.4 Laporan Audit Kinerja Sektor Publik…………………………………………... 11
2.5 Audit Investigasi………………………………………………………………... 12
2.6 Ruang Lingkup Audit Investigasi…………………………………………......... 15
2.7 Pelaksanaan Audit Investigasi………………………………………………….. 16
2.8 Kesimpulan Audit Investigasi………………………………………………….. 17
2.9 Laporan Audit Investigasi………………………………………………............ 17
BAB III Penutup………………………………………………………………………… 18
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 18
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
oleh organisasi sektor publik, maka diperlukannya audit terhadap organisasi sektor
publik tersebut. Audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan
kepatuhan, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi
sektor publik tersebut.
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui tentang audit sektor publik
2. Untuk Mengetahui pengertian dari audit kinerja sektor publik.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana standar audit sektor publik.
4. Untuk mengetahui isi dari laporan audit sektor publik.
5. Untuk dapat menjelaskan pengertian dari audit investigasi.
6. Agar dapat menjelaskan apa saja ruang lingkup dari audit investigasi.
7. Agar mengetahui proses atau pelaksanaan dari audit investigasi.
8. Untuk dapat menjelaskan kesimpulan dari audit investigasi.
9. Agar dapat mengetahui bagaimana laporan dari audit investigasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian (2007:255) adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah mereka danai”. Sedangkan pengertian audit sektor publik
menurut I Gusti Agung Rai (2008:29) adalah sebagai berikut: “Audit sektor publik adalah
kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan
barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya
dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang
ditetapkan”.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini
merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet
(ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang
mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah. Audit
sektor publik dimaksudkan untuk memberikan dua keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum,
peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas
sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan efektif. Audit tetap perlu
dilakukan dalam keterbatasan yang ada agar tercipta akuntabilitas publik yang lebih
transparan dan akuntabel
3
Pengelolaan keuangan oleh pemerintah. Audit sektor publik dimaksudkan untuk
memberikan 2 keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah
mematuhi prinsip akuntansi berterima umum, peraturan perundang-undangan dan
pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara
efisien, ekonomis, dan efektif. Audit tetap perlu dilakukan dalam keterbatasan yang ada
agar tercipta akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.
Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia
4
Kepatuhan terhadap Tidak terlalu dominan dalam Merupakan faktor dominan
peraturan perundang- audit karena kegiatan di sektor
undangan publik sangat dipengaruhi
oleh peraturan dan
perundang-
undangan
Sumber : (I Gusti Agung Rai, 2008:30)
5
program/ kegiatan pemerintah yang diaudit.” Sedangkan dalam Pasal 4 ayat (3) UU No.
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
pengertian audit kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas
audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit aspek efektivitas.
Menurut pendapat penulis audit kinerja adalah suatu proses pemeriksaan terhadap
pemerintah untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintah dilakukan
sesuai standar atau tidak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap
masyarakat.
6
• Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu “early warning
system” (sistem peringatan dini) agar pimpinan secara tepat pada waktunya,
setidak-tidaknya belum terlambat dapat mengadakan tindakan-tindakan korektif
yang mengarah pada perbaikan organisasinya”.
Karakteristik di atas sangat relevan dengan konsep audit kinerja sebagai audit for
management, bukan audit to management. Dalam audit for management auditor harus
memberikan rekomendasi perbaikan bagi manajemen sebagai upaya peningkatan
akuntabilitas dan kinerja entitas yang diaudit.
2.3 Standar Audit Sektor Publik dan Audit Kinerja Sektor Publik
2.3.1 Standar Audit Sektor Publik
Standar Audit Sektor Publik (Pemerintahan) harus meliputi hal-hal sebagai berikut,
yaitu:
• Kualitas sumber daya manusia pada auditor pemerintah
Auditor di sektor pemerintah status kepegawaiannya adalah pegawai negeri. Dalam
perekrutannya sepenuhnya dipengaruhi oleh campur tangan pemerintah Selain
pengaruhnya yang begitu kuat, maka dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor
pemerintah (BPKP) sangat dipengaruhi oleh dominannya kekuasan pemerintah.
Kecenderungan ini membuat profesionalitas seorang auditor pemerintah sangat
diragukan.
• Landasan hukum
Langkah awal untuk melaksanakan audit atau pemeriksaan di sektor pemerintah
(publik) harus mengacu pada suatu pijakan hukum yang benar. Selama ini yang kita
lihat auditor yang menjalankan tugas bertolak pada Kepres dan Inpres. Di sini tampak
jelas bahwa auditor sektor publik diciptakan oleh pihak eksekutif dan bekerja untuk
mengawasi pihak eksekutif pula. Dengan demikian, tanggung jawab yang dipikul
auditor sektor publik bukan kepada publik atau masyarakat melainkan kepada pihak
pemerintah
• Keahlian
Untuk menunjang proses pemeriksaan yang memadahi setidak-tidaknya harus
dilakukan oleh seorang atau kelompok yang mempunyai suatu keahlian khusus di
bidangnya.
• Lingkup audit
8
Audit sektor publik (pemerintahan) harus mencakup audit keuangan dan audit
operasional. Tugas auditor selain mengaudit sektor keuangan perlu juga
memperhatikan audit pada sektor operasional. Perhatian auditor akan berkembang
pada audit manjemen, audit kinerja, audit terpadu, audit efisiensi dan efektivitas serta
berkembang menjadi audit value for money (value for money auditing) atau secara
komprehensif
• Independensi
Masalah independensi auditor, terutama pada auditor sektor publik merupakan hal
yang menjadi sorotan pertama bagi auditor. Praktik di Indonesia, auditor dari BPKP
sering kali terlihat tidak mempunyai kekuatan dalam mengungkapkan hasil
temuannya. Penyebab utama masalah ini adalah karena independensi sebagai auditor
tidak berada pada posisi yang netral.
• Standar Pelaporan
Untuk menindaklanjuti hasil pekerjaannya auditor tentunya menyusun pekerjaannya
dalam suatu laporan audit. Laporan audit pemerintahan menjadi layak dan andal
apabila sebelumnya ada suatu Standar Akuntansi Pemerintahan (Sektor Publik) yang
mempu menjabarkan aset, kewajiban, dan ekuitas yang dipunyai oleh negara beserta
penjabaran income negara dengan selayaknya.
• Distribusi Pelaporan
Agar ada tindak lanjut dari laporan audit sektor publik, seharusnya laporan audit
tersebut didistribusikan kepada publik untuk bisa mengevaluasi hasil kinerja
pemerintah.
9
b Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari
gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
c Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan,
pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
saksama.
d Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai dan sistem
pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu eksternal).
2. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja
a. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
b. Staf harus disupervisi dengan baik.
c. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang
memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.
d. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam
bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang
cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak
mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat memastikan bahwa
dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan,
simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk mengkomunikasikan
setiap hasil pemeriksaan.
b. Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup: 1) penyataan bahwa pemeriksaan
dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan; 2) tujuan, lingkup, dan metodologi
pemeriksaan; 3) hasil pemeriksaan berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi;
4) tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan; 5) pelaporan
informasi rahasia apabila ada.
c. Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan,
serta jelas dan seringkas mungkin.
d. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang
diaudit, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diaudit,
10
pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan,
dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.4 Laporan Audit Kinerja Sektor Publik
Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar
pembaca laporan dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan. Alasan perlu dibuatnya
laporan audit karena adanya permintaan yang tinggi atas transparansi pengelolaan sumber
daya publik. Masyarakat memiliki tuntutan yang tinggi untuk mengetahui penggunaan
sumber daya publik oleh pejabat pejabat yang mengelola kekayaan publik. Penyampaian
hasil hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis
kepada Lembaga legislatif maupun secara informal melalui diskusi dengan pihak
manajemen. Laporan tertulis penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis sebagai
ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan
hasil audit disusun oleh ketua tim audit (atau oleh staf auditor yang kemudian diperiksa
oleh ketua tim audit), selanjutnya diserahkan kepada pengawas audit (supervisor) untuk
direview Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda
serta memenuhi standar pelaporan. Laporan Audit berisi hal-hal sebagai berikut:
• Pernyataan atas tugas audit, laporan Audit harus menjelaskan tugas audit yang
berhubungan termasuk dasar pelaksanaan audit, nama auditan, ruang lingkup audit,
pekerjaan yang akan dilakukan, pendekatan audit dan waktu pelaksanaan audit
termasuk juga informasi mengenai pelacakan kembali dan hal-hal yang penting serta
kerjasama dan bantuan yang diberikan oleh auditan
• Informasi dasar mengenai auditan, informasi dasar mengenai auditan mencakup
karakteristik usaha auditan terakhir, sistem manajemen, luas usaha dan skala operasi,
afiliasi keuangan atau perjanjian manajemen (management arrangement), dan
pengawasan terhadap aktiva negara serta posisi belanja dan pendapatan.
• Informasi dasar tentang audit dan evaluasi secara keseluruhan, informasi dasar tentang
audit dan evaluasi keseluruhan mencakup item belanja dan pendapatan yang telah
diaudit, standar audit yang digunakan, prosedur audit, pendekatan audit yang utama,
evaluasi atas sistem pengendalian intern serta evaluasi atas kewajaran, ketaatan dan
kinerja dari auditan termasuk hal-hal lain yang membutuhkan penjelasan.
• Temuan audit, Terdapat 2 jenis temuan audit. Pertama adalah temuan yang mengacu
pada undang-undang yang harus ditaati oleh organisasi audit yaitu pelanggaran
11
terhadap peraturan keuangan dan ekonomi serta peraturan audit. Kedua adalah temuan
atas tidak dilaksanakannya praktik-praktik yang sesuai dengan peraturan.
• Opini audit dan Rekomendasi, laporan audit harus menyajikan opini dan rekomendasi
atas temuan audit. Opini harus diberikan tentang sanksi atas pelanggaran peraturan
keuangan dan ekonomi serta peraturan audit sedangkan rekomendasi harus dibuat
berkaitan dengan praktik yang tidak tepat atau tidak diterima umum
Laporan audit terdiri atas Pendahuluan, teks, dan referensi masalah. Tiga langkah utama
dalam mengembangkan laporan audit secara tertulis yaitu
• Persiapan: auditor mulai mengembangkan temuan temuan audit, menggabungkan
temuan temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, dan
menyiapkan bukti bukti pendukung dan dokumentasi yang dibutuhkan
• Penelaahan: tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit,
review dan komentar atas laporan yang diberikan oleh pihak manajemen atau auditee
• Pengiriman: persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat dikirim ke
Lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit dan auditee
Keahlian yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh auditor agar mampu menghasilkan
laporan yang efektif
• Keahlian teknis: keahlian yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan atau menyusun
informasi audit menjadi sebuah laporan yang koheren
• Keahlian manajerial: keahlian yang dibutuhkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan masing masing tahap audit
untuk memastikan hasil akhir yang berkualitas tepat waktu
• Keahlian interpersonal: keahlian untuk menjaga hubungan baik dengan auditee,
kemampuan untuk menyampaikan temuan temuan negatif menjadi kesempatan
kesempatan positif sehingga mampu menyakinkan manajemen atas potensi potensi
yang ada
12
dan/atau tidakan korektif manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas
permintaan Kepala Daerah dan Aparat Penegak Hukum. Audit investigasi yaitu
pemeriksaan lebih lanjut dan lebih dalam untuk mengungkap fakta yang sebenarnya dari
kecurangan yang dilakukan dengan bukti audit yang mendukung. Terdapat beberapa
definisi audit investigasi, antara lain sebagai berikut:
• Audit investigasi merupakan proses mencari, dan mengumpulkan bukti secara
sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan
pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya (SAIPI).
• Sedangkan definisi audit investigasi menurut PPKBI BPKP adalah proses mencari,
menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis, serta mengevaluasi bukti-bukti secara
sistematis oleh pihak yang kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau
kejadian yang sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan
spesifik lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
• Audit investigasi merupakan audit yang dilakukan dengan pendekatan investigatif.
• Pendekatan investigatif adalah suatu audit yang dilaksanakan dengan menggunakan
keahlian layaknya seorang penyidik. Audit investigasi lebih banyak bersifat intuitif dan
oleh karena itu keterampilan auditor bergantung pada ketepatan dalam menetapkan alur
pikir “pelaku” penyimpangan dan menerapkannya di lapangan.
Dalam melaksanakan audit investigatif, dibutuhkan beberapa keahlian yang harus
dimiliki auditor investigatif. Keahlian tersebut meliputi keahlian utama di bidang akunting
dan auditing serta keahlian pendukung yaitu pengetahuan dalam bidang hukum,
investigasi, psikologi, kriminologi, dan komunikasi. Sasaran audit investigasi adalah
kegiatan-kegiatan yang di dalamnya diduga terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
13
2.5.3 Karakteristik Audit Investigasi
Menurut Fitrawansyah (2014:22) terdapat dua macam audit investigasi diantaranya
yaitu:
• Audit investigasi proaktif
Audit investigasi proaktif adalah audit yang dilakukan pada entitas yang mempunyai
risiko-risiko penyimpangan, tetapi entitas tersebut dalam proses awal auditnya belum
tidak didahului oleh informasi tentang adanya indikasi penyimpangan yang dapat
berpotensi menimbulkan kerugian keuangan/kekayaan negara dan/atau perekonomian
negara.
• Audit investigasi reaktif
Audit investigasi reaktif mengandunglangkah-langkah pencarian dan pengumpulan
bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukung dugaan/sangkaan awal tentang indikasi
adanya penyimpangan yang dapat/berpotensi menimbulkan kerugian
keuangan/kekayaan negara dan/atau perekonomian negara. Istilah reaktif itu sendiri
didasarkan pada fakta bahwa auditor melakukan reaksi untuk memvalidasi bukti-bukti
indikasi penyimpangan tersebut.
Menurut Karyono (2013:135) ada beberapa aksioma yang menarik terkait dengan audit
investigatif yaitu:
1. Kecurangan pada hakekatnya tersembunyi, tidak ada keyakinan absolut yang dapat
diberikan bahwa kecurangan pada umumnya selalu menyembunyikan jejaknya.
2. Untukmendapatkan bukti bahwa kecurangan tidak terjadi auditor juga harus berupaya
membuktikan kecurangan yang telah terjadi.
3. Dalam melakukan pembuktian, auditor harus mempertimbangkankemungkinan adanya
penyangkalan dari pihak pelaku dan pihak lain yang terkait.
4. Dengan asumsi bahwa kasus tersebut akan dilimpahkan ke tingkat litigasi,
Maka dalam melakukan pembuktian seorang auditor harus mempertimbangkan
kemungkinan yang terjadi di pengadilan.”
14
2. Pemanfaatan sumber bukti pendukung fakta yang dipermasalahkan.
3. Selang waktu kejadian dengan respons; semakin cepat merespons, semakin
besar kemungkinan untuk dapat mengungkap tindak fraud besar.
4. Dikumpulkan fakta terjadinya sedemikian rupa sehingga bukti-bukti yang
diperoleh dapat mengungkap terjadinya fraud dan menunjukkan pelakunya.
5. Tenaga ahli hanya sebagai bantuan bagi pelaksanaan audit investigasi,
bukan merupakan pengganti audit investigasi.
6. Bukti fisik merupakan bukti nyata dan akan selalu mengungkap hal yang
sama.
7. Keterangan saksi perlu dikonfirmasikan karena hasil wawancara dengan
saksi dipengaruhi oleh faktor kelemahan manusia.
8. Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian penting dari audit
investigasi.
9. Pelaku penyimpangan adalah manusia, jika diperlukan dengan bijak
sebagaimana layaknya ia akan merespons sebagaimana manusia.
15
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara dan/atau perekonomian
negara.
• Laporan/Pengaduan: pengaduan yang dapat ditindaklanjuti dengan audit investigasi
adalah pengaduan yang berdasarkan hasil telaah atau Pulbaket disarankan untuk
ditindaklanjuti dengan Audit Investigasi.
16
dengan fokus pada upaya pengujian hipotesis untuk mengungkap: fakta-fakta dan
proses kejadian; sebab penyimpangan; pihak-pihak yang terkait; dan dampaknya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit Sektor Publik merupakan suatu proses sistematik secara obyektif untuk
melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu
laporan keuangan organisasi sektor publik. Adapun dalam audit sektor publik terdiri dari
audit keuangan, audit kinerja, audit ekonomis dan efisiensi, audit efektivitas serta audit
investigasi. Dalam audit sektor publik terdapat kerangka konseptual audit sektor publik
yang memberikan gambaran secara umum mengenai audit sektor publik. Standar audit
sektor publik mencakup kualitas sumber daya manusia pada auditor pemerintah, landasan
hokum, keahlian, lingkup audit, independensi, standar pelaporan serta distribusi pelaporan.
Hal tersebut menjadi acuan dalam audit sektor publik.
Setelah melakukan audit, tentunya diperlukan sebuah laporan yang berfungsi sebagai
alat komunikasi yang digunakan untuk mengetahui trasparasi pengelolaan sumber daya
publik. Laporan tersebut disebut dengan laporan audit sektor publik. Dalam sebuah laporan
audit sektor harus mencakup pernyataan tugas audit, informasi dasar mengenai auditan,
informasi dasar tentang audit dan evakuasi secara keseluruhan, temuan audit serta opini
audit dan rekomendasi. Salah satu audit yang dibahas secara khusus dalam materi ini yakni
audit investigasi. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, mengumpulkan,
dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang
kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang sebenarnya
tentang tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik lainnya sesuai peraturan yang
berlaku dalam rangka mencapai keadilan. Adapun tahapan dalam pelaksanaan audit
investigasi terdiri dari tiga tahap yakni pra perencanaan, perencanaan audit investigasi, dan
pelaksanaan audit investigasi. Setelah melakukan audit, dilakukan pembuatan kesimpulan
mengenai pelaksanaan audit. Setelah itu, dilakukan pembuatan laporan audit investigasi
yang akan disampaikan pada Instansi penyidik (kejaksaan/kepolisian) dan Atasan
langsung dari pejabat organisasi/ entitas yang diaudit atau pejabat yang berwenang yang
akan menindak-lanjuti rekomendasi yang tercantum.
18
3.2 Saran
Akhirnya makalah yang berjudul “Audit Kinerja dan Audit Investigasi Sektor Publik”
dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan,
Untuk para pembaca, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
sebagai pelengkap belajar. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan diatas.
19
DAFTAR PUSTAKA
20