Anda di halaman 1dari 17

REGULASI AUDIT SEKTOR

PUBLIK

Tengku Farhan Ristanury 1801103010015


Revan Abdul Gani 1801103010002
Jihan Risky Aulia 1801103010030
Nurul Fitri 1801103010014
Putri Ayudia 1801103010088
INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS ( IPSAS)
International Public Sector Accounting Standards
( IPSAS) adalah standar akuntansi untuk entitas sektor
publik yang dikembangkan oleh entitas international
sector public accounting standardt. (IPSASB) merupakan
badan yang bernaung di bawah internatioanl federation of
accounting (IFAC), organisasi frofesi akuntan di tingkat
internatioanl yang didirikan tahun 1977. Keberadaan
IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata
informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan
(comparable). Lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar
internasional akuntansi sektor publik, diharapkan
memainkan peran kunci untuk mereliasisasikan manfaat
tersebut.
1. IPSASB bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan transparansi laporan keuangan
pada sektor publik yang berupa:
2. Menetapkan standar akuntansi berkualitas SASARAN DAN TUJUAN IPSASB
tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
publik
3. Mempromosikan kepada entitas sektor publik
untuk mengadopsi standar, dan konvergensi
internasioanl, IPSAS.
4. Memberikan informasi yang komprehensif
untuk manajemen keuangan sektor publik
dalam pengambilan keputusan.
5. Memberikan bimbingan tentang isu-isu dan
pengalaman dalam pelaporan keuangan
disektor publik.
PEMBENTUKAN STANDAR IPSAS

IPSASB mengikuti proses hukum yang sangat terstruktur dan menyertakan publik dalam
mengembangkan standar akuntansi sektor publik international (IPSAS). Proses ini menyediakan
kesempatan bagi mereka yang tertari dalam pelaporan keuangan di sektor publik untuk membuat
pandangan mereka diketahui oleh IPSASB, dan memastikan bahwa mereka dapat dipertimbangkan
dalam penetapan standar. Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSAS hingga
tahun 2010 adalah:
1. IPSAS 1- Presentation of financial statements 17. IPSAS 17-Property, Plant, and Equipment
2. IPSAS 2- cash flow statement 18. IPSAS 18-Segment Reporting
3. IPSAS 3 - Accounting Policies, Changes In Accounting Estimates 19. IPSAS 19-Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
and errors 20. IPSAS 20-Related Party Disclosures
4. IPSAS 4 - the effects of changess in foregn exchange rates 21. IPSAS 21-Impairment of Non-Cash Generating Assets
5. IPSAS 5 - Borrowing Costs 22. IPSAS 22-Disclusore of Information about the General Goverment Sector
6. IPSAS 6- consolidated and separate financial statements (IFAC, 2010)
7. IPSAS 7 - investment in asssociates 23. IPSAS 23-Revenue from Non-Exchange Transaction (Taxes and Transfers)
8. IPSAS 8 - interests in joint venture 24. IPSAS 24-Presentation of Budget Information in Financial Statements
9. IPSAS 9 - revenue from exchange transacctions. 25. IPSAS 25-Employed benefits
10. IPSAS 10-Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 26. IPSAS 26-Impairment of Cash Generating Assets
11. IPSAS 11-Construction Constracts 27. IPSAS 27-Agriculture
12. IPSAS 12-Inventories 28. IPSAS 28-Financial Intrument: Presentation
13. IPSAS 13-Leases 29. IPSAS 29-Financial Instrument: Recognitiom and Measurement
14. IPSAS 14-Events After the Date 30. IPSAS 30-Financial Instrument : Disclouser
15. IPSAS 15-Financial Instrument: Disclosure and Presentation 31. IPSAS 31-Intangible Assets. (IFAC, 2010)
16. IPSAS 16-Investment Property 32. IPSAS 32-Service Concession Arragement: Grantor
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)

Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 71 tahun 2010 pasal 1 nomor 3 adalah Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut
SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
a) Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam lapran posisi keuangan,
kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b) Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian secara
hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu
organisasi serta saat membuktikan kewajarannya.
c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajkan, regulasi, perencanaan serta
regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam
disiplin ilmu akuntansi
TUJUAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Menurut Halim (2013:39) akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Tujuan pertanggungjawaban

Dalam tujuan pertanggungjawaban pemerintah harus memberikan informasi keuangan secara


lengkap, memberikan informasi keuangan secaracermat, dalam bentuk dan waktu yang
tepat.
2. Tujuan manajerial
Dalam tujuan manajerial, memberikan informasi keuangan untuk perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan,
pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah adalah tujuan yang
diharapkan dapat dicapai dengan adanya akuntansi pemerintah.
3. Tujuan pengawasan
Memiliki arti bahwa informasi yang dihasilkan akuntansi pemerintahan harus
memungkinkan untuk terselenggarakan pemeriksaan oleh aparat pengawas.
Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan adalah :

1. Tujuan kerangka konseptual


a) Akuntansi Pemerintah Pusat
b) Akuntansi Pemerintah Daerah 2. Lingkungan akuntansi pemerintahan

3. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna

4. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan


Adapun ruang lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan
5. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
(SAP) ini mengacu pada kerangka konseptual yang
keuangan, sertadasar hukum
merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang 6. Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
selanjutnya dapat disebut standar (Nordiawan:2009). informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala
Kerangka konseptual ini membahas : informasi akuntansi

7. Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan


pengukurannya.
JENIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Laporan keungan pokok yang wajib disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan menurut Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu sebagai berikut.

1. Laporan Realisasi 2. Neraca


Anggaran (LRA)

3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan


(LAK) Keuangan (CALK)
UU Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Keuangan Negara

BAB I KETENTUAN UMUM

● Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

● Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disebut BPK, adalah Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB II LINGKUP PEMERIKSAAN

● Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.

● Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan
atas tanggung jawab keuangan negara.
BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

● Penentuan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode
pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri
oleh BPK.

BAB IV HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT

(1) Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.

(2) Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

(3) Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.

(4) Tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
pemeriksa, dimuat atau dilampirkan pada laporan hasil pemeriksaan.
BAB V PENGENAAN GANTI KERUGIAN

● Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK setelah
berkonsultasi dengan pemerintah. berlaku pula bagi pengelola perusahaan umum dan perusahaan
perseroan yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia, sepanjang tidak diatur dalam undangundang tersendiri.

BAB VI KETENTUAN PIDANA

● Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau
menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

Penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang sedang dilakukan oleh BPK dan/atau Pemerintah
pada saat Undangundang ini mulai berlaku, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ada sebelum berlakunya Undang-undang ini.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan


penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 15 TAHUN 2004
TENTANG
PEMERIKSAAN DAN TANGGUNG
JAWAB KEUANGAN NEGARA
I. UMUM

A. Dasar Pemikiran

Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang


telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan
mandiri, sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
B. Lingkup Pemeriksaan BPK

a. Pemeriksaan keuangan D. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut

b. Pemeriksaan kinerja • Hasil setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK


c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu disusun dan disajikan dalam laporan hasil pemeriksaan
(LHP) segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai.
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pemeriksaan keuangan akan menghasilkan opini.

• Untuk mewujudkan perencanaan yang


E. Pengenaan Ganti Kerugian Negara
komprehensif, BPK dapat memanfaatkan hasil
pemeriksaan aparat pengawasan intern • Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 62 ayat (3)
pemerintah, memperhatikan masukan dari pihak Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
lembaga perwakilan, serta informasi dari berbagai Perbendaharaan Negara, Undang-undang ini mengatur
pihak. lebih lanjut tentang pengenaan ganti kerugian
negara/daerah terhadap bendahara.
Thanks Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai