PUBLIK
IPSASB mengikuti proses hukum yang sangat terstruktur dan menyertakan publik dalam
mengembangkan standar akuntansi sektor publik international (IPSAS). Proses ini menyediakan
kesempatan bagi mereka yang tertari dalam pelaporan keuangan di sektor publik untuk membuat
pandangan mereka diketahui oleh IPSASB, dan memastikan bahwa mereka dapat dipertimbangkan
dalam penetapan standar. Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSAS hingga
tahun 2010 adalah:
1. IPSAS 1- Presentation of financial statements 17. IPSAS 17-Property, Plant, and Equipment
2. IPSAS 2- cash flow statement 18. IPSAS 18-Segment Reporting
3. IPSAS 3 - Accounting Policies, Changes In Accounting Estimates 19. IPSAS 19-Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
and errors 20. IPSAS 20-Related Party Disclosures
4. IPSAS 4 - the effects of changess in foregn exchange rates 21. IPSAS 21-Impairment of Non-Cash Generating Assets
5. IPSAS 5 - Borrowing Costs 22. IPSAS 22-Disclusore of Information about the General Goverment Sector
6. IPSAS 6- consolidated and separate financial statements (IFAC, 2010)
7. IPSAS 7 - investment in asssociates 23. IPSAS 23-Revenue from Non-Exchange Transaction (Taxes and Transfers)
8. IPSAS 8 - interests in joint venture 24. IPSAS 24-Presentation of Budget Information in Financial Statements
9. IPSAS 9 - revenue from exchange transacctions. 25. IPSAS 25-Employed benefits
10. IPSAS 10-Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 26. IPSAS 26-Impairment of Cash Generating Assets
11. IPSAS 11-Construction Constracts 27. IPSAS 27-Agriculture
12. IPSAS 12-Inventories 28. IPSAS 28-Financial Intrument: Presentation
13. IPSAS 13-Leases 29. IPSAS 29-Financial Instrument: Recognitiom and Measurement
14. IPSAS 14-Events After the Date 30. IPSAS 30-Financial Instrument : Disclouser
15. IPSAS 15-Financial Instrument: Disclosure and Presentation 31. IPSAS 31-Intangible Assets. (IFAC, 2010)
16. IPSAS 16-Investment Property 32. IPSAS 32-Service Concession Arragement: Grantor
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 71 tahun 2010 pasal 1 nomor 3 adalah Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut
SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
a) Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam lapran posisi keuangan,
kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
b) Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian secara
hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu
organisasi serta saat membuktikan kewajarannya.
c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajkan, regulasi, perencanaan serta
regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam
disiplin ilmu akuntansi
TUJUAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Menurut Halim (2013:39) akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1. Tujuan pertanggungjawaban
Laporan keungan pokok yang wajib disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan menurut Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu sebagai berikut.
● Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
● Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disebut BPK, adalah Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
● Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan
atas tanggung jawab keuangan negara.
BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
● Penentuan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode
pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri
oleh BPK.
(1) Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.
(2) Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
(4) Tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
pemeriksa, dimuat atau dilampirkan pada laporan hasil pemeriksaan.
BAB V PENGENAAN GANTI KERUGIAN
● Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK setelah
berkonsultasi dengan pemerintah. berlaku pula bagi pengelola perusahaan umum dan perusahaan
perseroan yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia, sepanjang tidak diatur dalam undangundang tersendiri.
● Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau
menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
Penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang sedang dilakukan oleh BPK dan/atau Pemerintah
pada saat Undangundang ini mulai berlaku, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ada sebelum berlakunya Undang-undang ini.
A. Dasar Pemikiran