Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Rudi Hartono
NPM : 061840511672
Kelas : 7APA
MK : Audit Sektor Publik

SOAL :
1. Jelaskan maksud Due Deligence Audit!
2. Sebutkan dan jelaskan konsep auditing dan cakupannya!
3. Jelaskan maksud dari audit kepatuhan! Gambarkan dalam bentuk skema
posisi/peran audit kepatuhan pada penugasan audit umum!
4. Jelaskan tentang audit program!
5. Sebutkan dan jelaskan aspek-aspek di dalam pelaksanaan audit!
6. Sebutkan dan jelaskan persyaratan kemampuan/keahlian pemeriksaan (auditor)
menurut SPKN!

JAWABAN :

1. Due diligence adalah aktivitas investigasi atau audit riwayat keuangan yang


dilakukan oleh calon investor terhadap perusahaan di mana dia hendak
menanamkan modal. Di Indonesia, istilah ini disebut juga dengan istilah “uji
tuntas”. Due diligence  ini menjadi penting agar investor tidak salah langkah ketika
memutuskan untuk membeli saham perusahaan yang dituju dari sekuritas sebagai
pihak perantara (broker). Sebaliknya, istilah due diligence ini juga merujuk pada
aktivitas pihak penjual dalam menganalisis apakah calon pembeli memiliki dana
yang memadai untuk melakukan transaksi pembelian. DQS menyediakan audit dan
evaluasi uji tuntas (due diligence) yang menyertai dan memfasilitasi merger,
akuisisi, investasi, dan perjanjian kontrak. Menentukan nilai riil organisasi dan aset
bukanlah hal yang mudah. Seberapa andalkah data yang diperhitungkan? Dan
apakah indikator yang dipertimbangkan memberikan gambaran yang akurat?
Laporan due diligence  oleh DQS adalah penilaian independen yang berfokus pada
kepatuhan dan risiko di area terpilih, memberikan wawasan kunci ke dalam
kekuatan dan kelemahan organisasi, aset dan properti. Dengan demikian, ini adalah
instrumen yang tak ternilai untuk mendukung pengambilan keputusan eksekutif.
2. Konsep Auditing

Auditing adlah Proses Seseoarang atau Lembaga yang independen  yang


mempunyai kompetensi dalam bidang tersebut,  Meliputi  Mengumpulkan dan
memperoleh Bukti, Serta mengevaluasi bukti yang telah dikumpulkan, dengan
tujuan agar bisa memberikan  pendapat mengenai suatu laporan keuangan  tersebut
kepada seseorang atau lembaga yang berkepentingan didalamnya.

Ada empat kondisi yang menyebabkan perlunya auditing:

 Ada potensi konflik antara penyedia informasi dan pemakai informasi.

 Informasi kemungkinan mempunyai konsekuensi ekonomi yangsubstansial


bagi pengambil keputusan.

 Para ahli sering diminta untuk menyiapkan dan mengklarifikasiinformasi.

 Para pengguna informasi sering mempertanyakan kualitas informasi.

Proses Audit 1. Proses yang sistematis 2. Memperoleh dan Menilai Bukti 3.


Menetukan Tingkat Kesesuaian dengan Ketentuan Yang Berlaku 4. Melaporkan
Hasil Audit

Perencanaan Audit 1. Perencanaan memungkinkan bagi auditor untuk memperoleh


bukti yang kompeten dan cukup, dan bukti yang kompeten ini selanjutnya dapat
memperkecil kewajiban hukum dan menjaga reputasinya sebagai auditor. 2.
Perencanaan memungkinkan bagi auditor untuk dapat melaksanakan audit secara
efisien dengan biaya yang memadai 3. Perencanaan memungkinkan bagi auditor
untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa timbul dengan auditan. Apabila
kesalahpahaman bisa dihindari, auditan tentunya akan dapat membantu dalam hal
ini bekerja sama dengan auditor tersebut sehingga dapat memperoleh bukti
kompeten yang cukup yang akan membuat auditnya lebih bermutu
3. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan merupakan suatu  tinjauan atas cata-tan keuangan organisasi
untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah melaksanakan prosedur,
kebijakan, atau peraturan yang telah dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Oleh
karena itu, tujuan audit kepatuhan sudah tentu menentukan apakah klien telah
mengikuti prosedur, tatacara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih
tinggi. Temuan audit kepatuhan biasanya disampaikan pada sese-orang di dalam
unit organisasi yang diaudit daripada disampaikan kepada pihak-pihak diluar
organisasi yang sifatnya lebih luas. Manajemen adalah pihak pertama dan utama
yang menaruh perhatian pada prosedur-prosedur dan peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu, audit jenis ini sebagian besar dilaksanakan oleh auditor internal
organisasi.

4. Audit program
Audit program adalah daftar prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi dan integrasi semua bagian-bagian
pemeriksa. Kegunaan dari audit program adalah memperoleh gambaran
manyeluruh atas audit proses yang dilakukan. Pembuktian yang cukup harus
diperoleh melalui pengamatan, tanya jawab dan teknik lainnya sebagai dasar yang
layak untuk pemberian pendapat atas ikhtisar keuangan yang diperiksanya.
Pemeriksaaan (aktivitas audit) harus direncanakann sebaik-baiknya dn jika
digunakan tenaga-tenaga pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan
baik.Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa prang yang telag
menjalani latihan teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan. Dalam
segala hal yang berhubungan dengan penugasannya, akuntan harus senantiasa
mempertahankan kebebasan tindak dan pendapatnya, Dan dalam melaksanakan
pemeriksaan dan menyusun laporan akuntan wajib menjalankan kemahiran
jabatannya dengan seksama.
Pengertian audit program adalah prosedur langkah demi langkah yang
diterapkan oleh perusahaan audit (KAP) tergantung pada ruang lingkup auditnya
yang harus diikuti oleh akuntan (auditor) dalam melakukan audit.
Program audit adalah serangkaian kebijakan dan prosedur untui menentukan
bagaimana evaluasi bisnis (proses audit) harus dilakukan. Audit Program pada
umumnya melibatkan petunjuk khusus seperti apa, berapa banyak buktu harus
dikumpulkan dan evaluasi, serta yang akan mengumpulkan dan menganalisis data
tersebut dan termasuk juga kapan hal tersebut harus dilakukan. Jenis audit program
yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis tertentu.
Definisi audit program adalah serangkaian rencana tindakan auditor berisikan
pekerjaan apa yang harus diselesaikan, tes audit & prosedur apa yang harus diikuti,
siapa saja orang yan bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut ,
dan beberapa lama waktu yang dibutuhkan agar pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan.

5. Aspek-Aspaek dalam pelaksanaaan audit


- Memotivasi Pihak yang Diaudit
Sebagaimana diketahui, motivasi merupakan alat bantu   keperilakuan terbesar
bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk
menjadi bagian dari organisasi  dankebutuhan   untuk  diterima   dan   dikenal, 
sehingga  dapat   melayani  auditorinternal secara baik.
- Pengelolaan Konflik
Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada proses audit
(Chambers at al.,1987). Konflik sering kali membantu pencapaian tujuan audit,
tetapi jika tidak ditangani lebihawal, maka konflik akan menjadi lebih tajam dan
luas. Konflik dapat terjadi dalam hal – halseperti berikut:a. Lingkup seperti
terhadap manajemen.
b. Tujuan sebagaimana terhadap auditor eksternal.
c. Tanggung jawab seperti layanan manajemen.
d. Nilai dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang
diaudit

Masalah – Masalah Konflik


Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah :

1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu,


oleh sebab itu  auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya
dengan karyawan pihak yang diaudit.
2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor seharusnya 
mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal
tersebut secara efektif.
3. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan.
Auditor diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika
menghadapi kelompok yang lebih luas.
5. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap
perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor
seharusnya memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan
interpersonal.

Pelaksanaan Audit Partisipasi. Selain masalah perilaku pihak yang diaudit,


auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi. Porter et al. (1985)
mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi sikap dan perilaku auditor.
Elemen-elemen keperilakuan dalam audit partisipasi:

1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan
diaudit.
2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam
menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.
3. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
4. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.

6. Persyaratan kemampuan/keahlian pemeriksaan (auditor) menurut SPKN


Standar umum SPKN memberikan kerangka dasar yang penting untuk
menerapkan standarpekerjaan lapangan dan standar pelaporan secara
kolektif. Standar umum SPKN adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan kemampuan/keahlianSPKN mengharuskan audit dilakukan oleh
staff yang memiliki pengetahuan, keahlian,dan pengalaman yang dibutuhkan
untuk melaksanakan audit
2. Persyaratan independensiStandar ini mengharuskan organisasi pemeriksa dan
para pemeriksa mempertahankanindependensinya sehingga pendapat,
kesimpulan, pertimbangan, atau rekomendasitidak memihak
3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama Auditor wajib
memerhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik
sertamemelihara integritas dan independensi dalam menerapkan
kemahirannya terhadapsetiap aspek pekerjaannya
4. Pengendalian mutuSistem pengendalian mutu tersebut harus dapat
memberikan keyakinan bahwa organisasi pemeriksa telah
menerapkan dan mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai