“RMK PERTEMUAN 6”
Disusun oleh :
Universitas Riau
T.P. 2018/2019
POKOK PEMBAHASAN
Kelas : B
akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas Beban berjalan efektif
berwenang.
o Setiap pengeluaran untuk Beban didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
dicatat sebagai Beban dibayar di muka.Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian yang belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak
c) Untuk memeriksa apakah Beban dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
harus memeriksa apakah bagian yang expired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
d) Untuk memeriksa apakah penyajian Beban dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun
disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari sat tahun
e) Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
Mula-mulanya transaksi yang terjadi di dalam kasus beban dibayar di muka ini dianggap
sebagai harta. Tetapi seiring waktu berjalan harta ini akan menjadi beban. Disini kami akan
Contoh: Sewa dibayar di muka adalah salah satu contoh beban dibayar di muka. Misalnya
ada jasa penyewaan ruko. Saat salah satu ruko laku tersewa, sewa itu akan tercatat sebagai harta.
Tetapi seiring waktu berjalan menuju akhir periode sewa, harta ini akan tercatat sebagai beban.
Contohnya pada tanggal 1 Agustus 2011, dibayar sewa ruko untuk masa 1 tahun seharga
Kas Rp.60.000.000
Sedangkan untuk jurnal penyesuaiannya, kita harus melihat periode akuntansi sang
perusahaan sendiri. Misalkan akhir periodenya adalah 31 Desember 2011, maka sewa ruko yang
menjadi beban pada 31 Desember 2011 adalah 5/12 x Rp.60.000.000 = Rp.25.000.000. Inilah
jurnal penyesuaiannya:
Bila transaksi sewa dibayar di muka dicatat sebagai beban, maka jurnalnya akan terlihat
seperti ini:
Kas Rp.60.000.000
Lalu, untuk membuat jurnal penyesuaiannya kita harus menghitung bagian dari sewa itu
yang masih menjadi sewa dibayar di muka pada akhir periode akuntansi. Atau dengan kata lain,
sisa nilai dari waktu penyewaan ruko. Yaitu, 7/12 x Rp.60.000.000 = Rp.35.000.000. Inilah
jurnal penyesuaiannya:
1. Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya
cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,
biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan.
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan
valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun
persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan
atas akun persediaan diantaranya adalah :
i. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar
terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui
Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman
mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus,
sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan
baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan
operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing.
Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek
laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
ii. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b)
semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan
fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga
perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang
bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
iii. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk
memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi
observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan
pengujian harga.
Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atas penghitungan fisik persediaan karena
adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan kualifikasi
atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan yang
diperiksanya.
Penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal
neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
Penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun
Penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik persediaan,
diantaranya adalah :
Selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa pengendalian atas
prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan intern barang selama
penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai kecermatan
pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan, sebaiknya proses produksi
dihentikan sementara selama berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun
penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun
pengeluaran barang di gudang.
Auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi (titipan) yang bukan
menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya
Kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan perusahaan,
misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang dipegang oleh penjual,
barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus
dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan
penghitungan fisik.
Auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar belum diterima
sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca, auditor harus
melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik persediaan ke saldo tanggal
neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
pencatatan saldo persediaan pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di
gudang.
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun
LIFO. Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai persediaan
telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang biasanya ditanyakan
oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya adalah :
- apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam proses,
bahan pembantu maupun barang jadi
- apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran, banjir
maupun risiko lainnya
- apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
- apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas gudang
- apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan dan
bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang
- apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga pintu,
pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya
- jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu
persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok persediaan
- apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang
berfungsi sebagai penjaga gudang
- apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan dengan
buku besar
- apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan
dicocokkan dengan kartu persediaan.
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha. Audit
atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak waktu,
karena:
o Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan sering
merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
o Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik
serta penghitungannya
o Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
o Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
o Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien tertentu
harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian penerimaan
barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari dokumen penting
sebelum pelunasan dilakukan.
4) Mengolah Barang
Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya didasarkan pada
order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales forecast), tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang
ekonomis.
Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan di tempat
terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara fisik. Pengendalian
barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap pengiriman atau
transfer harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.
6. Tahap-Tahap Audit Persediaan
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di
dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis
pengujian yang akan dilakukan yaitu :
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang
lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah
dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah
akurat.
3) Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan
keuangan yang diaudit lebih awal.
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan catatan
akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil produksi. Sistem
akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian persediaan akhir
tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Edisi
Keduabelas Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Bastian, Indra. 2014. Audit Sektor Publik Pemeriksaan Pertanggungjawaban Pemerintah. Edisi
3. Jakarta : Salemba Empat.
Luthfa, Sita. 2016. Makalah Audit Keuangan Biaya Dibayar Dimuka Dan Persediaan
(https://id.scribd.com/document/333001297/Audit-Keuangan-Biaya-Dibayar-Dimuka-
Dan-Persediaan-Word/ diakses pada tanggal 03 Oktober 2019 Pukul 09.14 WIB)
http://zetzu.blogspot.com/2010/12/audit-proses-pendanaan-beban-dibayar-di.html
http://kelompokakuntansi.blogspot.com/2016/12/audit-siklus-bebean-dibayar-dimuka.html
https://www.academia.edu/29113402/AKUNTANSI_SEKTOR_PUBLIK_-_PERSEDIAAN