Anda di halaman 1dari 16

PROSEDUR PEMAKAIAN ASET TETAP

Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aset tetap merupakan jumlah yang
sangat besar dari total aset perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh akuntan
publik untuk memeriksa aset tetap biasanya lebih sedikit dibandingkan waktu yang
digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan, dan lain-lain.
Beberapa penyebabnya antara lain:
a.

Harga perolehan per unit dari aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya
dalam setahun biasanya sedikit.

b.

Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di
bandingkan mutasi piutang dan persediaan.

c.

Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting seperti
pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan penjualan
persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements

(penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan


(periode yang diperiksa). Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai
berikut:

Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal
aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja
pemeriksaan akuntan tersebut.

Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya
perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk
penambahan dan pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset
tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/
IFRS).

Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut:


1.

Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.

2.

Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap, yang berisikan:
Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk
harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3.

Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totaInya dengan General Ledger atau
Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu,

4.

Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan kita
lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan kita
lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada
keuntungan atau kerugian atas penjuaian aset tetap tersebut. Selain itu periksa juga
penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.

5.

Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan
nomor kode dari aset tetap.

6.

Periksa bukti pemilikan aset tetap.


Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (lzin Mendirikan Bangunan) serta
SIPB (Surat tzin Penempatan Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNKnya.

7.

Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang
dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.

8.

Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk daiam kelompok Capital Expenditures
tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.

9.

Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasumsikan dan apakah Insurance
Coveragenya cukup atau tidak.

10. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan
diperkiraan Iaba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa
apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Bila ada, maka hai ini
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual aset tetap.
13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in progress yang haws di transfer ke aset tetap.
14. Jika ada aset tetap yang diperoieh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa
apakah accounting treatmentnya sudah sesuai denqan standar akuntansi leasing.
15. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
16. Periksa penyajiannya dalarn laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Penjelasan Prosedur Audit


1.

Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap. Dalam hal ini biasanya auditor
menggunakan INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES, yang contohnya bisa dilihat
di
Exhibit 14-4.
Beberapa ciri Internal Control yang baik atas aset. tetap adatah:
a.

Digunakannya anggaran untuk penambahan aset tetap.


Jika ada aset tetap yang ingin dibeii tetapi belurn tercanturn dianggaran maka
aset tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.

b.

Setiap penambahan dan penarikan aset tetap terlebih dahulu harus diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

c.

Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan


depreciation policy.

d.

Diadakannya kartu aset tetap atau sub buku besar aset tetap yang mencantumkan
tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan persentase
penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.

e.

Setiap aset tetap diberi nomer kode.

f.

Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan fisik aset tetap),


untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aset tetap.

g.

Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan di ternpat yang aman.

h.

Aset

tetap

diasuransikan

dengan

jumlah

Insurance

Coverage

(nilai

pertanggungan) yang cukup.


2.

Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aset tetap.
Contoh Top Schedule dan supporting schedule asel tetap bisa dilihat di Exhibit 14-1 dan
14-2.

3.

Prosedur audit nomor 3 cukup jelas.

4.

Vouched penambahan serta pengurangan aset tetap.


Untuk penambahan aset tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting
document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran.
Untuk pengurangan aset tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya.
Misalkan: mesin dengan harga perolehan Rp.100.000.000 dan akumulasi penyusutan
(s/sampai dengan tanggal penarikan) Rp.80.000.000 dijual dengan harga Rp.30.000.000
secara tunai.
Journal entry yang seharusnya adalah:

DR. Kas

Rp. 30.000.000

DR. Akumulasi Penyusutan Mesin

Rp. 80.000.000

CR. Mesin

Rp. 100.000.000

CR. Laba Penjuaian Aset tetap

Rp. 10.000.000

Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan rnendebit Kas Rp.30.000.000


dan mengkredit mesin Rp.30.000.000. Auditor juga harus merneriksa apakah uang kas
sebesar Rp.30.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dalam buku penerimaan
kas.
5. Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik
atau sudah rusak.
Tentang pemeriksaan fisik aset tetap secara test basis ada 2 (dua) pendapat:
1. Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penarnbahan yang baru serta beberapa aset tetap yang lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada
kelemahannya yaitu bila ada aset tetap yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai
lagi, telapi masih tercantum di dalam daftar aset tetap, maka dengan cara pertama tidak
dapat diketahui.
6. Pemeriksaan bukti pemilikan aset tetap.
Dalam hal ini harus dicecokkan norner mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang
tercanturn di BPKB dan STNK dengan yang tovdupatdi kendaraan. Perhatikan juga
apakah swat-surat tanah, gedung, kendaraan atas name perusahaan.
7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten
dengan tahun sebelumnya. Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa
kemungkinan:
1. Berdasarkan jumlahnya, rnisalnya di alas Rp, 500,000,- harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Carnpuran antara jumlah dan masa manfaatnya,
Tentang policy dan penyusutan ada beberapa kernungkinan, apakah penyusutan tersebut
dimulai:
Pada tanggal pembelian
Pada tanagal pemakaian
Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tanggal 1 s/d 15 dihitung
satu bulan penuh sedang tanggal 16 s/d 31 dihitung setengah bulan.

8. Analisis perkiraan repair dan maintenance.


Harus diperhatikan kemungkinan client untuk men-iporkecil laba dengan mencatat
capital expenditure sebagai revenue expenditure.
Contoh kertas kerjanya bisa dilihat di Exhibit 14-3.
9. Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil atau terlalu
besar. Jika terlalu kecil ada bahaya banwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi dan
perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aset tetap (misalkan gedung atau
mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan operasi perusahaan.
Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage tersebut adalah atas dasar jumlah
yang mendekati harga pasar.
10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap.
Penyusutan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan
sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti tanah hak
milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau
genteng, maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut
juga tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan
penyusutan yang dibuat kIien, dan ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari
biaya produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan.
Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas
15. Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan.
Jika aset tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank,
sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan. Selain
itu jika ada aset tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
16. Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan

(SAK/ETAP/IFRS), balk di neraca (cost and accumulated depreciation), di laba rugi


(biaya penyusutan), di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan
penyusutan, rincian garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap).
Contoh penyajiannya:
di Neraca
Catatan No.
ASET TETAP:

31/12/2002

31/12/2001

Harga Perolehan
Akumulasi

Rp.2.230.000.000
Rp. 525.000.000

Rp.2.000.000.000
Rp. 240.000.000

Rp.1.705.000.000

Rp.1.760.000.000

Penyusutan

di Kebijakan Akuntansi
d. Aset Tetap
Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan. Perusahaan menyusutkan aset
tetapnya dengan menggunakan metode garis lurus dengan persentase penyusutan
sebagai berikut (berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap):
Gedung

: 4 % per tahun

Kendaraan

: 25 % per tahun

Mesin

: 20 % per tahun

Peralatan Kantor : 10% per tahun


Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada
saat terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar
dikapitalisasi.
di catatan atas Laporan Keuangan No. 9
9. Aset Tetap
Saldo Aset tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri atas:
Harga
Tanah
Gedung
Kendaraan
Mesin
Peralatan Kantor

Perolehan
Rp.
400.000.000
Rp. 500.000.000
Rp. 280.000.000
Rp. 900.000.000
Rp. 150.000.000
Rp.2.230.000.000

Harga
Tanah
Gedung
Kendaraan

Perolehan
Rp.
400.000.000
Rp. 500.000.000
Rp. 200.000.000

31 Desember
Akumulasi
Nilai Buku
2010
PenyusutanRp.
Rp.
Rp. 40.000.000
Rp.
Rp. 120.000.000
Rp.
Rp. 340.000.000
Rp.
Rp. 25.000.000
Rp.
Rp. 525,000.000 Rp.1.705.000.
31 Desember 2009
Akumulasi
Nilai Buku
Penyusutan Rp.
Rp.20.000.000
Rp.50.000.000

Rp.
Rp.
Rp.

Mesin
Peralatan Kantor

Rp. 800.000.000
Rp. 100.000.000
Rp.2.000.000.000

Rp.
Rp.
Rp.

Rp.
Rp.90.000.000
Rp.1.760.000.00

Beban penyusutan untuk tahun 2010 dan tahun 2009 masing-masing sebesar Rp.525.000.000
dan Rp.240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Mandiri.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 75):
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumalh tercatat bruto;
(b) Metode penyusutan yang digunakan;
(c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i) Penambahan;
(ii) Pelepasan;
(iii)

Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi
sesuai dengan penurunan nilai aset;

(iv)Penyusutan;
(v) Perubahan lainnya
Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan
untuk utang;
(b) Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap

Exhibit 14-1 Contoh Top Schedule Aset Tetap


W.P
REF

PER BOOK

PENAMBAHAN

PENGURANG
AN

1-1-10

31-12-10

HARGA PEROLEHAN
Tanah

K1

Rp 400.000.000 Rp --

Gedung

K2

Rp 500.000.000 Rp --

Kendaraan

K3

Mesin
Peralatan Kantor

-------

Rp 400.000.000 ^--

Rp 500.000.000 ^SL

SL

Rp 200.000.000

----

Rp 280.000.000 ^SL

SL

K4

Rp

----

Rp 900.000.000 ^5L

SL

K5

Rp

----

Rp 150.000.000 ^SL

SL

Jumlah Harga Perolehan

Rp
^

Rp
80.000.000
Rp
800.000.000
100.000.000
Rp
100.000.000
50.000.000
Rp
2.000.000.000
230.000.000
^

Gedung
Kendaraan
Mesin

K2-1
K3-1
K4-1

Rp 20.000.000
Rp 50.000.000
Rp 160.000.000

Peralatan Kantor

K5-1

Rp 10.000.000

Rp 20.000.000 ---Rp 70.000.000 ---Rp 180.000.000 ---Rp 15.000.000 ---Rp 285.000.000

Jumlah Akumulasi
Penyusutan

Rp 240.000.000

NILAI BUKU

^
^
Rp 1.760.000.000
^

^= Checked footing a cross


footing
SL = Straight line method

PBC

PER BOOK

PENYUSUTAN INSURANCE
METOD
%
COVERAGE
E
201 200 201 200
0
9
0
9

Rp 2.230 000.000
^

Rp
40.000.000 ^
Rp 120.000.000 ^
Rp 340.000.000 ^
Rp

25.000.000 ^

Rp 525.000.000
^
Rp 1.705.000.000
^

--

Rp
Rp
4% 4%
400.000.000
Rp
25%25%
200.000.000
Rp
20%20%
800.000.000
Rp 100.000
10%10%
000

13/1/03
DIBUAT OLEH:

DIREVIEW:

CLIENT: PT. ABC

PERIODE

TANGGAL: 27/2/11

TANGGAL 1/3/11

SCHEDULE : Top Schedule Aset tetap

31 Desember
2010

INDEX: KKP:

Exhibit 14-2 Contoh Supporting Schedule Aset Tetap


HARGA PEROLEHAN
Saldo Awal 1-1 2010

Rp.
200.000.000 V/

Penambahan tahun 2010


Tanggal
No.Bukti
Keterangan
15/1/2010

BK100/1/10

Pembelian Pejero 2010

Jumlah
Rp.350.000.00
0 Vo

No.Pol.B.207 SAG
No.Chasis C 1179
No.Mesin M 16693
Warna Hitam Metalik
17/3/2010
2010

BK75/III/10

Pembelian Honda CRV

Rp.370.000.00
0 Vo

No.Pol.B 206 SAG


No. Chasis C1312
No. Mesin M 7999
Warna Putih Briliant
Saldo per book 31-12-2010

Rp.
720.000.000^
Rp.
920.000.000L
^
to K

Akumulasi Penyusutan
Saldo Awal 1-1-2010
Penyusutan tahun 2010:

Rp.
50.000.000V/

Mobil Lama
25% x Rp.200.000.000

Rp.
50.000.000^

Mobil Baru
25% x (Rp.350.000.000 + Rp.470.000.000)

Rp.
180.000.000^

Saldo per book 31-12-2010

Rp.
230.000.000^
Rp.
280.000.000L
^
to K

^
L
V/
lalu

Check perhitungan matematis


Cocokan dengan buku besar
Cocokkan dengan working apper tahun
penyusutan dihitung setahun penuh tanpa
memperhatikan tanggal pembelian

DIBUAT OLEH:

DIREVIEW:

CLIENT: PT. ABC

TANGGAL: 25/2/11

TANGGAL 1/2/11

SCHEDULE : Top
Schedule Aset tetap

PERIODE

31 Desember
2010

INDEX:
KKP:
K3

Exhibit 14-3 Contoh Kertas Kerja Analisis Repair dan Maintenance


Tanggal No. Bukti
Keterangan

Jumlah

2/3/2010 BK10/111/10 Service Truck


8/3/2010 BK20/111/10 Service mobil Direksi
13/3/2010 BK35/III/10 Pemasangan A/C Double Blower
untuk mobil Kijang
17/3/2010 BK45/111/10 Pemasangan Compact Disk
untuk mobil Direksi
25/3/2010 BK75/111/10 Biaya Pengecatan Gedung Kantor
Lain-lain (tidak di vouching)
Jumlah

Rp. 750.000
Rp. 250.000
Rp. 2.500.000 +Vo
Rp. 2.000.000 +Vo
Rp. 1.500.000
Rp. 2.000.000
Rp. 9.000.000 L
^

^ Checked footing
L Cocokkan dengan buku besar
Vo Periksa bukti pengeluaran Kas dan bukti pendukung
*

Menurut kebijakan kapitalisasi


perusahaan seharusnya merupakan
capital expenditure, sehingga perlu
Dikoreksi
Usulan Audit Adjustment:
AJE 1: DR. Kendaraan
Rp. 4.500.000
CR. Biaya repair & maintenance
Untuk mengoreksi pemasangan AC dan CD yang dibebankan sebagai
biaya repair & maintenance

Rp. 4.500.000

AJE 2: DR. Biaya Penyusutan Kendaraan


Rp. 1.125.000
CR. Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Untuk mengoreksi biaya penyusutan atas AC dan CD

Rp. 1.125.000

DIBUAT OLEH:

DIREVIEW:

CLIENT: PT. ABC

TANGGAL: 25/2/11
1/3/11

TANGGAL

SCHEDULE : Repair and


Maintenance

PERIODE INDEX: KKP:

Maret
2010

U 5-1

Exhibit 14-4 Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ)Aset tetap (Fixed Assets)
Y = Ya T =Tidak
Klien:

TR =Tidak
Relevan
Y
T
TR

PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP


1. Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a. Diotorisasi sebagaimana mestinya secara tertulis?
b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan:
1) Pertimbangan?
2) Harga taksiran (estimated cost)?
3) Supplier?
4) Spesifikasi?
5) Perkiraan yang di debetldi kredit?
6) Taksiran umur (estimated useful life) dan persentase penyusutan atas
tambahan baru?
c. Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru
(replace) telah diotorisasikan?
d. Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada bagian
akuntansi?
2. Apakah disusun anggaran untuk pengeluaran modal/investasi (Capital
expenditure) dan persetujuan tertulis atas setiap proyek yang besar
ditandatangani oleh staf yang ditunjuk dell Dewan Komisaris/Rapat Umum
Pemegang Saham dan diberikan kepada:
a. Raglan Pernbelian?
b. Raglan Teknik?
c. Raglan Akuntansi?
3. Apakah semua pengeluaran investasi (Capital expenditure) dalam bentuk upah,
bahan dan persediaan harus melalui prosedur administrasi yang sama dengan
revenue expenditure (pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai biaya)?

ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN


4. Apakah proyek tersebut:
a.

Terpisah dalam perkiraan control tersendiri dalam Buku Besar (misalnya


Construction in progress)?
b.Terkontrol atas tiap jenis perkiraan?
c.Diotorisasi dan dirumuskan secara jelas?
d.

Penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan harus mendapatkan


persetujuan tambahan?

REGISTRASI
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap:
a.
b.
c.
d.

Disimpan dengan baik oleh perusahaan?


Up to date?
Secara berkala dicocokkan dengan perkiraan kontrol buku besar?
Menunjukkan perincian sebagai berikut:
1. Nomor identifi kasi?
2. Lokasi?
3. Taksiran umur?
4. Persentase penyusutan?

6. Apakah semua aset tetap:


a. Diamankan dengan baik?
b. Dirawat dengan baik?
c. Diasuransikan dengan cukup?

7. Apakah peralatan dan perkakas kecil terkontrol dengan cukup:


a. Atas perolehannya?
b. Atas penyusutannya?
c. Diamankan dan dirawat dengan baik?

8. Apakah terdapat pengawasan yang balk terhadap buk i-bukti pemilikan (Title
deeds) aset tetap:
a. Perincian secara jelas pemilikan dibuat dalam suatu daftar?
b. Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian Akuntansi?
CURRENT VALUE
9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila dibandingkan dengan taksiran
harga pasar yang berlaku (estimated current market value)?
10.Apakah metode dan persentase penyusutan:
a. Sesuai dengan SAK!ETAP/IFRS?
b. Sesuai dengan UU PPh?
c. Metode penyusutan yang digunakan adalah:
..............Straight Line..............................................................................
..............
................................................................................................................ .
................................................................................................................
................................................................................................................
.

PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSETS)


11.Apabila aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah:
a.
b.

Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagaimana mestinya?


Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang bersangkutan dan sesuai

c.

dengan SAK /ETAP/IFRS?


Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas dinyatakan untuk dapat
menunjukkan keadaan dengan layak?

UMUM

12.Apakah sistem infromasi meliputi dimana perlu:


a.
b.
c.
d.
e.

Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital expenditure)?


Alasan untuk pengeluaran investasi?
Persentase keuntungan yang diharapkan atas investasi tersebut?
Perbandingan anggaran dengan pengeluaran sesungguhnya?
Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara anggaran dengan
pengeluaran yang sesunggunya?

13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijaksanaan yang jelas


untuk membedakan pengeluaran investasi (capital expenditure) denga
pengeluaran biaya (revenue expediture) Jelaskan:
Pengeluaran di atas Rp. 30.000.000 dikapitalisir

14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap:

15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara berkala dengan perkiraan

16. Apakah masing-masing aset tetap diberi tanda/kode pengenal?


17.Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap digunakan
tetap tercatat pada perkiraan aset?

18. Apakah buku/daftar aset tetap di-review minimal setahun sekali, untuk
mengetahui barang yang rusak atau yang menganggur?
Jelaskan:
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.
19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan kepada Bagian
Akuntansi dibukukan atas:
a. Proyek yang sudah selesai?
b. Aset tetap yang disingkarkan karena tidak berguna lagi (retirement)?
c. Penjualan aset tetap?

20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya penyusutan diperhitungkan?

A.

Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas:


....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
B. Catatan lain:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
C. Kesimpulan penilain (Baik, Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lmapirkan alasannya)

Diisi oleh:

Direview oleh:

Anda mungkin juga menyukai