Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Audit Komputerisasi I, dengan judul: “Etika
Profesi”.
Saya menyadari bahwa dalam kepenulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak sumber
yang menjadi acuan saya. Untuk itu, saya haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA PROFESI ..............................................................................2
B. INDEPENDENSI AUDITOR......................................................................................2
C. FAKTOR-FAKTOR INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK...................................2
D. ASAS KERAHASIAAN .............................................................................................3
E. FEE AKUNTAN PUBLIK ..........................................................................................4
F. KEBIJAKAN PENENTUAN IMBALAN JASA......................................................5
G. DASAR MENENTUKAN FEE AUDIT......................................................................5
H. FAKTOR-FAKTOR PENENTU FEE AUDIT............................................................6
I. IKLAN DALAM KODE ETIK AKUNTANSI............................................................6
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN ...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang
filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma
etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Akuntan Publik
adalah seorang akuntan yang mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan guna
memberikan layanan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan ini telah diatur
didalam UU No 5 th 2011 tentang Akuntan Publik dan juga Permenkeu No
17/PMK01/2008 mengenai Jasa Akuntan. Jadi pengertian dari etika profesional
akuntan publik itu sendiri adalah etika yang digunakan dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang akuntan publik tersebut.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan
memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan
alokasi sumber-sumber ekonomi. Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi
dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas
penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan
percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada
melalui penyerapan Standar Profesi International.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Etika Profesi?
2. Bagaimana Independensi Akuntan Publik?
3. Bagaimana Asas Kerahasiaan Akuntan Publik?
4. Bagaimana Fee & Iklan Akuntan Publik?
C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Etika Profesi
2. Untuk mengetahui bagaimana Independensi Akuntan Publik
3. Untuk mengetahui Asas Kerahasiaan Akuntan Publik
4. Untuk mengetahui bagaimana Fee & Iklan Akuntan Publik
1
BAB 2
PEMBAHASAN
B. INDEPENDENSI AUDITOR
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan
sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental
independen tersebut harus meliputi:
1. Independensi dalam fakta
Auditor benar-benar mempertahankan perilaku yang tidak bias (independen)
disepanjang audit.
2. Independensi dalam penampilan
Pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan
audit.
2
langsung, memiliki utang piutang pada perusahaan yang diauditnya, dan lain
sebagainya.
5. Audit fee
Biaya jasa audit yang diterima oleh akuntan publik. Biaya yang besar
berhubungan dengan makin tingginya risiko melemahnya independensi
auditor. Independensi akuntan publik akan diragukan apabila ia menerima fee
selain yang telah ditentukan di dalam kontrak kerja, adanya fee bersyarat dan
menerima fee yang jumlahnya besar dari seorang klien yang diaudit.
D. ASAS KERAHASIAAN
Seorang akuntan dalam melaksanakan tugasnya dapat memperoleh informasi
tentang atau dari kliennnya. Seringkali informasi yang diperoleh ini tidak boleh
diketahui (rahasia) oleh pihak lain, karena dapat merugikan kepentingan kliennya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dapat atau perlu diungkapkan.
Seorang akuntan harus menyadari mengenai tugas menjaga kerahasiaan
tersebut, dan tidak memanfaatkan informasi yang bersangkutan bagi kepentingan
pribadinya maupun pihak lain. Akuntan harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh
3
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Akuntan mempunyai kewajiban untuk memastikan staf di bawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah
pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga mengharuskan staf yang memperoleh
informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat
menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan
pihak ketiga
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien pemberi kerja berakhir. Akuntan yang mempunyai akses
terhadap informasi rahasia tentang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya
kepada publik. Karena itu akuntan tidak boleh membuat pengungkapan yang
tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku
untuk pengngkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung jawab
berdasarkan standar profesional.
Contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sejauh mana
informasi rahasia dapat diungkapkan :
1. Apabila pengungkapan dijinkan. Jika persetujuan untuk
mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua pihak
termasuk pihak ketida yang kepentingannnya dapat terpengaruh harus
dipertimbangkan.
2. Pengungkapan diharuskan oleh hukum, misal untuk menghasilkan
dokumen atau memberikan bukti dalam proses hukum dan untuk mengungkapkan
adanya pelanggaran hukum kepada publik
3. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkannya.
Misal :m untuik mematuhi standar teknis dan aturan etika, melindungi
kepentingan profesioanl anggota dalam persidangan, mentaati penelaahan mutuiu
atau penelaahan sejawat IAI atau bada profesioanl lainnya, menanggapi
permintaan atau investigasi oleh IAI atau badan pengatur.
4
2. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetaokan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
Anggota Kap tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi
5
2. Flat atau kontrak basis
Pada cara ini fee audit dihitung sekaligus secara borongan tanpa
memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan
terselesaikan sesuai dengan aturan dan perjanjian.
3. Maksimum fee basis
Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali
ditentukan tarif per jam kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu
tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak
mengulur-ulur waktu sehingga menambah jam/waktu kerja.
6
SEKSI 250 PEMASARAN JASA PROFESIONAL
250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etikan profesi dapat
terjadi ketikan praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk
pemasaran lainnya. Sebagai contoh ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan
pada prilaku professional dapa terjadi ketika jasa professional, hasil pekerjaan atau
produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip professional.
250.2 Setiap praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan
jasa profesionalnya. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut: (a) membuat pernyataan yang berlebihan
mengenai jasa professional yang dapat diberikan kualifiasi yang dimiliki atau
pengalaman yang telah diperoleh; atau (b) membuat pernyataan yang merendahkan
atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan
praktisi lain.
Contoh-contoh iklan dan bentuk-bentuk palsu, menipu atau menyesatkan
antara lain:
1. Seorang akuntan publik memberikan janji-janji muluk
2. Menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan pejabat
pengadilan, instansi pengatur atau badan/instansi lain yang serupa
3. Membuat pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya
4. Membuat perbandingan dengan akuntan publik lainnya yang tidak didasarkan
pada fakta yang dapat diverifikasi
5. Membuat pernyataan bahwa jasa professional spesifik sedang/akan diberikan
dengan upah tertentu yang bias naik & calon kliennya tidak diberitahu
kemungkinan ini
6. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau salah
menafsirkannya
7. Akuntan publik tidak diperbolehkan menawarkan jasanya secara tertulis
kepada calon klien, kecuali atas permintaan calon klien yang bersangkutan.
8
BAB 3
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10