Anda di halaman 1dari 6

Latihan:

1. Harga saham BBRI tahun 2010 sebesar Rp. 4.500/lbr. Di Tahun mendatang apabila kondisi
perekonomian memburuk diperkirakan harganya turun menjadi Rp. 4.000/lbr. Akan tetapi,
apabila kondisi perekonomian normal harganya akan naik menjadi Rp. 6.500/lbr. Hitunglah
Expected Return dan risiko investasi saham tersebut.
2. Diketahui data sebagai berikut:

Rate of Return
Kondisi Ekonomi Probabilitas
A B C
Sangat Makmur 0,20 0,30 0,28 0,26
Makmur 0,50 0,23 0,24 0,21
Normal 0,30 0,19 0,21 0,18
a. Hitunglah expected return dari saham A, B, dan C
b. Hitunglah berapa risiko saham A, B dan C
c. Apabila investor membentuk portofolio yang terdiri dari dari saham A sebesar 40% dan
sisanya di saham B hitunglah expected return dan risiko portofolio apabila koefisien korelasi
= +1, 0,25 dan -1
3. PT. Lancar mempertimbangkan 3 kemungkinan investasi untuk tahun depan. Setiap investasi
memiliki usia 1 tahun dan keuntungan investasi tergantung pada kondisi perekonomian tahun
depan. Tingkat keuntungan yang diestimasi adalah sebagai berikut:

Kondisi Probabilitas Rate of Return


Perekonomian A B C
Rata-Rata 0,50 0,22 0,28 0,24
Resesi 0,20 0,19 0,24 0,21
Puncak 0,30 0,16 0,21 0,18
a. Carilah expected rate of return dan risiko setiap investasi
b. Buatlah ranking untuk ketiga investasi diatas berdasarka (1) rate of return, (2) Risiko.
Investasi mana yang sebaiknya dipilih?
c. Apabila tiap investasi tersebut memperoleh bagian dana yang sama, hitunglah:
- Expected Rate of Return portofolio tersebut
- Hitung Covarians dan koefisien korelasi antara A dan B, serta antara A dan C
- Risiko Portofolio

Evaluasi Kinerja Portofolio

Tabel. Return dan risiko empat jenis portofolio selama 2002-2006


Portofolio Rata-rata Standar deviasi Beta
return (%)
(%)
A 10 15 0,50
Bi 12.3 9.50 1,50
C 12.5 13.75 0.75
D 15 11.50 0,60
Pasar 13 12
RF 8

Hitung kinerja portofolio menggunakan Indeks Sharpe, Indeks Traynor dan Indeks Jensen. Urutkan
berdasarkan kinerja terbaik dan petakan dalam grafik.

Jawab

R̄ P − R̄ F̄
S^ P =
Indeks Sharpe = σ TR

R A −R F 10−8
Portofolio A = SA = = = 0,13
σA 15

R B −RF 12,3−8
Portofolio B = SB = = = 0,47
σB 9,5

R C −R F 12,5−8
Portofolio C = SC = = = 0,33
σC 13,75

R D −R F 15−8
Portofolio D = SD = = = 0,61
σD 11,5
R m−R F 13−8
Portofolio Pasar = Sm = = = 0,42
σm 12

 Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai
indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya
sebesar 0,42.

 Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12,3% dan
12,5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua portofolio
tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu 9,50 % dan 13,75%.

 Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding portofolio B,
karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko
(dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.

 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Sharpe :

Return
D
15 Pasar GarisCML
B
C
10 A

8 RF

Standar deviasi
5 10 15

R̄ P − R̄ F̄
T^ P =
Indeks Trainor =
β^
P

R A −R F 10−8
Portofolio A = TA = = =4
βA 0,5

R A −R F 12,3−8
Portofolio B = TB = = = 2,87
βA 1,5

R A −R F 12,5−8
Portofolio C = TC = = =6
βA 0,75

R A −R F 15−8
Portofolio D = TD = = =11,67
βA 0,6

R m−R F 13−8
Portofolio Pasar = Tm = = =5
βm 1
 portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar
akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja
portofolio tersebut berada dibawah kinerja pasar.

 Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di
atas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang
dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih
baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil.

 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Treynor :

Return Garis SML


D
15
C B
Pasar
10
A
8 RF

Beta portofolio
0,5 1 1,5

Indeks Jensen = [
J^ p = R̄ p − R̄ F̄ + ( R M − R̄ F̄ ) β^ p ]
Portofolio A = 10 – [8 + (13-8)0,5] = 10 –(8+2,5) = 10 -10,5 = - 0,5

Portofolio B = 12,3 – [8 + (13-8)1,5] = 12,3 –(8+7,5) = 12,3 -15,5 = - 3,2

Portofolio C = 12,5 – [8 + (13-8)0,75] = 12,5 –(8+3,75) = 12,5 -11,75 = 0,75

Portofolio D = 15 – [8 + (13-8)0,6 = 15 –(8+3) = 15 -11 = 4

Contoh:

Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-
masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%.

Jawab :
TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) – 1,0
= (1,05) (1,08) (1,1) – 1,0
= 0,247 atau 24,7%.

Contoh:

Anggap Ibu Haryati menginvestasikan Rp100 juta pada awal periode pertama ketika dia membeli suatu
portofolio saham. Pada akhir periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen sebesar Rp7 juta. Pada
akhir periode terakhir, Ibu Haryati menjual portofolio sahamnya dan menerima Rp120 juta. Dengan
demikian, Ibu Haryati mempunyai arus kas berikut:

Waktu 0 1 2
Arus kas -Rp100 juta Rp 7 juta Rp120 juta
 Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat bunga yang akan
menyamakan arus kas mendatang dengan nilai sekarangnya:

 Tingkat bunga, r, dapat dicari dengan proses coba-coba atau dengan bantuan kalkulator finansial
atau komputer. Pada kasus ini, tingkat bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang
adalah 13,10 persen.
n m
Dt Wt Nilai akhir portofolio
Nilai awal portofolio=∑ t ∑
+ t
+
t=1 (1+ r ) t =1 (1+r ) (1+r )t
n n n
7 120 7 120
=∑ 1
+ 2
=∑ 1
+ =∑ 5,4 + 94
t=1 (1+0 ,131) (1+0 , 131) t=1 (1 , 131) (1 , 131)2 t=1 =99,4

*Nilai tidak sama dengan 100 diakibatkan pembulatan

Anda mungkin juga menyukai