Pengambilan data dilakukan pada 13-15 Januari 2020 hari di Gedung C lantai
5 Universitas Dharma Andalas dengan selang waktu 20 menit. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan sensor kecepatan poros yang diletakan
pada poros turbin, sensor arus yang dirangkai pada kontroler, alat pendeteksi
kecepatan angin yang diambil secara manual dan alat multimeter untuk
mendapatkan nilai voltase pada generator yang diambil secara manual selama
hari kesatu dan kedua. Namun pada hari ketiga metode pengambilan data
berubah menggunakan sensor-sensor yang ada pada alat mikrokontroler ini
karena kurangnya anggota untuk melakukan pengambilan data tersebut.
Tujuan dari pengambilan data ini adalah untuk mendapatkan data hasil
eksperimen berupa kecepatan angin, kecepatan poros, tegangan generator dan
kuat arus generator yang digunakan dalam perhitungan untuk menentukan
daya angin, daya generator dan efisiensi turbin. Sampel data analisa diambil
dari tabel data, pengujian hari kedua tanggal 14 Januari 2020 dari jam 9:00
sampai 24:00 WIB. Adapun data yang diambil sebagai contoh pada menit ke-
10.20 WIB adalah sebagai berikut:
62
Hasil dan Pembahasan
diperoleh beberapa grafik yang menggambarkan karakteristik dan prestasi
turbin angin. Grafik yang dimaksud adalah grafik perubahan kecepatan angin
terhadap waktu, kecepatan angin vs putaran poros turbin, kecepatan angin vs
daya generator, hubungan putaran dengan daya, hubungan daya angin dan
daya generator terhadap waktu dan efisiensi turbin serta grafik distribusi
kecepatan angin pada hari di saat eksperimen berlangsung.
2.5
1.5
0.5
0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.1 Perubahan kecepatan angin terhadap waktu eksperimen hari ke-2.
63
Hasil dan Pembahasan
angin yang tiba-tiba berubah sehingga mempengaruhi pembacaan kecepatan
angin pada anemometer. Pada awal eksperimen tercatat kecepatan angin 2
m/s, untuk delapan jam pertama kecepatan angin terukur adalah 1,5 – 3,3 m/s
dan terlihat dalam grafik tersebut kecepatan angin sangat berfluktuasi.
Kecepatan angin yang terbaca tergolong kecepatan angin sedang karena
pengujian dilakukan diatas gedung dan posisi turbin angin terhalang oleh
beberapa bangunan disebelahnya, sehingga saat angin datang dan terhalang
oleh bangunan maka sensor kecepatan angin tidak dapat membaca angin
dengan benar. Puncak kecepatan angin maksimal terjadi antara jam 11.20 –
14.00 WIB dengan nilai tertinggi adalah 3,3 m/s pada jam 11.20 WIB.
Setelah 18.00 WIB kecepatan angin mengalami penurunan yang signifikan
sampai jam 24.00 WIB. Pada interval ini tidak tercatat adanya kenaikan
intensitas kecepatan angin oleh sensor. Nilai toleransi 0,1 m/s pada Grafik
merupakan nilai terendah yang dibaca oleh sensor. Artinya nilai 0,1 m/s
adalah 0 m/s. Ini menunjukan bahwa tidak ada angin yang mengenai sensor
anemometer, kecepatan angin bernilai nol ini terjadi pada malam di daerah
pengujian. Pada data hari lain juga terdapat nilai yang sama, karena kondisi
malam yang cerah dan tidak adanya badai. Pada eksperimen ini,
kecenderungan arah datangnya angin berhembus dari arah selatan ke utara
atau arah laut ke gedung Universitas Dharma Andalas. Untuk mendapatkan
nilai kecenderungan kecepatan angin, maka dibuat grafik distribusi kecepatan
angin, dapat dilihat pada gambar 4.2.
64
Hasil dan Pembahasan
4.1.2 Distribusi Frekuensi kecepatan angin eksperimen hari ke-2.
14 30.0
26.7
JUMLAH DATA
12 25.0
22.2
PRESENTASE (%)
Persentase (%)
10
Jumlah Data
20.0
8
15.0
6 12
10 10.0
4 6.7
2 5.0
3
0 0.0
1,0 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4
Kecepatan angin (m/s)
Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin eksperimen hari kedua.
Berdasarkan data hasil eksperimen 16 jam ini kecepatan angin paling banyak
berada antara 0 – 1 m/s dengan presentase 44,4%. Kemudian untuk kecepatan
angin 1 – 2 m/s memiliki presentase 26,6%. Pada range tersebut memiliki
nilai presentasi yang cukup tinggi, untuk kecepatan tersebut seharusnya turbin
angin propeler tiga sudu yang digunakan sebagai pembangkit listrik akan
sangat sulit memulai putaran awal (Cut in) karena berdasarkan percobaan
pengecekan turbin yang dilakukan sebelum pengujian, turbin angin baru bisa
berputar pada kecepatan angin 2 m/s. Namun data diatas merupakan hal yang Commented [HP1]: Pada grafik kec. Angin vs putaran turbin
dibawah tercatat di atas 1.5 m/s turbin sudah berputar.
wajar karena metode pengambilan data selama 20 menit, nilai kecepatan
angin 1 -2 m/s merupakan nilai yang disebabkan gaya inersia dari putaran
turbin angin sebelumnya, tidak menutup kemungkinan sebelum waktu
pengambilan data 20 menit terdapat nilai kecepatan angin diatas 2.0 m/s.
Sedangkan kecepatan angin pada kisaran 2 – 3 m/s memiliki presentasi yang
cukup tinggi sekitar 22,2%, dimana operasional turbin angin mulai bagus
pada kecepatan angin ini dan menghasilkan daya. Pada kecepatan angin 3 – 4
m/s memiliki presentase sekitar 6,7%, nilai yang didapat cukup kecil namun
65
Hasil dan Pembahasan
daya yang dihasilkan generator semakin besar ini sejalan dengan persamaan
(2.1).
60
Putaran Poros Turbin (rpm)
50
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan Angin (m/s)
Secara umum putaran rotor sebanding dengan kecepatan angin. Dengan kata
lain putaran rotor turbin akan mengalami kenaikan jika kecepatan angin
mengalami kenaikan. Pada grafik terlihat poros turbin tidak mengalami
putaran, artinya 0 rpm. Ini dikarenakan kecepatan angin yang mengenai
turbin tidak cukup kuat untuk memutar turbin angin tersebut. Kejadian ini
terjadi saat kecepatan angin berada pada range 0 – 0,58 m/s, ini disebabkan
turbin harus mencapai Cutt-off speed (Vcut-in) untuk memulai putaran dari
posisi diam. Turbin angin berputar pada kecepatan angin yang berada di
66
Hasil dan Pembahasan
antara 1,5 – 3,3 m/s. Secara umum, nilai yang didapatkan telah sesuai dengan
teori yang berlaku. Putaran terendah sebesar 26 rpm pada saat kecepatan
angin 1,5 m/s. Turbin angin mulai berputar pada kisaran kecepatan angin 1,5
m/s tetapi tidak dapat dijadikan acuan awal kecepatan angin untuk memutar
turbin karena data diambil selang 20 menit, nilai kecepatan angin tersebut
merupakan nilai yang disebabkan gaya inersia dari putaran turbin angin, tidak
menutup kemungkinan sebelum waktu pengambilan data 20 menit terdapat
nilai kecepatan angin diatas 2.0 m/s sehingga terjadi putaran pada kecepatan
angin 1,5 m/s. Fluktuasi putaran turbin terhadap kecepatan angin juga terlihat
pada kecepatan angin 2,7 m/s didapatkan putaran turbin 39 rpm. Kemudian
pada kecepatan angin yang lebih rendah yaitu sebesar 2,4 m/s didapatkan
putaran turbin sebesar 40 rpm. Ini disebabkan pada saat pencatatan untuk
kecepatan angin tersebut turbin masih memiliki suatu momen inersia dari
kecepatan angin sebelumnya yang lebih tinggi. Secara teoritis putaran rotor
turbin berbanding lurus dengan kecepatan angin. Data hasil eksperimen
menunjukan kecenderungan yang tidak jauh beda. Adapun nilai-nilai yang
berada di luar garis linear grafik 4.3 ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
mungkin menyebabkan penyimpangan seperti fluktuasi kecepatan angin
terhadap waktu, kesalahan penyimpangan pembacaan sensor octocoupler.
67
Hasil dan Pembahasan
4.1.4 Hubungan Kecepatan Angin Dengan Daya Generator
25
Daya Generator (Watt)
20
15
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
68
Hasil dan Pembahasan
4.1.5 Hubungan Daya Angin Terhadap Waktu
120
Daya Angin…
Daya Angin (Watt)
100
80
60
40
20
0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40 Waktu (Jam))
Gambar 4.5 Grafik daya angin pada waktu tertentu eksperimen hari kedua Commented [HP2]: Konsisten pakai angka atau huruf
Faktor penentu tinggi rendahnya daya angin dipengaruhi oleh luas sapuan
rotor, densitas udara dan kecepatan angin. Secara teoritis, semakin tinggi
kecepatan angin maka semakin tinggi juga daya angin yang dihasilkan, ini
karena daya angin merupakan fungsi pangkat tiga dari kecepatan angin.
Grafik 4.5 menunjukan potensi maksimal daya turbin terletak pada siang hari
dengan nilai 99,65 watt pada kecepatan angin tertinggi 3,3 m/s. Kemudian
titik tertinggi kedua dengan nilai 90,87 watt di kecepatan angin 3,2 m/s.
Kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari yang
menyebabkan perbedaan tekanan antara udara panas dan udara dingin. Pada
udara panas akan terjadi perenggangan udara sehinggi udara bertekanan
rendah akan mengisi perenggangan udara tersebut, sehingga terjadilah
pergerakan udara. Dapat dilihat pada Grafik 4.5 nilai daya angin yang terbaik
didapat pada waktu antara pukul 10.20 - 18.00 WIB. Sedangkan pada malam
hari daya angin yang dihasilkan adalah 0 watt. Ini berarti tidak ada angin
yang bertiup sama sekali yang menyebabkan turbin tidak dapat berputar. Pada
69
Hasil dan Pembahasan
pukul 09.00 – 10.00 WIB kecepatan angin sangat rendah dan mendekati 0
m/s.
Daya Generator…
20
15
10
0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.6 Grafik daya generator dihasilkan pada selang waktu tertentu
eksperimen hari kedua.
70
Hasil dan Pembahasan
dengan pengereman atau mengontrol agar turbin tidak searah dengan arah
datangnya angin.
20
15
10
0
09.00
09.20
09.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
14.40
15.00
15.20
15.40
16.00
16.20
16.40
17.00
17.20
17.40
18.00
18.20
18.40
19.00
19.20
19.40
20.00
20.20
20.40
21.00
21.20
21.40
22.00
22.20
22.40
23.00
23.20
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.7 Grafik intensitas energi listrik dihasilkan (kWh) eksperimen hari
kedua.
Besarnya nilai yang dihasilkan dari daya generator adalah luas daerah yang
dicapai pada gambar 4.7. Grafik intensitas energi listrik inilah yang menjadi
tolak ukur untuk menentukan kWh yang dihasilkan sehingga dapat
menentukan pembebanan yang sesuai pada listrik. Dapat dilihat pada gambar
4.7, pada pagi hari pukul 09.00 – 09.40 WIB dan malam hari pada pukul
18.20 - 23.40 WIB memiliki nilai daya sebesar 0 watt. Ini menandakan bahwa
daya tersebut tidak bagus untuk dimanfaatkan, namun dari pukul 09.40 –
18.20 WIB terjadi kenaikan nilai daya generator yang signifikan. Nilai kWh
didapatkan dengan cara menghitung luas trapesium dari daya yang dikali
dengan waktu dalam selang waktu 20 menit dengan persamaan (2.19).
Artinya jumlah energi listrik selama 16 jam adalah total nilai energi selang 20
menit dijumlahkan secara keseluruhan.
Nilai energi listrik selang 20 menit pada kecepatan angin 2,6 m/s:
EL = 0,5x(22,04 + 23,1) x (1/3000) kWh
= 0,0075 kWh
71
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan akumulasi total perhitungan energi listrik didapatkan nilai
sebesar 0,094 kWh.
25.00 50.00
45.00
Daya Generator (Watt)
20.00 40.00
Efisiensi (%))
35.00
15.00 30.00
25.00
10.00 20.00
15.00
5.00 10.00
5.00
0.00 0.00
26 28 29 30 37 37 39 40 40 41 41 52 56
Putaran Poros Turbin (rpm)
DAYA GENERATOR EFISIENSI
Gambar 4.8 Grafik hubungan putaran poros vs daya generator dan efisiensi
eksperimen hari kedua.
Pada gambar 4.8 menjelaskan bahwa hubungan antara kecepatan poros turbin
dengan daya generator dan efisiensi turbin. Terlihat fluktuasi dengan efisiensi
tertinggi terjadi pada kecepatan putaran rendah 30 rpm, 37 rpm dan 41 rpm
dengan nilai efisiensi berturut-turut sebesar 47,5%, 47,39% dan 45,3%. Nilai
efisiensi cenderung naik pada putaran rendah, ini menandakan pada putaran
rendah daya angin termanfaatkan lebih baik. Namun pada kecepatan poros
turbin tinggi, nilai efisiensi cenderung menurun. Ini disebabkan oleh tidak Commented [HP4]: Bagaimana dengan factor gesekan.
Semakin tinggi putaran turbin semakin tinggi rugi-rugi gesekan yang
akuratnya pencatatan data. Karena pada kecepatan angin tinggi akan terjadi menyebabkan efisiensi menurun
72
Hasil dan Pembahasan
merupakan faktor penurunan efisiensi dimana semakin besar massa sudu
turbin maka akan membebani poros sehingga gaya gesek pada bantalan akan
semakin besar. Langkah pencegahannya adalah dengan memberikan
pelumasan secara berkala pada bantalan.
Secara umum dapat dianalisa bahwa karakteristik dan prestasi turbin angin
dipengaruhi oleh faktor berikut:
2. Pada kecepatan angin diatas 2,5 m/s turbin mengalami turbulensi pada
bagian flange sehingga perlu pengalihan arah datang turbin manual
yang menyebabkan menurunnya keefektifan data hasil.
3. Terdapat rugi-rugi dalam pembacaan sensor.
Akumulasi nilai data hasil dari tanggal 13-15 Januari 2020 dapat menjelaskan
nilai rata-rata keseluruhan, sehingga didapatkan nilai kecenderungan dari
prestasi turbin angin. Grafik yang diambil dari akumulasi data sama dengan
grafik harian adalah sebagai berikut:
73
Hasil dan Pembahasan
4.1.9 Hubungan Kecepatan Angin Kumulatif Dengan Waktu
3.50
Kecepatan Angin (m/s)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40 Waktu (Jam))
Dapat dilihat pada grafik diatas adalah hasil rata-rata kecepatan angin selama
tanggal 13-15 Januari. Nilai yang didapat cenderung lebih rendah, karena
merupakan grafik rata-rata. Nilai maksimum kecepatan angin terdapat pada
waktu 11.40 sebesar 3.05 m/s. Potensi kecepatan angin terlihat antara range
waktu 9.40-14.40 WIB dengan rata-rata angin 2.53 m/s di range tersebut.
Grafik diatas tidak begitu berbeda dengan grafik harian, karena dilihat dari
nilai kecepatan angin 18.20 – 23.40 mengalami penurunan kecepatan angin,
ini menandakan bahwa pada saat pengujian kondisi cuaca di malam hari baik.
Namun tetap ada fluktuasi pada nilai kecepatan angin yang didapat, ini karena
kecepatan angin yang selalu berubah-ubah terhadap waktu.
74
Hasil dan Pembahasan
4.1.10 Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Kumulatif
35 30.0
JUMLAH DATA
24.4
30 PRESENTASE (%) 25.0
Persentase (%)
25
20.0
Jumlah Data
17.0
20
33 15.0
15
23 8.1 10.0
10
5 11 5.0
0
4.1.11 S 0.0
4.1.12 S 1,0 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4
4.1.13 Kecepatan angin (m/s)
Gambar 4.10 Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin kumulatif hari 1-3.
Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin memiliki nilai yang jauh berbeda
dari grafik harian. Dilihat dari nilai persentasi range data kecepatan angin 0 –
1 m/s berjumlah 51,1%. Ini menunjukan hampir setengah dari total data
keseluruhan kecepatan angin dibawah 1 m/s. Kemudian kecepatan angin
antara 1 – 2 m/s mencapai 17% namun persentase ini belum sepenuhnya nilai
yang dapat menjadi acuan untuk menghasilkan daya listrik, ini karena Vcut-in
turbin angin harus mencapai 2 m/s untuk dapat melakukan putaran awal dari
saat turbin angin dalam posisi diam. Range kecepatan angin saat 2,1 - 3 m/s
mengalami peningkatan sebesar 24,4%. Persetase ini sangat berpengaruh
terhadap daya listrik yang didapatkan oleh turbin angin. Kecepatan angin
tertinggi didapatkan pada range 3,1 – 4 m/s namun nilai ini hanya berjumlah
11 data atau 8,1% dari total data keseluruhan.
75
Hasil dan Pembahasan
4.1.11 Hubungan Kecepatan Angin dengan Putaran Turbin
Kumulatif.
Putaran Poros Turbin (rpm)
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50
Kecepatan Angin (m/s)
Kecepatan Poros…
Dapat dilihat pada Gambar 4.12 hubungan kecepatan angin terhadap putaran
turbin hasil kumulatif selama tiga hari menghasilkan kecenderungan yang
sama terhadap data hasil harian atau cenderung linier berdasarkan kecepatan
angin. Namun pada kecepatan angin 2,01 m/s terdapat nilai yang tidak linear
sebesar 13,3 rpm. Ini bisa disebabkan karena pergerakan angin yang berubah
secara tiba-tiba terhadap waktu. Eror sensor bisa menjadi faktor utama
penyebab salahnya pembacaan sensor. Untuk meminimalisir kesalahan
selanjutnya, tingkat ketelitian dan sensitivitas sensor harus baik serta
ketahanan terhadap cuaca yang kurang baik sehingga didapatkan hasil data
yang akurat.
76
Hasil dan Pembahasan
4.1.12 Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Daya Generator Hasil
Kumulatif
20.00
Daya Generator (Watt)
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50
Dapat dilihat pada gambar 4.12 grafik hubungan kecepatan angin terhadap
daya generator yang diambil dari data rata-rata keseluruhan selama tiga hari.
Secara teori semakin tinggi kecepatan angin maka daya generator juga akan
semakin tinggi dan membentuk grafik linear keatas. Gaya generator
maksimum didapatkan pada kecepatan angin 2,77 m/s sebesar 17,80 watt DC.
Seharusnya pada saat kecepatan angin optimum 3,05 m/s adalah nilai
tertinggi dari daya generator, namun hanya didapatkan nilai sebesar 14.81
watt DC. Ini bisa terjadi karena arah datangnya angin telah dirubah sehingga
rotor tidak berputar sesuai tingkat kecepatan angin. Ini berdampak pada hasil
dari tegangan dan kuat arus pada generator. Pengalihan arah datangnya angin
bertujuan agar turbin angin tidak terjadi getaran saat berada di kecepatan
angin diatas 2,5 m/s, artinya ini adalah sebuat mekanisme agar turbin tidak
sampai mengalami kerusakan.
77
Hasil dan Pembahasan
4.1.13 Hubungan Daya Angin Terhadap Waktu hasil Kumulatif
120.00
Daya Angin…
Daya Angin (Watt)
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 1.13 Grafik hubungan daya angin vs waktu hasil kumulatif hari 1-3.
Dilihat dari grafik hubungan daya angin terhadap waktu, daya maksimum
yang didapatkan sebesar 99,11 watt DC pada pukul 13.00 WIB. Potensi daya
angin terlihat pada range waktu antara 9.40 – 14.40 WIB dengan nilai rata-
rata daya angin sebesar 55,13 watt DC. Namun terjadi fluktuasi penurunan
data pada pukul 15.00 – 18.20 WIB. Nilai daya angin merupakan fungsi
pangkat tiga dari kecepatan angin. Artinya nilai tinggi rendahnya kecepatan
angin akan berakibat pada nilai daya angin tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kecepatan angin terbaik ada pada siang hari, pada sore
hari sampai malam hari akan terjadi penurunan kecepatan angin yang
berakibat pada penurunan daya angin.
78
Hasil dan Pembahasan
4.1.14 Hubungan Daya Generator Terhadap Waktu Hasil Kumulatif
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.14 Grafik hubungan generator vs waktu hasil kumulatif hari 1-3.
Dilihat dari gambar 4.14 terlihat bahwa nilai yang didapat cenderung
berkurang dibandingkan dengan nilai daya generator hari kedua. Ini karena
perbedaan kecepatan angin setiap harinya tidak sama yang berdampak pada
keluaran arus dan tegangan pada generator yang menjadi parameter
menentukan daya generator sehingga nilai rata-rata dari daya generator hasil
kumulatif cenderung berkurang. Terlihat bahwa nilai daya generator tertinggi
terletak pada pukul 12.40 WIB dengan nilai rata-rata sebesar 17,80 watt DC.
Daya generator yang bisa dimanfaatkan hanya pada pukul 19.40 – 18.20 WIB
dengan nilai rata-rata sebesar 8,1 watt DC. Namun pada pukul 18.40-23.40
data yang didapatkan pada hari 1-3 tetap menunjukan nilai 0 watt. Ini karena
kondisi cuaca pada malam hari cenderung stabil dan angin berhembus dari
arah bukit atau angin darat sehingga tidak dapat mengenai turbin angin yang
terhalang oleh tingginya gedung.
79
Hasil dan Pembahasan
4.1.15 Intensitas Energi Listrik Dihasilkan (kWh) Hasil Kumulatif
20.00
18.00
Daya Generator…
Daya Generator
16.00
14.00
12.00
(Watt)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
09.00
09.20
09.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
14.40
15.00
15.20
15.40
16.00
16.20
16.40
17.00
17.20
17.40
18.00
18.20
18.40
19.00
19.20
19.40
20.00
20.20
20.40
21.00
21.20
21.40
22.00
22.20
22.40
23.00
23.20
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.15 Grafik intensitas energi listrik dihasilkan (kWh) hasil kumulatif
eksperimen hari 1-3.
Total energi yang didapat (kWh) pada pengujian hari 1-3 dengan waktu
pengujian selama 16 jam adalah sebesar 0,219 kWh dengan rata-rata sebesar
0,073 kWh. Nilai ini lebih rendah diandingkan nilai yang didapat pada
pengujian hari kedua. Ini karena terjadi penurunan daya generator pada hari
pertama yang hanya mampu dilakukan pengujian selama 6 jam karena terjadi
kerusakan pada blade turbin angin.
18 40
Efisiensi (%))
16 35
14 30
12
25
10
20
8
6 15
4 10
2 5
0 0
13 14 19 22 23 26 37 39 40 40 41 45 47 51
Putaran Poros Turbin (rpm)
Daya Generator Efisiensi
80
Hasil dan Pembahasan
Gambar 4.16 Grafik hubungan putaran poros vs daya generator dan efisiensi
kumulatif hari 1-3.
Dilihat dari gambar 4.16 nilai efisiensi yang didapatkan selama tiga hari
semakin menurun dibandingkan pengujian harian. Ini disebabkan penurunan
performa turbin angin seperti kerusakan pada sudu-sudu turbin, pembacaan
sensor yang kurang akurat karena faktor eksternal seperti cuaca dingin, panas,
hujan dan perbaikan-perbaikan alat selama proses pengujian hari kesatu
sampai hari ketiga.
81
Hasil dan Pembahasan