Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian

Pengambilan data dilakukan pada 13-15 Januari 2020 hari di Gedung C lantai
5 Universitas Dharma Andalas dengan selang waktu 20 menit. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan sensor kecepatan poros yang diletakan
pada poros turbin, sensor arus yang dirangkai pada kontroler, alat pendeteksi
kecepatan angin yang diambil secara manual dan alat multimeter untuk
mendapatkan nilai voltase pada generator yang diambil secara manual selama
hari kesatu dan kedua. Namun pada hari ketiga metode pengambilan data
berubah menggunakan sensor-sensor yang ada pada alat mikrokontroler ini
karena kurangnya anggota untuk melakukan pengambilan data tersebut.

Tujuan dari pengambilan data ini adalah untuk mendapatkan data hasil
eksperimen berupa kecepatan angin, kecepatan poros, tegangan generator dan
kuat arus generator yang digunakan dalam perhitungan untuk menentukan
daya angin, daya generator dan efisiensi turbin. Sampel data analisa diambil
dari tabel data, pengujian hari kedua tanggal 14 Januari 2020 dari jam 9:00
sampai 24:00 WIB. Adapun data yang diambil sebagai contoh pada menit ke-
10.20 WIB adalah sebagai berikut:

 Tegangan generator (V) : 38 VDC


 Kuat arus generator (A) : 0,5 A
 Kecepatan angin : 3,3 m/s
 Daya angin : 99,65 watt
 Daya generator :19 watt
 Putaran poros turbin : 56 rpm
 Efisiensi turbin : 19,06%

Hasil data yang didapatkan sangat berpengaruh untuk mendapatkan performa


turbin angin yang telah dirancang. Untuk data hasil lainnya terdapat pada
halaman lampiran. Berdasarkan data hasil-hasil perhitungan tersebut

62
Hasil dan Pembahasan
diperoleh beberapa grafik yang menggambarkan karakteristik dan prestasi
turbin angin. Grafik yang dimaksud adalah grafik perubahan kecepatan angin
terhadap waktu, kecepatan angin vs putaran poros turbin, kecepatan angin vs
daya generator, hubungan putaran dengan daya, hubungan daya angin dan
daya generator terhadap waktu dan efisiensi turbin serta grafik distribusi
kecepatan angin pada hari di saat eksperimen berlangsung.

4.1.1 Percobaan Kecepatan Angin Terhadap Waktu

3.5 Kecepatan Angin (m/s)


Kecepatan Angin (m/s)

2.5

1.5

0.5

0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40

Waktu (Jam))
Gambar 4.1 Perubahan kecepatan angin terhadap waktu eksperimen hari ke-2.

Pada Gambar 4.1 merupakan grafik perubahan kecepatan angin terhadap


waktu dalam jam yang terukur, pada eksperimen hari kedua tanggal 14-15
Januari 2020 dari pengambilan data keseluruhan yang dimulai pada tanggal
13-15 Januari 2020. Bisa dilihat kondisi angin di Universitas Dharma
Andalas Padang dalam selang waktu 16 jam. Data diambil dalam selang
waktu 20 menit dan kondisi cuaca disaat pengambilan data hari kedua adalah
cerah berawan. Pada gambar tersebut bisa dilihat bahwa kecepatan angin
berubah-rubah terhadap waktu. Perubahan kecepatan angin dapat disebabkan
oleh perubahan cuaca mendadak di sekitar lokasi pengujian. Faktor lainnya
yang dapat menyebabkan perubahan kecepatan angin adalah arah datangnya

63
Hasil dan Pembahasan
angin yang tiba-tiba berubah sehingga mempengaruhi pembacaan kecepatan
angin pada anemometer. Pada awal eksperimen tercatat kecepatan angin 2
m/s, untuk delapan jam pertama kecepatan angin terukur adalah 1,5 – 3,3 m/s
dan terlihat dalam grafik tersebut kecepatan angin sangat berfluktuasi.
Kecepatan angin yang terbaca tergolong kecepatan angin sedang karena
pengujian dilakukan diatas gedung dan posisi turbin angin terhalang oleh
beberapa bangunan disebelahnya, sehingga saat angin datang dan terhalang
oleh bangunan maka sensor kecepatan angin tidak dapat membaca angin
dengan benar. Puncak kecepatan angin maksimal terjadi antara jam 11.20 –
14.00 WIB dengan nilai tertinggi adalah 3,3 m/s pada jam 11.20 WIB.
Setelah 18.00 WIB kecepatan angin mengalami penurunan yang signifikan
sampai jam 24.00 WIB. Pada interval ini tidak tercatat adanya kenaikan
intensitas kecepatan angin oleh sensor. Nilai toleransi 0,1 m/s pada Grafik
merupakan nilai terendah yang dibaca oleh sensor. Artinya nilai 0,1 m/s
adalah 0 m/s. Ini menunjukan bahwa tidak ada angin yang mengenai sensor
anemometer, kecepatan angin bernilai nol ini terjadi pada malam di daerah
pengujian. Pada data hari lain juga terdapat nilai yang sama, karena kondisi
malam yang cerah dan tidak adanya badai. Pada eksperimen ini,
kecenderungan arah datangnya angin berhembus dari arah selatan ke utara
atau arah laut ke gedung Universitas Dharma Andalas. Untuk mendapatkan
nilai kecenderungan kecepatan angin, maka dibuat grafik distribusi kecepatan
angin, dapat dilihat pada gambar 4.2.

64
Hasil dan Pembahasan
4.1.2 Distribusi Frekuensi kecepatan angin eksperimen hari ke-2.

14 30.0
26.7
JUMLAH DATA
12 25.0
22.2
PRESENTASE (%)

Persentase (%)
10
Jumlah Data

20.0
8
15.0
6 12
10 10.0
4 6.7

2 5.0
3
0 0.0
1,0 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4
Kecepatan angin (m/s)
Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin eksperimen hari kedua.

Berdasarkan data hasil eksperimen 16 jam ini kecepatan angin paling banyak
berada antara 0 – 1 m/s dengan presentase 44,4%. Kemudian untuk kecepatan
angin 1 – 2 m/s memiliki presentase 26,6%. Pada range tersebut memiliki
nilai presentasi yang cukup tinggi, untuk kecepatan tersebut seharusnya turbin
angin propeler tiga sudu yang digunakan sebagai pembangkit listrik akan
sangat sulit memulai putaran awal (Cut in) karena berdasarkan percobaan
pengecekan turbin yang dilakukan sebelum pengujian, turbin angin baru bisa
berputar pada kecepatan angin 2 m/s. Namun data diatas merupakan hal yang Commented [HP1]: Pada grafik kec. Angin vs putaran turbin
dibawah tercatat di atas 1.5 m/s turbin sudah berputar.
wajar karena metode pengambilan data selama 20 menit, nilai kecepatan
angin 1 -2 m/s merupakan nilai yang disebabkan gaya inersia dari putaran
turbin angin sebelumnya, tidak menutup kemungkinan sebelum waktu
pengambilan data 20 menit terdapat nilai kecepatan angin diatas 2.0 m/s.
Sedangkan kecepatan angin pada kisaran 2 – 3 m/s memiliki presentasi yang
cukup tinggi sekitar 22,2%, dimana operasional turbin angin mulai bagus
pada kecepatan angin ini dan menghasilkan daya. Pada kecepatan angin 3 – 4
m/s memiliki presentase sekitar 6,7%, nilai yang didapat cukup kecil namun

65
Hasil dan Pembahasan
daya yang dihasilkan generator semakin besar ini sejalan dengan persamaan
(2.1).

Putaran poros turbin diambil menggunakan sensor Actocoupler dengan cara


membaca celah lubang dengan sinar laser pada media sensor yang melekan
pada poros turbin. Seperti pada gambar 4.3 yang diperlihatkan hubungan
antara kecepatan angin dengan putaran rotor turbin, pada eksperimen selama
16 jam hari kedua.

4.1.3 Hubungan Kecepatan Angin Dengan Putaran Turbin

60
Putaran Poros Turbin (rpm)

50

40

30

20

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan Angin (m/s)

Gambar 4.3 Grafik hubungan kecepatan angin vs putaran turbin eksperimen


hari kedua.

Secara umum putaran rotor sebanding dengan kecepatan angin. Dengan kata
lain putaran rotor turbin akan mengalami kenaikan jika kecepatan angin
mengalami kenaikan. Pada grafik terlihat poros turbin tidak mengalami
putaran, artinya 0 rpm. Ini dikarenakan kecepatan angin yang mengenai
turbin tidak cukup kuat untuk memutar turbin angin tersebut. Kejadian ini
terjadi saat kecepatan angin berada pada range 0 – 0,58 m/s, ini disebabkan
turbin harus mencapai Cutt-off speed (Vcut-in) untuk memulai putaran dari
posisi diam. Turbin angin berputar pada kecepatan angin yang berada di

66
Hasil dan Pembahasan
antara 1,5 – 3,3 m/s. Secara umum, nilai yang didapatkan telah sesuai dengan
teori yang berlaku. Putaran terendah sebesar 26 rpm pada saat kecepatan
angin 1,5 m/s. Turbin angin mulai berputar pada kisaran kecepatan angin 1,5
m/s tetapi tidak dapat dijadikan acuan awal kecepatan angin untuk memutar
turbin karena data diambil selang 20 menit, nilai kecepatan angin tersebut
merupakan nilai yang disebabkan gaya inersia dari putaran turbin angin, tidak
menutup kemungkinan sebelum waktu pengambilan data 20 menit terdapat
nilai kecepatan angin diatas 2.0 m/s sehingga terjadi putaran pada kecepatan
angin 1,5 m/s. Fluktuasi putaran turbin terhadap kecepatan angin juga terlihat
pada kecepatan angin 2,7 m/s didapatkan putaran turbin 39 rpm. Kemudian
pada kecepatan angin yang lebih rendah yaitu sebesar 2,4 m/s didapatkan
putaran turbin sebesar 40 rpm. Ini disebabkan pada saat pencatatan untuk
kecepatan angin tersebut turbin masih memiliki suatu momen inersia dari
kecepatan angin sebelumnya yang lebih tinggi. Secara teoritis putaran rotor
turbin berbanding lurus dengan kecepatan angin. Data hasil eksperimen
menunjukan kecenderungan yang tidak jauh beda. Adapun nilai-nilai yang
berada di luar garis linear grafik 4.3 ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
mungkin menyebabkan penyimpangan seperti fluktuasi kecepatan angin
terhadap waktu, kesalahan penyimpangan pembacaan sensor octocoupler.

67
Hasil dan Pembahasan
4.1.4 Hubungan Kecepatan Angin Dengan Daya Generator

25
Daya Generator (Watt)

20

15

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Kecepatan Angin (m/s)

Gambar 4.4 Grafik hubungan kecepatan angin vs daya generator eksperimen


hari kedua.
Pada gambar 4.4 diperlihatkan kecepatan angin dengan daya generator dalam
satuan watt. Secara teori semakin tinggi kecepatan angin maka daya generator
yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Secara umum hasil data yang
didapatkan sudah mendekati teori meskipun terdapat beberapa
penyimpangan-penyimpangan. Bentuk kurva yang dihasilkan juga hampir
sama dengan kurva putaran turbin terhadap kecepatan angin. Ini disebabkan
karena daya generator merupakan fungsi dari tegangan dan kuat arus
generator, Pg = V.I persamaan (2.17). Daya generator maksimum 23,1 watt
(DC) pada kecepatan angin 3,2 m/s. Pada gambar 4.4 bisa dilihat bahwa
untuk kecepatan angin 0,1 – 0,58 m/s didapatkan daya generator 0 watt. Ini
dikarenakan turbin angin yang belum mengalami putaran sehingga tidak
menghasilkan tegangan dan arus. Dari keseluruhan data dan grafik hasil
pengujian hari kedua, kecepatan rata-rata angin dari jam 10.00 -18.00 WIB
adalah 2,26 m/s sedangkan daya generator rata-rata 11,23 watt DC.

68
Hasil dan Pembahasan
4.1.5 Hubungan Daya Angin Terhadap Waktu

120
Daya Angin…
Daya Angin (Watt)

100

80

60

40

20

0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40 Waktu (Jam))

Gambar 4.5 Grafik daya angin pada waktu tertentu eksperimen hari kedua Commented [HP2]: Konsisten pakai angka atau huruf

Faktor penentu tinggi rendahnya daya angin dipengaruhi oleh luas sapuan
rotor, densitas udara dan kecepatan angin. Secara teoritis, semakin tinggi
kecepatan angin maka semakin tinggi juga daya angin yang dihasilkan, ini
karena daya angin merupakan fungsi pangkat tiga dari kecepatan angin.
Grafik 4.5 menunjukan potensi maksimal daya turbin terletak pada siang hari
dengan nilai 99,65 watt pada kecepatan angin tertinggi 3,3 m/s. Kemudian
titik tertinggi kedua dengan nilai 90,87 watt di kecepatan angin 3,2 m/s.
Kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari yang
menyebabkan perbedaan tekanan antara udara panas dan udara dingin. Pada
udara panas akan terjadi perenggangan udara sehinggi udara bertekanan
rendah akan mengisi perenggangan udara tersebut, sehingga terjadilah
pergerakan udara. Dapat dilihat pada Grafik 4.5 nilai daya angin yang terbaik
didapat pada waktu antara pukul 10.20 - 18.00 WIB. Sedangkan pada malam
hari daya angin yang dihasilkan adalah 0 watt. Ini berarti tidak ada angin
yang bertiup sama sekali yang menyebabkan turbin tidak dapat berputar. Pada

69
Hasil dan Pembahasan
pukul 09.00 – 10.00 WIB kecepatan angin sangat rendah dan mendekati 0
m/s.

4.1.6 Hubungan Daya Generator Terhadap Waktu


25
Daya Generator (Watt)

Daya Generator…
20

15

10

0
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.6 Grafik daya generator dihasilkan pada selang waktu tertentu
eksperimen hari kedua.

Secara teoritis daya generator diperoleh berdasarkan fungsi arus generator


dan tegangan generator sehingga diperoleh daya generator yang dapat
dimanfaatkan. Dapat dilihat bahwa grafik distribusi daya generator terhadap
waktu hampir sama dengan distribusi daya angin terhadap waktu namun nilai
dari daya generator lebih rendah dibandingkan dengan daya angin. Ini
menunjukan daya generator berbanding lurus dengan daya yang didapatkan
pada generator. Daya generator tertinggi didapatkan pada pukul 16.00 WIB
dengan nilai 22,5 watt di kecepatan angin 3,1 m/s. Fluktuasi terjadi pada
kecepatan angin 3,3 m/s yang hanya menghasilkan daya generator sebesar 19
watt. Ini dapat terjadi karena tidak akuratnya pembacaan sensor saat mencatat
nilai dari daya generator. Daya generator berupa keluaran DC karena
generator telah dipasang dioda yang berfungsi untuk merubah generator 3
fasa menjadi 2 fasa untuk mempermudah pembacaan sensor. Daya generator
dapat diperoleh bila turbin angin berputar, artinya semakin kencang putaran
turbin maka daya generator yang dihasilkan juga akan semakin besar. Namun
semakin kencang putaran turbin bisa sangat berbahaya dan cara mengatasinya

70
Hasil dan Pembahasan
dengan pengereman atau mengontrol agar turbin tidak searah dengan arah
datangnya angin.

4.1.7 Intensitas Energi Listrik dihasilkan (kWh)


Commented [HP3]: Pada grafik dibawah data setelah 19.00
25 diskip saja. Cukup beri keterangan bahwa tidak ada daya yang
Daya Generator (Watt)

Daya Generator (watt) dihasilkan akibat kec angin = 0

20

15

10

0
09.00
09.20
09.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
14.40
15.00
15.20
15.40
16.00
16.20
16.40
17.00
17.20
17.40
18.00
18.20
18.40
19.00
19.20
19.40
20.00
20.20
20.40
21.00
21.20
21.40
22.00
22.20
22.40
23.00
23.20
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.7 Grafik intensitas energi listrik dihasilkan (kWh) eksperimen hari
kedua.

Besarnya nilai yang dihasilkan dari daya generator adalah luas daerah yang
dicapai pada gambar 4.7. Grafik intensitas energi listrik inilah yang menjadi
tolak ukur untuk menentukan kWh yang dihasilkan sehingga dapat
menentukan pembebanan yang sesuai pada listrik. Dapat dilihat pada gambar
4.7, pada pagi hari pukul 09.00 – 09.40 WIB dan malam hari pada pukul
18.20 - 23.40 WIB memiliki nilai daya sebesar 0 watt. Ini menandakan bahwa
daya tersebut tidak bagus untuk dimanfaatkan, namun dari pukul 09.40 –
18.20 WIB terjadi kenaikan nilai daya generator yang signifikan. Nilai kWh
didapatkan dengan cara menghitung luas trapesium dari daya yang dikali
dengan waktu dalam selang waktu 20 menit dengan persamaan (2.19).
Artinya jumlah energi listrik selama 16 jam adalah total nilai energi selang 20
menit dijumlahkan secara keseluruhan.
Nilai energi listrik selang 20 menit pada kecepatan angin 2,6 m/s:
EL = 0,5x(22,04 + 23,1) x (1/3000) kWh

= 0,0075 kWh

71
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan akumulasi total perhitungan energi listrik didapatkan nilai
sebesar 0,094 kWh.

4.1.8 Hubungan Putaran Poros terhadap Daya Generator dan


Efisiensi

25.00 50.00
45.00
Daya Generator (Watt)

20.00 40.00

Efisiensi (%))
35.00
15.00 30.00
25.00
10.00 20.00
15.00
5.00 10.00
5.00
0.00 0.00
26 28 29 30 37 37 39 40 40 41 41 52 56
Putaran Poros Turbin (rpm)
DAYA GENERATOR EFISIENSI

Gambar 4.8 Grafik hubungan putaran poros vs daya generator dan efisiensi
eksperimen hari kedua.

Pada gambar 4.8 menjelaskan bahwa hubungan antara kecepatan poros turbin
dengan daya generator dan efisiensi turbin. Terlihat fluktuasi dengan efisiensi
tertinggi terjadi pada kecepatan putaran rendah 30 rpm, 37 rpm dan 41 rpm
dengan nilai efisiensi berturut-turut sebesar 47,5%, 47,39% dan 45,3%. Nilai
efisiensi cenderung naik pada putaran rendah, ini menandakan pada putaran
rendah daya angin termanfaatkan lebih baik. Namun pada kecepatan poros
turbin tinggi, nilai efisiensi cenderung menurun. Ini disebabkan oleh tidak Commented [HP4]: Bagaimana dengan factor gesekan.
Semakin tinggi putaran turbin semakin tinggi rugi-rugi gesekan yang
akuratnya pencatatan data. Karena pada kecepatan angin tinggi akan terjadi menyebabkan efisiensi menurun

menyebabkan putaran poros menjadi tinggi, ini berdampak pada kemampuan


turbin untuk menahan turbulensi pada flange turbin. Sehinggi dilakukan
pengereman manual pada saat kecepatan angin tinggi sebagai langkah
pencegahan kerusakan turbin angin yang berdampak pada nilai yang didapat.
Selain itu massa dari 3 sudu yang terbuat dari komposit yang lebih besar juga

72
Hasil dan Pembahasan
merupakan faktor penurunan efisiensi dimana semakin besar massa sudu
turbin maka akan membebani poros sehingga gaya gesek pada bantalan akan
semakin besar. Langkah pencegahannya adalah dengan memberikan
pelumasan secara berkala pada bantalan.

Secara umum dapat dianalisa bahwa karakteristik dan prestasi turbin angin
dipengaruhi oleh faktor berikut:

1. Perubahan kecepatan angin secara tiba-tiba sehingga menyebabkan


turunnya efisiensi turbin angin. Commented [HP5]: Factor lain bagaimana?

2. Pada kecepatan angin diatas 2,5 m/s turbin mengalami turbulensi pada
bagian flange sehingga perlu pengalihan arah datang turbin manual
yang menyebabkan menurunnya keefektifan data hasil.
3. Terdapat rugi-rugi dalam pembacaan sensor.

Sehingga kecenderungan penurunan efisiensi turbin disebabkan oleh


pengalihan arah turbin angin saat angin telah mencapat 2,5 m/s lebih
disamping berdampak terhadap penurunan efisiensi turbin, dampak positif
dilakukannya pengalihan arah angin ini adalah sebagai langkah pencegahan
terhadap kerusakan pada turbin dan keselamatan. Untuk kedepannya turbin
angin harus lebih diperhatikan bagian flange, karena ini adalah komponen
terpenting sebagai penahan kecepatan angin melalui sudu turbin. Pada
pengujian, sudu turbin memerlukan Vcut-in awal sebesar 2 m/s untuk Commented [HP6]: Beda dengan data grafik

memulai putaran. Namun terdapat beberapa data dimana generator telah


menghasilkan tegangan saat kecepatan angin dibawah 2 m/s. Ini disebabkan
karena memerlukan torsi awal yang cukup besar untuk memulai putaran awal
dari posisi diam, sedangkan setelah berputar torsi yang dibutuhkan untuk
memutar rotor lebih kecil. Artinya rotor masih berputar akibat momen inersia
dari nilai kecepatan angin yang lebih tinggi sebelumnya.

Akumulasi nilai data hasil dari tanggal 13-15 Januari 2020 dapat menjelaskan
nilai rata-rata keseluruhan, sehingga didapatkan nilai kecenderungan dari
prestasi turbin angin. Grafik yang diambil dari akumulasi data sama dengan
grafik harian adalah sebagai berikut:

73
Hasil dan Pembahasan
4.1.9 Hubungan Kecepatan Angin Kumulatif Dengan Waktu

3.50
Kecepatan Angin (m/s)

Kecepatan Angin (m/s)


3.00

2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40 Waktu (Jam))

Gambar 4.9 Grafik hubungan waktu vs kecepatan angin hasil kumulatif


eksperimen hari ke 1-3.

Dapat dilihat pada grafik diatas adalah hasil rata-rata kecepatan angin selama
tanggal 13-15 Januari. Nilai yang didapat cenderung lebih rendah, karena
merupakan grafik rata-rata. Nilai maksimum kecepatan angin terdapat pada
waktu 11.40 sebesar 3.05 m/s. Potensi kecepatan angin terlihat antara range
waktu 9.40-14.40 WIB dengan rata-rata angin 2.53 m/s di range tersebut.
Grafik diatas tidak begitu berbeda dengan grafik harian, karena dilihat dari
nilai kecepatan angin 18.20 – 23.40 mengalami penurunan kecepatan angin,
ini menandakan bahwa pada saat pengujian kondisi cuaca di malam hari baik.
Namun tetap ada fluktuasi pada nilai kecepatan angin yang didapat, ini karena
kecepatan angin yang selalu berubah-ubah terhadap waktu.

74
Hasil dan Pembahasan
4.1.10 Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Kumulatif

35 30.0
JUMLAH DATA
24.4
30 PRESENTASE (%) 25.0

Persentase (%)
25
20.0
Jumlah Data

17.0
20
33 15.0
15
23 8.1 10.0
10

5 11 5.0

0
4.1.11 S 0.0
4.1.12 S 1,0 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4
4.1.13 Kecepatan angin (m/s)

Gambar 4.10 Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin kumulatif hari 1-3.

Grafik distribusi frekuensi kecepatan angin memiliki nilai yang jauh berbeda
dari grafik harian. Dilihat dari nilai persentasi range data kecepatan angin 0 –
1 m/s berjumlah 51,1%. Ini menunjukan hampir setengah dari total data
keseluruhan kecepatan angin dibawah 1 m/s. Kemudian kecepatan angin
antara 1 – 2 m/s mencapai 17% namun persentase ini belum sepenuhnya nilai
yang dapat menjadi acuan untuk menghasilkan daya listrik, ini karena Vcut-in
turbin angin harus mencapai 2 m/s untuk dapat melakukan putaran awal dari
saat turbin angin dalam posisi diam. Range kecepatan angin saat 2,1 - 3 m/s
mengalami peningkatan sebesar 24,4%. Persetase ini sangat berpengaruh
terhadap daya listrik yang didapatkan oleh turbin angin. Kecepatan angin
tertinggi didapatkan pada range 3,1 – 4 m/s namun nilai ini hanya berjumlah
11 data atau 8,1% dari total data keseluruhan.

75
Hasil dan Pembahasan
4.1.11 Hubungan Kecepatan Angin dengan Putaran Turbin
Kumulatif.
Putaran Poros Turbin (rpm)

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50
Kecepatan Angin (m/s)
Kecepatan Poros…

Gambar 4.12 Grafik hubungan kecepatan angin vs putaran turbin hasil


kumulatif hari 1-3.

Dapat dilihat pada Gambar 4.12 hubungan kecepatan angin terhadap putaran
turbin hasil kumulatif selama tiga hari menghasilkan kecenderungan yang
sama terhadap data hasil harian atau cenderung linier berdasarkan kecepatan
angin. Namun pada kecepatan angin 2,01 m/s terdapat nilai yang tidak linear
sebesar 13,3 rpm. Ini bisa disebabkan karena pergerakan angin yang berubah
secara tiba-tiba terhadap waktu. Eror sensor bisa menjadi faktor utama
penyebab salahnya pembacaan sensor. Untuk meminimalisir kesalahan
selanjutnya, tingkat ketelitian dan sensitivitas sensor harus baik serta
ketahanan terhadap cuaca yang kurang baik sehingga didapatkan hasil data
yang akurat.

76
Hasil dan Pembahasan
4.1.12 Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Daya Generator Hasil
Kumulatif

20.00
Daya Generator (Watt)

18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50

Kecepatan Angin (m/s)


Daya Generator…

Gambar 4.12 Grafik hubungan kecepatan angin terhadap daya generator


hasil kumulatif eksperimen hari 1-3.

Dapat dilihat pada gambar 4.12 grafik hubungan kecepatan angin terhadap
daya generator yang diambil dari data rata-rata keseluruhan selama tiga hari.
Secara teori semakin tinggi kecepatan angin maka daya generator juga akan
semakin tinggi dan membentuk grafik linear keatas. Gaya generator
maksimum didapatkan pada kecepatan angin 2,77 m/s sebesar 17,80 watt DC.
Seharusnya pada saat kecepatan angin optimum 3,05 m/s adalah nilai
tertinggi dari daya generator, namun hanya didapatkan nilai sebesar 14.81
watt DC. Ini bisa terjadi karena arah datangnya angin telah dirubah sehingga
rotor tidak berputar sesuai tingkat kecepatan angin. Ini berdampak pada hasil
dari tegangan dan kuat arus pada generator. Pengalihan arah datangnya angin
bertujuan agar turbin angin tidak terjadi getaran saat berada di kecepatan
angin diatas 2,5 m/s, artinya ini adalah sebuat mekanisme agar turbin tidak
sampai mengalami kerusakan.

77
Hasil dan Pembahasan
4.1.13 Hubungan Daya Angin Terhadap Waktu hasil Kumulatif

120.00
Daya Angin…
Daya Angin (Watt)

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 1.13 Grafik hubungan daya angin vs waktu hasil kumulatif hari 1-3.

Dilihat dari grafik hubungan daya angin terhadap waktu, daya maksimum
yang didapatkan sebesar 99,11 watt DC pada pukul 13.00 WIB. Potensi daya
angin terlihat pada range waktu antara 9.40 – 14.40 WIB dengan nilai rata-
rata daya angin sebesar 55,13 watt DC. Namun terjadi fluktuasi penurunan
data pada pukul 15.00 – 18.20 WIB. Nilai daya angin merupakan fungsi
pangkat tiga dari kecepatan angin. Artinya nilai tinggi rendahnya kecepatan
angin akan berakibat pada nilai daya angin tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kecepatan angin terbaik ada pada siang hari, pada sore
hari sampai malam hari akan terjadi penurunan kecepatan angin yang
berakibat pada penurunan daya angin.

78
Hasil dan Pembahasan
4.1.14 Hubungan Daya Generator Terhadap Waktu Hasil Kumulatif

Daya Generator (watt)


Daya Generator (Watt)

20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
09.00
09.40
10.20
11.00
11.40
12.20
13.00
13.40
14.20
15.00
15.40
16.20
17.00
17.40
18.20
19.00
19.40
20.20
21.00
21.40
22.20
23.00
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.14 Grafik hubungan generator vs waktu hasil kumulatif hari 1-3.

Dilihat dari gambar 4.14 terlihat bahwa nilai yang didapat cenderung
berkurang dibandingkan dengan nilai daya generator hari kedua. Ini karena
perbedaan kecepatan angin setiap harinya tidak sama yang berdampak pada
keluaran arus dan tegangan pada generator yang menjadi parameter
menentukan daya generator sehingga nilai rata-rata dari daya generator hasil
kumulatif cenderung berkurang. Terlihat bahwa nilai daya generator tertinggi
terletak pada pukul 12.40 WIB dengan nilai rata-rata sebesar 17,80 watt DC.
Daya generator yang bisa dimanfaatkan hanya pada pukul 19.40 – 18.20 WIB
dengan nilai rata-rata sebesar 8,1 watt DC. Namun pada pukul 18.40-23.40
data yang didapatkan pada hari 1-3 tetap menunjukan nilai 0 watt. Ini karena
kondisi cuaca pada malam hari cenderung stabil dan angin berhembus dari
arah bukit atau angin darat sehingga tidak dapat mengenai turbin angin yang
terhalang oleh tingginya gedung.

79
Hasil dan Pembahasan
4.1.15 Intensitas Energi Listrik Dihasilkan (kWh) Hasil Kumulatif
20.00
18.00
Daya Generator…
Daya Generator

16.00
14.00
12.00
(Watt)

10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
09.00
09.20
09.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
14.40
15.00
15.20
15.40
16.00
16.20
16.40
17.00
17.20
17.40
18.00
18.20
18.40
19.00
19.20
19.40
20.00
20.20
20.40
21.00
21.20
21.40
22.00
22.20
22.40
23.00
23.20
23.40
Waktu (Jam))
Gambar 4.15 Grafik intensitas energi listrik dihasilkan (kWh) hasil kumulatif
eksperimen hari 1-3.

Total energi yang didapat (kWh) pada pengujian hari 1-3 dengan waktu
pengujian selama 16 jam adalah sebesar 0,219 kWh dengan rata-rata sebesar
0,073 kWh. Nilai ini lebih rendah diandingkan nilai yang didapat pada
pengujian hari kedua. Ini karena terjadi penurunan daya generator pada hari
pertama yang hanya mampu dilakukan pengujian selama 6 jam karena terjadi
kerusakan pada blade turbin angin.

4.1.16 Hubungan Putaran Poros Terhadap Daya Generator Dan


Efisiensi
20 45
Daya Generator (Watt)

18 40
Efisiensi (%))

16 35
14 30
12
25
10
20
8
6 15
4 10
2 5
0 0
13 14 19 22 23 26 37 39 40 40 41 45 47 51
Putaran Poros Turbin (rpm)
Daya Generator Efisiensi

80
Hasil dan Pembahasan
Gambar 4.16 Grafik hubungan putaran poros vs daya generator dan efisiensi
kumulatif hari 1-3.
Dilihat dari gambar 4.16 nilai efisiensi yang didapatkan selama tiga hari
semakin menurun dibandingkan pengujian harian. Ini disebabkan penurunan
performa turbin angin seperti kerusakan pada sudu-sudu turbin, pembacaan
sensor yang kurang akurat karena faktor eksternal seperti cuaca dingin, panas,
hujan dan perbaikan-perbaikan alat selama proses pengujian hari kesatu
sampai hari ketiga.

81
Hasil dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai