Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PAJAK DALAM USAHA REKSADANA”


(Disusun dalam rangka memenuhi tugas pajak dalam entetitas tertetu)

Disusun oleh :

Mochammad Sulaiman Alfadli ( 17110022 )

Dewi Alma Nurina Akbari ( 17110018 )

Aretha Febri Yanti ( 19110055 )

UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG

FALKUTAS EKONOMI & BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perpajakan.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk,
dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan oleh
penulis kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan saran dalam
penyelesaian makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4

1.3 TUJUAN...............................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................................5

1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK USAHA REKSADANA....................................5

2. JENIS DAN BENTUK USAHA REKSADANA..................................................................6


3. PROSES BISNIS USAHA REKSADANA...........................................................................8
4. KETENTUAN PPh UNTUK USAHA REKSADANA.........................................................9

5. KETENTUAN YANG TERKENA PPh PotPut UNTUK USAHA REKSADANA.............14

6. KETENTUAN DAN PENERAPAN PPN UNTUK USAHA REKSADANA.....................14

7. KEWAJIBAN PERPAJAKAN DALAM USAHA REKSADANA.....................................14

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................................15
A. SIMPULAN........................................................................................................................16

B. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi yang ada di Indonesia.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Reksadana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Terdapat tiga hal terkait reksadana, yaitu adanya dana dari
masyarakat, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
a. Apa pengertian dan karakteristik usaha Reksadana?
b. Apa saja jenis dan bentuk usaha Reksadana?
c. Bagaimana proses bisnis usaha Reksadana?
d. Bagaimana ketentuan PPh dalam usaha Reksadana?
e. Bagaimana ketentuan pot – put dalam usaha Reksadana?
f. Bagaimana ketentuan PPN dalam usaha Reksadana?
g. Bagaimana kewajiban perpajakan dalam dalam usaha Reksadana?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Karakteristik Usaha Reksadana

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”

Dari kedua definisi di atas, terdapat empat unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1. Reksadana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor).

2. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.

3. Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

4. Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang

Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki oleh orang perseorangan, perusahaan,
usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi berupa surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari
Efek. Sedangkan, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain
itu, reksa dana biasanya juga akan melibatkan kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa
penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya

Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada


surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividenatau
bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana
tersebut.Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk

5
disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, di mana bank
kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.

2. Jenis dan Bentuk Usaha Reksadana


Berdasarkan portofolio investasi terdapat beberapa jenis reksadana,
diantaranya adalah:

a. Reksadana pasar uang (Money Market Funds)

Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang menempatkan seluruh dana
investasi pada instrumen pasar uang yang bersifat utang dan memiliki jatuh tempo
kurang dari satu tahun seperti deposito, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana dengan risiko yang
sangat rendah, sehingga cocok untuk para investor konservatif.

b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang menempatkan
sekurang-kurangnya 80% dari dana investasi ke dalam efek yang memberikan
pendapatan tetap seperti surat utang negara maupun surat utang perusahaan yang
memiliki jangka jatuh tempo lebih dari satu tahun. Reksa dana pendapatan tetap
memiliki risiko yang lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, oleh karena itu reksa
dana pendapatan tetap dapat menjadi pilihan reksa dana bagi para investor
moderat.

c. Reksadana Campuran (Balanced Fund)

Reksa dana campuran adalah reksa dana yang menempatkan dananya untuk
diinvestasikan ke dalam berbagai jenis efek secara sekaligus. Efek tersebut
merupakan efek ekuitas (saham), surat utang maupun instrumen pasar uang. Para
investor jenis moderat juga disarankan untuk memilih reksa dana campuran. Sama
seperti reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran juga memiliki tingkat
risiko yang sedang.

d. Reksadana Saham (Equity Fund)

6
Reksa dana saham adalah reksa dana yang menempatkan sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelola untuk diinvestasikan ke dalam efek yang bersifat
ekuitas (saham). Reksa dana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingan
reksa dana lainnya, oleh karena itu reksa dana jenis ini merupakan jenis reksa
dana yang paling sesuai untuk Anda yang termasuk investor jenis agresif. Karena
dengan risikonya yang cukup tinggi, Anda juga akan mendapatkan returnyang
tertinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya.

e. Reksadana Terproteksi

Merupakan reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh MI yang


menerbitkan, sementara waktu penjualannya dapat dilakukan setelah jangka waktu
tertentu. Karakter reksa dana terproteksi mirip dengan deposito. Reksa dana
memiliki masa jatuh tempo, pembagian keuntungan (dividen) secara periodik, dan
biasanya nilai pokok investasi investor masih utuh pada saat jatuh tempo.
Penjualan sebelum jangka waktu yang ditentukan dapat dilakukan tanpa jaminan
adanya proteksi akan pokok investasi. Manajer Investasi reksa dana terproteksi
akan menginvestasikan sebagian dana yang dikelolanya pada Efek yang bersifat
utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade) sehingga
dapat memberikan proteksi pada pokok investasi nasabah pada saat jatuh tempo.

f. Reksadana Indeks

Reksa dana yang komposisi portofolionya dibuat menyerupai suatu indeks acuan
sehingga return yang diperoleh pun mirip dengan indeks yang diikutinya (bisa
berupa indeks obligasi maupun indeks saham). Reksa dana ini dapat dibeli dan
dijual sesuai keinginan investor (setiap hari bursa), sifatnya hampir sama dengan
reksa dana terbuka.

g. ETF (Exchange Traded Fund)

Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya


diperdagangkan di bursa, dan kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, dapat
berupa indeks saham atau indeks obligasi. Para investor pemegang unit ETF dapat
dengan mudah mentransaksikan unitnya di bursa setiap saat selama jam bursa.
Salah satu contoh reksa dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga ETF bisa segera

7
diketahui saat dibeli dan pembeliannya dilakukan pada saat bursa (tidak melalui
MI), bukan berarti ETF itu saham, ETF berbeda dengan saham. ETF memiliki
prinsip diversifikasi yang sama dengan reksa dana.

h. Reksadana Syariah

Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dana kelolaannya menurut


ketentuan dan prinsip syariah. Reksa dana syariah tidak menginvestasikan
dananya pada saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau
produknya bertentangan dengan prinsip syariah, contohnya yang berkaitan dengan
riba.

3. Proses Bisnis dalam Usaha Reksadana


Proses bisnis usaha reksadana Reksa Dana berbentuk Perseroan menjalankan usaha setelah
memperoleh izin usaha dari Bapepam.
Permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 diajukan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan.
- akta pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
- nama dan alamat pendiri Reksa Dana
- nama dan alamat anggota direksi Reksa Dana
- nama dan alamat Manajer Investasi dan Bank Kustodian
- kontrak pengelolaan Reksa Dana
- kontrak mengenai jasa Kustodian atas kekayaan Reksa Dana
- penunjukan Profesi Penunjang Pasar Modal
- dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan permohonan izin
usaha Reksa Dana yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bapepam.

Deskrisi Bisnis
PT Danareksa (Persero) mempunyai dua deskripsi bisnis utama yang merupakan bisnis
inti dari perusahaan. Yang pertama adalah melakukan kegiatan usaha di bidang pasar
modal dan pasar uang, yang meliputi kegiatan sebagai perusahaan pembiayaan dan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pasar modal, seperti perantara pedagang
efek, penjamin emisi efek, pengelolaan investasi, reksa dana dan sebagainya. Yang
kedua adalah melakukan kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh perseroan amanat
(trustfund), seperti pengeluaran surat-surat berharga yang dikaitkan dengan portofolio
dari beberapa perusahaan.
8
Mekanisme Perdagangan
PT Danareksa (Persero) sebagai pihak pertama yang berhubungan langsung dengan
investor, yang dalam hal ini merupakan konsumen dan melayani dalam hal jual/beli
produk investasi, baik berupa saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain.

4. Ketentuan PPh dalam Usaha Reksadana


Sehubungan dengan telah diundangkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, dengan ini perlu diberikan penegasan tentang perlakuan
PajakPenghasilan atas usaha Reksa Dana sebagai
berikut :
1. Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal dinyatakan bahwa Reksa Dana dapat berbentuk perseroan atau Kontrak Investasi
Kolektif (KIK).
2. Perlakuan Pajak Penghasilan atas perusahaan Reksa Dana yang berbentuk perseroan
baik yang tertutup maupun yang terbuka telah diatur dalam ketentuan perpajakan yang
berlaku, sebagai berikut :
2.1. Reksa Dana Tertutup
No Uraian Perlakuan PPh Dasar Hukum
A. Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari :
Pasal 4 (3) huruf f
a) Dividen Bukan Objek PPh
UU PPh
Pasal 4 (3) huruf i
b) Bunga obligasi Bukan Objek PPh
UU PPh
Peraturan Pemerintah
c) Bunga Deposito/ Tabungan PPh Final (15%)
51 TAHUN 1994
Peraturan Pemerintah
d) Capital gain saham dibursa PPh final (0,1%)
41 TAHUN 1994
e) Commercial paper dan surat utang PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
lainnya
B. Bagian laba yang diterima pemegang saham yang berbentuk

9
a) PT, Koperasi, BUMN/ BUMD, dan Pasal 4 (3) Huruf f
Yayasan/ Organisasi sejenis Bukan Objek Pajak UU PPh
b) Badan lain selain tersebut pada butir
a, misalnya Fa, CV,& Kongsi PPh tarif Umum Pasal 4 (1) UU PPh
c) Orang pribadi PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
C. Keuntungan yang diterima pemegang saham
dari penjualan saham PPh Final (0,1%) PP. 41 Tahun 1994,
Karena dijual di bursa, jo. Kep.Men
dan tidak dikenakan Nomor : 81/KMK.04
tambahan PPh atas /1995
saham pendiri (5%)
2.1. Reksa Dana Terbuka
No Uraian Perlakuan PPh Dasar Hukum
A. Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari :
Pasal 4 (3) huruf f
a) Dividen Bukan Objek PPh
UU PPh
Pasal 4 (3) huruf i
b) Bunga obligasi Bukan objek PPh
UU PPh
Peraturan Pemerintah
c) Bunga Deposito/Tabungan PPh Final (15%)
51 TAHUN 1994
Peraturan Pemerintah
d) Capital gain saham di bursa PPh final (0,1%)
41 TAHUN 1994
e) Commercial paper dan surat utang
PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
lainnya
B. Bagian laba yang diterima pemegang saham yang berbentuk
a) PT, koperasi, BUMN/ BUMD, dan Pasal 4 (3) Huruf f
Yayasan/ Organisasi sejenis Bukan objek Pajak UU PPh
b) Badan lain selain tersebut pada butir
a, misalnya Fa Cv, & Kongsi PPh tarif Umum Pasal 4 (1) UU PPh
c) Orang pribadi PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
C. Keuntungan yang diterima pemegang saham
dari pelunasan kembali (redemption) PPh tarif umum karena Pasal 4 (1) UU PPh
saham tidak dijual di bursa
3. Reksa Dana yang berbentuk KIK merupakan kontrak antara manajer investasi dengan
bank kustodi yang mengikat pemegang unit penyertaan (Investor) dimana manajer
investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif untuk di
investasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan di pasar
uang.
4. Berdasarkan uraian pada butir 3 diatas dengan ini ditegaskan bahwa perusahaan
Reksa Dana yang berbentuk KIK merupakan suatu ikatan dari pihak-pihak yang

10
mempunyai kepentingan yang sama.Dengan demikian KIK memenuhi kriteria dalam
pengertian Subjek Pajak badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
b Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telahdiubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
5. Pelaksanaan perlakuan Pajak Penghasilan atas Reksa Dana yang berbentuk KIK ini
disamakan dengan perlakuan atas perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham,persekutuan, firma, dan kongsi. Oleh karena itu, sesuai dengan pasal 4 ayat
(3) huruf hUndang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undangNomor 10 Tahun 1994 atas bagian laba yang diterima oleh
pemegang unit penyertaan termasuk keuntungan atas pelunasan kembali (Redemption)
unit penyertaannya kepada Reksadana yang berbentuk KIK, tidak termasuk sebagai
Objek Pajak Penghasilan.
6. Dengan demikian, perlakuan PPh atas Reksadana yang berbentuk KIK (Kontrak
Investasi Kolektif) adalah :
No Uraian Perlakuan PPh Dasar Hukum
Penghasilan Reksa Dana yang
A. berasal dari :
1. Deviden PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
2. Bunga Obligasi Bukan Objek PPh Pasal 4 (3) huruf i UU PPh
Peraturan Pemerintah 51
3. Bunga Deposito PPh Final (15%) TAHUN 1994
Peraturan Pemerintah 41
4. Capital gain saham di bursa PPh Final (0,1%) TAHUN 1994
5. Commercial Paper dan surat
utang lainnya PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU PPh
B. Bagian laba termasuk pelunasan Bukan Objek PPh Pasal 4 (3) huruf h UU PPh
kembali (redemption) unit
penyertaan yang diterima
pemegang unit
7. Manajer investasi sebagai pengelola Reksa Dana yang berbentuk KIK ini wajib
mendaftarkan Reksa Dana KIK yang dikelola ke Kantor Pelayanan Pajak setempat.

Penghasilan menurut ketentuan Pajak Penghasilan terbagi menjadi tiga jenis


berdasarkan perlakuan pajaknya. Jenis penghasilan yang pertama penghasilan yang
dikenakan tarif umum. Penghasilan jenis ini adalah penghasilan yang pengenaan pajaknya
dilakukan melalui penghitungan dalam SPT Tahunan digabungkan dengan penghasilan-

11
penghasilan lainnya yang termasuk ke dalam jenis ini. Atas seluruh penghasilan ini dikenakan
tarif umum atau tarif Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan dengan memperhatikan
ketentuan Pasal 31E Undang-undang Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan.

Jenis penghasilan yang kedua adalah penghasilan yang dikenakan PPh Final yang pada
umumnya diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan dan Peraturan
Pemerintah. Wajib Pajak yang mendapatkan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan
yang bersifat final melunasi pajak melalui pemotongan atau pembayaran sendiri pada saat
menerima atau memperoleh penghasilan tersebut. Penghasilan tersebut tidak digabungkan
dengan penghasilan lain di SPT Tahunan dan Pajak Penghasilan yang telah dipotong atau
dibayar tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak di SPT Tahunan.

Jenis penghasilan yang ketiga adalah penghasilan yang dikecualikan sebagai objek
pajak. Dengan kata lain, penghasilan jenis ini tidak dikenakan Pajak Penghasilan. Jenis-jenis
penghasilan yang bukan objek pajak diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Undang-undang Pajak
Penghasilan.

Apabila diperhatikan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan,


maka hampir tdak terdapat penghasilan Reksa Dana yang bukan objek pajak. Artinya, hampir
semua jenis penghasilan Reksa Dana berupa dividen, bunga ataupun capital gain dari
portofolio investasinya dikenakan Pajak Penghasilan, baik yang bersifat tidak final maupun
yang bersifat final.

Reksa Dana yang berbentuk perseroan sebenarnya masih memungkinkan terdapat


penghasilan yang bukan objek pajak bila merujuk kepada Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-
undang Pajak Penghasilan. Ya, apabila Reksa Dana ini memiliki penyertaan saham minimal
25% pada badan usaha di Indonesia, maka atas penghasilan berupa dividen atau bagian laba
yang diperoleh Reksa Dana bukan objek pajak. Namun mengingat kegiatan usaha Reksa
Dana yang berinvestasi melalui divesifikasi instrumen investasi, maka sangat kecil
kemungkinan Reksa Dana berinvesatsi saham dengan kepemilikan minimal 25%.

Adapaun penghasilan-penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat


final bagi Wajib Pajak Reksa Dana adalah sebagai berikut :

Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari investasi pada obligasi berupa bunga atau diskonto
obligasi dikenakan Pajak Penghasilan final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2009 dengan tarif 0% untuk tahun 2009 dan 2010, 5% untuk tahun 2011, 2012 dan

12
2012 serta 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari
investasi pada deposito berupa bunga deposito dikenakan Pajak Penghasilan final
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 dengan tarif 20%.

Penghasilan Reksa Dana berupa keuntungan penjualan saham (capital gain) yang
ditransaksikan di Bursa Efek dikenakan Pajak Penghasilan final berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1997 dengan tarif 0,1% dari nilai transaksi.

Dengan demikian atas penghasilan-penghasilan Reksa Dana selain di atas dikenakan


Pajak Penghasilan dengan tarif umum alias bersifat tidak final. Yang termasuk ke dalam
penghasilan jenis ini misalnya adalah penghasilan berupa dividen yang berasal dari investasi
dalam bentuk saham, dan penghasilan yang berasal dari commercial paper atau surat utang
lainnya. Pada saat perolehan penghasilannya, penghasilan Wajib Pajak Reksa Dana mungkin
dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan seperti PPh Pasal 23 atas dividen dan bunga.

5. Ketentuan Pot - Put dalam Usaha Reksadana


Penghasilan Tarif Keterangan Dasar Hukum

13
Bunga dan/atau diskonto 0% Tahun 2009 s.d. 2010
dari Obligasi yang 5% Tahun 2011 s.d. 2013
diterima dan/atau
PP No. 16/2009
diperoleh WP reksadana
15% Tahun 2014 dan seterusnya
yang terdaftar pada
BPPM dan LK

6. Ketentuan PPN dalam Usaha Jasa Konstruksi


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2009, mulai tahun 2011 hingga
2013, wajib pajak reksa dana akan dikenakan pajak final sebesar 5% dan pajak sebesar 15%
pada tahun 2014 yang berlaku atas kupon dan atau diskonto obligasi. Para investor reksa
dana juga diminta untuk melengkapi persyaratan administrasi, salah satunya yaitu
menyertakan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Kondisi di atas menimbulkan
kekhawatiran bahwa di sebagian kalangan investor bahwa investasi reksa dana nantinya akan
dikenakan pajak.

7. kewajiban perpajakan dalam dalam usaha Reksadana

Salah satu kelebihan reksa dana yang sering ditonjolkan adalah fasilitas bebas pajak.
Selama ini ada sebagian investor yang salah mengartikan definisi tersebut. Selama ini
investasi di deposito dikenakan pajak sebesar 20% atas bunga yang diterima. Investasi di
sahampun dikenakan pajak final yang dihitung dari nilai transaksi jual yang sudah
diperhitungkan dalam biaya penjualan yang dibayar investor.

Sebaliknya jika berinvestasi di reksa dana, investor tidak dikenakan pajak ketika melakukan
penjualan. Biaya pembelian dan penjualan (jika ada) juga murni merupakan biaya dan tidak
ada komponen pajak seperti halnya investasi saham. Investor reksa dana tidak dikenakan
pajak karena pada dasarnya pendapatan dari reksa dana Bukan Objek Pajak.

Yang dimaksud dengan Objek Pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Dan penghasilan dari reksa dana tidak termasuk
dalam kategori Objek Pajak. Jadi meskipun dimintain NPWP, investor reksa dana tidak perlu
khawatir akan dikenakan pajak atas reksa dana yang dimilikinya.

14
Sementara yang dimaksud dengan Bebas Pajak artinya atas suatu Objek yang seharusnya
dikenakan pajak, dibebaskan pajaknya. Dalam kasus reksa dana, pada awalnya bebas pajak
berlaku atas diskonto dan pendapatan kupon obligasi untuk 5 tahun pertama sejak
pendiriannya. Yang dimaksud dengan diskonto adalah keuntungan dari selisih nilai jual dan
beli atau nilai obligasi yang ditransaksikan di bawah nilai nominal (atdiscount).

Sebagai contoh, investor membeli obligasi senilai Rp 100 juta yang memberikan kupon 10%
per tahun. Jika investor membeli langsung obligasi tersebut, maka pendapatan bunga yang
diterima adalah 10% x Rp 100 juta x ( 100% – 15%) = Rp 8,5 juta (pajak atas kupon dan
diskonto adalah 15%). Sementara jika obligasi tersebut dibeli oleh reksa dana, maka
pendapatan kupon diterima utuh sebesar Rp 10 juta karena “dibebaskan” pajaknya untuk 5
tahun pertama pendirian reksa dana.

BAB III
PENUTUP

15
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa reksadana merupakan
suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Manajer investasi
sebagai pengelola dana, tidak diperbolehkan menyimpan sendiri dana dan aset investasi.
Dana dan aset investasi wajib disimpan di Bank Kustodian.

DAFTAR PUSTAKA

16
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Leaflet%20Jasa%20Konstruksi.pdf
https://news.ddtc.co.id/pph-pasal-4-ayat-2-7-pajak-atas-usaha-Reksadana-10293

www.wikipedia.com

www.ortax.com

https://bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-pajak/12372-aspek-pajak-penghasilan-wajib-pajak-
reksa-dana

17

Anda mungkin juga menyukai