Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mochammad Sulaiman Alfadli

Nim : 17110022
Matkul : Pengantar manajemen
Dosen : Ronny Hendra Hertanto,.SE,.MSi
Kelas : Akuntasi Sore UNIGA

KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

Seiring organisasi-organisasi tumbuh dan berkembang, ada dua hal yang


terjadi. Pertama posisi dan departemen-departemen baru ditambahkan untuk
berurusan dengan lingkunagn eksternal atau dengan kebutuhan-kebutuhan
strategis yang baru. Kedua para manajer senior harus menemukan jalan untuk
memperlihatkan semua departemen ini secara bersama-sama.
Rantai komando formal dan pengawasan yang dilakukan tetap efektif, tetapi
tidak cukup. Orgaisasi memerlukan sistem-sistem untuk memproses informasi
dan memungkinkan komunikasi di antara orang-orang dalam departemen-
departemen yang berbeda dan pada tingkat-tingkat yang berbeda.
Koordinasi (coordination) mengacu pada kualitas dari kolaborasi lintas
departemen. Tanpa koordinasi tangan kiri sebuah perusahaan tidak akan
bertindak dalam kesesuaian dengan tangan kanannya, menimbulkan masalah-
masalah konflik. Koordinasi dibutuhkan tanpa memandang apakah organisasi
mempunyai sebuah struktur fungsional, divisional, atau tim.
Dan rentang manajemen (span of management) merupakan jumlah
karyawan yang bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan
rentang pengawasan (span of control), salah satu ciri dari struktur ini
menentukan seberapa dekat seorang supervisor dapat mengawasi
bawahannya.

1. KOORDINASI
1.1 Pengertian koordinasi
Koordinasi (coordination) adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan
kegiatan-kegiatan pada sutuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-
bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka
akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian
tujuan organisasi secara keseluruhan
Koordinasi (coordination) mengacu pada kualitas dari kolaborasi lintas
departemen. Tanpa koordinasi tangan kiri sebuah perusahaan tidak akan
bertindak dalam kesesuaian dengan tangan kanannya, menimbulkan masalah-
masalah konflik. Koordinasi dibutuhkan tanpa memandang apakah organisasi
mempunyai sebuah struktur fungsional, divisional, atau tim.

1.2 Mengapa Koordinasi Penting?


Beberapa ahli berpendapat bahwa koordinasi itu merupaka fungsi dasar
manajemen G.R. Terry berpendapat bahwa masalah koordinasi merupakan
hal yang akan tercapai dengan sendirinya, jika POAC diterapkan dengan baik.
Para ahli sependapat bahwa koordinasi itu penting supaya semua tindakan
ditujukan serta memberikan sumbangannya kepada tujuan umum (laba)
perusahaan.
Koordinasi itu penting dalam suatu organisasi, adalah:
1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekembaran atau
kekosongan pekerjaan.
2. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk
pencapaian tujuan pekerjaan.
3. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
4. Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-masing
individu karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi.
5. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran
yang diinginkan.

1.3 Kebutuhan akan Koordinasi


Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda dalam kebutuhan
integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan
komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan
bermacam-macam satuan pelaksanaannya.
Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang
tidak rutin dan tidak dapat diperkiraan, faktor-faktor lingkungan selalu
berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga
sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang
tinggi.
Menurut James D. Thompson dalam Handoko (2000), ada tiga macam saling
ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila
satuan-satuan tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja
setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence), di
mana suatu organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dahulu
sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependen), merupakan
hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

2. RENTANG MANAJEMEN
2.1 Pengertian rentang manajemen
Rentang manajemen (span of management) merupakan jumlah karyawan
yang bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang
pengawasan (span of control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan
seberapa dekat seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya.
Pandangan tradisional dari desain organisasi merekomendasikan rentang
manajemen, sekitar tujuh orang untuk tiap manajer. Namun, banyak
organisasi yang ramping saat ini memiliki rentang manajemen sebesar 30, 40,
dan bahkan lebih banyak lagi.
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang
manajemen juga dapat berarti jumlah bawahan yang secara langsung
memberikan laporan kepada seorang manajer tertentu.
Rentang manajemen sering disebut dengan istilah-istilah span of control, span
of authority, span of attention, atau span of supervisioan. Rentang manajemen
dan koordinasi adalah saling berhubungan erat ada anggapan bahwa semakin
besar jumlah rentang semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan
bawahan secara efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak semudah itu. Karena
bila jumlah bawahan yang melapor ke setiap manajer lebih banyak, organisasi
henya membutuhkan sedikit manajer. Dengan sedikit pandangan manajerial
yang terlibat, para manajer mungkin mungkin akan lebih mudah
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan antar departemen.

2.2 Faktor yang mempengaruhi rentang manajemen


Rentang manajemen dapat sangat bervariasi dan sejumlah faktor
berpengaruh terhadap rentang, dan faktor-faktor yang dihubungkan dengan
keterlibatan yang lebih kecil dari supervisor sehingga memperbesar rentang
pengawasan:
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan stabil dan rutin.
2. Bawahan melakukan tugas yang hampir sama.
3. Bawahan terkonsentrasi di satu lokasi
4. Bawahan sangat terlatih dan tidak membutuhkan banyak arahan dalam
melakukan tugas.
5. Peraturan dan prosedur dalam mendefinisikan tugas tersedia.
6. Sistem pendukung dan SDM tersedia bagi manajer.
7. Sedikit waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan tanpa pengawasan seperti
koordinasi dengan departemen lain atau perencanaan.
8. Selera pribadi dan gaya manajer menyukai rentang yang lebih besar.
Lockheed dan kelompoknya berusaha dalam mengembangkan suatu
pendekatan yang memperhitungkan segala kemungkinan (contingency
approach) untuk mendapatkan ukuran rentangan yang tepat bagi jabatan
manajer tertentu. Pada dasarnya faktor-faktor yang berpengaruh yang
dipertimbangkan adalah:
1. Kesamaan fungsi-fungsi: semakinsejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan
oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis: semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara
phisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkatan pengawasan langsunga yang dibutuhkan: semakin sedikit
pengawasan yang langsung yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan: semakin berkurang
koordinasi yang dinutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer: semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas: lebih banyak
bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan,
latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menentukan rentang
manajemen mencakup beberapa faktor yang berhubungan dengan situasi,
bawahan dan atasan, secra singkat dapat dijelaskan berikut ini:
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi. Rentang manajemen
dapat relatif melebar bila:
 Pekerjaan bersifat rutin
 Operasi-operasi stabil
 Pekerjaan bawahan sejenis
 Bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dangan yang lain
 Prosedur-prosedur dan metoda-metoda dibuat secara baik dan telah
diformalisasi
 Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi
2. Faktor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang manajemen dapat
relatif melebar bila:
 Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu
 Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan. Rentang manajemen
dapat relatif melebar bila:
 Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi
 Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pengawasan
 Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama
pengawasan dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai