Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

METODE KEPUTUSAN ANALISIS FISHBONE

DOSEN PENGAMPU: Husen Saeful Anwar, S. Sos., M. Si.

Kelompok 3 (Kelas B)/Semester 3


1. Fahmi Fauziah (1178010071)
2. Fahri Muh. Firdaus (1178010072)
3. Ficka Nur Azizah (1178010081)
4. Finny Dwi Rahmasari (1178010284)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, berkat Rahmat
serta Inayah-Nya akhirnya makalah Metode Keputusan Analisis Fishbone ini
dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Teori Pengambilan Keputusan.
Makalah ini memuat pembahasan-pembahasan mengenai metode
pengambilan keputusan melalui analisis fishbone. Penyusun berusaha membuat isi
makalah yang mudah dipahami oleh para pembaca. Sehingga diharapkan setelah
membaca makalah ini, pembaca akan bertambah pengetahuan dan wawasan
mengenai metode pengambilan keputusan analisis fishbone
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................4
A. Latar Belakang .....................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................6
A. Gambaran Umum Tentang Analisis Fishbone......................................6
B. Penggunaan Diagram Fishbone........................................................... 8
C. Manfaat Diagram Fishbone ...............................................................11
D. Cara Membuat Diagram Fishbone .....................................................12
E. Kelebihan Dan Kekurangan Diagram Fishbone ................................15
F. Contoh Studi Kasus Mengenai Analisis Fishbone .............................16
BAB III KESIMPULAN.......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasi atau keluaran
dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya
bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Menurut ahli, Brinckloe: Pengambilan keputusan adalah proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai
situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali
kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat.
Salah satu metode yang dapat diambil atau digunakan dalam
pengambilan salah satunya adalah menggunakan analisis fishbone/diagram
fishbone. Diagram fishbone adalah salah satu metode untuk menganalisa
penyebab dair sebuah masalah atau kondisi. Pendekatan diagram fishbone
untuk analisis sebab akibat menggunakan diagram standar dan menyajikan
secara visual.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum tentang analisis fishbone?
2. Bagaimana penggunaan diagram fishbone?
3. Apakah manfaat diagram fishbone?
4. Bagaimana cara membuat diagram fishbone?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan diagram fishbone?
6. Bagaimana contoh studi kasus mengenai analisis fishbone?
C. Tujuan Penulisan
1. Ingin mengetahui gambaran umum tentang analisis fishbone.
2. Ingin mengetahui penggunaan diagram fishbone.
3. Ingin mengetahui manfaat diagram fishbone.

4
4. Ingin mengetahui cara membuat diagram fishbone.
5. Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan diagram fishbone.
6. Ingin mengetahui contoh studi kasus mengenai analisis fishbone.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Analisis Fishbone

Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas


yang telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect
diagram, emphasised the ‘internal customer’ kepada dunia. Ishikawa juga
yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run
chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang sering
juga disebut dengan “7 alat pengendali mutu/kualitas” (quality control  seven
tools).
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer
dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab
problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis,
dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama
suatu permasalahan.
Diagram “tulang ikan” ini dikenal dengan cause and effect diagram.
Kenapa Diagram Ishikawa juga disebut dengan “tulang ikan”? kalau
diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada kemiripan
dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect) dan bagian tubuh ikan
berupa rangka serta duri-durinya digambarkan sebagai penyebab (cause)
suatu permasalahan yang timbul.

6
Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain
(kemungkinan) terdiri dari: material/bahan baku, mesin, manusia dan
metode/cara. Semua yang berhubungan dengan material, mesin, manusia, dan
metode yang “saat ini” dituliskan dan dianalisa faktor mana yang terindikasi
“menyimpang” dan berpotensi terjadi problem. Ketika sudah ditemukan satu
atau beberapa “penyebab” jangan puas sampai di situ, karena ada
kemungkinan masih ada akar penyebab di dalamnya yang “tersembunyi”.
Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri
manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel
yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila “masalah”
dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah
perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua
kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.

Kaoru Ishikawa, ilmuwan yang banyak menyumbangkan pemikiran di


bidang manajemen kualitas ini lahir pada tahun 1915 di Tokyo, Jepang.
Alumni teknik kimia Universitas Tokyo ini ingin merubah konsep pemikiran

7
manusia tentang bekerja. Ishikawa mengurai secara rinci prinsip plan-do-
check-act W.Edward Deming, sang kreator P-D-C-A menjadi;
1. Plan-P
a. Tentukan gol dan target
b. Tentukan cara/metode mencapai gol
2. Do-D
a. Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan
b. Implementasi pekerjaan
3. Check-C
a. Cek akibat dari implementasi
4. Act-A
a. Mengambil tindakan yang sesuai
B. Penggunaan Diagram Fishbone
Ishikawa san telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu
dan memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan menyelesaikan
masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kumpulkanlah beberapa orang
yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem
yang terjadi. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam
mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat
dan pandangan setiap individu,
Ini tentu bisa dimakhlumi, manusia mempunyai keterbatasan dan untuk
mencapai hasil maksimal diperlukan kerjasama kelompok yang tangguh.
Masalah-masalah klasik di industri manufaktur seperti :
1. Keterlambatan proses produksi
2. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
3. Mesin produksi yang sering mengalami trouble
4. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan
produksi
5. Produktivitas yang tidak mencapai target

8
6. Complain pelanggan yang terus berulang dan segudang masalah besar dan
rumit lainnya, perlu ditangani dengan benar.
Solusi instan yang hanya mampu memandang sampai tingkat gejala,
tidak akan efektif. Masalah mungkin akan teratasi sesaat, namun cepat atau
lambat akan datang kembali.
Kaoru Ishikawa yang juga penggagas konsepimplementation of
quality circles ini sangat percaya pentingnya dukungan dan
kepemimpinan dari manajemen puncak (top management) dalam suatu
organisasi/perusahaan didukung oleh kerjasama tim (teamwork) yang
solid sangat berperan dalam pembuatan produk unggul dan berkualitas.
Selesaikanlah suatu masalah sampai ke akar-nya dengan tuntas agar
masalah yang sama tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Fishbone
diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering
juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa
Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian
kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic
quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin
mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika
sebuah teamcenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

9
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan
jika masalah dan akar  penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone
diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah
secara user friendly, toolsyang user friendly  disukai orang-orang di industri
manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel
yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para.
1–6).

10
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau  masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu:
1. Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat,
masalah, atau kondisi tertentu
2. Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor
yang mempengaruhi akibat atau proses tertentu
3. Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil
C. Manfaat Diagram Fishbone
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) adalah untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin
timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab yang
mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab
untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau
menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan.
Dengan adanya diagram Fishbone ini sebenarnya memberi banyak
sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas
yang menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah – masalah klasik
lainnya juga terselesaikan. Masalah – masalah klasik yang ada di industri
manufaktur khusunya antara lain adalah : a) keterlambatan proses
produksi, b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi, c) mesin produksi
yang sering mengalami trouble, d) output lini produksi yang tidak stabil
yang berakibat kacaunya plan produksi, e) produktivitas yang tidak
mencapai target, f) complain pelanggan yang terus berulang
Namun, pada dasarnya diagram Fishbone dapat dipergunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan berikut :a) Membantu mengidentifikasi akar

11
penyebab dari suatu masalah, b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk
solusi suatu masalah, c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian
fakta lebih lanjut, d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk
menciptakan hasil yang diinginkan, e) Membahas issue secara lengkap
dan rapi, f) Menghasilkan pemikiran baru. Jadi ditemukannya diagram
Fishbone memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi
penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.
Penerapan diagram Fishbone dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar “penyebab” terjadinya masalah khususnya di industri
manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel
yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila
“masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan
dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini,
semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat
semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan
sebenarnya.
Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone , kita terlebih dahulu
harus melihat, di departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini
digunakan. Perbedaan departemen, divisi dan jenis usaha juga akan
mempengaruhi sebab – sebab yang berpengaruh signifikan terhadap
masalah yang mempengaruhi kualitas yang nantinya akan digunakan.
D. Cara Membuat Diagram Fishbone
Suatu tindkan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan
jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone
diagram ini dapat menolongkita untuk menemukan akar penyebab masalah
secara user friendly, tools yang user friendly disukai orang-orang di industri
manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel
yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para.
1-6)
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi

12
brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
melalui sesi brainstorming.
Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan, yakni 1). Menyiapkan sesi analisa tulang ikan. 2).
Mengidentifikasi akibat atau masalah. 3). Mengidentifikasi berbagai kategori
sebab utama. 4). Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang
saran. 5). Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. 6). Mencapai
kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone dalam rangka
mengidentifikasi penyebab suatu keadaan yang tidak diharap adalah sebagai
berikut:
Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan
mendesak untuk diselesaikan.
Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan
akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),
kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan
pernyataan masalah itu dalam kotak.
Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang
mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan
dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat
dikembangkan melalui Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-
faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja,
pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam
proses. Faktor –faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan
melalui brainstorming. Berikut beberapa pendekatan yang bisa dijadikan
panduan untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali
pembuatan Diagram Cause and Effect: a) Pendekatan The 4 M’s (digunakan
untuk perusahaan manufaktur). Faktor-faktor utama yang bisa dijadikan

13
acuan menurut pendekatan ini adalah 1) Machine (Equipment), 2) Method
(Process/Inspection), 3) Material (Raw, Consumables dll.), 4) Man power.
b) Pendekatan The 8 P’s (digunakan pada industri jasa). Menurut pendekatan
ini, ada setidaknya 8 hal yang bisa dijadikan acuan sebagai faktor utama
antara lain 1) People, 2) Process, 3) Policies, 4) Procedures, 5) Price, 6)
Promotion, 7) Place/Plant, 8) Product
c) PendekatanThe 4 S’s (digunakan pada industri jasa). Pendekatan ini
memberikan acuan 4 faktor utama antara lain 1) Surroundings, 2) Suppliers,
3) Systems, 4) Skills
d) Pendekatan 4 P (pendekatan manajemen pemasaran). Pendekatan yang
menggunakan perspektif manajemen pemasaran untuk memberikan faktor
utama yang bisa dijadikan acuan yakni 1) Price, 2) Product 3) Place, 4)
Promotion
Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-
penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-
penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-
penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah
faktor-faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata
terhadap karakteristik kualitas. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dari
suatu masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan berikut :Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab
itu terjadi? Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai
ditemukan penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan
peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat
ke dalam diagram sebab-akibat.
Hambatan-hambatan yang mungkin muncul dari pemimpin maupun
anggota tim adalah:

14
1. Tidak memiliki sikap terbuka sehingga tidak mampu melihat permasalahan
secara utuh atau menyangkal adanya masalah dan tidak bisa menerima ide-
ide baru;
2. Takut salah dan takut dianggap tidak kompeten sehingga enggan untuk
mengemukakan pendapat;
3. Terlalu emosional dan berpikir subjektif sehingga tidak mampu melihat
secara objektif atas sebuah masalah;
4. Terlalu kaku dan serius selama proses pemecahan masalah, hal ini dapat
menghambat ide-ide “di luar kotak” dan kreativitas muncul;
5. Terlalu mengejar penyebab masalah yang bersumber dari faktor eksternal
sehingga meletakkan tanggung jawab pada orang lain maupun situasi di
luar diri maupun di luar tim kerja. Kondisi tersebut sangat tidak produktif,
sehingga selama proses ini tidak banyak solusi yang dapat dilahirkan
darinya.
Kunci dalam Menerapkan Diagram Ishikawa:
Belajarlah untuk membedakan antara penyebab dan gejala. Fokuskan
energi dalam mencari penyebab, jangan terjebak dengan jawaban-jawaban
yang berupa gejala;
Ide yang dimiliki jangan hanya disimpan di benak pemimpin dan
anggota saja, tuangkan ke dalam diagram karena hal ini berpeluang memicu
ide dan masukan dari anggota lainnya;
Diagram yang telah digambarkan utuh jangan takut untuk di-review
(dilihat kembali) dan di-refresh (diperbarui) jika sudah tidak relevan;
Beri perhatian khusus pada penyebab yang muncul berulang kali;
Review tiap kategori penyebab utama. Prioritaskan pembenahan pada
penyebab yang paling signifikan terlebih dahulu;
Uji kemungkinan penyebab yang paling signifikan tadi dengan data dan
fakta pendukung lainnya.
E. Kelebihan dan Kekurangan Diagram Fishbone
Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah
yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat

15
menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.
Sedang Kekurangan Fishbone diagram adalah opinion based on tool dan di
design membatasi kemampuan tim / pengguna secara visual dalam
menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam,
kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih
penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.
F. Contoh Studi Kasus Tentang Metode Analisis Fishbone

16
17
BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa diagram fishbone merupakan salah satu cara atau
metode yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan. Manfaat fishbone
diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah.
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan
dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab
problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis, dan
memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama suatu
permasalahan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, Eris. (2015). Fishbone Diagram dan Langkah-Langkah Pembuatannya.
1. Retrieved from https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://rizal.blog.undip.ac.id/files/2009/08/2013_Fis
hbone-Diagram-dan-
Langkah.pdf&ved=2ahUKEwj8hebs5OHgAhXKMY8KHYTqA2o4ChAWMAB6
BAgFEAE&usg=AOvVaw0kNxMjqAWSsYFhBE_n2PR_

(Diagram Fishbone) diakses dari https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Diagram_Fisbone.
pdf&ved=2ahUKEwj8hebs5OHgAhXKMY8KHYTqA2o4ChAWMAJ6BAgJEAE&usg=AOvVaw
2PDzwR5vw9u6NHhn1B-NFX pada tanggal 27 Februari 2019.

(Mengenal Analisis Fishbone) diakses dari


http://www.google.com/amp/s/elqorni.wordpress.com/2012/11/09/mengenal-analisis-
fishbone/amp/ pada tanggal 27 Februari 2019.

(Diagram Ishikawa) diakses dari https://marketing.co.id/diagram-ishikawa-teknik-


mengambil-keputusan-dengan-mengenali-akar-permasalahan/ pada tanggal 27
Februari 2019.

(Diagram Fishbone) diakses dari


https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Fishbone pada tanggal 27
Februari 2019.

19

Anda mungkin juga menyukai