Anda di halaman 1dari 25

http://www.rsiabundaasy-syifa.com/index.php?

__init=profil
SWOT
Analisis SWOT
S : klinik Az-Zahra didukung peralatan yang modern, lokasi klinik yang strategis berada di pusat
kabupaten sehingga mudah diakses, modal usaha yang mendukung, regulasi dana yang transaparan
karena didukung sistem ZIS yang profesional, teknik promosi dengan berbagai media massa (baik
cetak maupun elektronik), terdapat job description yang jelas antara pengelola klinik dan ZIS
W : faktor produksi yang terletak jauh dari pusat kota sehingga membutuhkan waktu dalam
pengiriman alat dan bahan, jumlah harga dan bahan yang tersedia tidak dapat diprediksi, masih
sedikit dalam membangun networking dengan pihak terkait
O : Belum ada klinik serupa di Lamongan yang memiliki peralatan modern dan didukung dengan
sistem ZIS
T : terdapat klinik gigi lain di Lamongan, anggapan masyarakat bahwa datang ke dokter gigi
membutuhkan biaya yang mahal



apotek aneka syifa'
Analisis SWOT Apotek Aneka Syifa'
Jl. Kakap Raya M 05, Mlandangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman Yogyakarta
Setelah melakukan survey, didapat data-data dari hasil survey terhadap posisi strategis
daerah/peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal
ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap apotek.

A. Kekuatan/Strength
1. Adanya visi dari Pemerintahan Kecamatan Ngaglik yang menjadikan kecamatan ini sebagai
sentra usaha dan jasa 2009.
2. Apotek yang berkonsep pada pelayanan pasien (patient oriented) yang menerapkan
keprofesiannya dengan berbasis padapharmaceutical care.
3. Lokasi apotek berada di Jalan Kakap Raya no M 05, kelurahan Minomartani, kecamatan
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sebelah ada praktek dokter umum, praktek dokter Penyakit Dalam,
dokter gigi, swalayan Indomaret dan swalayan-swalayan lainnya sehingga menjadi tempat lalu
lalang dan keramaian.
4. Lokasi Apotek yang berada dekat dengan praktek dokter umum, kandungan dan pusat khitan
yang berada lingkungan apotek yang akan dibuka.
5. Petugas/tenaga yang profesional, handal dan loyal.
6. Apoteker yang senantiasa ada di apotek dan siap memberikan konseling/pelayanan kefarmasian
pada pasien (konsumen).
7. Hari libur tetap buka
8. Melayani tensi (gratis), cek gula darah/kolesterol/asam urat
9. Konsultasi gratis
10. Adanya konsinyasi dengan obat tradisional, madu, parfum, dll
11. Menerima resep dokter
12. Menerima PKL
13. Apotek Aneka Syifa satu kepemilikan dengan Apotek Al Munawar

B. Kelemahan/Weakness
1. Merupakan apotek swasta dan bukan merupakan apotek jaringan
2. Jika ada obat yang diminta kosong, maka harus mengambil dari apotek relasi

Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:
1. Nama apotek harus dibuat semenarik mungkin, besar dan dengan tulisan pada papan nama
tersebut dan neon box, tanda/marka apotik di tepi jalan.
2. Desain apotek yang dirancang semenarik mungkin mulai dari kebersihan sampai dengan lay
out yang terbuka (terlihat dari luar) untuk menyakinkan konsumen meskipun apotek ini
sederhana namun profesional.
3. Memberikan pelayanan semaksimal mungkin, seperti keramahan, santun, dan penggunaan
seragam yang sama (uniform).

C. Peluang/ Opportunity
1. Potensi Daerah
a. Kecamatan Ngaglik meliputi luas milayah 3.852 km dengan jumlah penduduk sebanyak 78.707
jiwa dan 23.967 Kepala Keluarga yang terdiri dari 87 dusun, 222 Rukun Warga, dan 657 Rukun
Tetangga. sehingga merupakan sumber konsumen potensial.
b. Jumlah lansia yang cukup banyak sehingga konsep pharmaceutical care memberikan prospek
yang baik.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Praktek dokter yang cukup banyak di daerah sekitar apotek, terdiri dokter gigi, kulit, kandungan,
THT sehingga memberikan prospek yang baik untuk pertumbuhan apotek terkait dengan jumlah
konsumen potensial yang ada, dalam hal ini pasien langganan dokter sekitar.
b. Satu Puskesmas dan satu klinik Mawar yang dekat dengan apotek.

D. Ancaman/Threats
1. Ancaman terutama datang dari dokter Kulit yang memproduksi obat sendiri.
2. Adanya dokter- dokter yang memberikan obat langsung ke pasiennya


BERIKUT INI CONTOH PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM SEBUAH PUSKESMAS
X

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekatan dan kelemahan)
dan eksternal (peluang dan tantangan). Berikut ini akan disajikan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan.
b.1. Kekuatan
Adanya SDM medis,
Adanya tenaga kepewatan dan bidan sudah sangat cukup,
Adanya tenaga kepemimpinan (ahli manajemen kesehatan) cukup,
Adanya sarana gedung.
b.2. Kelemahan
Kekurangan SDM dokter spesialis,
Dokter gigi.
Belum ada laboratorium yang memadahi,
Belum ada petugas lulusan analis.
b.3. Peluang
Adanya jumlah penduduk besar (lebih dari 30.000)
Wilayah kerja puskesmas luas (105,64 km)
Belum ada sarana pelayanan rawat inap
Adanya kebijakan otonomi daerah
b.4. Tantangan
Adanya praktek dokter umum
Adanya Balai Pengobatan
Adanya pelayanan kesehatan baru
Pelayanan di luar wilayah


Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur
dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan
penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari
perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang
untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk pasar :
1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan
memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh
produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar
persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak.
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain.
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker).
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat.
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata.
- Sensitif terhadap perubahan harga.
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.

2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau
penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta
api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen.
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli.
- Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak.
- Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya
yang sulit didapat.
- Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan.
- Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses.

3. Pasar Monopolistis
Struktur pasar monopolistis terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk
yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen
yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi
goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistis :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda.
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna.
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda.
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
- Relatif mudah keluar masuk pasar.

4. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri
semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama.
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses.
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar.
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
Kamis, 17 Oktober 2013
Penjelasan Tentang Pasar Monolopi,
Monopolistik, Monopsoni, Oligopoli &
Oligopsoni beserta Contohnya

Pengertian : Pasar dengan banyak penjual dan pembeli sehingga harga dapat ditentukan sendiri, baik
oleh penjual maupun pembeli.

Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna :
1. Pasar monopoli
2. Pasar monopolistik
3. Pasar monopsoni
4. Pasar oligopoli
5. Pasar oligopsoni

1. Pasar Monopoli

a. Pengertian

Pasar monopoli adalah bentuk pasar yang hanya terdapat satu penjual saja. Dalam bentuk pasar ini
hanya terdapat satu penjual sehingga praktis tidak ada pesaing (competitor) sehingga penjual atau
monopolis leluasa menguasai pasar. Sebagai penjual tunggal, monopolis dapat meraih keuntungan yang
melebihi normal.

b. Macam-macam pasar monopoli

+ Alamiah : Muncul karena keadaan alam yang khas.
+ Undang-Undang : Muncul karena pemberlakuan kebijakan / Undang-Undang.
Terdiri dari :
Monopoli negara
Hak cipta
Hak paten
Hak merk
+ Masyarakat : Muncul karena kepercayaan masyarakat.
+ Penguasaan teknologi dan tenaga ahli : Muncul karena menguasai teknologi dan tenaga ahli.
+ Kemampuan efisiensi : Muncul karena mampu menghemat / biaya produksi.
+ Penguasaan bahan baku : Muncul karena menguasai bahan baku.

c. Ciri-ciri pasar monopoli

+Terdapat satu penjual
+Harga ditentukan penjual (monopoli)
+Perusahaan lain sulit memasuki pasar
+Konsumen tidak bisa pindah walau rugi
+Bisa menimbulkan ketidakadilan/kerugian bagi masyarakat

d. Kebaikan dan keburukan pasar monopoli

+Kebaikan :
-Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
-dapat meningkatkan daya saing bilamonopoli diperoleh karena kemampuan efisiensi
-Mudah mengontrol kepentingan orang banyak bila monopoli dilakukan negara
-Dapat meningkatkan inovasi (penemuan baru) bila monopoli terbentuk karena pemberian hak cipta dan
hak paten

+Keburukan :
-Perusahaan lain sulit memasuki pasar
-Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
-Jumlah produk tergantung monopolis
-Monopolis umumnya bertindak boros
-Timbul eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi dan pembeli/konsumen

e. Usaha pemerintah mengatasi keburukan

+ Membuat Undang-Undang/peraturan yang mencegah timbulnya monopoli
+Menarik pajak tinggi kepada monopolis
+Mengizinkan impor barang yang sama dengan barang monopolis
+Ikut menentukan tinggi rendahnya barang
+Membuat perusahaan sejenis
f. Contoh Pasar Monopoli
Contoh Produk
microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api (PT.KAI)
Contoh Monopoli yang tidak di larang
Monopoli by Law
Monopoli oleh negara untuk cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak.
Monopoli by Nature
Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu.
Monopoli by Lisence
Izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual.


2. Pasar Monopolistik

a. Pengertian

Pasar monopolistik adalah suatu bentuk pasar yang terdapat banyak perusahaan yang menjual hampir
serupa tetapi tidak sama. Pasar ini sering kita jumpai buktinya dengan kita mengunjungi swalayan atau
supermarket. Disana kita akan menjumpai berbagai bentuk, jenis dan merek yang hampir serupa tetapi
tidak sama.

b. Ciri-ciri pasar monopolistik

+Jumlah penjual banyak tapi tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna
+Barang yang dijual berbeda corak
+Penjual/produsen harus aktif beriklan
+Perusahaan baru lebih mudah masuk pasar
+Mempunyai kekuasaan mempengaruhi harga

c. Kebaikan dan keburukan pasar monopolistik

+Kebaikan :
-Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
-Memberi kepuasan lebih pada pembeli karena ada persaingan penjual
-Perusahaan baru lebih mudah masuk pasar

+Keburukan :
-Masih terdapat kemungkinan terjadi pemborosan biaya produksi bila dibandingkan dengan pasar
persaingan sempurna
-Bagi perusahaan yang kecil, tingkat efisiensinya relatif rendah
-Kurang efisiennya perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang dibayar konsumen masih kecil

d. Contoh Pasar Monopolistik
Contoh Produk

makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua
produknya sama , tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus,
misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

3. Pasar Monopsoni

a. Pengertian

Pasar monopsoni adalah pasar yang dikuasai satu pembeli, apabila perusahaan itu bukan sebagai
penjual tetapi sebagai pembeli tunggal. Contoh : pabrik susu Nestle.

b. Ciri-ciri pasar monopsoni

+ Hanya ada satu pembeli
+ Pembeli bukan konsumen tapi pedagang/produsen
+ Barang yang dijual merupakan bahan mentah
+ Harga sangat ditentukan pembeli

c. Kebaikan dan keburukan pasar monopsoni

+Kebaikan
- Kualitas produk lebih terpelihara
- Penjual akan hemat dalam biaya produksi

+Keburukan
- Pembeli bisa seenaknya menekan penjual
- Produk yang tidak sesuai keinginan pembeli tidak akan dibeli dan bisa terbuang

d. Contoh Pasar Monopsoni
Contoh Produk
pabrik susu Nestle.
Contoh yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli
alat-alat kereta api.

4. Pasar Oligopoli

a. Pengertian
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau
beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pangsa pasar terbesar (price leader).

b. Ciri-ciri pasar oligopoli
+Terdapat beberapa penjual
+Barang yang dijual homogen atau beda corak
+Sulit dimasuki perusahaan baru
+Membutuhkan peran iklan
+Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
+Harga jual tidak mudah berubah

c. Macam-macam pasar oligopoli

+ Oligopoli murni : menjual barang yang homogen.
Contoh : pasar semen
+ Oligopoli diferensial : menjual barang yang berbeda corak.
Contoh : pasar mobil, pasar sepeda motor

d. Kebaikan dan keburukan pasar oligopoli

+Kebaikan :
-Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
-Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
-Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual
-Adanya penerapan teknologi baru

+Keburukan :
-Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
-Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
-Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat
bersaing kurang
-Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
-Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
-Bisa berkembang ke arah monopoli

e. Usaha pemerintah mengatasi keburukan
1. Mengeluarkan Undang-Undang anti trust
2.Memberi kemudahan bagi perusahaan baru untuk masuk pasar

f. Contoh Pasar Oligopoli
Contoh Produk industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat

5. Pasar Oligopsoni

a. Pengertian

Pasar oligopsoni adalah kondisi pasar dimana terdapat beberapa pembeli, masing-masing pembeli
memiliki peranan cukup besar untuk mempengaruhi harga. Atau dikatakan pasar yang dikuasai oleh
beberapa pembeli.

b. Ciri-ciri pasar oligopsoni
+Terdapat beberapa pembeli
+Pembeli bukan konsumen tapi pedagang/produsen
+Barang yang dijual merupakan bahan mentah
+Harga cenderung stabil

c. Kebaikan dan keburukan pasar oligopsoni

+Kebaikan :
-Penjual lebih beruntung karena bisa pindah ke pembeli lain
-Pembeli tidak bisa seenaknya menekan penjual

+Keburukan :
-Bisa berkembang menjadi pasar monopsoni bila antar pembeli bekerja sama
-Kualitas barang kurang terpelihara
d. Contoh Pasar Oligopsoni
Ada beberapa contoh Pasar Oligopsoni, diantaranya sebagai berikut:
a) Telkom
b) Indosat
c) Mobile-8
d) Eexcelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli infrastruktus telekomunikasi seluler
e) Para pemeras susu disuatu desa yang hanya terdapat beberapa pembeli. Karena sedikitnya jumlah
pembeli, sehingga harga dapat dikendalikan oleh si pembeli.
f) Pasar tembakau
g) Cengkeh
h) Pabik rokok


PROPOSAL STUDI KELAYAKAN USAHA MEDIKA HOME CARE
BAB I
PENDAHULUAN

1.5 DASAR GAGASAN MEMBUKA USAHA BARU

Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hasil proyeksi dinas
Kependudukan menunukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun
mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 273,1 juta jiwa ditahun
2025.
Salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah persebaran penduduknya yang tidak merata. Banyak dari
penduduk Indonesia tinggal di wilayah pulau Jawa. Hal tersebut juga berpengaruh dengan tingkat
perekonomian penduduknya.
Kota Yogyakarta memiliki tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 0,72 % dari tahun ke tahun. Selain itu,
dengan luas terkecil di tingkat pripinsi se-pulau Jawa, Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk terbesar
ke-3 setelah Jakarta dan Jawa Barat yaitu 13.687/km2.(BPS Indonesia, 2004)
Sebuah wilayah dengan penduduk yang padat memiliki berbagai aspek penting dalam kehidupannya.
Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia hal ini tercermin dari
banyaknya jumlah penderita yang datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan
perawatan, mereka datang dari berbagai golongan yang berbeda, mulai dari golongan ekonomi kelas
tingi hingga ekonomi kelas bawah. Sebagaimana pencanangan Gerakan Pembangunan Berwawasan
Kesehatan pada 1 Maret 1999 oleh presiden RI, yang salah satu strateginya adalah Pembangunan
Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010 dan diperkuat oleh perubahan amandemen
UUD 1945, tap MPR No.3 th 2000 dan Tap MPR No. VI th 2002, membuktikan kuatnya kepedulian
pemerintah akan arti pentingnya sebuah bangsa yang sehat.
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat
dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program
kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun
2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 %
mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan
pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional.
Dengan banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service
yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu
ditanggung oleh masyarakat biasa. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya
perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di RS) menjadi
semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang
harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal perawatan.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian
dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah
memberikan pelayanan keperawatan yang holistik (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan kultural kepada
individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic
ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan di rumah atau lebih dikenal
dengan istilah home health care.
Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendirian dan pembangunan jasa pelayanan
kesehatan berupa perawatan kunjungan (visiting nurse) Medika Home Care mampu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan paripurnanya perawatan kesehatannya. Selain itu hal ini akan sangat
menguntungkan masyarakat karena lebih efektif, efisien, dan terjamin karena di kelola dan dijalankan
oleh tenaga-renaga professional.
Home care dilatarbelakangi, salah satunya, oleh permintaan keluarga penderita yang diharuskan
opname, namun tempat di rawat inap penuh, sementara untuk ke RSU merasa keberatan dalam hal
biaya.
Adakalanya, kami melakukan home care bagi penderita kasus terminal, yakni kondisi penyakit yang
dianggap tidak punya harapan lagi (dari sisi medis) dan tidak diterima di RS manapun, kami siap
menerimanya.

1.6 NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN

Nama : Medika Home Care
Alamat : Jalan Bantul No.44, Bantul, Yogyakarta, kode pos : 55661

1.7 BIDANG USAHA

Medika Home Care merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan . Secara
khusus, peroyek ini melayani perawatan paripurna paska hospitalisasi.

1.8 BENTUK PERUSAHAAN

Medika Home Care merupakan suatu perusahaan berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang didirikan
oleh 3 orang ahli yaitu :
1). Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.
2). Etik Nurjanah, S.Kep.,Ns..
3). Hari Sutrisno, M.Kes.
sebagai persero aktif dan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit di wilayah kabupaten Bantul,
diantaranya :
1). RSUD Panembahan Senopati
2). RS PKU Muhammadiyah Bantul
3). RS Hidayatullah.
Pendirirannya dilengkapi dengan akta otentik sebagai akta pendirian yang dibuat dihadapan notaris
Ardhiansyah, S.H. Bentuk PT dipilih karena memiliki landasan hukum yang jelas, seperti yang diatur
dalam UU No.40 tahun 2007, lebih aman bagi pemilik modal karena pemimpin dapat diganti sewaktu-
waktu melalui rapat dan keputusan bersama, mudah mendapatkan modal, kelangsungan hdup
perusahaan lebih terjamin, efisiensi pengelolaan sumber dana.

BAB II
PROYEK YANG DIUSULKAN


2.1. PROYEK YANG DIUSULKAN

a. Sifat Infestasi
Atas inisiatif dan analisis peluang yang diambil, Yayasan Medistra membangun Medica Home Care.
Home care tersebut menjadi yang pertama di wilayah Kabupaten Bantul.

b. Jenis Produk
Produk Utama
Medica Home Care melayani jasa pelayanan kesehatan yang meliputi :
Post hospital care
- Wound care
Rehabilitation care
- Terapi fisik
- Terapi okupasi
- Terapi gerak untuk pasien orthopedi
Specific medical condition
Maternity, newborn, and pediatric care
- Kehamilan/ pre natal
- Kehamilan beresiko : DM, hipertensi, ketergantungan obat, AIDS
- Ibu baru (primi gravida)
- Bayi : kelahiran dengan trauma, premature
- Post partum : perawatan luka section secarea, perineum
- Anak-anak
Private care
Gerontic case management
Educational program
Produk Sampingan
Selain menyediakan jasa pelayanan kesehatan Medika Home Care juga menerima pesanan berupa
menu diit khusus bagi beberapa penderita penyakit tertentu :
Menu diit diabetes
Menu diit hipertensi
Dll.


2.2. ASPEK TEKNIS

a. Sifat Proyek
Medika Home care merupakan institusi swasta yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa
home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui
pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta tentu tidak berorientasi not for
profit services. Namun sebagai usaha pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan
masyarakat, Medika Home Care sekaligus menjadi lembaga sosial dalam educational program karena
menjalin kerjasama dengan LSM kesehatan.

b. Jenis Usaha dan Kapasitas Pelayanan
Usaha Medika Home care ini bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan yang melayani wilayah
kabupaten Bantul dan sekitarnya serta tidak menutup kemungkinan meluas di sekitar wilayah
Yogyakarta. Dalam melakuakan pelayann kesehatan, Medika Home Care mampu melayani kurang lebih
25 pasien perhari baik di wilayah propinsi Yogyakarta maupun sekitarnya.


c. Lokasi
Berdasarkan analisis yang telah dibuat dengan mempertimbangkan letak yang startegis, Medika Home
Care yang bertempat di Jalan Bantul No.44 Bantul Yogyakarta. Pemilihan tempat tersebut tidak lain
adalah untuk memudahkan paramedis pelaksana dalam menjangkau lokasi pelayanan dengan cepat,
serta membantu promosi pada masyarakat untuk mengenal Medika Home Care.

d. Bangunan
Medika Home Care berdiri di atas sebidang tanan seluas 12 x 9 m2 dengan ukuran bangunannya 15 x 12
m dan terdiri dari 2 lantai. Lantai 2 merupakan ruang-ruang manajemen dan administrasi. Ruang tamu,
ruang rapat, dan dapur berada di lantai 1. Sedangkan basement digunakan untuk gudang penyimpanan,
garasi, serta parkir.

e. Mesin dan Peralatan Kesehatan/ Non Kesehatan
Peralatan kesehatan :
Tas/ nursing kit
Pemeriksaan fisik
Set perawatan luka
Set emergency
Set pemasangan selang lambung
Set huknah
Set memandikan
Set pengambilan preparat
Set pemeriksaan lab. sederhana
Set infus/ injeksi
Sterilisator
Pot/ urinal
Tiang infuse
Tempat tidur khusus orang sakit
Pengisap lender
Perlengkapan oxygen
Kursi roda
Tongkat/ tripot
Perlak/ alat tenun
Alat habis pakai
o Obat emergency
o Perawatan luka
o Suntik/ pengamian darah
o Untuk infuse
o Pemasagan selang lambung
o Huknah, selang lambung, kateter
o Sarung tangan, masker
o Dll
Peralatan non kesehatan :
Property
Telepon kantor, telepon selular bagi perawat pelaksana, komputer, printer, meja, kursi alamari dokumen
peralatan memasak, mesin pompa air
Alat transportasi
Mobil ambulance, sepeda motor
dll
Mesin
Set peralatan perawatan luka

f. Lay Out Proses Pelayanan
Mekanisme pelayanan
1). Proses penerimaan kasus
a). Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b). Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
c). Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
2). Proses pelayanan home care
a). Persiapan
- Pastikan identitas pasien
- Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
- Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
- Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
- Siapkan file asuhan keperawatan
- Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b). Pelaksanaan
- Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
- Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
- Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
- Membuat rencana pelayanan
- Lakukan perawatan langsung
- Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
- Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
- Dokumentasikan kegiatan
c). Monitoring dan evaluasi
- Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
- Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
- Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
d). Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
- Tercapai sesuai tujuan
- Kondisi pasien stabil
- Program rehabilitasi tercapai secara maximal
- Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
- Pasien di rujuk
- Pasien menolak pelayanan lanjutan
- Pasien meninggal dunia

Manajemen kasus
1). Melakukan seleksi kasus
a). Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal )
b). Cidera tulang belakang cidera kepala
c). Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat
d). Stroke
e). Amputasi
f). Ketergantungan obat
g). Luka kronis
h). Disfungsi kandung kemih
i). Rehabilitasi medik
j). Nutrisi melalui infuse
k). Post partum dan masalah reproduksi
l). Psikiatri
m). Kekerasan dalam rumah tangga.
2). Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.
a. Kondii fisik
b. Kondisi psikologis
c. Status sosial ekonomi
d. Pola prilaku pasien
e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
3). Membuat perencanaan pelayanan
a. Membuat rencana kunjungan
b. Membuat rencana tindakan
c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.
4). Melakukan koordinasi pelayanan
a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia
b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan
c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
d. Melakukan rujukan pasien
5). Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.
a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak )
c. Mengevaluasi proses manajemen kasus
d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Riayat kesehatan
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Spiritual
d. Pemeriksaan fisik
e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari
f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
3. Perencanaan keperawatan
a. Penentuan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menyusun rencana secara komprehensif.
4. Implementasi
a. Manajemen perawatan luka
b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
c. Gangguan eleminasi
d. Gangguan Nuri
e. Kegiatan rehabilitasi
f. Pelaksanaan pengobatan
g. Tindakan Kolaborasi

5. Evaluasi
a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.

Pencatanan dan Pelaporan home care
Pencatatan Manajemen kasus
a. Persetujuan pasien
b. Jadwal kunjungan
c. Lembar pengobatan
d. Tindakan tim
e. Rujukan kasus
f. Penghentian perawatan
Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
b. Perencanaan asuhan
c. Evaluasi asuhan
Alur Pelaporan
a. Home Care
b. Dinkes Kab.
c. Dinkes Prov
d. Depkes
Materi laporan
a. Jumlah pasien
b. Jenis penyakit
c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus
d. Jumlah pasien dapat pengobatan
e. Jumlah pasien yang dirujuk
f. Jumlah pasien yang meninggal
g. Penyebab kematian
h. Tingkat keberhasilan /kemandirian pasien
i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan

g. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Medika Home Care merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayaan kesehatan. Oleh karena
itu segi teknis lebih diutamakan, diantaranya adalah keterampilan dan pengetahuan para tim medisnya.
Selain itu pelaksanaannya didukung oleh alat dan bahan-bahan kesehatan (misal kapas, betadine,
alcohol, gel, obat-obatan, dan lain-lain.

h. Tenaga Kerja
Tenaga kerja Medika Home care terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
Tenaga Medis
Terdiri dari :
Dokter umum : 1 orang
Melakukan pemantauan kesehatan klien secara tidak langsung serta memberikan resep obat.
Ahli gizi : 1 orang
Membuat dan mengelola diit serta menyusun menu klien sesuai dengan kebutuhan
Perawat pelaksana : 5 orang
o Manajer kasus (1 orang)
Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
o Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan perawatan
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
h. Membimbing semua anggota keluarga klien dalam pemeliharaan kesehatan.
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
Tenaga Administrasi
Terdiri dari :
Receptionist : 1 orang
Melakukan registrasi klien yang masuk
Bagian keuangan : 1 orang
Melakukan audit keuangan perusahaan, dari pembayaran klien, merancang anggaran belanja
perusahaan, dan lain-lain
Pengelola pembukuan : 1 orang
Melakukan audit data registrasi klien serta pengelolaan data medis klien
Tenaga Bantuan
Terdiri dari :
Sopir ambulance : 1 orang
Mengantar jemput perawat ke lokasi klien maupun mengantar klien ke rumah sakit jika ada indikasi/
harus dilakukan perawatan/ cek medis di rumah sakit.
Juru masak : 1 orang
Belanja dan memasak semua menu diit yang telah dibuat oleh ahli gizi sesuai dengan jumlah dan takaran
yang telah ditentukan.


2.3. ASPEK PEMASARAN

a. Peluang Pasar
Masih sedikitnya inastansi pelayanan kesehatan berupa home care di daerah Yogyakarta, membuat
pendirian Medika Home Care ini menjadi prospek usaha yang cemerlang dan mampu berkembang di
ranah instansi kesehatan. Apalagi Medika Home Care ini akan menjadi home care pertama di wilayah
kabupaten Bantul. Selain itu pengobatan dan perawatan ke rumah sakit akan membutuhkan biaya yang
cukup besar karena biaya-biaya lain di luar biaya perawatan (biaya menginap, biaya transportasi, dan
lain-lain), serta akan menyita waktu yang tidak sedikit bagi keluarga yang menunggunya.
Terkadang rumah sakit tidak mampu menampung pasien yang harus dirawat inap (opname) karena
jumlah bangsalnya yang sudah terisi penuh. Terlepas dari hal itu, tindakan perawatan yang dilakukan di
rumah sakit menjadi suatu trauma psikologis tersendiri bagi pasien. Suasana rumah sakit yang tidak
kondusif untuk pengobatan dan perawatan juga akan menggangu proses penyembuhan pasien. Berbeda
dengan perawatan yang dilakuakan di rumah pasien.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena
telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan
memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan
di rumah atau home care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
Medika Home Care yang berkantor di wilayah kabupaten Bantul menjadikan pasien-pasien yang dirawat
di rumah sakit Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah, dan RS Hidayatullah sebagai daerah
pemasarannya secara khusus, serta seluruh masyarakat di wilayah propinsi Yogyakarta secara
umumnya. Namun tidak menutup kemungkinan Medika Home Care juga melayani customer-costumer di
wilayah sekitar Yogyakarta, misalnya Purworejo, Magelang, Klaten, dan lain-lain.

c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
Sasaran yang dipilih Medika Home Care dalam menawarkan jasa diantaranya :
o Klien yang jauh dari pos pelayaan kesehatan
o Klien dengan kasus penyakit terminal yang memerlukan pendampingan (misal pasca stroke, sakit
kronis, dll) dimana sudah tidak memerlukan tindakan medis yang rumit
o Klien dengan indokasi perawatan luka (post op, luka ulkus, luka tekan, luka dekubitus, dll)
o Klien dengan bayi baru lahir
o Klien dengan kebutuhan terapi khusus







d. Volume dan Tarif Pelayanan

Daftar Tarif Jasa Perawatan
No. Tindakan Tarif 1 X Tindakan
1 Rawat luka 45.000 60.000
2 Nebulizier 35.0000
3 Angkat jahitan 45.000
4 Penanganan nyeri 50.000
5 Pemantauan KKP 50.000
6 Pemantauan Hipertensi 35.000
7 Pemantauan CVA 50.000
8 Pemantauan DM 30.000 50.000

Rincian biaya Perawatan
Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat
Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport
H2O2 1 btl Pinset cirurgie
Na Cl 1 fls Gunting verban
Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi
Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen
Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-
Rp 30.000,- Rp 50.000,-
Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-

Daftar sewa alat
No Alat Tarif
1 Set rawat luka 30.000 40.000
2 Nebulizier 40.000
3 Set angkat jahitan 35.000
4 Set hipertensi 10.000 20.000
5 Set oksigen + isi 1 m3 60.000
6 Set DM 20.000 30.000

Daftar Tarif Transport
No Transport Tarif
1 Dalam kota Yogyakatra 5.000 25.000
2 Luar Kota Yogyakarta 30.000/km

Daftar Tarif Menu
No Jenis Tarif
1 Diit Diabetes 30.000/ hari
2 Diit Hipertensi 27.000/ hari

e. Persaingan dan Strategi Bersaing
Home care di wilayah Yogyakarta masih dapat dihitung dengan jari dan belum banyak jumlahnya.
Bahkan di wilayah kabupaten Bantul sendiri pembanguna Medika Home Care akan menjadi pelopor dan
yang pertama. Oleh karena itu Medika Home Care tidak mengalami permas;ahan yang mendalam dalam
hal bersaing dengan home care lain. Namun, banyaknya rumah sakir, rumah bersalin, maupun klinik
akan menjadi pesaing tersendiri karena masyarakat belum mengenal istilah maupun kinerja dari sebuah
home care. Masyarakat masih beranggapan bahwa prosedur pengobatan dan perawatan sepenuhnya
dilakukan dari, oleh, dan di rumah sakit. Untuk itu Medika Home care berusaha untuk mempromosikan
pelayanannya dan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi kesehatan dari tingkat Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) hingga puskesmas-puskesmas di wilayah Yogyakarta.
Dalam hal biaya untuk 1 kali perawatan, tarif yang dikeluarkan oleh home care cenderung sedikit lebih
mahal dengan biaya perawatan ketika di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Hal ini terjadi karena tim
medis home care harus mendatangi lokasi klien yang menyebabkan waktu, tenaga, dan biaya yang relatif
tidak sedikit. Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care, maka Medika Home Care
senantiasa mengutamakan pelayanan sebagai berikut :
Kemudahan
Meliputi kemudahan untuk dihubungi, mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
Selalu tepat janji
Sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care
swasta.
Sesuai standar yang ditetapkan
Hal ini merupakan ciri professional, baik dalam melaksanakan tindakan, kualitas tenaga ahli, maupun
manajemen perusahaan.

Responsif
Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan, dan harapan klien.
Relasi
Mengembangkan hubungan kerjasana secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.

f. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
Usaha Medika Home Care ini secara khusus melayani pasien yang membutuhkan pelayanan home care
dari RSUD Panembahan Senopati, RS PKU Muh. Bantul, dan RS Hidayatullah. Namun secara umum
juga melayani klien di wilayah Yogyakarta, baik yang rujukan dari rumah sakit maupun pribadi.
Kerjasama dengan beberapa rumah sakit yang semakin meluas dan didukung promo melalui situs
internet yang bias diakses oleh semua orang, bukan tidak mungkin usaha Medika Home Care akan dilirik
oleh investor dari luar daerah untuk menanamkan modal dan mengembangkan usaha di kota-kota lain.

g. Pangsa Pasar
Pangsa pasar selisih antara jumlah barang/ jasa yang diminta dengan jumlah barang/ jasa yang
ditawarkan. Home care merupakan usaha yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Jumlah pasien
yang memerlukan perawatan di rumah sakit secara kontinyu sangatlah banyak, namun perawatan itu
terbentur oleh banyak hal, misalnya tempat yang jauh dari rumah sakit, minimnya jumlah bangsal, dan
terbatasnya perawat di rukah sakit. Disisi lain masih belum banyak usaha home care yang didirikan,
bahkan di Bantul sendiri belum ada satupun. Sehingga pendirian Medika Home Care ini sangatlah
membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Medika Home Care memberikan penawaran
rata-rata sebanyak 20 pasien per harinya, hal ini mungkin sebenarnya jauh dari permintaan masyarakat
di wilayah Yogyakarta.

2.4. ASPEK MANAJEMEN

a. Kepemilikan
Usaha pelayanan kesehatan Medika Home care ini dimiliki oleh persero aktif dan pasif, yaitu :
a). Persero aktif
1). Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.
2). Etik Nurjanah, S.Kep.,Ns..
3). Hari Sutrisno, M.Kes.
b). Persero pasif
1). RSUD Panembahan Senopati
2). RS PKU Muhammadiyah Bantul
3). RS Hidayatullah.

b. Struktur Organisasi







c. Tim Manajemen











d. Tenaga Kerja/ Karyawan
Tenaga kerja Medika Home care terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
Direktur
Tenaga Medis
Terdiri dari :
Dokter umum : 1 orang
Ahli gizi : 1 orang
Perawat pelaksana : 5 orang
o Manajer kasus (1 orang)
o Perawat Pelaksana (5 orang)
Tenaga Administrasi
Terdiri dari :
Receptionist : 1 orang
Bagian keuangan : 1 orang
Pengelola pembukuan : 1 orang
Tenaga Bantuan
Terdiri dari :
Sopir ambulance : 1 orang
Juru masak : 1 orang
2.5. ASPEK KEUANGAN

a. Kebutuhan Dana
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Medika Home Care dialokasikan untuk :
Bangunan :
Tanah seluas 108 m2
Bedung berlantai 2
Property kantor
Teknis
Mobil ambulance : 1 unit
Motor : 2 unit
Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor
Medis :
Peralatan Kesehatan
Bahan baku perawatan kesehatan
Perpajakan :
Pajak Listrik (per bulan)
Pajak Telepon dan Internet (perbulan)
Pajak kendaraan bermotor (per tahun)
Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun)
Mengurus perijinan
Gaji pegawai

b. Sumber Dana
Untuk membangun Medika Home Care, sumber dana yang dibutuhkan diperoleh dari :
Pemilik PT
Hari Sutrisno, M.Kes. sebesar Rp. 75.000.000,-
Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 40.000.000,-
Etik Nurjanah, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 45.000.000,-
RSUD Penembahan Senopati sebesar Rp. 20.000.000,-
RS PKU Muh. Bantul sebesar Rp. 20.000.000,-
RS Hidayatullah sebesar Rp. 20.000.000,-
Kredit
Bank Mandiri Bantul sebesar Rp. 50.000.000,-
JUMLAH = Rp. 270.000.000,-


c. Prediksi Pendapatan
Target pendapatan/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x 30 hari
= (Rp.1.875.000,-) x 30 hari
= Rp. 56.250.000,-

d. Prediksi Biaya
Bangunan :
Tanah seluas 180 m2 = Rp. 24.480.000,-
Gedung berlantai 2 = Rp. 50.000.000,-
Property kantor = Rp. 17.500.000,-
Teknis :
Mobil ambulance : 1 unit = Rp. 60.000.000,-
Motor : 2 unit = Rp. 22.000.000,-
Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor = Rp. 2.500.000,-
Medis :
Peralatan Kesehatan = Rp. 10.000.000,-
Bahan baku perawatan kesehatan = Rp. 1.000.000,-
Perpajakan :
Pajak Listrik (per bulan) = Rp. 500.000,-
Pajak Telepon dan Internet (perbulan) = Rp. 1.000.000,-
Pajak kendaraan bermotor (per tahun) = Rp. 1.000.000,-
Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun) = Rp. 500.000,-
Mengurus perijinan = Rp. 3.000.000
Gaji pegawai (bulan pertama): = Rp. 30.350.000,-
Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
Biaya tak terduga : 10% x Rp. 234.830.000,- = Rp. 24.483.000,-
TOTAL BIAYA = = Rp. 269.313.000,-

e. Prediksi Rugi Laba
Target/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x 30 hari
(Rp.1.875.000,-) x 30 hari = Rp. 56.250.000,-
Gaji pegawai/ bulan :
Direktur = Rp. 4.000.000,-
Manager Administrasi = Rp. 3.500.000,-
Manager Pelayanan = Rp. 3.500.000,-
5 Perawat = Rp. 12.500.000,-
Dokter = Rp 2.500.000,-
Ahli gizi = Rp. 2.500.000,-
Supir = Rp 1.0000.000,-
Juru masak = Rp 850.000,-
Jumlah gaji per bulan = Rp. 30.350.000,-
Pajak telepon dan listrik = Rp 1.500.000,-

JUMLAH LABA / bulan = Rp. 24.450.000,-

f. Kriteria Investasi
Medika Home Care merupakan suatu usaha dibidang jasa pelayanan kesehatan. Infestasi
perusahaannya pun tidak begitu banyak, misalnya mobil ambulance, motor, alat kesehatan, dan lain-lain.
Alat-alat kesehatan yang digunakan tidak terlalu mahal harganya. Sedangkan untuk kendaraan maupun
property lain misalnya telepon dan komputer memiliki masa guna yang panjang (long life), sehingga
untuk pengadaan kembalinya sangat memungkinkan tidak mengalami low benefit.

BAB III
KESIMPULAN

Usaha pelayanan kesehatan berupa home care masih sangat sedikit dan belum banyak dikembangakan
di Indonesia maupun di wilayah Yogyakarta pada khususnya. Banyak rumah sakit yang masih belum
menyediakan pelayanan home care bagi para pasiennya. Di wilayah kabupaten Bantul sendiri bahkan
semua rumah sakitnya belum menyeduakan pelayanan home care. Hal ini menjadi peluang yang besar
karena Medika Home Care bekerja sama dengan rumah sakit di Bantul dan Yogyakarta. Dengan promo
yang luas dan servis yang memuakan serta menjalin kerjasama dengan banyak rumah sakit, bukan tidak
mungkin Medika Home Care akan berkembang menjadi proyek besar dan bahkan membuka cabang di
kota-kota lain. Banyaknya pasien dengan kasus-kasus terminal yang tidak memungkinkan untuk
dilakukannya perawatan secara kontinyu di rumah sakit karena ketebatasan ruangan unruk menampung
pasien membuat usaha Medika Home Care layak untuk didirikan , terutama di wilayah Bantul
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai