Sumber : https://jickribsykes.wordpress.com/2014/01/02/bisnis-internasional-kekuatan-
sosiokultural-kekuatan-politik-dan-kekuatan-hukum/
Sumber : https://jickribsykes.wordpress.com/2014/01/02/bisnis-internasional-kekuatan-
sosiokultural-kekuatan-politik-dan-kekuatan-hukum/
4. Mengapa bisnis takut dengan perubahan yang tiba-tiba dalam kebijakan pemerintah?
Jawaban :
Karena jika kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah akan membawa dampak
terhadap kinerja perusahaan. Dampaknya seperti : Ancaman buat pemain yang satu bisa
jadi merupakan peluang bagi pemain lainnya. Bagi perusahaan, langkah pertama tentu
saja melakukan pemantauan terus menerus. Penting untuk di cermati, bahwa jarang sekali
ada kebijakan yang dikeluarkan secara mendadak tanpa adanya sinyal-sinyal atau berita-
berita yang mendahuluinya. Sebelum sebuah peraturan disahkan menjadi UU, pihak
pemerintah akan mengeluarkan RUU terlebih dahulu. Perusahaan yang proaktif tentu
akan mencurahkan waktu dan energi untuk mempelajari dampak RUU tersebut terhadap
dirinya di masa depan. Selain itu, biasanya terdapat tren yang bisa diamati. Belakangan
ini, misalnya, yang mencuat adalah tren deregulasi. Perusahaan yang masih memegang
kekuasaan monopoli tentunya sudah bisa bersiap-siap mulai sekarang. Globalisasi juga
membuat pemerintah perlahan-lahan harus membuka pasar domestiknya dan kebijakan-
kebijakan yang mendukung hal tersebut pasti akan dikeluarkan satu demi satu.
Sumber : http://wiekepuspadevi.blogspot.co.id/2015/10/topik-pengaruh-kebijakan-
pemerintah.html
5. Bagaimana pertikaian antara suku mempengaruhi bisnis?
Jawaban :
Keberagaman suku bangsa merupakan kenyataan bangsa kita. Kalau kita tidak
menghormati suku bangsa sendiri, kita tidak akan menjadi bangsa yang kuat. Kita tidak
boleh hanya membanggakan suku bangsa sendiri dan merendahkan suku bangsa lain.
Kalai kita tidak menghormasti keanekaragaman suku bangsa, tidak akan tercipta
kedamaia dalam hidup bersama. Hal ini akan mempengaruhi dalam bisnis. Contoh :
china dengan jawa, yang menyebabkan :
Tidak terjadinya perubahan pola kultur etnis Cina ke dalam penduduk pribumi,
sehingga perasan senasip orang-orang Cina terhadap komunitasnya sangat tinggi.
Prasangka negatif bahwa etnis Jawa itu malas, bodoh, tidak dapat memanfaatkan
kesempatan dan sebagainya. Sebaliknya prasangka negatif yang terjadi pada etnis
Cina oleh Jawa bahwa orang Cina ialah etnis yang mau untung sendiri tanpa
melihat halal dan haram.
Adanya perbedaan agama dan kesenjangan ekonomi antara pribumi dan etnis
Cina. Kesenjangan ini terjadi karena adanya suatu perbedaan akses terhadap
sumber daya ekonomi.
Sumber : http://historycomunity.blogspot.co.id/2009/04/pengaruh-persaingan-bisnis-
dan.html
Sumber : https://informazone.com/hambatan-perdagangan-internasional/
14. Misalkan sebuah negara melakukan negoisasi sebuah kesepakatan dengan mitra
dagangnya melalui pembatasan ekspor suka rela. Dampak apa yang dapat diharapkan dari
implementasi VER ini?
Jawaban :
Tindakan untuk membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada yang
diakukan secara sukarela yang disebut sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary
Export Restriction = VER). VER adalah kesepakatan antara negara pengekspor untuk
membatasi jumlah barang yang dijualnya ke negara pengimpor.
VER mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya
menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun
belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis
sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena
itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor
dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya
apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh
pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.
sumber : http://gioakram13.blogspot.co.id/2013/04/pengaruh-perdagangan-
internasional.html
15. “Pekerja dibayar 20 dolar per jam di Amerika Serikat akan tetapi hanya 4 dolar di
Taiwan. Tentu saja, kami tidak bisa bersaing. Kita harus melindungi pekerjaan di negara
kita dari pekerja asing yang murah.” Apa permasalahan-permasalahan yang mungkin
terjadi dari pernyataan ini?
Jawaban :
1. Masuknya Tenaga Kerja Asing Adalah Salah Satu Konsekuensi Dari Globalisasi
Bisnis : Tenaga Kerja Asing yang bekerja pada perusahaan asing atau nasional
dengan mendapat status khusus biasanya disebut “ekspatriat” (Expatriate). Istilah ini
banyak digunakan oleh perusahaan, konsultan, penulis, dan bahkan oleh para pekerja
asing itu sendiri. Istilah ini tak hanya populer di kalangan perusahaan asing di
Indonesia, tetapi juga di negara lain.
2. Krisis Moneter 1998 dan Dampaknya TERHADAP tenaga kerja asing.
3. Pendapat tenaga kerja Indonesia Mengenai Kehadiran Tenaga Kerja Asing di Sektor
Swasta : Menjelang dan selama Krisis Moneter berlangsung, masalah
“membanjirnya” TKA di Indonesia dalam jumlah sedemikian besar telah
menimbulkan bermacam reaksi dari orang Indonesia, baik yang sudah bekerja, masih
kuliah dan masyarakat biasa. Banyak orang Indonesia yang merasa khawatir dengan
segala keterbukaan tersebut.
Sumber : https://achmadruky.com/430/permasalahan-tenaga-kerja-asing-di-indonesia/
16. Apa dua klasifikasi umum pajak impor. Hambatan tarif dan nontarif.
a. Deskripsikan berbagai jenis hambatan tarif.
b. Apa saja yang termasuk hambatan nontarif?
Jawaban :
a. 1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase
dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif
ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.
b. 1. Pembatasan spesifik
2. Peraturan bea cukai
3. Partisipasi pemerintah
4. Import charges
Sumber : http://bunda-bisa.blogspot.co.id/2013/03/kebijakan-impor-hambatan-tarif-
hambatan.html