2.1 Pengertian Production and Inventory Planning and Control (PIPC)
Bidang perencanaan dan pengawasan produksi (atau operasi) dan persediaan 2.2 Perencanaan Agregat dan Schedulimg Induk Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan-peramalan (forecasts) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksi pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau jasa-jasa perusahaan. Tetapi hamper semua perusahaan tidak dapat selalu menyesuaikan tingkat produksi mereka dengan perubahan permintaan nyata. Oleh karena itu, perusahaan mengembangkan rencana-rencana rasional yang menunjukkan bagaimana mereka akan memberikan tanggapan terhadap pasar. Ini merupakan tugas perencanaan agregat dan scheduling induk. Perencanaan agregat bersangkutan dengan cara kapasitas organisasi digunakan untuk memberikan tanggapan terhadap permintaan yang diperkirakan. Perencanaan agregat adalah proses perencanaan kapasitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu (biasanya 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian variable-variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variable-variabel yang dapat dikendalikan biayanya. Digunakan istilah Agregat adalah karena ramalan-ramalan permintaan akan berbagai barang atau jasa individual digabungkan menjadi unit-unit yang homogeny. Prencanaan agregat mencerminkan strategi perusahaan dalam hal pelayanan kepada langganan, tingkat persediaan, tingkat produksi, jumlah karyawan, dan lain-lain. Perencanaan agregat adalah suatu langkah pendahuluan untuk perencanaan kebutuhan kapasitas yang lebih terperinci. Perencanaan ini merupakan salah satu tanggung jawab personalia departemen PIPC yang paling integrative, karena memerlukan pengetahuan yang menyeluruh tentang tingkat persediaan dan jumlah personalia yang ada sekarang, informasi yang akurat tentang biaya-biaya dan pengetahuan penuh mengenai tujuan-tujuan sistem dan bagian-bagiannya. Beberapa pedoman umum perenacanaan agregat secara ringkas dapat terperinci sebagai berikut: 1. Tentukan kebijaksanaan perusahaan dengan memperhatikan variable-variabel yang dapat dikendalikan 2. Gunakan hasil ramalan yang baik sebagai dasarperencanaan 3. Buat rencana-rencana dalam unit-unit kapasiatas yang tepat 4. Sedpat mungkin peliahara stabilitas karyawan 5. Lakukan pengawasan efektif terhadap persediaan 6. Pelihara fleksibilitas untuk mengahadapi peruahan 7. Tanggapi permintaan dengan suatu cara yang terkendali 8. Evaluasi perencanaan secara teratur Perencanaan agregat merupakan dasar scheduling induk. Skedul produksi induk sebagi hasilnya menyajikan rencana menyeluruh dan lebih detail dengan memerinci rencana produksi masing-masing produk akhir. Proses penyusunan skedul produksi induk dalam perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk persediaan akan berbeda dengan dalam perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk pesanan karena sumber informasi utama tentang permintaan juga berbeda.