2]
[ kunci sukses Jepang meraih pangsa pasar dunia
dikarenakan
oleh :
LEC
GARUT
kualitas produk yang dihasilkan. ]
Bagus Bagja
BAB I
PENDAHULUAN
Amerika Serikat pernah menikmati situasi dimana standar hidupnya
paling tinggi di dunia untuk jangka waktu lebih dari 100 tahun. Mereka
pernah menjadi pelopor dan pemimpin dalam perkembangan factor-faktor
pendorong utama bagi peningkatan standar hidup, yaitu dalam perbaikan
produktivitas, pertumbuhan, dan inovasi. Kemampuan pemanufakturan
Amerika saat itu memberikan basis ekonomi yang memungkinkan mereka
membangun masyakarat yang berstandar hidup terbaik di dunia. Akan tetapi
dominasi Amerika semakin menurun produktivitasnya sehingga kehilangan
pangsa pasarnya, dan beralih ke produktivitas Jepang.Pada saat itu
perusahaan-perusahaan Jepang secara betahap dan terus menerus berusaha
menciptakan infrastruktur sebagai dasar kualitas, yaitu aspek manusia, proses
dan fasilitas.
Di samping itu Jepang juga telah berusaha melakukan perbaikan
seperti mengirimkan tim-tim khusus ke luar negeri untuk mempelajari
pendekatan-pendekatan
yang
dilakukan
perusahaan
asing
dan
Jadi kunci sukses Jepang meraih pangsa pasar dunia dikarenakan oleh
kualitas produk yang dihasilkan.
Aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah adanya
pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas
telah menimbulkan peningkatan besar dalam hal produktivitas, sebenarnya
konsep pembagian tugas tersebut telah menyisihkan konsep lama mengenai
keahlian/keterampilan, di mana individu yang sangat terampil melakukan
semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Manajemen Taylor mengatasi hal ini dengan membuat
perencanaan
tugas
manajemen
dan
tugas
tenaga
kerja.
Untuk
pengguna
memberikan
kepuasaan
pendidikan.
yang
Konsekwensinya
maksimal
kepada
sekolah
pelanggan
harus
sekolah
BAB II
PENERAPAN TQM DI SEKOLAH
A. Definisi TQM
Total Quality Management atau biasa disingkat TQM merupakan
suatu system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha
dan berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni
bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam pesaingan
global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk
menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan
terhadap
kemampuan
manusia,
proses,
dan
lingkungan.
Menurut Ishikawa yang dikutip oleh Pawitra dan dikutip lagi oleh
Ciptono dan Diana (1998 : 4), TQM diartikan sebagai perpaduan antara
fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian
serta kepuasan pelanggan.
defenisi
b. Guru
c. Kurikulum
pembelajaran.
d. Dana,
sarana : Kecukupan
dan prasarana
Partisipasinya
tua,
perguruan
dalam
dalam
pengembangan
pengguna
lulusan,
keefektifan
e. Masyarakat
(orang
dan
tinggi)
eksternal,
yaitu
orang
tua,
pemerintah,
dan
masyarakat.
- Pelanggan tertier, yaitu pemakai/penerima lulusan (perguruan
tinggidan dunia usaha).
Sekolah
Sekolah
(Pelanggan
(Pelanggan
Internal)
Internal)
1
5
Pelanggan
Pelanggan
tertier
tertier
7
Pelanggan
Pelanggan
Sekunder
Sekunder
Jasa
Jasa
Sekolah
Sekolah
8
4
3
Pelanggan
Pelanggan
Primer
Primer
10
pemakai/penerima
lulusan
(perguruan
tinggi,
industri,
kerja,
hubungan
antar
guru/karyawan/pimpinan,
Adapun sifat layanan yang harus diberikan sekolah agar pelanggan (siswa,
orang tua, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat)
puas, menurut Samani dkk. (1999 : 193) ada lima layanan yang harus
diwujudkan agar pelanggan puas, yaitu :
a. Keterpercayaan (reliability). Artinya layanan sesuai dengan yang
dijanjikan, misalnya dalam rapat, brosur dan sebagainya. Layanan
11
semacam itu dapat berlangsung terus menerus dan bukan hanya pada
waktu-waktu tertentu. Beberapa aspek dalam keterpercayaan, antara
lain: kejujuran, aman, tepat waktu, dan ketersediaan.
b. Keterjaminan (assurance). Artinya, sekolah mampu menjamin kualitas
layanan yang diberikan. Beberapa aspek dalam keterjaminan, misalnya
kompetensi guru/staf dan keobyektifan.
c. Penampilan (tangible). Artinya, bagaimana situasi sekolah tampak
baik. Beberapa aspek dalam penampilan,
misalnya kerapian,
tanggap
terhadap
kebutuhan
pelanggan
12
dan
cepat
13
14
BAB III
PENUTUP
15
Referensi :
1. Ross E. Joel,1993, Total Quality Manajement St. Lucie Press.
2. Samani
Direktorat
Pendidikan
Menengah
Umum,
Ditjen
Dikdasmen,
Depdikbud.
3. Tjiptono Fandy & Diana Anastasia, 1998, Total Quality Manajement,
Penerbit Andi Yogyakarta.
16