Anda di halaman 1dari 5

Tawar Menawar Kolektif

A. Pengertian tawar menawar kolektif


Proses tawar menawar kolektif atau yang juga dikenal dengan Collective
Bargaining sebagaimana tercantum didalam instrumen yang ditetapkan oleh ILO
(International Labour Organization), Collective Bargaining merupakan sebuah
aktivitas atau proses yang berujung kepada kesepakatan secara kolektif (collective
agreements). Didalam kaidah hukum ketenagakerjaan nasional Republik Indonesia,
wujud nyata dari terwujudnya Collective Agreements adalah dengan lahirnya
Perjanjian Kerja Bersama yang dihasilkan melalui proses tawar menawar kolektif.
Melalui proses tawar menawar kolektif didapatkan kesepakatan yang sedapat
mungkin mampu menampung berbagai kepentingan, baik itu manajemen atau pemilik
modal dan para pekerjanya.
Kekuatan serikat pekerja berasal dari tindakan kolektif para anggotanya,
sehingga bisa memaksa pihak manajemen perusahaan untul mendengarkan tuntutan
seluruh pekerja ketimbang mendengarkan segelintir karyawan. Tawar menawar
kolektif (collective bargaining) merupakan proses yang dilalui oleh manajemen dan
tenaga kerja untuk menegosiasikan kondisi kerja bagi para pekerja yang terwakilkan
oleh serikat pekerja dan membuat kontrak ketenagakerjaan.
Kinerja dan produktivitas karyawan akan menjadi acuan keberhasilan
manajemen sumber daya manusia dalam membina, mengarahkan, dan memelihara
karyawannya dengan menunjukan hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang tanpa
kekerasan, tanpa paksaan, dan tanpa tekanan dari berbagai pihak. Karena itu,
hubungan yang harmonis harus dijaga dan dipelihara dalam rangka memenuhi seluruh
aspek yang berkepentingan sehingga tercipta posisi tawar, stabilitas, dan produktivitas
karyawan yang dapat meningkatkan kepuasan seluruh yang berkepentingan.
B. Mencapai kesepakatan atas ketentuan kontrak.
Proses tawar-menawar kolektif dimulai ketika serikat pekerja diakui sebagai
negosiator eksklusif bagi para anggota dan pemimpin serikat pekerja bertemu dengan
perwakilan manajemen untuk menyepakati sebuah kontrak. Secara hukum, kedua
belah phak harus duduk Bersama dan bernegosiasi dengan itikad baik.

Tawar Menawar Kolektif- Amelita Ika Sari


Upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar terciptanya produktivitas
karyawan/pegawai dan tercapainya kepuasan seluruh yang berkepentingan terhadap
perusahaan (stakehoders) melalui hubungan karyawan yang harmonis saling
menguntungkan dengan memiliki karyawan yang mempunyai kompetensi dan
komitmen terhadap perusahaan yang tinggi. Dalam hubungan kekaryawanan tak lepas
dari efek dan peran serikat pekerja selaku organisasi karyawan, dimana penilaian
terhadap faktor-faktor yang menghambat dan membantu perubahan di tempat kerja
tidak akan lengkap tanpa mempertimbangkan peran karyawan yang terorganisasi.
Penilaian terhadap efek serikat pekerja atas hasil-hasil penting seperti produktivitas,
daya saing, dan laba disamping juga atas tingkat upah dan angka keluar masuk
karyawan (turn over).
Ketika seseorang menerima pekerjaan, kondisi-kondisi tertentu
pekerjaan(upah, jam kerja, dan jenis pekerjaan) disebutkan dalam kontrak pekerjaan.
Suatu kontrak psikologis juga terdapat antara perusahaan dengan pekerja berisikan
harapan-harapan tidak tertulis pekerja mengenai kondisi-kondisi kerja yang memadai,
kebutuhan-kebutuhan untuk pekerjaan tersebut, serta wujud otoritas yang dimiliki
perusahaan dalam mengarahkan pekerjaan pada pekerja. Harapan-harapan ini
berkaitan dengan keinginan pekerja untuk memuaskan preferensi-preferensi
pribadinya di tempat kerja. Seberapa jauh perusahaan mampu memuaskan
preferensipreferensi ini untuk menentukan tingkat kepuasaan pekerja. Pekerja
menginginkan kompensasi mereka agar wajar dan adil.
C. Serikat Pekerja sebagai pengikat Hubungan Kerja Karyawan
Kebebasan berserikat, termasuk bagian dari HAM. Perlindungan terhadap
pekerja termasuk jaminan hak berserikat, telah lama diperjuangkan oleh ILO.
Hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan karyawan (personnel) selama
memegang jabatan baik struktural, fungsional ataupun sebagai pelaksana operasional
akan dipengaruhi oleh disiplin, kompetensi, dan komitmennya yang dapat
meningkatkan produktivitas kemudian akan mempengaruhi kepuasan seluruh yang
berkepentingan (Stakeholders).
Serikat pekerja menurut Veirthzal Rivai (2004) adalah sistem sosial yang
terbuka yang mengejar tujuan dan sering dipengaruhi oleh lingkungan luar. Dalam
Undang-undang Nomor 21 tahun 2000, Serikat pekerja/serikat buruh adalah

Tawar Menawar Kolektif- Amelita Ika Sari


organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja atau buruh baik di perusahaan
maupun diluar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokrasi, dan
bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.
Serikat pekerja merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk
berpartisipasi dalam perusahaan. Partisipasi ini dapat dilakukan secara langsung atau
melalui sistem perwakilan dalam bentuk serikat pekerja. Karena itu partisipasi
karyawan dalam hubungan kerja juga merupakan perwujudan hak dan kebebasan
karyawan berorganisasi dan mengeluarkan pendapat yang dijamin oleh undang-
undang dan konstitusi.
karakteristik pergerakan serikat pekerja (melalui tawar menawar kolektif)
tidaklah melampaui hak pengusaha untuk mengendalikan dan memiliki perusahaan
dikarenakan kepentingan serikat pekerja adalah memperjuangkan dan melindungi
dirinya (sebagai institusi) dan kesempatan kerja bagi para anggotanya meskipun harus
diakui bahwa terjadi proses erosi dari kemanunggalan seluruh hak yang pada mulanya
ada di tangan pihak manajemen beralih banyak ke tangan pihak serikat pekerja
(Perline, 2000).

Ada tiga isu yang terkait dengan hubungan karyawan, yaitu:

1. Procedural justice: fokus pada keadilan prosedur yang digunakan untuk


membuat keputusan. Prosedur adil sejauh ia konsisten dari orang ke orang dan
waktu ke waktu, bebas dari praduga, berdasarkan informasi akurat, dapat
dikoreksi, dan berdasarkan standar moral dan etika.
2. Due Process: memberikan hak-hak kepada individu seperti keterangan
perlakuan yang dilarang, keterangan keputusan, prosedur tepat waktu, dan lain
sebagainya, namun yang umumnya tidak diaplikasikan ke situasi kerja. Hak
karyawan terhadap due process adalah berdasarkan perjanjian daya transaksi
kolektif, perlindungan legislasi, atau prosedur yang disediakan secara unilater
oleh perusahaan.
3. Keputusan etis tentang perilaku: mengurus tingkat standar moral dari profesi
atau sebuah kelompok.

Tawar Menawar Kolektif- Amelita Ika Sari


Serikat pekerja di berbagai negara, paling sedikit mempunyai tiga fungsi,
yaitu:1) serikat pekerja adalah lembaga yang melakukan perundingan dengan
pengusaha tentang upah dan kondisi kerja; 2) serikat pekerja adalah bagian dari
gerakan sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan para pekerja;
dan 3) serikat pekerja adalah kelompok penekan yang mempengaruhi parlemen,
pemerintah dan administrasi publik.

Tawar Menawar Kolektif- Amelita Ika Sari


Paramarta, Vip. (2016). Pengaruh Hubungan dan Posisi Tawar Menawar Karyawan Kontrak Kerja
terhadap Produktivitas dan Kepuasan Stakeholder. Media Komunika (jurnal komunikasi). Vol
1 (1). 51-62.

Santoso, Hamong dan Indi Djastuti. (2011). PARTISIPASI PEKERJA DALAM SERIKAT PEKERJA. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. Vol 12 (2). 221-238.

Marsaulina Panggabean, Rozelin. (2016). Kajian Implementasi Hubungan Industrial di PT. Primarindo
Asia Infrastructure, Tbk. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 12 (2). 134-150

Ibrahim, Zulkarnain. (2016). Eksistensi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam Upaya Mensejahterakan
Pekerja. Jurnal Media Hukum. Vol 23 (2). 150-161

Rizki Sridadi, Ahmad. (2016). Managerial Prerogative: Konsep Dan Praktik. Jurnal Studi Manajemen
Dan Bisnis. Vol 3 (1). 47-59

J. Ebert, Ronald dan Ricky W. Griffin. 2014. Pengantar Bisnis edisi ke sepuluh. Jakarta: Erlangga.

http://repository.usbypkp.ac.id/id/eprint/280 amelita 7

http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/download/195/182 amelita 8

https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/2353 amelita 9

http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/viewFile/1996/2613 amelita 10

http://repository.unair.ac.id/58385/1/Ahmad%20Rizki%20Sridadi_Karya%20Ilmiah005.pdf
amelita 11

Tawar Menawar Kolektif- Amelita Ika Sari

Anda mungkin juga menyukai