Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU

Makalah

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi

Kelompok 1:
PBS 6 F
AMELIA JASMAN 18 0402 0193
RESMA PUTRI HANDAYANI 18 0402 0203
FITRIA RAMADANI 18 0402 0210
EDI KASMADA 18 0402 0218
FITRI 18 0402 0230
JUNAIDI SAPUTRA 18 0402 0231

Dosen Pengampu : Ahmad Syawal, M.M

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji dan syukur ke hadirat Allah swt atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga makalah
dengan judul Dasar-Dasar Perilaku Individu dapat diselesaikan tepat waktu dan
sesuai dengan harapan.
Salawat dan salam atas junjungan Rasulullah SAW, sahabat dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman. Nabi yang diutus Allah swt. Sebagai uswatun
hasanah bagi seluruh alam semesta.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
menghadapi kesulitan. Namun, dengan ketabahan dan ketekunan yang disertai dengan
doa, bantuan, petunjuk, masukan dan dorongan moril dari berbagai pihak, sehingga
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta masih jauh dari
kesempurnaan.

Palopo, 5 April 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3


A. Pengertian Perilaku Individu ............................................................ 3
B. Dasar-dasar Perilaku Individu .......................................................... 3
C. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Periaku Individu ............ 13

BAB III PENUTUP ................................................................................. 15


A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu organisasi yang terdiri dari beberapa orangyang


memiliki tujuan yang sama dan memiliki aturan serta cara bagaimana untuk mencapai
tujuan tersebut. Di dalam organisasi terdiri dari beberapa posisi tingkatan atau jabatan
dan organisasi adalah sekumpulan individu-individu yang meiliki berbagai macam
karakteristik yang berbeda.

Masing-masing individu tersebut selain mereka memiliki karakteristik yang


berbeda, mereka juga memiiki perbedaan yang mencolok dalam suatu perilaku ketika
dimana individu tersebut melakukan kegiatan di dalam organisasi. Dari karakteristik
dan perilaku serta tingkatan atau jabatan tersebut akan mempengaruhi kinerja suatu
individu dalam melaksanakan tugas untuk pencapaian tujuan yang telah perusahaan
tentukan.

Oleh sebab itu dalam makalah "Perilaku Individu" kita akan membahas
tentang individu itu sendiri serta membahas bagaimana karakteristik dan perilaku
individu di dalam suatu perusahan akan mempengaruhi kinerja atau dalam komitmen
suatu organisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perilaku individu?


2. Apa dasar-dasar perilaku individu?
3. Apa saja variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu?

1
C. Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja perilaku
perilaku dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu individu. Untuk mengetahui dalam
suatu organisasi apakah perilaku individu akan mempengaruhi kinerja individu
tersebut dalam melakukan tugas-tugas dan pencapaian suatu tujuan organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Individu

Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan,kepercayaan


pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalamanmasa lalunya. Ini semuanya adalah
karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya
manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya.

Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai


karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antaranya
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-
tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem
pengendalian dan lain sebagainya. Jikalau karakteristik individu berinteraksi dengan
karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi

Perilaku individu adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dan
lingkungannya.1 Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.

B. Dasar-Dasar Perilaku Individu

Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan


pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada lima variabel tingkat
individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, persepsi, dan
pembelajaran.

1
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi:Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta:Rajawali
pers:2016),hlm 34

3
1. Karakteristik Biografi

Setiap individu memiliki keunikan, yang berbeda antara individu yang


satu dengan yang lainnya, pimpinan organisasi atau masarakat harus
memahami perilaku individu (rekan bekerja, atasan, dan bawahan) agar
mampu beripkir, bersikap dan bertindak dengan tepat di dalam menggerakkan
karyawan dengan arif dan bijaksana sehingga komunikasi terjadi secara
harmonis dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.

Karakteristik biografi merupakan salah satu bagian dari perilaku


invidu yang unik dan harus dipahami oleh pimpinan di dalam mengelola
organisasi. Karakteristik biografis adalah ciri-ciri unik yang melekat pada diri
individu yang bisa memengaruhi produktivitas individu dalam melaksanakan
pekerjian pada lembaga atau organisasi, yang meliputi: umur, jenis kelamin,
status perkawinan, jumlah tanggungan, masa kerja, dan senioritas.

a. Umur

Bukti empiris menunjukkan bahwa umur menentukan perilaku


seorang individu, kemampuan orang untuk bekerja, dan kemampuan
merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain.

Semakin tua pekerja semakin kecil kemungkinan untuk keluar


dari pekerjaan karena kecil kesempatan yang diperoleh untuk
mendapatkan pekerjaan lain, karyawan lama sudah memilki
pengalaman yang banyak sehingga mendapat gaji besar, cuti liburan
dibayar dan mendapatkan berbagai macam keuntungan (Makmuri
Muchlas, 2005). Umur berkorelasi negatif dengan absen kerja.

Produktivitas karyawan menurun karena bertambahnya umur,


hal ini disebabkan karenaketrampilan fisik seperti: kecepatan,

4
kelenturan, kekuatan, dan koordinasi akan menurun dengan
bertambahnya umur.

Umur berhubungan positif dengan kepuasan kerja, artinya


semakin tua umur karyawan maka puas karyawan tersebut terhadap
pekerjaannya sampai menjelang masa pensiun. 2

.b. Jenis Kelamin

Beberapa isu saling bertentangan, kesalahpahaman, dan


pendapat-pendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita
sama dengan kinerja pria ketika bekerja.

Ada bukti bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan


pengakuan bahwa terdapat beberapa, jika ada, perbedaan penting
antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja mereka. Misalnya,
tidak ada perbedaan yang konsisiten pria-wanita dalam kemampuan
merecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif,
motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar.

Sementara studi-studi psikologis telah menemukan bahwa


wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih
agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam
memiliki pengharapan (ekspektasi) untuk sukses, tetapi perbedaan ini
kecil adanya.

Dengan perubahan-perubahan signifikan yang berlangsung


dalam 25 tahun terakhir ini dilihat dari segi peningkatan kadar
partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan memikirkan kembali apa
yang membentuk peran pria dan wanita, kita hendaknya

2
I Wayan Bagia,Perilaku Organisasi (Yogyakarta:Graha Ilmu,2015) hal 63-65

5
mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan berarti dalam
produktivitas pekerjaan antara pria dan wanita. Sama halnya, tidak ada
bukti yang yang menunjukkan jenis kelamin karyawan mempengaruhi
kepuasan kerja.

Satu masalah yang tampaknya membedakan antarjenis


kelamin, khususnya saat karyawan mempunyai anak-anak prasekolah,
adalah pilihan atas jadwal kerja. Ibu-ibu yang bekerja lebih mungkin
untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lentur (fleksibel),
dan telekomuting (mengerjakan pekerjaan kantor di rumah) agar bisa
menampung tanggung jawab terhadap keluarga.3

c. Status Perkawinan

Karyawan yang sudah menikah dengan karyawan belum/tidak


menikah akan berbeda memaknai suatu pekerjaan dan kepuasan kerja.
Karyawan menikah akan menilai pekerjaan sangat penting karena dia
memiliki sejumlah tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Karyawan berstatus menikah ternyata lebih sedikit angka absen
kerjanya, lebih jarang pindah kerja, dan lebih mengekspresikan
kepuasan kerja karena perkawinan menuntut tanggung jawab keluarga
lebih besar sehingga peningkatan posisi dalam pekerjaan menjadi
sangat penting. Perceraian berdampak terhadap produktivitas dan
kepuasan kerja karyawan.

d. Jumlah Tanggungan

Belum ada temuan penelitian yang menyatakan bahwa jumlah


anggota keluarga yang menjadi tanggungan berkaitan atau
mempengaruhi produktivitas kerja dan perpindahan karyawan semakin

3
Sentot Imam Wahjono,Perilaku Organisasi(Yogyakarta:Graha Ilmu:2010),hal 53-54

6
besar jumlah anak yang menjadi tanggungan karyawan maka semakin
besar pula absensi kerja khususnya pada karyawan wanita.

Semakin besar jumlah anggota keluarga semakin terlihat


ekspresi kepuasan kerja. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut
khususnya rumah tangga-rumah tangga di Indonesia karena banyak
dijumpai ada keluarga besar (extended family) yang meliputi mertua
dan saudara-saudara suami atau istri yang tidak jarang menimbulkan
konflik. Jumlah tanggungan juga ikut menentukan tingkat
produktivitas seseorang

e. Masa Kerja/Senioritas Karyawan

Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa semakin lama


seseorang bekerja maka produktivitas kerjanya akan semakin
meningkat. Akan tetapi hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin
lama seseorang bekerja maka semakin rendah keinginannya untuk
berpindah pekerjaan dan meninggalkan pekerjaan (absen kerja).

Jika semua faktor lain dianggap tetap, pengalaman kerja yang


sudah lama bekerja tetap belum menjamin mereka lebih produktif
dibandingkan dengan karyawan-karyawan yang belum lama bekerja.

2. Kemampuan

Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing.


Seluruh kemampuan individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu:

a. Kemampuan Intelektual
Kemampuan Intelektual adalah kemampuan yang diperlukan
untuk menjalankan kegiatan mental. 4Ada tujuh dimensi yang

4
Ibid, hal 57

7
paling sering dikutip yang membentuk kemampuan intelektual,
yaitu:

1. Kecerdasan Numerik

Kemampuan numerik adalah kemampuan untuk berhitung


dengan cepat dan tepat.

2. Pemahaman Verbal

Pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa


yang dibaca dan didengar serta menghubungkan kata satu
dengan yang lain.

3. Kecepatan Konseptual

Kecepatan konseptual adalah kemampuan mengenali


kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.

` 4. Penalaran induktif

Penalaran Induktif Kemampuan mengenali suatu urutan


logis dalalam suatu masalah dan kemudian memecahkan
masalah itu.

5. Penalaan Deduktif

Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan


logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.

6. Visualilasi Ruang

Visualisasi ruang adalah kemampuan membayangkan


bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisinya
dalam ruang diubah.

8
7. Ingatan

Ingatan adalah kemampuan menahan dan mengenang


kembali pengalamaan masa lalu.5

b. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut
keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik dasar, yaitu kekuatan
dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan
extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan
stamina.

Riset mengenai persyaratan-persyaratan yang diperlukan


dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan
kemampuan dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas jasmani
yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, keluwesan
extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan
stamina

3. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan


berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian dipengaruhi oleh faktor
keturunan, lingkungan, dan faktor situasi kondisional.

1. Faktor keturunan adalah faktor gen yang berada pada kromoson


orang tua yang turunkan pada anaknya. Artinya, sifat-sifat kepribadian
seseorang itu diturunkan dari sifat-sifat kepribadian orang tua yang dibawa

5
file:///C:/Users/USER/Downloads/2%20Perilaku%20Individu.pdf diakses pada
5april2021,22:05

9
sejak lahir. Tidak semua kepribadian dipengaruhi oleh faktor keturunan,tetapi
pengalaman hidup yang sanggup mengubahnya.

2. Faktor lingkungan adalah faktor kultur masyarakat yang membentuk


kepribadian di mana seseorang itu dibesarkan. Misalnya norma-norma
keluarga, teman-teman, dan kelompok sosial serta pengaruh lingkungan lain
yang kita alami. Kultur ini akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang
diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya yang berlangsung terus
menerus dan relatif konsisten

3. Faktor kondisi situasional adalah faktor perubahan pada situasi-


situasi yang berbeda akan membentuk cara bereaksi dan berinteraksi yang
berbeda pada seseorang secara signifikan. Kepribadian dalam melakukan
seleksi karyawan masih memegang peranan penting karena perspektif
karyawan bisa lihat kontak pertama dan kemampuan untuk meramal perilaku
berikutnya serta kepribadian seseorang dengan teman sekerjanya memberikan
sumbangan penting untuk mengukur efektivitas kerja khususnya pada kerja
tim.

Ada beberapa teori kepribadian, sebagai berikut

a. Teori Psikoanalisis

Teori ini dicetuskan oleh Sigmund Freud, yang mengungkapkan bahwa


kepribadian memiliki 3 komponen, yaitu id, ego, dan superego

1. Id merupakan elemen kepribadian yang berkenaan dengan kata-hati, hasrat,


dan keinginan untuk mengejar kesenangan kepuasan

2. Superego adalah elemen kepribadian yang tumbuh dan kerkembang naik


turun selama manusia hidup dan merupakan gudang dari nilai, norma, dan
etika yang dianut seseorang.

10
3. Ego merupakan elemen kepribadian yang bersifat sebagai penengah dari
dua elemen sebelumnya, yaitu id dan superego. Manusia selalu dihadapkan
pada dua keinginan yang saling bertentangan, yaitu keinginan untuk mengejar
kesenangan di satu sisi, dan dorongan hakiki untuk tidak melanggar aturan
tuhan atau hukum negara di sisi lain. Dengan adanya ego ini maka manusia
memiliki kemampuan untuk membuat keseimbangan (harmoni) dalam
hidupnya. Dengan adanya keseimbangan ini dia kan merasakan ketenangan,
kedamaian, dan kebahagian dalam hidupnya.

b. Teori Pemenuhan (Fullfillment Theory)

Teori ini dicetuskan oleh Carl Rogers (1902-1978) yang mengatakan bahwa
manusia hanya memiliki satu dasar kekuatan mendorong secara terus menerus
kearah pemenuhan akan aktualisasi diri. Maslow (1908-1970) juga
mengemukakan teori pemenuhan kebutuhan, yang menurut beliau bahwa
kebutuhan manusia itu adalah bertingkat dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi.

c. Teori Konsistensi

Menurut teori ini kepribadian manusia tidak bawa sejak lahir, tetapi dipelajari
melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan di mana manusia itu
hidup.6

4. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului dengan penginderaan


yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya dan
diteruskan ke pusat susunan saraf otak. Stimulus yang diindera oleh individu

6
I Wayan Bagia, op.cit. hal 65-66

11
kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti tentang
apa yang diindera (Bimo Walgito, 1997:53)

Ada dua faktor yang mempengaruhi presepsi seseorang terhadap suatu


respon atau stimulus, yaitu faktor perhatian dari Luar dan faktor perhatian dari
dalam, Faktor perhatian dari luar meliputihal sebagai berikut.

a. Intensitas adalah prinsip perhatian dari luar, yang menyatakan


bahwa semakin intens stimulus dari luar, semakin besar kemungkinan untuk
dipersepsikan.

b. Ukuran adalah semakin besar atau kecil ukuran suatu objek fisik.

c. Kontras adaiah stimulus yang mencolok. stimulus yang


kontras/mencolok dengan lingkungan mudah dipersepsikan oorang.

d. Frekuensi adalah pengulangan stimulus. semakin sering frekuensi


stimulus diulang maka akan semakin dipersepsikan orang.

e. Perubahan adalah tingkat pergntian stimulus. stimulus yang


berubah-ubah akan menarik untuk diperhatikan dibandingkan dengan stimulus
yang tetap.

f. Repetisi adalah prinsip yang menyatakan bahwa stimulus luar yang


diulangulang akan lebih memperolch perhatian daripada yang tidak diulang

g. Gerakan adalah prinsip gerakan menyatakan bahwa manusia lebib


memperhatikan yang bergerak dalam pandangan matanya dari pada objek
yang diam.

h. Keterbaruan/keterbiasaan, yaitu prinsip ini menyatakan situasi


eksternal yang baru maupun yang sudah familier akan menjadi ukuran
besarnya perhatian kita.

12
i. Kemutahiran/keterbaharuan adalah stimulus baru akan akan lebih
menarik perhatian orang dibandingkan stimulus lama.

k. Keunikan adalah prinsip yang menyatakan bahwa semakin unik


suatu objek atau kejadian maka akan semakin menarik orang lain
memperhatikannya.

5. Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari


perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. Dari definisi tersebut ada 3
komponen dari pembelajaran itu yaitu prertama belajar melibatkan perubahan
(bisa baik, bisa juga tidak baik bagi organisasi). Kedua, perubahan yang
terjadi relatif permanen. Ketiga, belajar itu berhubunga dengan perubahan
perilaku (proses belajar terjadi apabila ada perubahan perilaku, selain pikiran
dan sikap).

C. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu

Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan


keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson ( 1987 )
variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang mempegaruhi
perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai
pegaruh yang tidak langsung .
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap,
kepribadian , belajar , dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di
pengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel
demografis.
Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut

13
Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi,
yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.7

7
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/perilaku-individu-perilaku-
organisasi.html?m=1 diakses pada 5april2021,22:39

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Perilaku individu adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dan
lingkungannya.

2. Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan


pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat
individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.

3. Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan


keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson ( 1987 )
variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang mempegaruhi
perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai
pegaruh yang tidak langsung

B. Saran

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah


ini,maka dari itu masih perlu banyak belajar.maka dari itu kami menyarankan kepada
pembaca jika ada belum di mengerti kami sarankan untuk mencari sumber referensi
yang lebih luas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Thoha, Miftah. 2016. Perilaku Organisasi:konsep dasar dan aplikasinya.


Jakarta:Rajawali pers
Bagia, I Wayan. 2015. Perilaku Organisasi. Yogyakarta:Graha Ilmu
Wahjono, Sentot Imam. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
file:///C:/Users/USER/Downloads/2%20Perilaku%20Individu.pdf diakses pada
5april2021,22:05
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/perilaku-individu-perilaku-
organisasi.html?m=1 diakses pada 5april2021,22:39

16

Anda mungkin juga menyukai