Disusun Oleh:
2020
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
MAKALAH...................................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
TUJUAN DAN MANFAAT.........................................................................................6
2.1 Tujuan Laporan........................................................................................................6
2.2 Manfaat Laporan......................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................7
3.1 Disorganisasi Sosial.................................................................................................7
3.2 Disfungsi Sosial.......................................................................................................7
3.3 Masyarakat...............................................................................................................8
3.4 Pandemi Covid-19...................................................................................................9
3.4.1 Pengertian Covid-19.........................................................................................9
3.4.2 Penyebab Covid-19...........................................................................................9
3.4.3 Faktor Resiko Covid-19..................................................................................10
3.4.4 Gejala Covid-19..............................................................................................10
3.4.5 Diagnosis Covid-19........................................................................................11
3.4.6 Pencegahan COVID-19..................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................14
ISI................................................................................................................................14
4.1 Hasil.......................................................................................................................14
4.2 Pembahasan...........................................................................................................14
BAB V.........................................................................................................................23
PENDAHULUAN
Saat awal ramai isu wabah virus corona, masyarakat Indonesia merespon
fenomena global ini dengan berbagai reaksi. Ada yang merespon dengan tenang,
serius, satire, sampai ada yang merespon dengan berbagai candaan. Hingga akhirnya
pada 2 Maret 2020, Presiden Jokowi menyatakan bahwa ada dua warga Indonesia
yang positif terjangkit virus corona. Pernyataan Presiden Jokowi rupanya
mempengaruhi situasi dan kondisi psikologis dan sosiologis masyarakat Indonesia,
khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah korban yang positif terjangkit virus
corona. Dalam buku yang berjudul “Genetics and Society: A Sociology of Disease”
dinyatakan bahwa fenomena wabah penyakit di masyarakat dapat membuat
masyarakat mengalami kecemasan (anxiety) dan ketakutan (fear), ( Anne Kerr, 2020).
Sebenarnya, rasa cemas dan ketakutan pada diri masyarakat atas wabah virus
corona adalah hal yang manusiawi. Hal lumrah tatkala kita berupaya untuk
menghindar demi memutus mata rantai pentebaran virus karena memang kepanikan
dan ketakutan tidak dapat ditutup-tutupi (Rasyid, 2020). Namun, jika dilakukan
secara tidak bijak, maka yang terjadi adalah disorganisasi dan disfungsi sosial di
masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Soerjono Soekanto :
Disorganisasi adalah proses melemahnya atau berpudarnya norma-norma dan
nilai-nilai di dalam masyarakat karena adanya perubahan.
Idianto Muin :
Disorganisasi adalah kondisi yang menunjukkan ketidakserasian yang
cenderung mengarah pada kondisi yang menumbuhkan kekacauan atau
perpecahan pada bagian- bagian dari kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
3.3 Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata
Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab
syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu
kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling
berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan
masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2).
Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua
warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir
Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat
cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
beberapa bulan.Penyebarannya yang cepat membuat beberapa Negara
menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah
penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus
ini.
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 bersin atau batuk
Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu,
setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga
bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:
1. Mudah lelah
2. Nyeri otot
3. Nyeri dada
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit kepala
6. Mual atau muntah
7. Diare
8. Pilek atau hidung tersumbat
9. Menggigil
10. Bersin-bersin
11. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
4.1 Hasil
a. Ketakutan terhadap virus corona akan memberikan pengaruh terhadap sikap
sosial masing-masing individu.
b. Ketidakmampuan kita dalam mengelola rasa curiga, takut, sikap over-
protektif dalam merespons isu corona ini memiliki potensi untuk merusak
hubungan sosial dengan individu lain.
c. Disorganisasi pada masyarakat akan mengarah pada situasi sosial yang tidak
menentu. Sehingga dapat berdampak pada tatanan sosial di masyarakat.
Wujud nyatanya berupa prasangka dan diskriminasi.
d. Berawal dari prasangka, akhirnya dapat muncul sikap diskriminasi. Sikap
diskriminasi yang paling nyata terjadi berupa kekerasan simbolik, seperti
tidak mau menolong orang lain secara kontak fisik langsung dengan orang
yang diduga terjangkit virus corona.
e. Disfungsi sosial terjadi akibat rasa takut atas wabah virus corona.
Disfungsi sosial membuat seseorang atau kelompok masyarakat tertentu tidak
mampu menjalankan fungsi sosialnya.individu sebagai makhluk sosial mulai
membatasi kontak sosialnya dengan tidak mau menolong orang yang belum
tentu positif terjangkit virus corona.
f. Disfungsi sosial membuat individu justru mengalami gangguan pada
kesehatannya. Dalam perspektif sosiologi kesehatan, kondisi sehat jika secara
fisik, mental, spritual maupun sosial dapat membuat individu menjalankan
fungsi sosialnya. Jika kondisi sehat ini terganggu – dalam kasus ini terganggu
sosialnya. Tentu individu ini dinyatakan sakit.
g. Terjadinya diorganisasi dan disfungsi sosial akan memicu efek bola salju
(snowball effect) pada sektor kehidupan lainnya. Efek paling nyata adalah
bidang ekonomi. Masyarakat terpaksa melakukan Work From Home. Selain
itu juga terjadi perubahan dalam dunia pendidikan, yaitu proses pembelajaran
terpaksa dilakukan secara daring.
Hal ini dilakukan sebagai upaya “sadar diri” dan memastikan orang lain aman
dan nyaman bersama kita. Lain halnya jika kita dalam kondisi sehat dan menemukan
orang di sekitar kita yang terlihat tidak baik-baik saja. Etika sosial kita terhadap
mereka bisa ditunjukkan dengan membujuk mereka untuk pergi ke klinik atau rumah
sakit terdekat untuk periksa, atau sekadar bertanya kabar dan memberikan nasihat
secara baik untuk menjaga kesehatan. Tindakan-tindakan sederhana tersebut kita
lakukan dengan tetap menjaga kehati-hatian. Hal ini dilakukan sebagai wujud
antisipasi kolektif, tindakan melindungi diri dengan memastikan orang-orang di
sekitar kita juga terlindungi. Sikap seperti ini adalah cermin dari etika sosial kita
terhadap sesama, bahkan dalam kondisi genting sekalipun. Wabah corona menjadi
ketakutan kita bersama. Namun, jangan sampai wabah ini merenggut cara kita
memanusiakan sesama. Selain mengedepankan aspek materiil seperti menjaga
Corona mungkin bisa merenggut nyawa manusia, tetapi ada satu hal yang
tidak bisa direnggut olehnya; kemanusiaan. Sebenarnya rasa cemas dan ketakutan
pada diri masyarakat atas wabah virus corona adalah hal yang manusiawi. Namun hal
ini jika tidak diatasi, secara sosiologis akan menimbulkan disorganisasi dan disfungsi
sosial di masyarakat. Perlu dipahami, ciri otentik dari masyarakat adalah kedinamisan
dalam perubahan di tatanan sosialnya saat mendapat stimulus tertentu – dalam hal ini
rasa takut atas wabah virus corona. Kondisi perubahan ini bersifat interpenden.
Artinya, sulit untuk dapat membatasi perubahan–perubahan pada masyarakat karena
masyarakat merupakan mata rantai yang saling terkait. Oleh karena itulah,
diorganisasi dan disfungsi sosial menjadi suatu keniscayaan.
Disorganisasi pada masyarakat akan mengarah pada situasi sosial yang tidak
menentu. Sehingga dapat berdampak pada tatanan sosial di masyarakat. Wujud
nyatanya berupa prasangka dan diskriminasi. Hal ini bisa kita lihat bagaimana reaksi
masyarakat saat ada warga Indonesia positif terjangkit virus corona. Misalnya, ada
masyarakat yang mulai membatasi kontak sosialnya untuk tidak menggunakan
angkutan umum, transportasi online, dan menghindari berinteraksi diruang sosial
tertentu (seperti pasar dan mall) karena kuatir tertular virus corona. Prasangka
masyarakat ini tentu memiliki alasan logis. Sebab dalam perspektif epidemiologi,
terjadinya suatu penyakit atau masalah kesehatan tertentu disebabkan karena adanya
keterhubungan antara pejamu (host) – dalam hal ini manusia atau makhluk hidup
lainnya, penyebab (agent) – dalam hal ini suatu unsur, organisme hidup, atau kuman
infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit, serta lingkungan
(environment) – dalam hal ini faktor luar dari individu yang dapat berupa lingkungan
fisik, biologis, dan sosial. kondisi keterhubungan antara pejamu, penyebab dan
lingkungan adalah suatu kesatuan yang dinamis yang jika terjadi gangguan terhadap
keseimbangan hubungan diantaranya, inilah yang akan menimbulkan kondisi sakit.
Berawal dari prasangka, akhirnya dapat muncul sikap diskriminasi. Sikap
diskriminasi yang paling nyata terjadi berupa kekerasan simbolik, seperti tidak mau
menolong orang lain secara kontak fisik langsung dengan orang yang diduga
terjangkit virus corona. Selain disorganisasi sosial, disfungsi sosial juga terjadi akibat
rasa takut atas wabah virus corona. Disfungsi sosial membuat seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu tidak mampu menjalankan fungsi sosialnya.individu
sebagai makhluk sosial mulai membatasi kontak sosialnya dengan tidak mau
menolong orang yang belum tentu positif terjangkit virus corona.
Terjadinya diorganisasi dan disfungsi sosial akan memicu efek bola salju
(snowball effect) pada sektor kehidupan lainnya. Efek paling nyata adalah bidang
ekonomi. Dampak dari diorganisasi dan disfungsi sosial karena wabah virus corona,
membuat individu atau kelompok masyarakat mengalami penurunan produktivitas
kegiatan ekonominya. Mulai dari kegiatan produksi, hingga kegiatan konsumtif.
Penurunan produktivitas kegiatan ekonomi warga negara akan berdampak pada
tingkat pertumbuhan ekonomi negara. Maka untuk itu, perlu upaya yang terintegrasi
dalam pendekatan penanganan wabah virus corona ini. Wabah virus corona yang
mempunyai dampak,menciptakan kematian, penyakit, kekurangnyamanan, kekurang-
puasan, serta kemelaratan.
Selain itu, dampak yang dapat dirasakan juga adalah hampir semua kegiatan
dilakukan secara online. Contohnya yaitu Work From Home. Work from home
adalah suatu istilah bekerja dari jarak jauh, lebih tepatnya bekerja dari rumah. Jadi
pekerja tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan para pekerja lainnya. Work
from home ini sudah tidak asing bagi para pekerja freelancer, namun mereka lebih
sering menyebutnya dengan kerja remote atau remote working. Work from home dan
remote working sebenarnya tidak ada bedanya hanya istilah saja, yang membedakan
hanyalah peraturan perusahaan mereka bekerja. Ada yang menerapkan working hours
normal 8 pagi sampai 4 sore atau jam kerja bebas asal pekerjaan beres dan
komunikasi selalu fast respon.
Menurut Crosbie & Moore (2004), bekerja dari rumah berarti pekerjaan
berbayar yang dilakukan terutama dari rumah (minimal 20 jam per minggu). Bekerja
dari rumah akan memberikan waktu yang fleksibel bagi pekerja untuk memberikan
keseimbangan hidup bagi karyawan. Disisi lain juga memberikan keuntungan bagi
Bila dibandingkan dengan bekerja secara normal di kantor, bekerja dari rumah
atau work from home memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
Selain memiliki kelebihan, bekerja dari rumah atau work from home juga
memiliki kekurangan yang tidak didapatkan bila bekerja dilaksanakan secara normal
di kantor. Kekurangan tersebut adalah :
Dampak lain yang juga menonjol yaitu dalam dunia pendidikan. Pembelajaran
harus dilakukan secara online. Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan
dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang
pendidikan. Dengan adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi
berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan
seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar,
dimana guru harus memastikan siswa dapat memperoleh informasi / ilmu
pengetahuan untuk diberikan kepada siswa.
Dengan dampak yang ditimbulkan oleh wabah Virus ini yang sangat lah
serius, Oleh karena itulah untuk menanggulangi wabah virus corona tidak hanya
dilakukan dengan intervensi dibidang kesehatan saja, tetapi harus dilakukan secara
terpadu (lintas sektoral), seperti melakukan Intervensi sosial Intervensi sosial
dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kondisi masyarakat yang disorganisasi dan
disfungsi sosial. Dengan adanya intervensi sosial, diharapkan dapat memperbaiki
fungsi sosial atau mencegah individu atau kelompok masyarakat tertentu mengalami
disfungsi akibat fenomena wabah virus corona. Intervensi sosial yang dapat dilakukan
oleh negara, antara lain memberikan :
1. Pelayanan sosial,
2. Pelayanan fisik
3. Pelayanan psikososial
4. Pelayanan ketrampilan dalam mencegah agar tidak terjangkit virus corona
atau ketrampilan hidup sehat
5. Pelayanan spiritual
6. Pelayanan pendampingan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Disorganisasi adalah gejala pergeseran nilai-nilai sosial serta mulai
pudarnya keterikatan tatanan sosial dari suatu lembaga sosial, yang
mengakibatkan lunturnya nilai- nilai maupun norma-norma sosial,
kemudian mengarah pada kekacauan atau perpecahan dalam kehidupan
masyarakat.
2. Disfungsi sosial adalah kondisi seseorang tidak mampu melaksanakan
peran sosial sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, dan sesuai
dengan harapan orang lain.
3. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam
istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat
mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling
berinteraksi.
4. Ketakutan terhadap virus corona akan memberikan pengaruh terhadap
sikap sosial masing-masing individu.
5. Disorganisasi pada masyarakat akan mengarah pada situasi sosial yang
tidak menentu. Sehingga dapat berdampak pada tatanan sosial di
masyarakat. Wujud nyatanya berupa prasangka dan diskriminasi.
6. Terjadinya diorganisasi dan disfungsi sosial akan memicu efek bola
salju (snowball effect) pada sektor kehidupan lainnya. Efek paling
nyata adalah bidang ekonomi. Masyarakat terpaksa melakukan Work
From Home. Selain itu juga terjadi perubahan dalam dunia pendidikan,
yaitu proses pembelajaran terpaksa dilakukan secara daring
5.2 Saran
Dengan dampak yang ditimbulkan oleh wabah Virus ini yang sangat
lah serius, Oleh karena itulah untuk menanggulangi wabah virus
corona tidak hanya dilakukan dengan intervensi dibidang kesehatan
saja, tetapi harus dilakukan secara terpadu (lintas sektoral), seperti
melakukan Intervensi sosial Intervensi sosial dilakukan sebagai upaya
mengantisipasi kondisi masyarakat yang disorganisasi dan disfungsi
1. Pelayanan sosial,
2. Pelayanan fisik
3. Pelayanan psikososial
4. Pelayanan ketrampilan dalam mencegah agar tidak terjangkit virus
corona atau ketrampilan hidup sehat
5. Pelayanan spiritual
6. Pelayanan pendampingan
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/MADANI/article/download/2007/1348/ (Di
akses pada tanggal 26/10/2020 pada jam 15.20 WIB)
https://republika.co.id/berita/q8dfdk428/sosiolog-peran-pemerintah-penting-awasi-
pemudik (Di akses pada tanggal 26/10/2020 pada jam 18.45 WIB)
https://iain-surakarta.ac.id/hikmah-pandemi-covid-19-bagi-pendidikan-di-indonesia
(Di akses pada tanggal 26/10/2020 pada jam 19.12 WIB)
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13014/Bekerja-dari-Rumah-Work-
From-Home-Dari-Sudut-Pandang-Unit-Kepatuhan-Internal.html (Di akses pada
tanggal 26/10/2020 pada jam 19.30 WIB)
https://yoursay.suara.com/news/2020/07/20/175556/pembelajaran-daring-pada-masa-
pandemi (Di akses pada tanggal 26/10/2020 pada jam 20..47 WIB )