Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN

PELAYANAN ADMINISTRASI PERANGKAT DESA MARGASANA


KECAMATAN PAGELARAN
(STUDI KASUS DI KANTOR DESA MARGASANA )

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Administrasi Publik (S.AP) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

Oleh :

Nama : Rizkia Hardiani


NPM : AP201810045

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANTEN


2021

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas pemerintah adalah memberi pelayanan kepada masyarkat, dalam


konteks sistem, pemerintahan Negara Republik Indonesia membagi daerah
Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk dan susunan
tingkat pemerintahan terendah adalah desa dan kelurahan. Desa ialah sebagai
suatu daerah yang ada sejak beberapa keturunan dan mempuyai ikatan
kekeluargaan atau ikatan sosial yang tinggi/menetap di suatu daerah dengan
istiadat yang di jadikan sebagai landasan hukum dan mempunyai seorang
pemimpin formil yaitu Kepala Desa. Dilihat dari tujuan nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia sangatlah luas (kompleks), yang di dalam pencapaiannya
menghendaki peningkatan kegiatan pemerintah yang selaras dengan pelaksaan
pembangunan nasional dan mencakup segala aspek kehidupan masyarakat yang
di laksanakan secara terus menerus.

Namun untuk melanjutkan tujuan nasional tersebut secara menyeluruh


tidaklah mudah mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku
bangsa dan tersebar diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang didalamnya terdapat perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Maka itu pemerintah membagi wilayahnya dalam beberapa tingkatan hal ini
didasarkan pada pasal 18 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut : “Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap
Provinsi, Kabupaten dan Kota itu mempunyai pemerintahan Daerah, yang diatur
dengan Undang-undang”.Ditinjau dari pembagian wilayah tersebut, desa dan
kelurahan termasuk perangkat pemerintahan Kabupaten Kota, hal ini diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dimana desa berada langsung dibawah
kecamatan dan bertanggung jawab kepada Camat.2Hal ini diwujudkan juga

2
dengan adanya peraturan pemerintahan Nomor 72 Tahun 2005, Tentang
Pemerintahan Desa merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan
kesejahteraan umum secara merata serta untuk dapat memberikan pelayanan
secara prima pada masyarakat.

Pemerintahan daerah diberi kewenangan yang cukup besar dalam


kerangka Otonomi Daerah, sebagaimana yang diatur dalam Undan-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan diperbaharui oleh
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. Adapun tujuan pemberian otonomi daerah
kepada daerah adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tujuan tersebut
makakepala daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan berbagai urusan
pemerintah sebagai urusan rumah tangga sendiri.

Dalam melaksanakan pemerintahan daerah yang dititik beratkan pada


daerah kabupaten dan kota bahwa desa merupakan pemerintahan terendah
dibawah Camat yang mempunyai hak penyelenggaraan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat
menentukan keberhasilan pelaksanaan pemerintahan daerah tersebut, karena desa
memiliki hak Otonomi asli yang berdasarkan asal usul desa sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan kep. Mendagri
Nomor 634 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan pemerintah desa. Dalam
melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya, maka pemerintahan
daerah harus memperhatikan pelaksanaan administrasi pemerintahan daerah itu
sendiri, yang dilaksanakan untuk mengelola segenap kegiatan pemerintah,
pembangunan dan pelayanan kepada Masyarakat Desa, karena keberhasilan
pembagunan pedesaan akan sangat ditentukan oleh terciptanya tertib administrasi

3
pemerintahan desa yang baik. Terdapat dalam pasal 3 Peraturan Daerah
Kabupaten Pelalawan Nomor 38 Tahun 2002, menjelaskan bahwa :

1. Pelaksanaan pembinaan masyarakat desa.

2. Pelaksanaan pembinaan perekonomian desa.

3. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat di desa.

4. Pelaksanaan musawarah penyelesaian perselisihan masyarakat di desa.

5. Penyusunan dan pengajuan rancangan peraturan desa dan menetapkannya


sebagai peraturan desa dengan persetujuan badan permusyawaratan desa
(BPD)

Hal ini juga diwujudkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan / atau
hak tradisional 2 Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang pemerintah desa yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Penyelenggaraan pelayanan publik di atur dalam sistem pedoman kinerja


aparatur pemerintahan masing-masing sesuai dengan tugas pokok fungsi demi
mewujudkan tata kelola pelayanan pemerintahan yang baik, Namun dalam
pembuatan kebijakan, fungsi manajemen dan penerapan etika sangatlah
diperlukan oleh pemerintah kepada masyarakat. Transparansi pemerintah tentu
dapat memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat saat ini.
Kinerja aparatur desa juga harus berjalan sesuai pedomaan yang telah di buat
untuk mengelola dan menangatur urusan desa.

4
Konsep pengembangan pelayanan di wujudkan di dalam penyelenggaraan
administrasi sehingga pelayanan administrasi menjadi lebih akurat dan efektif.
Dalam pelayanan administrasi saat ini terkesan lambat dan kurang efektif karena
kurang nya koordinasi dan pengawasan dalam pendelegasian tugas yang kurang
akurat. Pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang sesuai dengan harapan
yang sesuai antara hasil dan tujuan. Banyak orang mengatakan bahwasannya
pelayanan yang berkualitas merupakan pelayanan yang berjalan sesuai harapan
seiring perkembangan zaman.

Saat ini masih banyak timbul permasalahan dalam sistem pelayanan yang
tak lain di sebabkan oleh individu atau pelaku pelayanan itu sendiri. Tentu saja
saat ini masyarakat banyak mengeluhkan pelayanan yang ada karna tak
berjalandengan harpan yang di inginkan yang tak lain karena prosesnya terlalu
lambat.Hal itu dapat di pengaruhi oeh tertutupnya sistem pelayanan yang berjalan
diinstransi pemerintahan namun demikian pelaksanaan pelayanan yang baik saat
inimenjadi pekerjaan yang cukup rumit bahkan juga hal itu terjadi karena banyak
penyelewengan penundaan pekerjaan yang menyebabkan pelayanan
menjadipekerjaan yang kurang efektif. Kondisi ini terjadi juga pada di
dinaskependudukan dan catatan sipil. Seharusnya para pelaku pelayanan publik
bekerjasecara transparan dan akuntabel agar dapat memberikan pelayanan yang
efisien kepada masyarakat, tetapi pada kenyataan nya yang terjadi saat ini tidak
dapat diharapkan seperti bagaimana mestinya, banyak para pelaku pelayanan
masyarakat meremehkan tugas dan pekerjaan nya, jenuh dan stres mengakibatkan
pelaksanaantugas menjadi tidak efektif dan sangat lambat.

Pelayanan dapat diartikan sebagai pemberi layanan (melayani) kebutuhan


atau keperluan individu, orang dan masyarakat yang memiliki kepentingan
padaorganisasi sesuai dengan aturan yang berjalan dengan tata cara yang telah
ditetapkan namun hal itu tak semuanya di terapkan. Sistem pelayanan dilakukan
oleh aparatur yang di wewenangi tugas dan tanggung jawab demi melaksanakan

5
tugas tersebut dengan baik, akan tetapi pekerjaan itu bukan lebih mudah karena
membutuhkan tenaga ahli dan pengetahuan yang memadai supaya hasil dari
pekerjaan itu berjalan dengan efektif. Pelayanan tersebut dikerjakan dengan
sistem dengan tujuan untuk mengarahkan kegiatan pelayan itu menjadi lebih
teratur.

Dalam pelayanan terkadang menjadi kurang efektif karena kurangnya


kesadaran dari pelaksanaan pemerintah dalam memberi pengetahuan kepada
masyarakat sehingga, yang terjadi saat ini berakibat pada pelayanan itu sendiri
menjadi kurang efisien. Kurang nya keefektivitasan dalam instansi administrasi
pelayanan pemerintahan dapat dipengaruhi oleh rendahnya informasi serta
pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam media yang di berikan, serta
dapat dipengaruhi pula oleh kemampuan pemerintah dalam memberikan
pemahaman setiap tujuan yang di berikan hingga membuat kegiatan pelayanan
administrasi pemerintah menjadi terhambat

Untuk itu diperlukan sebuah kegiatan penataan yang baik dan teratur yaitu
kegiatan administrasi, sebab dengan adanya kegiatan penataan yang baik dan
teratur maka dapat mendukung pelaksanaan pembangunan, sehingga pemerintah
dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatnya karena pemerintah
desa merupakan ujung tombak dari pembangunan dimana pemerintah desa
merupakan instansi pemerintahan yang terendah dan memiliki cakupan wilayah
yang kecil sehingga diharapkan pemerintah desa dapat menerapkan segala
aspirasi dari masyarakat. Melalui pelaksanaan administrasi pemerintahan desa
yang baik diharapkan pemerintah desa mampu untuk menyelenggarakan
pemerintahan secara baik, agar pemerataan pembangunan dan pelayanan prima
kepada masyarakat dapat terlaksana secara optimal. Pembangunan nasional yang
multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan,
baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa.

6
Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang
optimal dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan ditetapkannya Undang-
Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa yang merupakan perubahan atas
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Desa maka harus
didorong dengan desentralisasi urusan administrasi pemerintah desa.Untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi administrasi
Pemerintahan Desa dalam meningkatkan Pelayanan Masyarakat di Desa.

Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tantang Desa Administrasi


pemerintah desa merupakan kegiatan pelayanan yang di lakukan oleh Kepala
Desa dan perangkat desa yang bertujuan untuk mensejahtrakan masyarakat di
desa.

Dengan demikian aparatur desa dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari,


terutama yang berhubungan dengan penyajian data dan informasi yang
dibutuhkan, semakin dituntut adanya kerja keras dan kemampuan yang optimal
guna memperlancar pelaksanaan tugas pemerintahan. Desa Margasana merupakan
salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Pagelaran yang belum
maksimal melakukan pendataan terhadap masyrakatnya yang kurang mampu
terbukti dengan sedikitnya masyarakat Desa Margasana yang merasakan bantuan
dari program pemerintah dan tidak tepatnya sasaran dalam pemberian bantuan
yang diterima oleh masyarakat.

Tentunya masyarakat akan sangat bergantung pada keberhasilan kerja


aparatur pemerintah desa dalam memahami tugas serta peran masing-masing
aparatur pemerintahan desa. Penyelenggara pelayanan publik dewasa ini telah
menjadi rahasia umum bagi pola kehidupan masyarakat. Buruknya penyelenggara
pelayanan di beberapa daerah yang dilaksanakan pemerintah dari berbagai sector
pelayanan, terutama yang menyangkut hak-hak dasar kebutuhan masyarakat
masih belum terjadi seperti yang di harapkan. Tentu nya saja hal tersebut dapat

7
kita rasakan banyaknya pengaduan ataupun keluhan dari beberapa masyarakat
melalui surat kabar maupun pemberitaan media sosial lainnya. Kita tahu bahwa
belakangan ini masih banyak sekali masalah yang timbul dalam kegiatan
pelayanan administrasi yang dikeluhkan oleh masyarakat. Salah contoh bukti
yaitu kegiatan pelayanan pengurusan KTP yang dimintai biaya administrasi
melebihi tarif normal. Beberapa oknum yang memintai tarif diluar normal
tersebut mengakui bahwa uang itu digunakan untuk mempercepat proses
pengurusan KTP, hal itu tentu menjadikan contoh bahwa sistem pelayanan di
beberapa daerah cenderung kurang efisien. Beberapa contoh kasus lainnya yaitu
dalam memberikan pelayanan publik biasanya menawarkan dua jenis cara kepada
masyarakat, yaitu dengan cara cepat atau lambat. Biasanya cara cepat inilah yang
menjadi salah satu proses kegiatan pungli dan biasanya cara cepat ini
membutuhkan biaya yang dikatakan melebihi tarif normal. Dalam contoh kasus
ini biasaya masyarakat yang kurang mengetahui informasi selalu terjebak menjadi
korban pungli, para petugas menyatakan bahwa proses pembuatan KTP ataupun
KK membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama, padahal pada kenyataan
nya pembuaatan KK hanya memakan waktu beberapa jam saja.

Hal ini di karenakan kurangnya minat perangkat-perangkat desa dalam


menjalankan tugasnya seperti masuk kantor pada jam kantor, hal ini di karenakan
sumber daya manusia dan tingkat pendidikan yang masih rendah, sehingga
Pelayanan Adminidtrasi di desa tersebut sangat minim. Berangkat dari pemikiran
tersebut, dikaitkan dengan kondisi ril sementara aparat desa Margasana,
kecamatan Pagelaran, menunjukkan bahwa kemampuan aparatur desa Margasana
dalam pelaksanaan tugas terutama dalam menyiapkan bahan dan informasi yang
dibutuhkan untuk kepentingan bantuan program pemerintah untuk masyarakt
kurang mampu, pemeratan pemberdayaan masyarakat, hasilnya belum merata
bahkan ada yang tidak sesuai target penerima bantuan yang membtuhkan. Hal ini
terbukti dari pelaksanaan tugas-tugas administrasi yang tidak terlaksana dengan

8
baik dan konsisten sesuai ketentuan, baik administrasi umum, administrasi
penduduk, maupun administrasi keuangan.

Dengan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat


judul penelitian ilmiah yaitu “Strategi Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan
Pelayanan Administrasi Perangkat desa Margasana kecamatan Pagelaran”

1.2 Identifikasi Masalah


1. Pelaksanaan administrasi desa dibutuhkan perangkat desa yang berwibawa,
kreatif, trasparan, peka dan proaktif
2. Pola kerja yang masih kurang disiplin, baik yang berkaitan dengan tertib
administrasi maupun pelaporannya, sehingga menjadi tidak efisien dan juga
masih banyak pembuatan berkas-berkas penting yang salah data.
3. Belum tertibnya pelaporan administrasi desa kepada pemerintah desa,
sehingga ada program pemerintah yang diperuntukan untuk masyarakat
kurang mampu tapi tidak tepat sasaran dan kurang merata bantuan yang
didapat oleh masyarakat.
4. Cantumkan kembali masalahnya apa lagi sesuai dengan masalah2 yang telah
dibahas di latar belakang masalah, dan harus sesuai dengan topik.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas berikut beberapa rumusan masalah


yang akan dibahas dalam penelitian ini (studi kasus di kantor Desa Margasana
Kecamatan Pagelaran)
1. Bagaimana pelayanan administrasi di Desa ………………………?
2. Bagaimana strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pelayanan

administrasi di Desa…………….?

9
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan topik kajian serta rumusan masalah yang akan dibahas penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pembacanya sebgai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi pemerintah desa Margasana dalam upaya
meningkatkan pelayanan sistem administrasi Desa Margasana Kecamatan
Pagelaran.
2. Mendeskripsikan hambatan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dalam
penyelenggaraan administrasi desa.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang ada saat ini terhadap
pelayanan sistem administrasi Desa Margasana Kecamatan Pagelaran
Kegunaan penelitiannya mohon dibuat.

10

Anda mungkin juga menyukai