TUGAS 3
Karya Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
ADPU4430/ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
OLEH
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatNyalah maka penulis dapat menyusun Makalah dengan judul : “PEMBERDAYAAN
KAPASITAS PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini disusun sebagai tugas mandiri pada mata kuliah
ADPU4430/ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian Makalah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penulisan karya
ilmiah yang lebih baik dan sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Administrasi kepegawaian merupakan suatu sistem terbuka yang terkait atas unsur-
unsur (komponen) yang dikendalikan ke arah sasaran agar mencapai hasil-hasil yang optimal.
Untuk itu, sistem mendapat input berupa informasi tentang kebutuhan pegawai yang diperlukan
keadaan pasar tenaga kerja, anggaran belanja pegawai, dan lain-lain. Input diproses dalam
sistem untuk menghasilkan output.
Kapasitas sumberdaya aparatur sangat terbatas pada sebagian besar daerah di
Indonesia menjadikan program capacity building sebagai salah satu agenda utama yang harus
dilakukan (Warsito dan Yuwono, 2003, h.2). Penerapan
prinsip-prinsip good governance dianjurkan agar adanya desentralisasi memungkinkan
pemerintah daerah memberikan yang terbaik bagi masyarakat di daerah. Oleh karena itu,
langkah awal yang harus diambil oleh pemerintah daerah adalah melaksanakan pengembangan
kapasitas (capacity building) yang saat ini direkomendasikan dalam rangka pembenahan
aparatur, termasuk aparatur daerah.
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
ABSTRAK.................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7
==================================================================
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian Administrasi Kepegawaian
Istilah administrasi kepegawaian atau personnel administration di Amerika Serikat
dipergunakan dalam bidang pemerintahan, sedangkan personnel management dipergunakan
dalam bidang bisnis. Di Indonesia, ada Kecenderungan menggunakan istilah manajemen
kepegawaian (personnel management) baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang bisnis.
Felix A. Nigro (1988) mengatakan bahwa personnel administration is the art of selecting new
employees and making use of old ones in such manner that the maximum quality and quantity
of output and service are obtained from the working force (administrasi kepegawaian adalah
seni memilih pegawai-pegawai baru dan mempekerjakan pegawal-pegawai lama Sedemikian
rupa sehingga dari pegawai-pegawai itu diperoleh mutu dan jumlah hasil serta pelayanan yang
maksimum).
B. RUMUSAN MASALAH
==================================================================
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Julius E. Etington dalam artikel yang benjudul “Pioneers of Management” dimuat dalam
buku Reading in Personnel Management mengatakan, personnel management is a multi faceted
discipline to which distinguished individuals from a number of disciplines have made contributions.
B. Analisis Permasalahan
1. Pengertian Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian merupakan suatu sistem terbuka yang terkait atas unsur-
unsur (komponen) yang dikendalikan ke arah sasaran agar mencapai hasil-hasil yang optimal.
Untuk itu, sistem mendapat input berupa informasi tentang kebutuhan pegawai yang diperlukan
keadaan pasar tenaga kerja, anggaran belanja pegawai, dan lain-lain. Input diproses dalam
sistem untuk menghasilkan output. Proses yang terjadi dalam sistem adalah interaksi unsur
yang berhubungan secara seri, yaitu suatu kegiatan merupakan kelanjutan dari kegiatan
sebelumnya. Keseluruhan input dianalisis ketika melakukan kegiatan perencanaan untuk
menentukan jumlah dan jenis pegawai yang dibutuhkan. Hasil perencanaan kemudian
ditindaklanjuti dengan kegiatan pengadaan yang terdiri atas seleksi, pengangkatan, dan
penempatan. Kegiatan berikutnya adalah pembinaan karier, seperti kenaikan pangkat
pengangkatan dalam jabatan, serta perpindahan wilayah atau tempat kerja. Dalam kaitan
dengan pembinaan ini, pegawai sudah selayaknya mendapatkan pendidikan dan pelatihan
sehingga kemampuannya meningkat. Dalam sistem administrasi kepegawaian, terdapat
kebijaksanaan penggajian kesejahteraan serta kegiatan pengendalian, seperti dan pengaturan
pengawasan, pemeriksaan terhadap bahan-bahan administrasi, disiplin pegawai, dan prestasi
kerja pegawai.
a. Tingkatan sistem, suatu organisasi harus melakukan upaya proses perbaikan pada sistem,
kebijakan, dan berbagai aturan yang menjadi dasar berbagai program, aktivitas, dan kegiatan
pada organisasi. Dalam pengembangan kualitas sistem ini, yang menjadi fokus utama yaitu
perubahan pada kebijakan dan peraturan yang dianggap menghambat kinerja optimal
organsasi.
b. Tingkatan organisasi, upaya pengembangan kapasitas (capacity building) berhubungan
dengan menciptakan perangkat struktur, kultur, dan pengelolaan organisasi yang mendukung
para pegawai/individu untuk menunjukkan kinerja terbaiknya. Organisasi terdiri dari dua unsur
utama, yaitu unsur perangkat keras (hardware) organisasi meliputi infrastruktur (gedung),
struktur organisasi, serta dukungan anggaran, dan unsur perangkat lunak (software) organisasi
adalah kultur organisasi, prosedur kerja, dan sumberdaya informasi.
c. Tingkatan individu adalah individu sebagai sumberdaya manusia organisasi yang harus
ditingkatkan kemampuan dan profesional-lismenya, baik pengetahuan, kompetensi,
ketrampilan, maupun etika kerja.
c. Reformasi Peraturan
Dalam sebuah organisasi harus disusun peraturan yang mendukung upaya pengem-bangan
kapasitas dan dilaksanakan secara konsisten.
d. Reformasi Kelembagaan
Reformasi kelembagaan menunjuk kepada
bagian struktural dan kultural. Maksudnya adalah adanya budaya kerja yang mendu-
kung pengembangan kapasitas.
Menurut Yuwono dalam Warsito dan Yuwono (2003, h.9-10) menyebutkan hambatan capacity
building ada lima di antaranya adalah:
b. Resistensi dari pemimpin, khususnya supervisor ini mendasarkan diri pada argumen bahwa
dengan pengembangan kapasitas, maka mau tidak mau kemampuan staf akan meningkat dan
bisa saja memicu kedudukan struktural mereka.
c. Resistensi dari staf. Hambatan yang paling utama adalah bahwa pengembangan kapasitas
merupakan sebuah inovasi atas perubahan, sehingga mereka harus melakukan perubahan atau
usaha-usaha inovatif. Mungkin ada sebagian staf yang kurang dinamis dan tidak positif
menyambut perubahan, sehingga berdampak negatif terhadap program pengembangan
kapasitas tersebut.
==================================================================
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sudah ada upaya pegembangan
kapasitas pegawai untuk mewujudkan good governance dalam sebuah organisasi. Namun upaya
tersebut tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap penerapan prinsip-prinsip good governance itu
sendiri. Hal ini karena terdapat faktor penghambat dalam upaya pengembangan kapasitas pegawai
yaitu kesadaran individu pegawai itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan pimpinan dan
pemberlakuan teknik social engineering untuk mengeliminasi resistensi pengembangan kapasitas
pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Dian. Endra Prasetia. 2014. Upaya Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Aparatur. S.AP.skripsi.
Universitas Brawijaya Malang.
Indah. Lely Mindani. (2007) Revolusi Administrasi Publik: Aneka Pendekatan dan Teori Dasar.
Malang. Bayumedia Publishing.
Milen, Anncli. (2006) Capacity Building Meningkatkan Kinerja Sektor Publik. Yogyakana.
Pembaruan.