Oleh:
Kelompok 5
Ahmad Fajar : 180101050151
Masitah : 180101050152
Laila Kamariah : 180101050764
A. Maulana Rasyidi : 180101050902
Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Noor Ainah, M.Pd
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
2.1 Pengertian Kepemimpinan...................................................... 2
2.2 Teori Kemunculan Kepemimpinan......................................... 2
2.3 Konsepsi atau Tipe Kepemimpinan........................................ 5
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya
kepada kita semua khususnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
penulisan Makalah yang berjudul “Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan” ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas pembelajaran mata kuliah Filsafat Administrasi dan Manajemen dengan
mengharap kerendahan hati agar sekiranya makalah ini dapat diterima.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyelesaian penulisan makalah ini yang telah memberikan masukan
agar pembuatan makalah ini dapat menghasilkan makalah yang bermanfaat dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya, Disamping itu kami juga menyadari
bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, Untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun. Sehingga bisa melengkapi dan
menjadikan makalah ini bisa lebih baik lagi nantinya.
Akhir dari kami tentunya kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi
kesalahan dalam penulisan makalah ini, mudah-mudahan makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah terjemah dari kata leadership yang berasal dari kata
leader. Pemimpinan (leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan
merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah
kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun.
Dari kata pimpim lahirnya kata kerja memimpin yang artinya membimbing dan
menuntun. Kepemimpinan adalah suatu hasil interaksi antar individu dalam suatu
kelompok, bukan daripada status atau posisi individu-individu tersebut.1 Isu
penting kepemimpinan pendidikan adalah berkisar pada tipe dan gaya
kepemimpinan yang mana yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pendidikan.2
Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah suatu kegiatan memengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelborasi potensinya) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.3
2
berorientasi pada struktur organisasi dan tugas-tugas. Pemimpin tersebut pada
dasarnya selalu mau berperan sebagai pemain orkes tunggal dan berambisi untuk
merajai situasi. Oleh karena itu, dia disebut otokrat keras. Pada intinya, otokrat
keras itu memiliki sifat sifat tepat, saksama, sesuai dengan prinsip, namun keras
dan kaku. Pemimpin tidak pernah akan mendelegasikan otoritas. Lembaga atau
organisasi yang dipimpinnya merupakan a one-man show. Dengan keras ia
menekankan prinsip-prinsip Bussines is Bussines, ”waktu adalah uang” : untuk
bisa makan orang harus bekerja kerja keras”; dan “yang kita kejar adalah
kemenangan mutlak”. Sikap dan prinsipnya sangat konveratif. Pemimpin hanya
akan bersikap baik terhadap orang-orang yang patuh dan loyal dan sebaliknya, dia
akan bertindak keras dan kejam terhadap orang yang membangkang.
2. Teori Psikologis
3
4. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan
bekerja dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin akan membimbing dengan
sebaik-baiknya melalui kebijakan tertentu. Untuk maksud ini, pemimpin perlu
menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan dan bisa membantu
mempertebal keinginan setiap pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik
mungkin, sanggup bekerja sama dengan pihak lain, untuk mengembangkan bakat
dan keterampilannya, dan menyadari benar keinginan untuk maju. Teori suportif
ini biasa dikenal dengan teori partisipatif atau teori kepemimpinan demokratis.
5. Teori Laissez Faire
Cikal bakal seorang pemimpin dapat diprediksi dan dilihat dengan melihat
sifat, karakter, dan perilaku orang-orang besar yang terbukti sudah sukses dalam
menjalankan kepemimpinannya. Dengan demikian, ada beberapa ciri-ciri unggul
sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu
memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan
4
emosional, memiliki daya persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki
kepercayaaan diri, peka, kreatif, mau memberikan partipasi sosial yang tinggi dan
lain-lain.
8. Teori Situasi
Gaya atau tipe artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak
gerik yang bagus, kekuatan dan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan, tipe
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan
bahwa tipe kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang sering disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Tipe kepemimpinan juga disebut sebagai pola menyeluruh dari tindakan
seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
4
Didin Kurniadin danImam Machali, Manajemen Pendidikan, 2016, (Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media), hlm 297-301
5
bawahannya. Tipe kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari
falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan yang menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung,
tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya,
gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Terdapat beberapa gaya
kepemimpinan-juga sering disebut juga dengan tipe kepemimpinan-sebagai
berikut.
1. Tipe Kepemimpinan Karismatik
5
Bahar Agus Setiawan dan Abd. Muthith, Transformational Leadearship, 2013,
(Jakarta:Rajawali Pers), hlm 21-22.
6
tokoh besar semacam ini, antara lain Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F.
Kennedy, Soekarno, Margaret Tacher, Gorbachev, dan lain-lain.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis
Tipe ini sifatnya "sok" kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Akan tetapi, jika dilihat lebih saksama, tipe ini mirip
sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya, dipahami bahwa tipe
kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi
militer. Sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah sebagai berikut.
a. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya keras sangat otoriter kaku dan sering kurang bijaksana.
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c. Menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual, dan tanda-tanda kebesaran
berlebihan.
d. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
kadaver/mayat
7
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
f. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Pada tipe kepemimpinan Laissez Faire ini, sang pemimpin praktis tidak
memimpin dan membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan. Dia merupakan
pemimpin simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis sebab
posisinya sebagai direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, kepala,
biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan, atau sistem nepotisme.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
8
Kepemimpinan populasi ini berpegang teguh kepada nilai-nilai masyarakat
yang tradisional. Juga, kurang memercayai dukungan kekuatan serta bantuan
utang-utang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan (kembali) nasionalisme. Oleh Profesor S.N Einsentadt, populisme
erat dikaitkan dengan modernitas tradisional.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif atau Eksekutif
9
laku gayanyalah yang membedakan dirinya dan orang lain. Gaya atau style
hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku kepemimpinanya.
Berbeda dengan pembagian gaya kepemimpinan diatas, Danim membagi
tipe/gaya kepemimpinan, yaitu (1) Pemimpin otokratik, yaitu perilaku atau sikap
yang ditampilkan pemimpin ingin menang sendiri. Dia berasumsi bahwa maju
mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya, disamping mempunyai
sikap tertutup terhadapide dari luar, dan menganggap idenya yang dianggap
akurat. (2) Tipe/gaya pemimpin demokratis, yaitu pemimpin yang mempunyai
sikap/gaya pemimpin demokratis, yaitu pemimpin yang mempunyai sikap atau
perilaku keterbukaan dan berkeinginan memosisikan pekerjaan diri, oleh, dan
untuk bersama. Tipe ini bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan
kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai oleh organisasi. (3) tipe/gaya
kepemimpinan yang tidak mempunyai pendirian kuat, dimana sikapnya serba
membolehkan, serba mengiyakan, tidak ambil pusing, tidak bersikap dalam
makna sesungguhnya, dan cenderung apatis; (4) tipe/gaya kepemimpinan
transformasional, yaitu setiap tindakan yang dilakukan individu atau kelompok
mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergantung dalam wadah tertentuuntuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Kepada sekolah yang mempraktikan kepemimpinan transfortasional
tidak hanya menggantungkan atau mengandalkan pada karisma pribadinya, tetapi
ia berupaya untuk memperdayakan staf dan membagi/mendistribusikan fungsi-
fungsi kepemimpinan.
Semacam itu, Saksono membagi tipe kepemimpinannya kedalam beberapa
tipe beriut:
Kepemimpinan yang memberi arahan, termasuk penentuan tujuan/sasaran,
pemecahan persoalan, pengambilan keputusan, dan perncanaan.
Kepemimpinan yang bersifat pengalaman atau pelaksanaan, termasuk
berkomunikasi, berkoordinasi, supervisi, dan evaluasi. Semua itu
diarahkan untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan yang memberi motivasi, termasuk menerapkan prinsip
motivasi (seperti mempertemukan sasaran individu dan satuan) serta
10
menghargai tingkah laku yang mengarah pada pencapaian standard an
tujuan organisasi. Juga termasuk memberikan pelajaran dan bimbingan.
Menurut Mulyasa, sebagaimana dikutip oleh Khozin, beberapa gaya yang
dapat diuraikan antara lain sebagai berikut.
Gaya mendikte (telling). Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat
kematangan daya abstrak, kemauan dan kepercayaan diri (komitmen)
rendah sehingga memerlukan petunjuk dan pengawasan yang jelas. Gaya
ini lebih cocok diterapkan pada guru maupun staf yang acuh tak acu. Oleh
karena itu, kepala sekolah atau madrasah dituntut untuk mengatakan apa,
bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan. Dengan demikian gaya ini
menekakan pada tugas, sedangkan hubungan hanya sekedarnya saja.
Gaya menjual (Selling). Gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan
gaya abstraknya pada staf rendah, tetapi kemauan kerja dan kepercayaan
diri (Komitmen) sangat memadai (tinggi). Gaya ini lebih cocok diterapkan
pada guru maupun staf yang sangat sibuk. Oleh karena itu, kepala
madrasah selalu memberikan petunjuk atau pengarahan yang porsinya
agak banyak. Dengan demikian, gaya ini menekankan pada tugas serta
hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan
yang telah dimiliki.
Gaya melibatkan diri (participating). Gaya ini diterapkan jika tingkat
kematangan daya abstraknya tinggi, tetapi kurang memiliki kemauan kerja
dan kepercayaan diri (komitmen). Gaya ini lebih cocok diterapkan pada
guru maupun staf yang suka kritik. Oleh karena itu, kepala madrasah lebih
berperan bersama-sama dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
demikian, gaya ini tidak menekankan pada tugas, namun upaya hubungan
perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah.
Gaya mendelegasikan (delegating). Gaya ini diterapkan bila kemampuan,
kematangan daya abstrak, kemauan kerja, dan pada guru maupun staf yang
profesional. Oleh karena itu, kepala madrasah membiarkan mereka
melaksanakan kegiatan sendiri, tetapi tetap melakukan pengawasan.
11
Dengan demikian, gaya ini terkait dengan upaya tugas maupun hubungan
hanya diperlukan sekedarnya saja.7
7
Didin Kurniadin dan Imam Machali, Ibid, Hlm.301-308
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah terjemah dari kata leadership yang berasal dari kata
leader. Dari kata pimpim lahirnya kata kerja memimpin yang artinya membimbing
dan menuntun. Banyak studi dilakukan tentang kepemimpinan. Hasilnya berupa
rumusan, konsep, dan teori kepemimpinan. Adapun teori mengenai munculnya
kepemimpinan sebagai berikut:
1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis
2. Teori Psikologis
3. Teori Sosiologis
4. Teori Suportif
5. Teori Laissez Faire
6. Teori Kelakuan Pribadi
7. Teori Sifat Orang-Orang Besar (Traits of Great Men)
8. Teori Situasi
9. Teori Humanistik/Populistik
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap, yang sering diterapkan seorang
pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Terdapat
beberapa gaya kepemimpinan-juga sering disebut juga dengan tipe
kepemimpinan-sebagai berikut.
1. Tipe Kepemimpinan Karismatik
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis
3. Tipe Kepemimpinan Militeristis
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
7. Tipe Kepemimpinan Administratif atau Eksekutif
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
13
DAFTAR PUSTAKA
14