Anda di halaman 1dari 15

Pendekatan Managerial dalam Manajemen Kelas

pada Mata Kuliah

MANAJEMEN KELAS
Disusun Oleh:

Kamelia : 180101050145

Dosen Pengampu:

Dr. Adi Ansari, M.Pd.I.

Dosen Pengampu:

Drs. H. Hasbullah, M.Si

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

BANJARMASIN

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya sehingga kita selalu diberikan jalan kemudahan dalam melakukan segala
hal dan semoga kita senantiasa mendapat ridho-Nya. Sholawat dan salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita yaitu Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga-
Nya, sahabat-sahabat-Nya, serta kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Penyusunan
makalah ini bertujuan agar mengetahui tentang “Pendekatan Managerial dalam
Manajemen Pendidikan” untuk memenuhi tugas kuliah “Manajemen Kelas”.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak


yang terkait dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Saya juga meminta maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan yang
disengaja ataupun yang tidak disengaja dalam penulisan makalah ini. Demikian
makalah ini Saya buat dengan harapan mendapatkan kritik dan saran sehingga dapat
diperbaiki untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 25 Februari 2020

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
2.1 Pengertian Manajemen Kelas ................................................... 2
2.2 Pengertian Pendekatan............................................................... 3
2.3 Pendekatan Managerial ............................................................. 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru yang professional salah satu cirinya adalah mengelola kelas dengan baik.
Di kelas, segala aspek pendidikan bertemu dan berproses. Guru dengan segala
kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan individualnya, kurikulum
dengan segala komponennya dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok
bahasanya bertemu dan berpadu serta berinteraksi di guru yang mampu pengajaran
sifat-sifat kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh
apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab selayaknyalah kelas dikelola itu sudah dengan
professional. Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari
waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa
dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi
persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi
persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan,
sikap, mental, dan emosional siswa.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Pangertian Manajemen Kelas?


b. Apa Pengertian Pendekatan?
c. Apa Pendekatan Managerial?

1.3 Manfaat Penulisan

a. Mengetahui apa itu Pengertian Manajemen Kelas


b. Mengetahui apa itu pengertian Pendekatan
c. Mengetahui apa itu pendekatan managerial

1|Ma n aj eme n Kel as


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kelas


Manajemen kelas adalah persyaratan sekaligus menjadi aspek penting bagi
terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Maksud dari manajemen kelas adalah
mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa
dalam kelas dapat melaksanakan proses belajar dengan efektif, efesien dan
menyenangkan.
Manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru
menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efesiensi. Dengan
kata lain, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran
yang efektif. Dapat disimpulkan bahawa manajemen kelas adalah berbagai jenis
kegiatan yang dengan segaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi
optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar dikelas. Manajemen kelas sangat
berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. 1
Yang paling utama tujuan ini adalah semua perilaku guru untuk mengatur
peserta didik, waktu peralatan kelas dan alat lainnya. Sehingga proses yang dijalankan
mendukung pengajaran yang efektif dari para peserta didik, membuat pembelajaran
menjadi lebih baik, memberika kesempatan yang sama bagi peserta didik dan memberi
mereka kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka, dan juga meningkatkan
integrasi dengan guru dengan mempertimbangkan individu, sosial, dan keadaan budaya.
Definisi lain menambahkan bahwa manajemen kelas adalah berbagai kelompok ukuran

1
Irjus Indrawan, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2015), h. 6-7

2|Ma n aj eme n Kel as


organisasi yang digunakan oleh guru untuk mengatur dan berkoordinasi peserta didik,
menciptakan lingkungan kelas yang positif yang mengarah pada pembelajaran aktif. 2
2.2 Pengertian Pendekatan
Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses pembelajarannya
berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar
sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang
berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang berkualitas pula dan dengan
demikian akan makin meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.

Dalam pendidikan di sekolah, ada alur yang searah dan sebanding antara input
pendidikan, proses pembelajaran, dan hasil belajar (output). Proses pembelajaran yang
berkualitas adalah proses pembelajaran yang memberi perubahan atas input menuju
output (hasil) yang lebih baik dari sebelumnya. Karenanya, pembenahan yang
menyeluruh dan sistematis perlu dilakukan terhadap input, proses, termasuk di
dalamnya sistem evaluasi pendidikan, sehingga dapat menjamin terciptanya kualitas
hasil yang tinggi dan merata. Dengan kualitas pendidikan yang optimal diharapkan akan
diperoleh manusia-manusia sebagai sumber daya unggul yang dapat menguasai
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
dan teknologi. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efisien perlu
disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan nasional di tingkat pusat
maupun daerah dengan satuan pendidikan yang mampu membawa peserta didik belajar
secara berkelanjutan. Di antara sejumlah faktor yang sangat penting dalam mewujudkan
sistem pendidikan yang berkualitas dan efisien, guru merupakan ujung tombak (frontier)
dalam melaksanakan misi pendidikan di lapangan.

Guru sebagai pendidik di sekolah adalah profesi yang istimewa. Tidak cukup
jika profesi pendidik sekadar dikategorikan semata-mata sebagai suatu jenis "pekerjaan"
di mana mereka bekerja untuk dibayar dan selesai. Profesi pendidik lebih dari itu.
Profesi pendidik memiliki misi, pengabdian, bahkan merupakan sebuah ibadah yang

2
Slameto, Teori, Model, Prosedur, Manajemen Kelas dan Efektivitasnya, (CV.PENERBIT QIARA MEDIA,
Cetakan pertama 2020), h. 8

3|Ma n aj eme n Kel as


memiliki nilai (value) lebih dibandingkan dengan jabatan dan profesi lainnya. Pendidik
(guru) adalah sebuah jabatan profesional yang memiliki visi, misi, dan aksi yang khusus
sebagai pemeran utama dalam pengembangan manusia sebagai sumber daya. Upaya
pengembangan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan sekaligus,
yaitu pendekatan substansi pendidikan, pendekatan teknis pendidikan, dan pendekatan
pengelolaan pendidikan.

Pendekatan substansi pendidikan (content approach). Pening- katan kualitas


pendidikan ditentukan oleh terjadinya perubahan ting- kah laku yang periu dicapai oleh
peserta didik. Proses pembelajaran yang selama ini mengarah pada penguasaan hafalan
konsep dan teori yang bersifat abstrak terbukti kurang menarik minat dan motivasi
peserta didik untuk belajar sehingga prestasi belajar siswa selalu rendah. Apa yang
dipelajari di kelas cenderung artifisial dan seolah-olah dipisahkan dari permasalahan
lingkungan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, kegiatan pembelajaran
yang seharusnya berorientasi pada para pelajar (learner centered) terkalahkan oleh
kegiatan mengajar yang didominasi oleh guru (teacher centered) yang cenderung kaku
dan membosankan.

Isi kurikulum (core curriculum content) yang berorientasi pada proses


pembelajaran siswa secara maksimal pada intinya terdiri atas dua kategori. Di samping
isi kurikulum berkaitan dengan kemampuan dasar untuk belajar (basic learning skills)
seperti kemampuan mem- baca (menyerap informasi melalui bahan bacaan dan ruang),
menulis (menuangkan gagasan melalui tulisan atau lisan), mendengar dan menyimak
(menyerap informasi melalui pengamatan dan pendengaran), serta mengenal
permasalahan lingkungan agar dapat ber- latih untuk memecahkannya, isi kurikulum
juga berkaitan dengan substansi belajar (basic learning contents) seperti pengetahuan,
wawasan, nilai, sikap, dan keterampilan. Isi pelajaran tidak perlu selalu disampaikan
melalui ceramah karena perolehan pengetahuan akan lebih baik hasilnya jika mereka
membaca buku-buku pelajaran, manual, pengumuman dan berita, serta melakukan
pengamatan masalah sosial, baik di lapangan secara langsung maupun melalui media

4|Ma n aj eme n Kel as


massa. Informasi yang diperoleh peserta didik selanjutnya ditelaah (reviewed) dan
dijelaskan dengan konsep ilmu pengetahuan bersama guru dalam diskusi di kelas.

Pendekatan teknis kependidikan (technical approach). Pening- katan kualitas


pendidikan dilakukan melalui pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Pendekatan
ini mensyaratkan para peserta didik untuk dapat belajar pada setiap tahapan hingga
mencapai tahap penguasaan yang tertinggi. Sebelum menguasai suatu tahap belajar
tertentu, mereka tidak boleh mengikuti kegiatan belajar pada tahap berikutnya. Untuk
menentukan dengan cermat tingkat penguasaan suatu tahap belajar, perlu diterapkan
sistem ujian sekolah yang objektif dan tepercaya. Kontrol kualitas pendidikan harus
dilakukan secara teratur oleh suatu lembaga pengujian yang independen, tepercaya,
terlembaga, dan memiliki kewenangan untuk menentukan atau menetapkan berbagai
standar kualitas secara nasional atau daerah, baik yang menyangkut prestasi belajar
siswa, standar materi kurikulum maupun standar kualitas pendidikan lainnya. Hasil-
hasil pengukuran kualitas tersebut selanjutnya dianalisis dengan melakukan
pembandingan antarwaktu, antardaerah, bahkan antarnegara. Hasil analisis kualitas ini
selanjutnya akan menjadi masukan untuk penyempurnaan substansi dan proses
pendidikan pada masa berikutnya.

Pendekatan pengelolaan pendidikan (managerial approach). Peningkatan


kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui penguatan kemampuan setiap satuan
lembaga pendidikan dalam menerapkan strategi khusus secara mandiri. Melalui
manajemen berbasis sekolah (school based management), misalnya, pimpinan sekolah
diberikan tanggung jawab sepenuhnya untuk meneliti, mengkaji, dan memahami
permasalahan mengenai alokasi dan pendayagunaan sumber daya pendidikan secara
optimal (guru, tenaga lainnya, sarana prasarana, lingkungan, dan sebagainya) yang
dapat menghambat proses dan prestasi belajar. Setelah memahami permasalahannya,
kepala sekolah diberi keleluasaan untuk memutuskan apa yang terbaik bagi sekolahnya
yakni dalam usaha untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan serta
meningkatkan prestasi belajar. Para guru pun diberi keleluasaan untuk meneliti,
mengkaji, dan memahami permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat prestasi

5|Ma n aj eme n Kel as


belajar siswa dan mencari solusi yang konsisten terhadap permasalahan yang
dihadapinya.

Buku ini merupakan penjabaran dari pendekatan-pendekatan di atas sehingga


para guru dan orang tua siswa dapat merancang dan melakukan bersama siswa proses
pembelajaran yang mengasyikkan, menyenangkan, dan mencerdaskan. Dengan proses
seperti ini diharapkan munculnya perubahan tingkah laku, iklim kerja sama dan saling
menghormati, serta memfungsikan otak sebagai alat berpikir dapat dilakukan secara
sinergis dan seoptimal mungkin. Sejalan dengan itu, upaya setapak demi setapak untuk
meningkatkan kualitas pendidikan menjadi gerakan yang menyeluruh dalam diri setiap
insan pendidikan di tanah air. Semoga! 3

2.3 Pendekatan Managerial


Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen
adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur
dalam melibatkan unsur- unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran. Manajemen
kelas merupakan salah satu kegiatan yang perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk
mendukung pembelajaran aktif. Dalam buku Pendekatan Keterampilan Proses, Prof.
Dr. Cony Semiawan, dkk. Membagi manajemen kelas menjadi tiga bagian, yaitu:
1) pengaturan kelas,
2)pengelompokan siswa melayani kegiatan belajar mengajar,dan
3) tutor sebaya
1. Pengaturan Kelas
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalamkelas agar terjadi
interaksi belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
sungguh-sungguh.Untuk itu guru seyogyanya memiliki kemampuan
untukmelakukan interaksi belajar mengajar yang baik. Salah satu kemampuan
yang sangat penting adalah kemampuan mengatur kelas.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan
3
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, (Yogyakarta:Kansius, 2007), hlm 9-12.

6|Ma n aj eme n Kel as


bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam pembelajaran, diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu
rentetan kegiatan guru untuk menunbuhkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif, yang meliputi:
(1) tujuan pembelajaran,
(2)pengaturan penggunaan waktu yang tersedia,
(3) pengaturan ruang dan perabot pelajaran di kelas, serta
(4) pengelompokan dalam belajar.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam
mengajar. Makin jelas rumusan tujuan, makin mudah menyusun rencana dan
melaksanakan kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar siswa
di bawah bimbingan guru.
b. Waktu
Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk setiap
caturwulan, dan untuk satu tahun pelajaran yang sangat terbatas. Karena itu
diperlukan pengaturan waktu yang yang tersedia. Melalui pengaturan waktu
yang tersedia, diharapkansiswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Pengaturan Ruang Belajar
Agar tercipta suasana yang menyenangkan dan menggairahkan dalam
belajar, perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar. Penyusunan dan pengaturan
ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan
memudahkan gurubergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar
Dalam pengaturan ruang belajar, beberapa hal yang berikut perlu diperhatikan:
1) Ukuran dan bentuk kelas
2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
3) Jumlah siswa di dalam kelas
4) Jumlah siswa di dalam setiap kelompok
5) Jumlah kelompok di dalam kelas

7|Ma n aj eme n Kel as


6) Komposisi siswa dalam kelompok (siswa pandai dengan siswa kurang pandai,
pria
dengan wanita).
d. Pengelompokan Siswa dalam Belajar
Dalam belajar, siswa melakukan berbagai kegiatan belajar. kegiatan
belajar siswa disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. Ada siswa yang
dapat belajar sendiri dan ada pula yang dapat belajar secara berkelompok. Oleh
karena itu perlu pengelompokan belajar. di dalam penyusunan anggota kelompok,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan (individual, berpasangan,
kelompok atau klasikal)?
2) Siapa yang menyusun anggota kelompok (guru, siswa, atau guru dan siswa)
3) Atas dasar apa kelompok itu selalu tetap atau berubah-ubah sesuai kebutuhan
siswa dalam belajar?
2. Pengelompokan Siswa Melayani Kegiatan Pembelajaran
Untuk mewujudkan suasana belajar di mana siswa menjadi pusat
kegiatan belajar, perlu organisasi kelas yang luwes. Bangku, kursi, dan alat-alat
lainnya mudah dipindahkan untuk kepentingan bekerja kelompok. Ruangan
kelas dan segala fasilitas yang disediakan perlu diatur untuk melayani kegiatan
belajar. penempatan papan tulis tidak harus menetap di suatu tempat. Fasilitas
kelas hendaknya dapat melayani pemajangan hasil-hasil pekerjaan kelas. Dalam
melayani kegiatan belajar aktif,pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri.
Jadi dibedakan dari pengelompokan yang sederhana sampai yang kompleks,
maka pengelompokan siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
1) pengelompokan menurut “kesenangan berkawan”,
2) pengelompokan menurut kemampuan,
3) pengelompokan menurut minat.
3. Tutor sebaya, siswa befungsi sebagai guru
Di negrara maju, percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau tutor
sebaya telah berlangsung dan menunjukkan keberhasilan. Di Indonesia sedang

8|Ma n aj eme n Kel as


dicobakan. Dasar pemikirannya adalah siswa yang pandai dapat memberikan
bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan
kepada teman sekelasnya di sekolah atau kepada teman sekelasnya di luar
sekolah.4
Pendekatan Manajerial, Pendekatan manajerial memandang sekolah
sebagai suatu sistem sosial. Warga masyarakat sekolah adalah siswa, guru, ahli
kurikulum, dan administrator. Mereka berinteraksi di sekolah untuk
melaksanakan rancangan kurikulum mengikuti suatu BADIAN Konsepni dan
Definisi Kurikulum pendekatan. Mereka, terutama pendidik yang menganut
pendekatan manajerial, merancang kurikulum dalam bentuk program, jadwal,
ruang sekolah, dengan mengelola sumber daya, peralatan pembelajaran serta
personel sekolah (Ornstein & Hunkins, 2013: 3). Pendekatan ini melakukan
berbagai interaksi dan komunikasi dengan orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan kurikuler. Untuk itu, mungkin saja mereka membentuk
komite dan kelompok kerja sehingga relasi harmonis antarwarga sekolah
merupakan faktor penting dalam melakukan berbagai kegiatan bagi pengambilan
keputusan kurikuler.

Sebagai pecahan dari behaviorisme, pendekatan manajerial


menginginkan ada rencana kurikuler berdasarkan prinsip rasional dan langkah
yang logis. Pendekatan ini juga fokus pada aspek supervisi dan administrasi,
terutama dalam proses organisasi dan implementasi kuri- kulum. Karena itu,
pendekatan ini akrab dengan ide inovasi dan cara bagaimana ahli kurikulum,
supervisor dan administrator memfasilitasi perubahan kurikulum yang positif.
Perubahan kurikulum diajukan ahli kurikulum, yang biasanya juga supervisor,
agen perubahan, narasum- ber, dan fasilitator. Perubahan yang mereka ajukan itu
bisa diterima atau ditolak sekolah. Jika sekolah menerima inovasi, berarti
sekolah memi- liki kultur sekolah inovatif (Ornstein Hunkins, 2013: 3).

4
Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru:), h. 30-33

9|Ma n aj eme n Kel as


Pendidik yang menganut pendekatan manajerial memandang ku- rikulum
dalam pengertian luas dan mereka peduli pada sistem sekolah secara
keseluruhan, bukan hanya pada kelas atau mata pelajaran tertentu saja. Dengan
demikian, mereka akrab dengan teori penyusunan program dan penetapan
konten, dan ini merefleksi sistem organisasi sekolah, ke- butuhan dan latihan
serta metode untuk memonitor dan mengevaluasi hasil pendidikan di sekolah.5

5
Mohammad Ansyar, Kurikulum, (Jakarta:KencanaMedia, 2017), hlm 51-52.

10 | M a n a j e m e n K e l a s
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manajemen kelas adalah persyaratan sekaligus menjadi aspek penting bagi


terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Maksud dari manajemen kelas adalah
mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa
dalam kelas dapat melaksanakan proses belajar dengan efektif, efesien dan
menyenangkan.
Suatu sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses pembelajarannya
berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar
sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang
berkualitas akan membuahkan hasil pendidikan yang berkualitas pula dan dengan
demikian akan makin meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.

Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen


adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur
dalam melibatkan unsur- unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran

11 | M a n a j e m e n K e l a s
DAFTAR PUSTAKA

Indrawan, Irjus. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: CV


BUDI UTAMA.
Slameto. 2020. Teori, Model, Prosedur, Manajemen Kelas dan Efektivitasnya.
CV.PENERBIT QIARA MEDIA.
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta:Kansius
Afriza. Manajemen Kelas. Pekanbaru
Ansyar, Mohammad. 2017. Kurikulum. Jakarta:KencanaMedia

12 | M a n a j e m e n K e l a s

Anda mungkin juga menyukai