1 Pengertian Kepemimpinan
1
Husnul Yaqin, Kapita Selekta Administrasi dan Manajemen Pendidikan, (Banjarmasin: Antasari
Press, 2011), hlm. 147-148.
adalah menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya
menurut Gary Yuki (1994: 5) kepemimpinan:
2
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: ALFABETA CV, 2009), hlm.
143-144.
3
Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2011), hlm. 14.
4
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari pimpinan
skolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif,
dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi
masyarakat luas penggunanya. (Thomas B. Santoso : 2001). Agar tugas dan
tanggung jawab para pemimpin sekolah tersebut menjadi nyata, kiranya kepala
sekolah perlu memahami, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembangmekarkan oleh pemikir – pemikir
dalam dunia bisnis. Salah satu ilmu manajemen yang dewasa ini banyak diadopsi
adalah TQM (Total Quality Management) atau Manajemen Mutu Terpadu.
5
Juharni, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Makassar: CV SAH MEDIA,
2017, h.7.
untuk penyesuaian dan pemenuhan harapan, keinginan, dan kebutuhan pelanggan
sekarang dan masa depan.
8
Salis, Edward, 2008. Total Quality Management in Education, (Yogyakarta: Alih
Bahasa oleh Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, Ircisod) H. 170
Joseph M. Juran dalam Fandy Tciptono & Anastasia Diana, (2001;
hlm.160) menyatakan bahwa kepemimpinan yang mengarah kepada kualitas
meliputi tiga fungsi manajerial, yaitu :
1. Perencanaan kualitas; fungsi ini meliputi langkah-langkah: identifikasi
pelanggan, identifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan, mengembangkan metode dan proses
kerja untuk menghasilakan produk yang memenuhi atau melampaui
harapan pelanggan, dan mengubah hasil perencanaan ke dalam tindakan
nyata.
2. Pengendalian kualitas; langkah-langkah dalam fungsi ini adalah: evaluasi
kinerja aktual, membandingkan kinerja aktual dengan tujuan, dan
melakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi perbedaan kinerja yang
ada.
3. Perbaikan kualitas; langkah-langkahnya: membenruk infrastruktur untuk
perbaikan kualitas secara berkesinambungan, identifikasi proses atau
metode yang membutuhkan perbaikan, membentuk tim yang bertanggung
jawab atas proyek perbaikan tertentu, dan menyediakan sumber daya dan
pelatihan yang dibutuhkan tim perbaikan tersebut agar dapat mendiagnosis
masalah dan mengidentifikasi penyebabnya, menemukan pemecahannya,
dan melakukan perbaikan terhadap masalah tersebut.
Kepemimpinan pendidikan mutu dalam memiliki peran yang sangat
penting dalam kaitannya dengan pemberdayaan guru dan para staff untuk bekerja
sama dalam satu tim yang solid. Dengan demikian seorang pemimpin pendidikan
mutu harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Melibatkan para guru dan seluruh staff dalam aktivitas penyelesaian
masalah, dengan menggunakan metode ilmiah, prinsip-prinsip mutu dan
kontrol proses.
b. Meminta pendapat mereka tentang berbagai hal dan tentang bagaimana
menjalankan tugas dan tidak sekedar menyampaikan bagaimana
seharusnya bersikap.
c. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen untuk membantu
pengembangan dan meningkatkan komitmen mereka.
d. Menanyakan pendapat Staff tentang sistem dan prosedur mana saja yang
menghalangi mereka dalam menyampaikan mutu kepada pelanggan
(pelajar, orang tua maupun partner kerja).
e. Memahami bahwa keinginan untuk meningkatkan mutu tidak sesuai
dengan manajemen dari atas ke bawah (top-down).
9
Arcaro, Jerome S., 2005. Pendidikan Berbasis Mutu, Pustaka Pelajar,
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar) H. 20
f. Memindahkan tanggung jawab dan kontrol pengembangan tenaga
profesional langsung pada guru dan pekerja teknis.
g. mengimplementasikan komunikasi yang sistematis dan kontinyu diantara
setiap orang yang terlibat dalam sekolah.
h. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta negoisasi dalam
rangka menyelesaikan konflik.
i. Memiliki sikap membantu tanpa harus mengetahui semua jawaban bagi
setiap masalah dan tanpa merasa rendah diri.
j. Menyediakan materi pembelajaran konsep mutu. Seperti membangun tim,
manajemen proses, layanan pelanggan, komunikasi serta kepemimpinan.
k. Memberikan teladan yang baik.
l. Belajar berperan sebagai pelatih, bukan sebagai BOS.
m. Memberikan otonomi dan berani mengambil resiko.
n. Memberikan perhatian yang berimbang dalam menyediakan mutu bagi
pelanggan internal dan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Arcaro, Jerome S., 2005. Pendidikan Berbasis Mutu, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Fandy Tjipto & Anastasya Diana, 2001. Total Quality Management, Jogjakarta;
Edisi Revisi, Andi Offset,
Fattah, Nanang, 2004. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya,
Salis, Edward, 2008. Total Quality Management in Education, Alih Bahasa oleh
Yogyakarta: Ircisod,
Yaqin Husnul, 2011. Kapita Selekta Administrasi dan Manajemen Pendidikan,
Banjarmasin: Antasari Press.
Sagala Syaiful, 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:
ALFABETA CV,
Wahab, Abd. dan Umiarso, 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan
Spiritual, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Juharni, 2017. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Makassar: CV SAH
MEDIA.