Anda di halaman 1dari 8

Peran Kepemimpinan dan Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan

Oleh : Deni Gumelar Nasihin


Mahasiswa Pasca sarjana Manajemen Pendidikan
(NPM: 21012200024)

Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya menyangkut bangsa
dan negara. (UU No.20 Tahun 2003).

Pendidikan yang bermutu tinggi merupakan ukuran keberhasilan


pendidikan.Permasalahan mutu pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
suatu sistem yang saling berpengaruh. Mutu lulusan suatu Lembaga pendidikan dipengaruhi
oleh mutu masukan dan
Mutu proses. Hoy dan Miskel (dalamSugiyono,2016: 157) memberikan indicator sekolah
efektif yaitu adanya komponen Input (masukan), Process(proses), dan Output (keluaran).

Mutu berasal dari bahasa Latin, quails, yang artinya what kind of. Mutu menurut
Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Mutu menurut Crosby ialah kesesuaian
dengan yang disyaratkan. Perusahaan raksasa IBM mendefinisikan mutu ialah kepuasan
pelanggan. Mutu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Secara umum mutu
dapat diartikan sebagai gambaran dan karateristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan
Berdasarkan pendapat –pendapat tersebut maka mutu dapat diartikan produk
dan atau jasa yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan memuaskan pelanggan.
Penerapan definisi mutu dalam pendidikan dikemukakan Charles Hoy dalam
Improving Quality in Education, menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah suatu evaluasi
terhadap proses pendidikan dengan harapan tingggi untuk dicapai dan mengembangkan
bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam proses pendidikan (Syafaruddin, 2004: 56).
Pendapat tersebut sejalan oleh Achmad(1990) mengemukakan bahwa mutu pendidikan di
sekolah dapat diartikan sebagai kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional
dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang
berlaku. Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, process, output, dan,
outcome.Mutu pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Pendidikan bermutu dapat dilihat dari lulusan yang bermutu pula, strategi apa sajakah
yang dapat mewujudkan hal tersebut? Tentu menjadi dasar dalam penelitian ini
Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi dalam meningkatkan mutu
lulusan melalui prumusan masalah yang diajukan yaitu

1. Apakah kepemimpinan mempengaruhi strategi sekolah?


2. Apakah keoemimpinan mempengaruhi strategi sekolah?
3. Apakah kepemimpinan mempengaruhi strategi sekolah dalam meningkatkan mutu
lulusan?

Landasan Teori

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Heerens (dalam Sugiyono, 2016: 158) mengemukakan bahwa sekolah efektif


memiliki kepemimpinan yang kuat, Mackenzie (dalam Sugiyono, 2016: 158)
mengidentifikasikan tiga pendidikan efektif dan kepemimpinan sekolah menjadi
nomor urut pertama, sementara Edmons (dalam Sugiyono, 2016: 158) mengemukakan
lima karakteristik sekolah efektif, salah satunya adalah kepemimpinan dan
perhatian sekolah terhadap kualitas pengajaran.
Soetopo (1984:1) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai
tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan individu atau kelompok
untuk mengordinasi dan memberi arahan kepada individu atau kelompok yang lain
yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Danim,2009: 205).
Dua kata kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam
suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana
menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara
sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses pembelajaran. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam perannya sebagai
pemimpin dalam mengoordinasi, mengelola, dan mengarahkan warga sekolah
demi kepentingan sekolah.Pelaksanaan desentralisasi pendidikan yang menekankankan
pada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kepala sekolah memiliki otonomi yang
tinggi dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah bukan berarti
bekerja sendiri dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, melainkan harus
bekerjasama secara sinergi dengan seluruh warga sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah tidak dapat berjalan baik tanpa adanya
dukungan dari pihak baik dari internal sekolah maupun eksternal sekolah.Dengan
demikian peran dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung
peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai realisasi dari peran serta masyarakat di bidang
pendidikan diperlukan suatu wadah yang dapat mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan
menggali potensi masyarakat untuk menjamin terciptanya demokratisasi,
transparansi, dan akuntabilitas pendidikan. Salah satu wadah tersebut adalah
Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di tingkat
satuan pendidikan.

B. STRATEGI
Strategi dalam Konsep Manajemen Strategi Secara etimologis kata manajemen
merupakan terjemahan dari kata Management yang terdiri dari kata manage yang
berarti menyelenggarakan, membawa atau mengarah manajemen adalah suatu
kegiatan yang di lakukan secara bersama-sama oleh dua orang ataulebih yang di
dasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. (Muhammad Rifa’i,
2018:4)
Manajemen strategi sebagai seni dan ilmu untuk merumuskan,
mengimplementasi, mengevaluasi keputusan strategi lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi dapat mencapai tujuannya.
Manajemen strategi bukanlah seperti halnya ilmu pasti. Tidak ada organisasi
yang dapat menerapkan aturan-aturan yang langsung sekali jadi, strategi terbaik tidak
muncul dari buku-buku seperti resep-resep makanan, oleh karena itu tidak ada rumusan
yang pasti dalam “perhitungan” strategi itu. Manajemen strategi lebih merupakan
bagaimana “membaca” tanda-tanda dan persinggahan-persinggahanmasa depan dan
menafsirkannya dalam rangka untuk memilih sebuah arah yang semestinya bagi
pengembangan masa depan organisasi. (Yusuf Hadijaya, 2013:6).
Henry Mintzberg dalam Muhammad Rifa’i strategi sebagai perencanaan (plan)
dimaksudkan bahwa sesuatu yang secara sadar dimaksudkan untuk melakukan
tindakan, atau garis pedoman (satu set pedoman) untuk bersepakat dengan situasi.
Dengan defenisi tersebut mengandung dua makna yaitu bahwa strategi dibuat untuk
peningkatan dengan tindakan yang akan dilakukan, dan strategi ada untuk
mengembangkan secara sadar dan bertujuan. (Muhammad Rifa’i, 2019:241).
Dalam sebagian penjelasan mengenai konsep strategi dalam manajemen
strategi, sampai dapat diambil kesimpulan bahwa strategi ialah suatu yang dirancang
maupun disusun guna membenarkan arah untuk sesuatu lembaga pendidikan maupun
industri dalam mencapai tujuan. Terdapat 3 proses dalam strategi, yakni perencanaan
(planning), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating).
Dalam perencanaan strategi disusun bersumber pada visi dan misi organisasi
serta perencanaan jangka pendek yang merupakan langkah dini dari perencanaan
jangka panjang.

C. MUTU LULUSAN

Edward Sallis mengemukan bahwa mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan
melampaui kebutuhan pelanggan.
Defenisi ini disebut juga dengan istilah mutu sesuai persepsi “quality in
perception”. Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang hanya ada dimata orang yang
melihatnya. Ini merupakan defenisi yang sangat penting. Sebab, ada resiko yang
seringkali kita abaikan dari defenisi ini, yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah
pihak yang membuat keputusan terhadap mutu, dan mereka melakukan penilaian
tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan.
(Edward Sallis, 2010:56). Konsep mutu lulusan sebagaimana ditegaskan oleh
Uwes merupakan“ cerminan serta karakteristrik merata pendidikan yang
menampilkankemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang diharapkan ataupun
yang tersirat.” Dengan kata lain, mutu pendidikan mencakup input, proses, serta output
pendidikan. Sedangkan input pendidikan merupakan segala sesuatu yang wajib tersedia
sebab diperlukan untuk berlangsungnya proses.
Sesuatu yang diartikan berbentuk sumber daya serta perangkat lunak dan
harapan- harapan selaku pemandu untuk berlangsungnya proses. Input sumber daya
meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru bk, karyawan serta
siswa) sumber daya selebihnya (perlengkapan, peralatan, uang, bahan serta lain- lain).
Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-
undangan, deskripsi tugas, rencana, program, serta lain- lain.
Input harapan- harapan berbentuk visi, misi, tujuan serta target yang mau
dicapai olehsekolah. (Uwes, 2003: 43).
Manajemen peningkatan mutu lulusan ialah suatu proses yang mengaitkan
seluruh bagian dalam lembaga pendidikan. Seluruh bagian tersebut silih berhubungan
serta tidak bisa dipisahkan, bagian tersebut antara lain merupakan siswa, tenaga
pendidik/ guru, kepala sekolah dan stakeholder ataupun masyarakat selaku pengguna
lulusan.
Kesemua bagian tersebut wajib sinergi buat menciptakan kinerja sekolah
berbentuk prestasi siswa yang memuaskan serta kinerja yang baik.

D. Strategi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Mutu Lulusan


Keberhasilan pendidkan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidik serta kependidikan yang ada di
sekolah. Menurut Mulyasa, “Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru”. (Mulyasa,
2013:24).
Pilar- pilar peningkatan mutu pendidikan secara garis besar dibagi menjadi
tiga, “ialah pengawas selaku think tank- nya pendidikan, kepala sekolah selaku
superintendent serta guru yang mempunyai mindset yang mantap”. Kepala sekolah
ialah salah satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah. Untuk itu kepala sekolah
wajib mengenali tugas pokok serta fungsinya yang wajib dia laksanakan. (Rohmad,
2012:85).
Tugas kepala sekolah yang utama merupakan tanggung jawab terhadap
bawahannya serta bertanggung jawab terhadap atasannya. Bertanggungjawab pada
tugas bawahannya, artinya kepala sekolah wajib senantiasa mengendalikan kinerja
bawahannya sebaliknya tanggung jawab kepala sekolah kepada atasannya ialah
kepala sekolah wajib berupaya menerima masukan dari atasannya terhadap
peningkatan mutu dan pencapaian visi serta misi sekolah tersebut. (Rohmad,
2012:88).
Dengan demikian strategi kepala sekolah merupakan suatu metode ataupun
tata cara yang digunakan oleh kepala sekolah dalam menggapai tujuan yang telah
direncankan dalam upaya meminimalisir kegagalan. Strategi ini ialah salah satu
kompetensi yang wajib dimiliki oleh kepala sekolah dalammewujudkan suatu visi
serta misi sekolah.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana serta pengaturan megenai
tujuan, isi serta bahan pengajaran dan metode yang digunakan untuk pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran agar menggapai Pembelajaran tertentu.
Berdasarkan UU Sisdiknas 2003 pasal 36 ayat 1: “pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional Pendidikan untuk mewujudkan
tujuan Pendidikan nasional”. (M. Ngalim Purwanto, 1998:119).
Setelah strategi utama dan sasaran jangka panjang ditetapkan, maka proses
berikutnya yang tidak kalah penting merupakan pelaksanakan strategi dalam bentuk
tindakan. Hal ini disebabkan manajemen strategik merupakan proses yang
berkesinambungan. dimulai dengan perumusan strategi dilanjutkan dengan
penerapan dan setelah itu bergerak kearah peninjauan kembali serta penyempurnaan
strategi. (Haris Syamsudin, 2013).
Pada dasarnya pelaksanaan strategi merupakan tindakan pelaksanakan
strategi yang sudah kita susun kedalam berbagai alokasi sumberdaya secara
maksimal. Dengan kata lain, dalam melakukan strategi kita menggunakan
perumusan strategi untuk membantu pembentukan tujuan- tujuan kinerja, alokasi
dan prioritas sumber daya. (Akdon, 2007:82-83).
Prim Masrokan menegaskan bahwa pelaksanaan strategi meggambarkan
cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh organisasi. kegiatan inimerupakan
lanjutan dari formulasi strategi yang mempunyai beberapa prinsip kegiatan yaitu:
(a) analisis pilihan strategic dan kunci keberhasilan, (b) penetapan tujuan, sasaran
dan strategi (kebijakan, program dan kegiatan), (c) sistem pelaksanaan, pemantauan
dan pengawasan yang harus dirumuskan dengan jelas berdasarkan hasil analisis
yang teah dilaksanakn untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Masrokan
Mutohar, 2008:158).
Dengan demikian, suksesnya pelaksanakan strategi terletak pada keahlian
manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu,
strategi yang telah di formulasikan namun tidak dilaksanakan, maka tidak akan
mempunyai makna apapun. keahlian interpersonal sangat dipentingkan,
mempengaruhi seluruh karyawan serta manajer dalam organisasi. Semua harus
memberikan jawaban apa yang harus dilakukan untuk melakukan bagian kita dalam
strategi lembaga, serta gimana metode terbaik untuk menyeleseikan pekerjaan.
(Abuddin Nata, 2012:387).
Evaluasi berasal dari bahasa inggris: evaluation. Pangkal katanya value yang
berarti nilai ataupun harga. Dengan Demikian, secara bahasa Evaluasi Strategi
merupakan usaha- usaha untuk memonitor hasil- hasil dari perumusan serta
pelasanakan strategi termasuk mengukur kinerja organisasi, dan mengambil
langkah- langkah perbaikan apabila dibutuhkan. (Masrokan Mutohar, 2008:160).
Fokus utama dalam evaluasi strategi merupakan pengukuran serta
penciptaan mekanisme umpan balik yang efektif. pengukuran kinerja merupakan
tahap yang berarti untuk melihat dan mengevaluasi capaian ataupunhasil pekerjaan
yang teah dilakukan organisasi buat menggapai tujuan yang menjadi target pekerja
tersebut. (Akdon, 2007:84).
Dalam hal ini seseorang kepala sekolah menjadi tau bahwa pelaksaanstrategi
apakah telah berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan ataupun tidak,serta
sampai mana keahlian serta kinerja yang dilakukan dalam penerapan sudah sampai
belum yang diharapkan. jadi evalusasi strategi dilakukan demi mengurangi
kesalahan yang akan terjadi dikala proses penerapan berlangsung dan juga
memperbaiki proses kinerja.
Daftar Pustaka

Rubino, Nurika Khalila, 2021, Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Lulusan SMK
Swasta Taman Siswa Binjai , Jurnal Islami- Manajemen Pendidikan Islam &
Humaniora
Herni (2022) “Manajemen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Dalam Meningkatkan
Mutu Lulusan Perguruan Tinggi ”,al-Afkar, Journal For Islamic Studies,
5(4), pp. 281–289. doi: 10.31943/afkarjournal.v5i4.380

Anda mungkin juga menyukai