Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
Administrasi dan Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu :
Apriliyani Diah Kartikasari, M.Pd

Disusun oleh :
Olivia Millynia Nata (932203519)
Awliya Syifa Rohana (932205219)
Rahma Rizca Prasetya (932205319)
Umi Fatkurohmah (932208319)
Nela Anisah (932215719)
Ainun Syaifullah (932218019)

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2020

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan di Indonesia menganut konsep pendidikan seumur hidup.
Oleh sebab itu pendidikan menjadi tanggungjawab pemerintah, keluarga, dan
masyarakat. Agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, maka
pendidikan itu sendiri membutuhkan pengelolaansecara baik. Pengelolaan
pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk jalur pendidikan sekolah
maupun luar sekolah pada setiap jenis dan jenjang pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Satuan
pendidikan yang didirikan oleh pemerintah diselenggarakan oleh Mendikbud
atau menteri lain, sedang satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat
diselenggarakan oleh yayasan atau badan yang bersifat sosial. Kepala sekolah
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, rektor pada tingkat uninversitas
/institut, ketua pada tingkat akademi/sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana
dan prasarana. Dalam kontek manajemen pendidikan, agar pimpinan atau
kepala sekolah dan kinerja guru dalam aplikasinya di lembaga persekolahan
agar dapat mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen
kinerja (performance management). Di lembaga pendidikan selain praktisi
pendidikan (perencana) pendidikan, maka ujung tombak yang mampu
mengangkat keberhasilan pendidikan adalah para guru, termasuk di dalamnya
adalah guru yang bertindak sebagai kepala sekolah (manajer pendidikan).
Dengan mengacu pada penerapan fungsi manajemen di atas, di bawah ini
akan dibicarakan tentang manajemen pendidikan di sekolah.
Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat
membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang fungsi-fungsi
manajemen di atas dapat diaplikasikan dalam program kegiatan kependidikan.
Kepala sekolah dan guru dalam tugasnya sebagai pemimpin pendidikan,
dalam hal ini secara esensial yang diharapkan mampu melakukan proses
manajerial secara utuh.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fungsi manajemen pendidikan?
2. Apa tujuan dari manajemen pendidikan?
3. Apa saja macam-macam fungsi manajemen pendidikan?
4. Apa fungsi dari manajemen pendidikan?
1.3. Tujuan Penulisan
2. Mengetahui pengertian dari fungsi manajemen pendidikan.
3. Mengetahui tujuan dari manajemen pendidikan.
4. Mengetahui macam-macam manajemen pendidikan.
5. Mengetahui fungsi dari manajemen pendidikan.
1.4. Batasan Masalah
Adapun makalah ini hanya untuk membahas tentang seputar fungsi
dari administrasi dan manajemen pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fungsi Menejemen Pendidikan


Menurut Depdiknas RI, Administrasi pendidikan adalah suatu keseluruhan
proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pembiyaan,
dan pelaporan, dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personal,
material, dan spiritual demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan
usaha manusia dengan bantuan manusia lainnya serta sumber-sumber lainnya
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya.1

Fungsi administrasi dan manajemen pendidikan adalah elemen-elemen


dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh administrasi dan manajemen dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Administrasi dan manajemen berlangsung
dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang meliputi fungsi-
fungsi administrasi dan manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi, membuat keputusan, mengomunikasikan,
mengoordinasikan, mengawasi, menilai.2

2.2 Tujuan Manajemen Pendidikan


Tujuan manajemen pendidikan secara rinci sebagai berikut:
a. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh
(output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input), yang dapat
dinyatakan baik secara kuantitas maupun kualitas.
b. Kualitas menunjukkan pada suatu ukuran penilaian yang diberikan
kepada barang atau jasa tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas
kinerjanya.

1
Oemar Hamalik, Manajemen Pendidikan dan Latihan, (Bandung: Y.P. Pemindo, 2003), hlm. 3.
2
Kurniawan, FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional
Laa Roiba, 2018), hlm. 7.
3
c. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi (kesesuaian
hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan). Efektivitas dapat juga
ditelaah dari : 1. Masukan yang merata, 2. Keluaran yang banyak dan
bermutu tinggi, 3. Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat yang sedang membangun, 4. Pendapatan tamatan yang
memadai (Engkoswara, 2010).

d. Efisiensi, berkaitan dengan cara membuat sesuatu dengan betul (doing


things right), efektivitas menyangkut tujuan (doing the right things)
atau perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai.

2.3 Macam-macam Fungsi Manajemen Pendidikan


1. Membuat Keputusan
Proses pembuatan keputusan melibatkan berbagai unsur yang
terlibat dalam suatu organisasi. Oteng Sutisna (1983:149) menyatakan
bahwa “suatu keputusan sebenarnya proses memilih tindakan tertentu
antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin”. Pembuatan keputusan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh
menejer yang memiliki dampak pada organisasi karena keputusan
merupakan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan dari unit yang menjadi
tanggung jawabnya. Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan keputusan
adalah:
a. Menentukan masalah,
b. Menganalisa situasi yang ada,
c. Mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan,
d. Menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan,
e. Memilih alternatif yang mungkin.3
2. Mengomunikasikan
Komunikasi dalam organisasi merupakan darah dalam organisasi,
apabila komunikasi ini tidak berjalan maka dipastikan organisasi itu dalam
masalah. Mengomunikasikan artinya menyampaikan berbagai informasi,
ide, gagasan, pemikiran, pertanyaan, penjelasan, kebutuhan, dan lain-lain
dari pimpinan kepada bawahan. Komunikasi merupakan kunci sinergitas

3
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hlm. 5. 4
antara pimpinan dan stafnya agar tujuan organisasi dapat tercapai bersama-
sama.4
3. Mengoordinasikan
Mengoordinasikan adalah serangkaian kegiatan mempersatukan
sumbang dan saran dari para anggota organisasi, bahan dan sumber-
sumber lain yang terdapat dalam organisasi kearah pencapaian tujuan-
tujuan yang telah disepakati bersama (Otang Sutisna, 1996). Menurut
Dasuki dkk (1994) urutan koordinasi yaitu:
a. Adanya seorang koordinator untuk dapat menfungsikan tiap bagian
dalam organisasi, memiliki kemampuan untuk membawa dan
menggunakan sumbangan dari unit atau orang tersebut untuk
mewujudkan tujuan yang telah diketahuinya,
b. Adanya unit atau orang yang telah dikoordinasikan yang sudah ditata
dan mampu meberikan sumbangan yang sangat berguna bagi
terwujudnya cita-cita bersama,
c. Adanya pengertian untuk saling timbal balik dari seorang
pengoordinator dan mereka yang dikoordinir untuk saling menghargai
dan saling bekerja sama demi kepentingan organisasi tersebut.5
4. Mengawasi
Otang Sutisna (1996) menyatakan bahwa pengawasan adalah suatu
proses fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa yang terjadi
sesuai yang semestinya terjadi. Dengan kata lain, pengawasan adalah
fungsi administrasi untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Dasuki dkk
(1994) terdapat dua hal yang mendorong diperlukan adanya pengawasan,
yaitu:
a. Tujuan-tujuan individu atau kelompok, pada umumnya bertentangan
dengan tujuan organisasi.
b. Adanya jangka waktu antara saat tujuan dirumuskan dan pada saat
tujuan diwujudkan kemungkinan adanya penyimpangan yang perlu
diluruskan.
4
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hlm. 5.
5
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hlm. 6. 5
Oteng Sutisna (1996) menyatakan bahwa tindakan pengawasan
terdiri dari tiga langkah, yaitu:
a. Mengukur perbuatan atau meneliti apa yang sedang dilakukan,
b. Membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan dan
menetapkan perbedaannya jika terdapat perbedaan,
c. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan atau
tindakan perbaikan.6
5. Menilai
Penilaian merupakan fungsi dan prinsip manajemen untuk
mengetahui apakah suatu program suatu organisasi mencapai tujuan atau
tidak. Proses penilaian ini harus berdasarkan data dan fakta. Penilaian
yang tidak didasarkan pada data dan data yang valid dan reliabel akan
menjerumuskan individu atau kelompok organisasi kepada kehancuran.
Kegunaan dan maksud dari penilaian tersebut adalah:
a. Untuk memperoleh dasar bagi keperluan pertimbangan akhir suatu
periode kerja.
b. Untuk mendukung dan menjamin cara kerja yang efektif dan efisien.
c. Untuk memperoleh fakta fakta tentang kesukaran dan untuk
menghindari situasi yang dapat merusak.
d. Untuk memajukan kesanggupan guru dan orang tua siswa dalam
mengembangkan organisasi sekolah.
Menurut Basuki dkk (1994) mengatakan bahwa prinsip-prinsip dalam
penilaian yang tidak boleh diabaikan adalah :
a. Komperenhensif dalam arti bahwa penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh yang dapat mencakup berbagai unsur didalamnya seperti
antara lain: Manusia, peralatan, modal, situasi, iklim kerja,
lingkungan, peraturan atau prosedur lain yang telah ditetapkan
b. Kooperatif dalam arti bahwa penilaian dapat melibatkan semua unsur
yang terkait yang mempengaruhu perkembangan dalam proses
penilaian seperti antara lain: penilaian terhadap siswa harus
melibatkan guru, kepala sekolah, dan juga orang tua murid.

6
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hlm. 6.
6
c. Ekonomis dalam arti bahwa penilaian tersebut tidak terjadi
pemborosan uang, benda maupun orang. Penilaian yang dilakukan
harus efektif dan efisien yang hasilnya dapat digunakan untuk
mendiaknosis karena penilaian yang dilakukan dapat juga
menyingkapkan berbagai kekurangan dan kelemahan yang telah
dilakukan.
Menurut Dauglass (1963: 13-17) menyatakan bahwa prinsip-prinsip
manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja.
b. Mengoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberi tanggung jawab kepada personel, hendaknya sesuai sifat-
sifat dan kemampuan
d. Mengenal secara baik faktor-faktor sikologis manusia.
e. Memperhatikan nilai-nilai dalam organisasi.7
6. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak
dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan.
Ada tiga kegiatan dalam setiap perencaaan, diantaranya:
a) Perumusan tujuan yang ingin dicapai.
b) Pemilihan program untuk mencapai tujuan.
c) Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.8
Jenis-jenis perencanaan pendidikan:
1. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai
dan cara-cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.

7
Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan Dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), hlm. 7.
8
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), hlm. 49.
7
2. Perencanaan Meso
Kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian
dijabarkan ke dalam program-program yang berskala kecil. Pada
tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan
dengan unit-unit.
3. Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat
institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat
meso. Contoh: kegiatan proses pembelajaran.9
Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu
pada masa depan (forecast) atau menentukan pengaruh pengeluaran
biaya dan keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir;
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir; menyusun
program yakni menetapkan prioritas dan urutan strategi; anggaran biaya
atau lokasi sumber-sumber; menetapkan prosedur kerja dengan metode
yang baru; dan mengembangkan kebijakan-kebijakan berupa aturan dan
ketentuan.
Dalam kerangka manajemen sekolah, perencanaan bermakna
bahwa kepala sekolah bersama timnya harus berpikir untuk menentukan
sasaran-sasaran dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk
menjamin pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus
berpijak pada data yang cermat dan akurat. Rencana memberikan arah
sasaran bagi organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk
mencapai sasaran tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan :
a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuannya,
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara
konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih,
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat diukur, sehingga tindakan perbaikan
dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.10
9
Kurniawan, Fungsi Administrasi Pendidikan, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba,
2018), hlm. 7.
10
Kurniawan, Fungsi Administrasi Pendidikan, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba,
2018), hlm. 8.
8
7. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan
pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota
sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala
sekolah harus dapat mempunyai kemampuan menentukan jenis program
yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang
dimilikiuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah
harus dapat membimbing, menatur, mempengaruhi, menggerakkkan,
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di lembaga
sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama.11
Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur
organisasi baru untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan garis
hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru,
merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi
kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk
apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau
diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.
Ernest Dale mengemukakan tiga langkah dalam proses
pengorganisasian, yaitu:
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik
dapat dilaksanakan oleh satu orang

c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk


mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.12

8. Fungsi Pelaksanaan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru

11
Kurniawan, Fungsi Administrasi Pendidikan, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba),
hlm. 8.
12 9
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hlm. 72.
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya.
Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating. Pada tahap staffing
bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,
pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau
menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.13
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini
adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika:
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
e. Hubungan antarteman dalam organisasi tersebut harmonis.
9. Fungsi Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai,


atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas
permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan
melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi

13
George R. Terry dan Leslie W. Rule, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 9.
10
kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.14
Tujuan dilaksanakannya evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan aktivitas dan
program organisasi.
2. Untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan
perencanaan program yang akan datang.
3. Untuk mengembangkan program-program dan teknik baru bagi
peningkatan kinerja.
4. Untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari suatu
program.
5. Untuk meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan kegiatan.
Secara umum, pentingnya perlu dilakukan evaluasi seperti berikut:
1. Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen.
2. Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan.
3. Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari
mengulangi kesalahan yang sama.
4. Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai
masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari
solusinya.15

14
Kurniawan, FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional
Laa Roiba, 2018), hlm. 9.
15
Kurniawan, FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN, (Bogor: Institut Agama Islam Nasional
Laa Roiba, 2018), hlm. 9.
11
BAB III
PENUTUP
c.1. Kesimpulan
Secara etimologi merupakan terjemahan langsung dari kata
management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan.
Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan
Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage
yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan.
           Dalam perspektif yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses
pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Dalam perspektif ini ada sejumlah unsur pokok yang membentuk
kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia (men), barang-barang
(materials), mesin (machines) metode (methods), uang (money) dan pasar
(market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling
berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapain
tujuan secara efektif dan efisien.
Di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan
fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:
1. Membuat Keputusan.
2. Mengomunikasikan.
3. Mengoordinasikan.
4. Mengawasi.
5. Perencanaan.
6. Pengorganisasian.
7. Pelaksanaan.
8. Evaluasi.
c.2. Saran
Penulis berharap kepada seluruh pihak yang mempunyai komitmen
terhadap pengembangan ilmu kiranya dapat memberikan saran dan kritik

12
yang bersifat ilmiah dan konstruktif guna melengkapi makalah yang penulis
yakin masih sangat jauh dari kesempurnaan. Semoga pembahasan makalah
ini tentang fungsi-fungsi dari manajemen dapat menambah wawasan dan
membuat organisasi/lembaga mencapai mencapai tujuan, dapat menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, serta
mencapai efisiensi dan efektivitas dari lembaga/organisasi tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Latihan. Bandung:


Y.P. Pemindo.
Chairunnisa, Connie. (2016). Manajemen Pendidikan Dalam Multi
Perspektif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Fattah, Nanang. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Kurniawan. (2018). FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN. Bogor:
Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba.
George R. Terry dan Leslie W. Rue. (1999). Dasar-dasar Managemen,
Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu, Cet. VI.
Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai