Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :

Dr. Afriza, S.Ag, M.Pd

Oleh :
Ahmad Khairul Anam, S.Pd
NIM : 22090611995

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS PASCASARJANA PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah dasar dalam setiap usaha meningkatkan
kualitas kehidupan yang dimiliki oleh manusia, yang mana di dalam
pendidikan tersebut memiliki peranan dan objektivitas untuk membuat
manusia menjadi manusia yang sebenarnya. Pendidikan pada dasarnya adalah
merupakan suatu proses untuk menjalani hidup yang lebih baik kedepannya.
Melalui proses tersebut manusia diharapkan dapat memahami apa arti dan
hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan hidup yang
semakin hari dianggap sebagian orang semakin sulit ini dijalani dengan benar
dan sesuai dengan aturan norma-norma yang diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itulah fokus pendidikan salah satunya diarahkan kepada
pembentukan manajemen yang unggul dalam setiap lininya.
Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk menjalankan berbagai macam sistem pendidikan terutama kita yang
berada di Indonesia. Dengan adanya manajemen ini dalam suatu instansi
pendidikan akan membuat instansi tersebut berkembang dengan pesat jika
memiliki manajemen yang bagus dan tertata rapi. Manajemen pendidikan
yang bagus juga bisa membentuk pendidikan yang visioner artinya adalah
pendidikan yang memiliki visi yang jelas sehingga menghasilkan alumni-
alumni yang berkualitas.
Dalam manajemen pendidikan diperlukan sumber daya manusia yang
baik dan berkualitas. Walaupun dalam kenyataannya yang kita lihat bahwa
kondisi pendidikan saat ini mengalami masalah yang serius di berbagai
jenjang pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun nonformal sehingga
dapat menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai
keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai
bidang.
Pola manajerial yang efektif akan membawa anggapan yang baik pula
bagi tenaga pendidik, sehingga menyebabkan perlunya dibangun melalui pola
manajerial yang digunakan oleh kepala sekolah agar kerja sama antara kepala
sekolah dan tenaga pendidik dapat dijalankan dengan baik. Dengan adanya
kerja sama yang baik tersebut akan menimbulkan iklim kerja yang kondusif
maka akan menumbuhkan motivasi tersendiri bagi para tenaga pendidik untuk
bekerja sesuai dengan porsinya.
Manajemen sebagai sebuah ilmu yang dibutuhkan oleh manusia
sebagai tatanan di dalam kehidupan baik secara individu maupun kelompok.
Karena manajemen dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan
untuk diwujudkan secara bersama-sama.
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok-pokok permasalahan yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah konsep-konsep dasar dalam manajemen pendidikan?
2. Apa sajakah yang merupakan ruang lingkup manajemen pendidikan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


1. Pengertian Manajemen
Asmendri (2012) dalam bukunya Teori Dan Aplikasi Manajemen
Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/Madrasah, mengatakan bahwa
kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu kata “manus” yang
artinya tangan dan “agere” yang berarti melakukan. Dua kata ini
digabung menjadi “managere” yang bermakna menangani sesuatu,
mengatur Oma membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan
dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. Menurut Terry
(1986) manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai
hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan
sumber lainnya. sedangkan menurut Harsey dan Blanchard (1988)
manajemen adalah proses bekerjasama antara individu dengan
kelompok yang melibatkan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
bersama sebagai aktivitas manajerial.
Dengan disampaikan dari beberapa ahli di atas tentang pengertian
manajemen, maka menurut penulis manajemen adalah merupakan ilmu
dan keterampilan dalam mengatur mengendalikan,
mengkomunikasikan, dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada
di dalam organisasi tersebut sebagai fungsi-fungsi manajemen agar
tujuan yang akan dicapai dalam sebuah institusi atau organisasi tercapai
secara efektif dan efisien.
Pada umumnya ketika melakukan suatu pekerjaan diperlukan
kerja sama antara dua orang atau lebih serta dukungan sumber daya
manusia dan material lainnya. Makin kompleks suatu pekerjaan maka
makin diperlukan pendayagunaan sumber daya manusia dan non
manusia secara efisien. Berkaitan dengan hal tersebut Longenecker dan
Priangle (1981) mengemukakan bahwa proses pengadaan,
pengkombinasian, dan pemanfaatan sumber daya insani dan noninsani
misalnya uang sarana fisik, teknologi, dan informasi. Jadi semakin
kompleks organisasi dalam sebuah masyarakat maka semakin
memerlukan manajemen dalam mengatur sumber daya yang efisien
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Dalam perkembangan teori manajemen banyak para ahli
mendefinisikan manajemen sesuai dengan pemahaman mereka masing-
masing. Dari keseluruhan teori tersebut dapat kami simpulkan bahwa :
(1) manajemen adalah sebuah proses, (2) proses dalam manajemen
mempunyai tujuan yang akan dicapai, (3) tujuan yang ingin dicapai
tersebut dicapai melalui kerjasama dengan orang lain.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha untuk membina dan mengembangkan
kepribadian yang dimiliki oleh manusia baik secara rohani maupun
jasmani. Di samping itu beberapa ahli juga mengartikan pendidikan itu
adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang
dalam proses pendewasaan diri sebagai seorang manusia. Dengan
pendidikan inilah kita bisa menjadi lebih dewasa karena pendidikan
tersebut bisa memberi dampak yang sangat positif bagi siapapun yang
menjalani proses tersebut. Sebagaimana yang tertera dalam UU nomor
20 tahun 2003 : pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual , pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat dan
negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
3. Pengertian Manajemen Pendidikan
Menurut Purwanto (1970: 9) manajemen pendidikan adalah
semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti
mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-usaha besar, koordinasi,
konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan seterusnya sampai
kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan
sebagainya. Menurut Stephen J. Kneziech manajemen pendidikan
merupakan sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang memiliki tujuan
utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan,
sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan
keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya,
stimulasi dan koordinasi personil dalam iklim organisasi yang kondusif,
serta menentukan perubahan esensial pada fasilitas untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa mendatang. Nawawi
(1983:11) mengatakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu
terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan
atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama lembaga pendidikan
formal.
Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat disimpulkan bahwa
manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang merupakan proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi sebuah pendidikan, untuk
mencapai tujuan organisasi pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, manfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan
fungsi-fungsi manajemen agar tercapainya suatu tujuan secara efektif
dan efisien.
Karena manajemen pendidikan adalah manajemen kelembagaan
yang menunjang penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran,
sebagaimana yang diutarakan di atas, maka tekanan aktualisasinya
adalah pada manajemen pengajaran atau pembelajaran yang dalam
praktik kegiatan yang adalah pada proses belajar mengajar (PBM).
Kegiatan tersebut dalam manajemen pendidikan merupakan suatu inti
dari manajemen pengajaran yang dalam hal ini adalah kurikulum.
Manajemen pendidikan meletakkan juga kajian pada berbagai unsur
manajemen yang bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan
pencapaian tujuan pendidikan yang mana tujuan pendidikan tersebut
bersifat instruksional, kurikuler, institusi, hingga pada tujuan nasional
yang bermuara pada perwujudan tujuan nasional.
Pendidikan merupakan suatu proses transmisi budaya untuk
meningkatkan kualitas manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan pemanfaatan sumber daya secara maksimal. Oleh karena itu
penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam pendidikan adalah hal
yang sangat penting. Berkenaan dengan hal tersebut Sonhadji (2012:
183) mengatakan bahwa : pentingnya manajemen pendidikan atas
beberapa asumsi berikut.
a. Kualitas sumber daya manusia sebagai kunci kemampuan bersaing
dalam suatu bangsa
b. Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang paling efektif
c. Hanya pendidikan yang berkualitas yang dapat menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas
d. Pendidikan yang berkualitas harus dicapai dengan manajemen
pendidikan yang berkualitas juga.
Manajemen pendidikan adalah proses penggunaan berbagai
sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan pendidikan, melalui
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf,
pengarahan dan pengendalian.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan organisasi dan
pemilihan tindakan masa depan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Perencanaan tersebut meliputi penentuan tujuan organisasi,
mengembangkan premis-premis tentang lingkungan dimana tujuan ini
dicapai, memilih tindakan yang akan diambil, memprakarsai aktivitas-
aktivitas yang perlu untuk menterjemahkan rencana menjadi tindakan
dan mengevaluasi hasil rencana.
Pengorganisasian merupakan proses yang menghubungkan para
pekerja dengan pekerjaannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu manajemen. Proses ini terdiri dari pembagian kerja di
antara kelompok dan individu serta mengasosiasi aktivitas aktivitas
individu dan kerja kelompok dalam suatu struktur tertentu.
Pengembangan staf atau sumber daya manusia, mengacu pada
proses penyeleksian, pengembangan dan memberi penghargaan pada
pekerja yang berprestasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengawasan atau sering disebut sebagai pengontrolan adalah
proses untuk menjaga agar tercapainya tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Proses ini menyangkut perumusan standar, membandingkan
kinerja yang diukur terhadap standar, membandingkan kinerja yang
diukur terhadap standar yang dirumuskan serta menguatkan
keberhasilan dan mengoreksi tingkat kegagalan.
Pendidikan secara khusus disebut sebagai pembelajaran bersifat
komprehensif. Disebut demikian karena pembelajaran merupakan suatu
aktivitas yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pembelajaran dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sumber dan metode
pembelajaran bukan hanya diperoleh dalam ruang kelas buku-buku
yang menjadi pegangan dalam perkuliahan, namun juga merupakan
suatu interaksi dinamis yang mencakup aspek sosial dan kosmos di
mana lewat interaksi tersebut gambaran hidup atau perilaku dapat
menjadi kontribusi yang sangat berharga bagi penyempurnaan
pengetahuan yang telah diperoleh.
B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Menurut Fattah (2012: 123) manajemen pendidikan pada dasarnya adalah
suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengolahan bidang
bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen pendidikan meliputi
semua kegiatan yang menjadi sarana penunjang proses belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan. Menurut
Baharudin (2010 : 55) ruang lingkup manajemen pendidikan antara lain
sebagai berikut.
1. Manajemen kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu curere yang artinya
berlari, dan curricula yang artinya jarak yang ditempuh dalam suatu
perlombaan, peredaran waktu, jalan kehidupan. Kurikulum adalah suatu
jarak yang ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari
awal sampai akhir (Nasution, 2009)
Taba dalam Nasution (2009) mengartikan kurikulum sebagai a
plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran
anak, pandangan tradisional kurikulum, merumuskan adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Sementara pandangan modern kurikulum dikemukakan oleh
Romine dalam Agustinus Hermino (2014: 31) yaitu: curriculum is
interpreted to mean all of the organized courses, activities and
experience which pupils have under direction of the School, whether in
the classroom or not. Dalam kalimat tersebut bisa kita rumuskan
beberapa hal berikut.
a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan
hanya terdiri atas mata pelajaran saja tetapi meliputi semua kegiatan
dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab penyelenggara
pendidikan dalam hal ini adalah sekolah
b. Kurikulum mencakup juga berbagai kegiatan di luar ruangan kelas.
c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya di dalam kelas a tapi di luar
kelas sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Sistem penyampaian
yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau
pengalaman yang ingin disampaikan
d. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran
atau bidang pengetahuan yang tersusun, melainkan pembentukan
pribadi anak dan belajar cara hidup di masyarakat.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 mendefinisikan kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Sukmadinata (2011: 27) mengemukakan bahwa terdapat tiga
konsep tentang kurikulum yaitu sebagai berikut.
a. Kurikulum sebagai substansi di mana kurikulum dipandang orang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar, bagi murid-murid di sekolah,
atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat berupa suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, jadwal dan
evaluasi.
b. Kurikulum sebagai suatu sistem atau disebut sebagai sistem
kurikulum di mana kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem dalam hidup
bermasyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakannya.
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, tujuannya adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Para
pakar yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-
konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan
berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-
hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
Berdasarkan ketiga konsep tersebut, maka dapat diartikan bahwa
kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata
pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, dan lain-lain.
2. Manajemen Kesiswaan
Knezevich dalam Agustinus Hermino (2014: 41) mengartikan
manajemen kesiswaan atau manajemen peserta didik sebagai layanan
yang memusatkan perhatian kepada siswa, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas, seperti pengenalan pendaftaran, pengembangan minat dan
bakat siswa hingga mereka mencapai tataran yang diharapkan.
Berdasarkan pemahaman yang disampaikan oleh Knezevich
tersebut maka tujuan dengan adanya manajemen peserta didik adalah
untuk mengatur segala kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolahnya, baik dari
aspek pengetahuan, keterampilan maupun psikomotornya, termasuk
menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat peserta didik guna
mencapai cita-cita hidup yang diinginkan.
Manajemen kesiswaan menduduki tempat yang sangat vital.
Dikatakan demikian karena pusat layanan pendidikan di sekolah adalah
siswa itu sendiri. Keseluruhan aspek manajemen pendidikan yang
berkaitan dengan manajemen kurikulum, tenaga, sarana prasarana,
hubungan masyarakat, keuangan, dan layanan khusus keseluruhannya
diarahkan pada siswa. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
mendapatkan pelayanan terbaik untuk menunjang prestasi dalam proses
belajarnya.
3. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan yang bermutu dapat dihasilkan melalui transformasi
sebuah sistem yang didukung oleh komponen-komponen yang bermutu
pula. Komponen yang dimaksud salah satunya adalah sarana dan
prasarana. Sarana dan prasarana merupakan komponen yang sangat
penting dalam perjalanan sebuah lembaga pendidikan, sehingga perlu
dilakukan pengelolaan sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Bafadal (2008: 2) mengatakan bahwa secara sederhana
manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai proses
kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang
ada di dalam suatu lembaga secara efektif dan efisien. Sarana
pendidikan adalah semua perangkat atau peralatan, bahan, dan
perabotan yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.
Lebih lanjut Bafadal secara umum menyampaikan tujuan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah memberi layanan
secara profesional dalam langkah berjalannya proses pendidikan secara
efektif dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang teliti dan hati-hati,
sehingga melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua
sarana dan prasarana yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana
dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam
setiap diperlukan oleh semua kalangan yang berada di sekolah
tersebut.
4. Manajemen Keuangan
Keuangan adalah salah satu sumber daya yang memiliki peran
sangat mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Karena besarnya
peran dari dana tersebut maka dana tersebut haruslah dikelola sebaik
mungkin dengan pola pola manajemen keuangan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen keuangan dan standar akuntansi. Karena
dengan pengelolaan biaya yang baik dalam sebuah lembaga pendidikan
akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dengan
tersedianya biaya tersebut, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih
produktif, efisien dan efektif memungkinkan kebutuhan sebuah
lembaga akan segera terwujud.
Manajemen keuangan atau pembiayaan adalah serangkaian
kegiatan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan secara transparan
kepada pihak-pihak terkait dengan suatu lembaga tertentu (Mulyasa,
2005 : 47).
Adapun tujuan utama adanya manajemen keuangan dalam sebuah
sekolah adalah sebagai berikut.
a. Menjamin agar dana yang tersedia dalam suatu lembaga pendidikan
digunakan untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
b. Memelihara aset-aset yang ada di sekolah tersebut.
c. Menjaga agar peraturan peraturan serta praktek penerimaan,
pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan
Pada pelaksanaannya manajemen keuangan sekolah dilakukan
dengan mengacu pada empat prinsip menurut undang-undang
nomor 20 tahun 2003 pasal 48, pengelolaan dana pendidikan
dilakukan dengan bertumpu pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas publik. Dalam hal ini keadilan berarti
besarnya pendanaan pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat
daerah maupun masyarakat pada lingkungan lembaga pendidikan
tersebut yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Efisiensi lebih mengarah pada perbandingan antara income dan
outcome atau antara waktu, pikiran, biaya dengan hasil.
Transparansi artinya adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan sekolah yang berasal dari berbagai sumber dengan
jumlah dan rincian yang masing-masing serta
pertanggungjawabannya terhadap semua yang terlibat di dalam
lembaga pendidikan tersebut. Akuntabilitas publik berarti
penggunaan keuangan sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan secara bersama-sama
dalam manajemen satuan pendidikan.
5. Manajemen Hubungan Masyarakat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
dampak positif terhadap semakin kritisnya pemikiran dan tuntutan
masyarakat terkait peningkatan kualitas pendidikan. Yang mana pada
hakekatnya kualitas pendidikan tidak terlepas dari adanya bentuk
kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Keberadaan lembaga
pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat begitu juga dengan
sebaliknya masyarakat tidak akan maju tanpa adanya lembaga
pendidikan. Agar penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan bisa
maksimal maka perlulah keterlibatan semua pihak baik pemerintah
maupun masyarakat. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari
kerjasama yang baik antara dua komponen tersebut baik dari segi
pemikiran, tenaga, pembiayaan, serta pemecahan masalah yang
dihadapi oleh lembaga pendidikan.
Sebagaimana yang termuat dalam undang-undang nomor 22
tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, pemberdayaan masyarakat,
menumbuhkan prakarsa dan kreativitas dan peningkatan peran serta
masyarakat sangat ditekankan dan diharapkan, guna peningkatan
kualitas pendidikan secara komprehensif.
Oleh karena itu peran hubungan masyarakat (Humas) dalam suatu
lembaga pendidikan sangatlah dibutuhkan dan merupakan faktor yang
intens dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat. Hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi
antara lembaga pendidikan dan masyarakat dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan
praktek pendidikan dan pada akhirnya bekerja sama untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan dan
praktik pendidikan dan pada akhirnya bekerja sama untuk
meningkatkan kualitas dalam suatu lembaga pendidikan tertentu.
Dari uraian diatas maka secara rinci tujuan manajemen hubungan
masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan partisipasi, dukungan dan bantuan secara jelas dari
masyarakat baik berupa tenaga, sarana prasarana maupun dana
demi kelancaran dan tercapainya tujuan pendidikan.
b. Menimbulkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih
besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan
di sekolah secara efektif dan efisien.
c. Melibatkan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam sekolah.
d. Menegakkan dan mengembangkan suatu Citra yang
menguntungkan bagi sekolah terhadap para stakeholder-nya dengan
sasaran yang terkait.
e. Membuka kesempatan yang lebih luas kepada para pemakai produk
atau alumni dan pihak terkait untuk partisipasi dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
6. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerjasama dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam
bidang tersebut dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisien sehingga semua personil sekolah dapat
menyumbangkan secara optimal kemampuan yang dimiliki untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Personalia yang terdapat di dalam suatu lembaga pendidikan
adalah guru dan pegawai lainnya. Dimana personalia dalam suatu
lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Tenaga kependidikan yang terdiri atas tenaga pendidik pengelola
satuan pendidikan, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang
pendidikan, laboran, teknisi sumber belajar dan pengajar.
b. Tenaga pendidik yaitu pembimbing, pengajar dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan yang terdiri atas kepala sekolah,
direktur, pengurus yayasan dan lain-lain.
7. Manajemen Layanan Khusus
Dalam sebuah lembaga pendidikan, manajemen layanan khusus
adalah bagian penting. Lembaga pendidikan adalah salah satu alat untuk
mencapai cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertera
dalam UUD 1945. Tanggung jawab dan tugas sekolah tidak hanya
dalam proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana yang tertera dalam undang-
undang sistem pendidikan nasional, bab 11 pasal 4 yang memuat
tentang adanya tujuan pendidikan nasional, harus menjaga dan
meningkatkan kesehatan peserta didik baik jasmani maupun rohani.
Manajemen layanan khusus ini adalah suatu bentuk layanan
untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab yang tertera dalam undang-
undang tersebut. Dengan kata lain, bahwa manajemen ini merupakan
suatu proses kegiatan untuk memberikan pelayanan khusus kepada
peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan
pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien. Adapun tujuan
manajemen layanan khusus ini dalam suatu satuan pendidikan sekolah
adalah sebagai berikut.
a. Untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah
b. Agar peserta didik senantiasa berada dalam keadaan sehat baik
jasmani maupun rohaninya.

Adapun jenis pelayanan khusus yang biasanya tersedia di


sekolah adalah sebagai berikut.

a. Bimbingan dan penyuluhan, yang mana kegiatan tersebut bertujuan


untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk kegiatan yang
biasa dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, guru kepada
siswanya, atau pendidik kepada anaknya, terutama dalam membantu
memecahkan masalah atau membuat keputusan.
b. Usaha kesehatan sekolah (UKS), walaupun tanggung jawab utama
kesehatan peserta didik terletak pada keluarganya namun tanggung
jawab itu berbeda kalau peserta didik tersebut berada di lingkungan
sekolah. Inilah yang mendasari perlunya adanya usaha kesehatan
sekolah di dalam suatu lembaga pendidikan yang bisa membantu
siswa jika dalam suatu hal yang mendadak dibutuhkan pengobatan
dan tindakan khusus selama berada di sekolah.
c. Perpustakaan sekolah, sudah jelas perpustakaan sekolah sangatlah
vital adanya karena perpustakaan menyediakan referensi-referensi
khusus tentang pelajaran-pelajaran di dalam kelas sebagai penunjang
pembelajaran setiap hari.
d. Asrama sekolah, merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar
ataupun tingkat menengah yang menjadi tempat bagi para siswa
untuk dapat tinggal selama mengikuti proses pembelajaran, yang
mana bertujuan secara umum untuk menunjang keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
e. Kantin sekolah, dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
staf sekolah terutama dalam memperoleh layanan makanan yang
sehat dan bersih, membiasakan hidup sehat dan memilih makanan
yang sehat dan bersih.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.

1. Manajemen pendidikan adalah suatu cara yang dibutuhkan oleh suatu


lembaga pendidikan untuk mengelola lembaga pendidikan dari perencanaan,
pengorganisasian, pengembangan staf, pengarahan dan pengawasannya.
2. Ruang lingkup manajemen pendidikan adalah manajemen kurikulum,
manajemen kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
keuangan, manajemen hubungan masyarakat, manajemen personalia dan
manajemen layanan khusus.
3. Tercapainya sebuah manajemen pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan tergantung kepada baik atau tidaknya suatu manajemen di
dalamnya, jika baik maka baiklah suatu lembaga pendidikan tersebut begitu
juga sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Hermino, Agustinus. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter : Konsep,


Pendekatan, dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta

Wahyudin, Din. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Asmendri. (2012). Teori Dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Sekolah/Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Baharuddin, Moh. Makin. (2010). Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN


Maliki Press
Kristiawan, Muhammad, dkk. Manajemen Pendidikan. Bandung: Deepublish
Bafadal, Ibrahim. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, H.E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Rencana Strategis Pendidikan
Nasional 2010-2014. Jakarta.
Depdiknas. (1999). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah.
Jakarta: Depdiknas, Ditjen Dikdasmen Direktorat PMU
Fattah, Nanang. (2004) Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sonhadji, Ahmad. (2012). Manusia, Teknologi dan Pendidikan Menuju
Peradaban Baru. Malang : Universitas Negeri Malang.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Pengembangan Kurikulum: Teori dan
Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. (1983). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai