Anda di halaman 1dari 20

KONSEPSIONAL DESAIN PEMBELAJARAN

Oleh:
ASIA MULSIANI 1151111006
ANDU SETIAWAN 1152111035
AYU SYAFITRI BR. SINULINGGA 1151111007
DWITA WIDYA SARI 1151111011
IRPA IHDIANTI 1151111022
NURUL ATIKA ARSILDA 1151111039
NURHASANAH TAMBUNAN 1152111042

Kelas :
C Reguler 2015

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.

Dalam penulisan makalah ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan ini yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal
kepada mereka amin yaa rabbal alamin.

Medan, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBHASAN ...................................................................................................... 3
A. Konsep Pengajaran ............................................................................................... 3
B. Sistem Pembelajaran ............................................................................................ 13
C. Komponen Pembelajaran (Bahan Ajar) ...............................................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 21
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 21
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan,
materi, metode, dan evaluasi. Dari komponen-komponen pembelajaran tersebut, tujuan
dijadikan fokus utama pengembangan, artinya komponen-komponen yang lain dikembangkan
mengacu pada komponen tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi transksional yang
bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai
tujuan yang telah dicapai. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat
diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran komponen-komponenya saling keterkaitan yang mengacu pada
suatu tujuan yang ingin dicapai. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Dalam
pembelajaran juga terdapat komponen komponen pembelajaran yang saling berhubngan
satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran
sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal.

B. Rumusan Masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengajaran
Arti dan Makna Pembelajaran dan Pengajaran
Secara etimologis kata pembelajaran adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
instruction. Kata pembelajaran itu sendiri merupakan perkembangan dari istilah belajar
mengajar atau proses mengajar yang telah cukup lama digunakan dalam pendidikan formal
(sekolah). Pergantian istilah dari kegiatan belajar mengajar menjadi pembelajaran, tentu
saja bukan hanya sekedar ganti nama atau istilah saja, akan tetapi disertai pula dengan
perkembangan cara pandang terhadap makna atau paradigma yang terkandung didalamnya.
Istilah pembelajaran yang digunakan saat ini sebagai perkembangan dari istilah belajar
mengajar, yang banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic. Intinya kegiatan
pembelajaran menempatkan siswa sebagai sumber aktivitas belajar.

Makna dari pembelajaran menurut Corey (1986 : 195) adalah suatu proses
dimanalingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
sertadalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
responterhadap situasi tertentu.
Pengajaran ialah cara-cara yang digunakan untuk menyampaikan bahan yang hendak
diajar. Hasil daripada pengajaran berlakulah perubahan yang relatif kekal dalam tingkah laku
atau pengetahuan hasil daripada pengalaman. Perubahan merupakan suatu penambahan yang
baru, pengukuhan dan pengubahansuaian yang berlaku terhadap anak didik.

Konsep Pembelajaran
Konsep pembelajaran adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas.
Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi tetapi juga mengarahkan dan
member fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih
memadai. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancng untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimilikin oleh siswa
meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang
social ekonominya dan lain sebagainya.

Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan


pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberi dorongan dalam belajar yang

2
tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar dan mengajar dengan pendidikan
bukanlah sesuatu yang terpisah atau bertentangan. Justru proses pembelajaran adalah
merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan.
Hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar, dengan alasan
inilah maka sekolah harus bisa menciptakan :
1. Suasana aman dan nyaman
2. Siswa mempunyai kepercayaan dengan instruktur
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang
Kombinasi faktor-faktor ini ditambah dengan fokus yang utama pada seluruh otak
akan membuat para siswa belajar lebih efektif dan mudah menyerap serta memahami dengan
cepat materi yang disampaikan oleh pendidik. Belajar yang efektif tentunya harus
menyenangkan, belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dilakukan dengan menyenangkan
dan berhasil. Sehingga harus ditunjang dengan lingkungan yang menyenangkan.

Konsep Pengajaran
Pengajaran merupakan satu proses penyampaian ilmu pengetahuan. Pengajaran
berkesan, seperti: Merancang topik, objektif, isi, cara penyampaian dan penilaian yang sesuai
dengan kebolehan sedia ada dan minat pelajar. Pengajaran merupakan satu tindakan yang
bertujuan untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan, nilai dan makna. Pengajaran
merupakan aktivitas intelek. Ia melibatkan pemikiran,perasaan, dan penilaian. Pengajaran
merupakan satu sistem aktivitas yang ditujukan kepada pelajar-pelajar dengan harapan akan
membawa perubahan tingkah laku di kalangan mereka. Terdapat dua jenis pengajaran yaitu
pengajaran terkini dan tradisional. Dalam pengajaran terkini, terdapat pengajaran yang
memusatkan kepada murid. Dalam pengajaran tradisional, pengajaran memusatkan kepada
guru.

B. Sistem Pembelajaran

Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata Sistem, diantaranya
sebagai berikut :

1. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/ terorganisir : suatu


himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan /
keseluruhan yang kompleks/utuh.

3
2. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yangg bersam-sama
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
3. Sistem merupakan sehimpunan komponen / subsistem yang terorganisasikan dan
berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Definisi-definisi di atas, yang pertama (a) menekankan soal wujud sistem, yang kedua
(b) menaruh perhatian pada fungsi komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem, dan
yang ketiga (c) menampilkan unsur rencana disamping saling berkaitannya antar komponen
dan tujuan dari sistem itu sendiri. Meskipun definisi-definisi diatas itu berbeda-beda tetapi
mengandung unsur persamaan yang dapat dipandang sebagai ciri umum dari sistem yaitu
yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

Sistem merupakan suatu kesatuan yang terstruktur


Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh
Dan masing-masing komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu dan secara
bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.

Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah
komponen. Komponen-komponen tersebut satusama lain saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen itu, terarah pada pencapaian satu
tujuan (yaitu tujuan dari sistem itu sendiri) sebagai gambaran ilustrasi berikut ini mungkin
dapat memperjelas arti batasan tersebut : Lalu lintas jalan raya adalah sebuah sistem,
tujuannya adalah memperlancar hubungan transportasi antara tempat yang satu dengan tempat
yang lain. Tujuan tersebut dapat dicapai jika ditunjang oleh sejumlah komponen, antara lain :
jaringan jalanan yang dapat dilalui berbagai jenis kendaraan, macam-macam jenis kendaraan
dan pemakai jalanan yang berbeda watak dan sifatnya. Juga peraturan-peraturan / ketentuan-
ketentuan lalu lintas yang harus ditaati oleh pengemudi dan pemakai jalan, misalnya berjalan
harus di sebelah kiri, ambulans harus didahulukan dan seterusnya. Tanda jalan / rambu jalan
termasuk lampu pengatur lalu lintas.

Oleh sebab itu sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan
komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan.
Perencanaan itu sendiri adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan
komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu proses berpikir dengan
pendekatan sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses, artinya apabila
seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya , maka dapat
dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal sebaliknya, jika
4
komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya,
maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.

Suatu sistem memiliki ukuran dan batas yang sifatnya relatif. Bisa terjadi sesuatu
sistem tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas,
misalnya, sistem pembelajaran yang memiliki komponen-komponen tertentu pada dasarnya
merupakan subsistem dari suatu sistem pendidikan, dan sistem pendidikan merupakan
subsistem dari sistem sosial masyarakat. Dalam sistem itu pun memiliki subsistem yang lebih
kecil misalnya subsistem media, subsistem strategi dan lain-lain.

Kemudian, mengapa pembelajaran dikatakan sebagau suatu sistem ?. karena


pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan yakni membelajarkan siswa. Proses
pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen
sehingga setiap pendidik harus memahami sistem pembelajaran melalui pemahaman tersebut,
minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan.

Menurut Oemar Hamalik (2001) pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu
keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi dan berinterelasi antara satu sama
lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Menurut (Ely :1979) sistem bermanfaat untuk merancang / merencanakan suatu proses
pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan[2]. Oleh sebab itu proses perencanaan yang sistematis
dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa keuntungan diantaranya sebagai berikut :

1. Melalui sistem perencanaan yang matang guru akan terhindar dari keberhasilan secara
untung-untungan. Sistem memiliki peran yang kuat dalam keberhasilan suatu proses
pembelajaran karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang
optimal.
2. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan
berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi. Sehingga dapat menentukan
berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam
memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.

5
C. Komponen Pembelajaran (Bahan Ajar)
Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi inti yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah
seperangkat bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru atau instruktur
untuk melangsungkan proses pembelajaran di kelas (dalam Prastowo, 2012: 16).
Selain itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Berdasarkan pengertian bahan ajar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bahan
ajar dapat diistilahkan perangkat mengajar adalah seperangkat bahan yang digunakan
pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang ditentukan.

Sumber Bahan Ajar


Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa
ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip
pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk
mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini :
1. Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu
jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu
pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh
wawasan yang luas.
2. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.

6
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat
untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya.
4. Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi
dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dsb.
5. Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan
perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu
bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-
orang yang bekerja di perbankan.
6. Buku kurikulum
Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-
pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang
terperinci.
7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan
bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan
menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila
penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.
8. Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat
memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk
berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak
atau dikopi.
9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara
melalui siaran televisi.

7
10. Lingkungan ( alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni
budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan
ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang
misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber.

Bentuk-bentuk Bahan Ajar


Menurut Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar antara lain:
1. Bahan Ajar Cetak (Printed) seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket
2. Bahan Ajar Non Cetak (Computer Based) seperti: internet, power point, dan compact disk
(CD).

Jenis dan Teknik Penyusunan Bahan Ajar


1. Jenis Bahan Ajar
a. Bahan Ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
dan non cetak (non printed), seperti model/maket.
b. Bahan Ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio.
c. Bahan Ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
d. Bahan Ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

2. Teknik Penyusunan Bahan Ajar


a. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
b. Analisis SK-KD-Indikator
c. Analisis Sumber Belajar
d. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar

Fungsi bahan Ajar


Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan
merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi
keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
8
Kembali kepada persoalan utama, tentang pentingnya pembuatan bahan ajar, maka ada
dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana di uraikan sebagai berikut:
1. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
2. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:
a. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
b. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator
c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
d. Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang semestinya diajarkan
kepada peserta didik
e. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran
3. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara lain:
a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang
lain
b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja
c. Peserta didik dapt belajar sesuai kecepatannya masing-masing
d. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
e. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar /mahasiswa yang mandiri
f. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari dan dikuasainya
4. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam antara lain:
a. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses
pembelajaran (dalam hal ini peserata didik bersifat pasif dan belajar sesuai
kecepatan pendidik dalam mengajar)
Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan
b. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta
didik dalam memperoleh informasi
9
Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya
c. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara
memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran
orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang
proses pembelajaran kelompoknya sendiri
Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang sedemikian
rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

Tujuan Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan
ajar guru atau dosen akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan mahasiswa
akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Bahan ajar
disusun dengan tujuan menyediakan bahan ajar yang sesuai kebutuhan pembelajar, yakni
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa/
mahasiswa, membantu pembelajar dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh, memudahkan guru atau dosen dalam melaksanakan
pembelajaran.
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru atau dosen
mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada
buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru atau dosen dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar
akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru/dosen dengan
siswa/mahasiswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada guru atau dosennya.
Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka pembelajar akan mendapatkan
manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. pembelajar akan lebih banyak
mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru atau dosen.
Menurut Abdul Majid, Bahan Ajar disusun dengan tujuan, sebagai berikut:
1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu
2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
10
4. Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.

Peran Bahan Ajar


Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting. Peran
tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 1.9) meliputi peran bagi guru, siswa, dalam
pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang lebih
jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut:

Bagi Guru; bahan ajar bagi guru memiliki peran yaitu:

1. Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi
mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga guru
tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi.
2. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik.
3. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat memfasilitasi siswa
dari pada penyampai materi pelajaran.
4. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
5. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Adanya bahan
ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru memiliki banyak waktu untuk
membimbing siswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode
yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung
berceramah.

Bagi Siswa; bahan ajar bagi siswa memiliki peran yakni:

1. Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru sehingga mereka lebih mandiri
2. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki
3. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.
4. Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

Dalam Pembelajaran Klasikal; bahan ajar memiliki peran yakni:

1. Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama
2. Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama.
3. Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

11
4. Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana
mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topik
lainnya.

Dalam Pembelajaran Individual; bahan ajar memiliki peran yakni:

1. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran


2. Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh
informasi.
3. Penunjang media pembelajaran individual lainnya.

Dalam Pembelajaran Kelompok; bahan ajar memiliki peran yakni:

1. Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok.


2. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama

Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar


Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya
berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk
pada kompetensi inti.
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah
pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi
pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya
adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar
yang sesuai atau relevan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi
dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-
aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa.
12
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek kompetensi inti dan kompetensi
dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap aspek kompetensi inti tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar
yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek kompetensi inti, materi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
a. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya.
b. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
c. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
d. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut,
misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara
pembuatan bel listrik.
e. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan
(apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
f. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
Pilih jenis materi yang sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Perhatikan
pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa
dalam mencapai kompetensi inti.
Berpijak dari aspek-aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi,
langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang
terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan
diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur,
afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-
jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara
mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya
adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan kompetensi inti atau kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-
13
beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan
menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode
untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus
kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran:
a. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu
objek, simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ya maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah fakta.
Contoh:
Nama-nama ibu kota kabupaten, peristiwa sejarah, nama-nama organ tubuh manusia.
b. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi ? Kalau
jawabannya ya berarti materi yang harus diajarkan adalah konsep.
Contoh :
Seorang guru menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian siswa diminta
untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan
berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.
c. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila
ya maka materi yang harus diajarkan adalah prosedur.
Contoh
Langkah-langkah mengatasi permasalahan dalam mewujudkan masyarakat
demokrasi; langkah-langkah cara membuat magnit buatan; cara-cara membuat sabun
mandi, cara membaca sanjak, cara mengoperasikan komputer, dsb.
d. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan
antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ?
Bila jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk
dalam kategori prinsip.
Contoh :
14
Hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi.
Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Cara
menghitung luas persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang
dikalikan lebar.
e. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau
tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah?
Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek
afektif, sikap, atau nilai.
Contoh:
Ali memilih mentaati rambu-rambu lalulintas meskpipun terlambat masuk sekolah
setelah di sekolah diajarkan pentingnya mentaati peraturan lalulintas.
f. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik.
Contoh:
Dalam pelajaran lompat tinggi, siswa diharapkan mampu melompati mistar 125
centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.
4. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber
seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.

Pengtingnya Bahan Ajar


Pentingnya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran dapat dianalogikan seperti
pentingnya bahan-bahan untuk memasak. Jika tidak ada bahan yang digunakan dalam
memasak, maka tidak akan ada masakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika terdapat bahan
makanan untuk dimasak maka akan dihasilkan suatu makanan walaupun itu sangat sederhana.
Dengan melihat analogi tersebut kita dapat memahami bahwa bahan memiliki kedudukan
yang penting terhadap suatu proses. Demikian pula halnya dengan bahan ajar dalam proses
pembelajaran.Bahan ajar merupakan komponen yang harus ada di dalam proses
pembelajaran.
Hernawan et al. (2012:4) mengatakan bahwa bahan pembelajaran merupakan
seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematik serta
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan pembelajaran inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan ajar
15
yang akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar merupakan segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, bentuknya bisa tertulis maupun tidak tertulis.
Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa fungsi di antaranya yaitu sebagai
pedoman bagi siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai, sebagai pedoman bagi guru
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran, dan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Fungsi
bahan ajar bagi siswa yaitu sebagai pedoman terhadap kompetensi yang harus dikuasai.
Melalui bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, siswa dapat memahami materi dan
konsep yang dipelajari dengan lebih mudah. Sedangkan fungsi dari bahan ajar bagi guru
adalah sebagai pedoman dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan
ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu
dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Buku disusun dengan harapan
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan bahan ajar, seperti
kepala sekolah, guru, pengawas sekolah maupun pembina pendidikan lainnya. Bagi kepala
sekolah buku ini dapat dijadikan bahan pembinaan bagi guru yang mengalami kesulitan dalam
mengembangkan bahan ajar.
Kepala sekolah dalam kegiatannya sehari-hari juga memerlukan bahan ajar sebagai
alat bantu dalam melakukan promosi ataupun presentasi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengembangan sekolah. Bagi guru bukui diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
rujukan dalam mengembangkan bahan ajar. Dengan mempelajari buku ajar diharapkan para
guru akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang pada gilirannya
para guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu dirinya dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Di samping itu diharapkan guru juga akan termotivasi untuk
mengembangkan bahan ajar yang beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu
kegiatan belajar mengajar yang bermakna baik bagi guru maupun bagi peserta didiknya.
Pengembangan bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi
peserta didik.
Bagi pengawas sekolah atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan buku
pedoman ini pasti bermanfaat. Karena setiap pengawas harus mengetahui berbagai hal yang
dilakukan oleh guru, sehingga jika terdapat kesulitan yang dialami oleh guru, pengawas dapat
segera membantunya. Dengan membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapatkan
pemahaman dan masukan-masukan tentang bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru
dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka pengawas
16
akan mendapatkan bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasan yaitu membina guru
dalam mengembangkan bahan ajar.
Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard
kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap kompetensi secara
sistematis, terpadu, dan tuntas.

17

Anda mungkin juga menyukai