Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Layanan Dalam Bimbingan Konseling Tentang Layanan


Orientasi, Layanan Informasi, Dan Layanan Konten

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Micro Konseling


Selaku Dosen Pengampu: Roida Srimartini Sirumapea, M.Pd

Disusun Oleh:

Linda Tridawati

1151151017

BK Reguler B 2015

PRODI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Micro
Konseling. Kami berharap Makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan
serta pengetahuan kami mengenai Layanan Orientasi, LayananInformasi dan Layanan
Konten. Kami menyadarai bahwa didalam Makalah ini masih terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan dimasa mendatang.
Semoga Makalah yang kami buat ini dapat dipahami dan berguna bagi
siapapun yang membacanya, terutama kami sebgai penulis. Dan sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 01 Maret
2018

Linda Tridawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Layanan Orientasi .................................................................................................... 3


2.2 Layanan Informasi ................................................................................................. 10
2.3 Layanan Konten ...................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 20


3.2 Saran ....................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan
klien yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkannya bersama-
sama dengan penentuan penyelesaian masalah itu berfokus pada klien. Untuk
mendukung proses konseling, terdapat sembilan jenis layanan yang masing-masing
layanan memiliki suatu tujuan, fungsi, pendekatan dan teknik terhadap permasalahan
tertentu. Dalam menjalani kehidupan, setiap individu pasti pernah mengalami
keasingan didalam suasana tertentu, yang apabila dibiarkan maka individu ini akan
semangkin jatuh kedalam keterpurukan sehingga ia merasa tidak mampu untuk eksis
di lingkungannya.
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang
“asing”. Dalam kondisi keterasingan individu akan mengalami kesulitan untuk
bersosialisasi. Dengan kata lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai
dengan tuntunan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan
perilaku maladaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha
menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun objek-objek baru.
Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun
objek baru agar dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang
baru tersebut.
Dalam menjalankan kehidupan dan perkembangan dirinya, individu
memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari,
sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Individu bisa
mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi
kebutuhannya di masa depan, akibat tidak menguasai dan tidak mampu mengakses
informasi. Melalui layanan bimbingan dan konseling individu dibantu memperoleh
atau mengakses informasi.
Dalam masa pertumbuhan seorang siswa akan mengalami tugas-tugas
pertumbuhan.seringkali dalam menjalankan tugas-tugas pertumbuhan ini seorang
siswa menemukan masalah dalam perjalnanya.dalam hal ini di haarapkn peran seta
guru dalam membimbing siswa bersebut dalam mengalami tugas-tugas
perkembangan tersebut.dan dengan menggunakan layanan penguasaan konten guru
dapat membimbing siswanya dalam menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui proses belajar.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu
peserta didik. Jenis layanan dan kegiatan tersebut perlu terselenggara sesuai dengan
keempat bidang bimbingan yang telah diuraikan terdahulu.
Maka dari itu didalam makalah ini, akan membahas layanan orientasi, layanan
informasi dan layanan konten, baik itu menguraikan tentang pengertian, tujuan,
komponen, asas, pendekatan dan teknik, kegiatan pendukung, kemudian yang terakhir
pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah layanan orientasi dalam bimbingan konseling ?
2. Apakah layanan informasi dalam bimbingan konseling ?
3. Apakah layanan konten dalam bimbingan konseling ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui layanan orientasi dalam bimbingan konseling.
2. Mengetahui layanan informasi dalam bimbingan konseling.
3. Mengetahui layanan orientasi dalam bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LAYANAN ORIENTASI


1. Pengertian Layanan Orientasi
Ada beberapa versi pengertian Layanan Orientasi yang kami dapatkan dari
berbagai sumber, di antaranya:
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan kedepan ke arah dan tentang
sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu
layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan
tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan
(seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari
berbagai hal. Seperti memasuki suasana baru, misalnya daerah baru, sekolah baru,
kampus baru, dan lain-lain yang mana kesemuanya merupakan peristiwa penting.
Timbul pertanyaan, apa yang diketahui oleh orang yang menghadapi suasana baru?
Pemahaman tentang suasana baru itu sangat mendukung usaha dalam menyesuaikan
diri terhadap suasana tersebut. Seseorang butuh orang lain dalam penyesuaian dirinya
terhadap suasana baru itu, terlebih mereka butuh orang yang benar-benar tahu akan
suasana itu. Pada diri konselor harus memiliki sifat empati terhadap orang lain,
layanan orientasi adalah hal pertama yang dilakukan untuk membantu seorang klien
dalam mengenal suasana yang baru ia masuki.
Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang
baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik di lingkungan yang baru itu.1[2]
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang
“asing”. Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk
bersosialisasi. Dengan perkataan lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang
sesuai dengan menimbulkan perilaku mal adaptif (perilaku menyimpang) bagi
individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu
dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil
manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang baru tersebut.
Layanan orientasi berupaya menjembatani kesenjangan antara seseorang
dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga secara langsung ataupun
tidak langsung “mengantarkan” orang yang dimaksud memasuki suasana ataupun
objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek
baru itu. Konselor bertindak sebagai pembangun embatan atau agen yang aktif
“mengantarkan” seseorang memasuki daerah baru.
Di lingkungan sekolah Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal
program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum,
program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib
sekolah.
Bagi siswa, ketidak kenalan atau ketidaktauaannya terhadap lingkungan
lembaga pendidikan (sekolah) yang disekolah baru dimasukinya itu dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu
dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh sebab itu,
mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan lembaga
pendidikan yang baru itu.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberikan kepada orang tua siswa juga, hal
ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan
membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-
anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya.
Layanan orientasi mempunyai fungsi sebagai usaha pengenalan lingkungan
sekolah sebagai lingkungan yang baru bagi siswa. Pengenalan-pengenalan lain yang
dapat diberikan kepada siswa seperti kurikulum baru yang diterapkan sekolah, waktu
proses belajar di sekolah. Pelaksanaan layanan orientasi ini berdasar pada anggapan
bahwa memasuki lingkungan baru dan mengadakan penyesuaian bukanlah hal yang
mudah (Prayitno & Amti, 1999).
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya, dalam
rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru itu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi
adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik serta pihak-pihak lain untuk
mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah
secara umum agar peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri sebagaimana
materi yang diberikan.
Adapun materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan
sosial siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala jenis masalah
dan kesulitan siswa.

2. Tujuan Layanan Orientasi


Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar
individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada
pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-
murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.(Djumhur I. &
Drs. Moh. Surya ; 47 ; 1975) Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah
timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan
kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi
orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung
keberhasilan anaknya.

3. Fungsi Layanan Orientasi


Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan.
Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK
Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri
dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal
dan memahami lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan
ditempuhnya.
b. Fungsi pencegahan yakni upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat
proses perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari
permasalahan yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar.
Serta peserta didik tidak merasa terkucilkan oleh teman-temannya.
4. Metode yang Digunakan dalam Layanan Orientasi
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada
siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room
dan kunjungan lapangan.
Layanan orientasi bisa dilaksanakan dengan teknik-teknik:
a. Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
b. Pengamatan yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
c. Partisipasi, yaitu dengan melibatkan diri secara langsung dalam suasana kegiatan,
mencoba, dan mengalami sendiri.
d. Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dokumen
yang terkait.
e. Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam
tentang berbagai hal yang menjadi isi layanan.
Teknik-teknik tersebut di atas dilakukan oleh konselor, penyaji, nara sumber,
dan para peserta layanan sesuai dengan peran masing-masing.

5. Komponen
Komponen layanan orientasi meliputi konselor, individu peserta layanan, dan
lingkungan atau suasana atau objek baru yang menjadi isi layanan. Ketiga komponen
itu tersinergikan dalam layanan.
a. Konselor
Konselor merupakan ahli pelayanan konseling, penyelenggaraan layanan orientasi.
Konselor menyiapkan segenap keperluan untuk terselenggaranya layanan,
terutama yang menyangkut para peserta layanan, isi layanan, dan perangkat teknis
layanan. konselor dapat dibantu oleh penyaji atau nara sumber lain sesuai dengan
isi layanan.
Keluwesan dan wawasan yang mumpuni dari seorang konselor sangat
mempengaruhi pelaksanakan layanan orientasi. Karena pada dasarnya, seorang
klien akan lebih mudah untuk bekerjasama (terbuka) dengan seorang konselor
yang dianggap bisa ia percayai dan menurutnya mampu untuk membantunnya
menyelesaikan masalah.
b. Peserta layanan
Peserta layanan adalah orang-orang atau individu yang sedang atau akan berada
pada atau memerlukan akses terhadap suasana, lingkungan dan objek-objek baru.
Keberadaan individu di tempat baru dan perlunya akses dan dengan elemen-
elemen baru itu terjadi dengan atau tanpa kemauan individu itu sendiri, bahkan
dimungkinkan ada individu yang merasa terpaksa berada ditempat baru dan harus
berhubungan dengan hal-hal baru itu.
Individu yang sedang ataupun akan berada pada suasana baru sedikit banyaknya
mengalami berbagai masalah, baik yang dialami sekarang maupun dimasa
mendatang. Masalah-masalah inilah yang diantisipasi dan ditangani melalui
layanan orientasi.
c. Isi Layanan
Isi layanan orientasi adalah berbagai elemen berkenaan dengan suasana,
lingkungan atau objek-objek yang ada dan terkait dengan apa yang dianggap baru
oleh individu yang bersangkutan. Dari seluruh bidang pelayanan konseling isi
layanan orientasi dapat diangkat seperti :
1) Bidang pengembangan pribadi
2) Bidang pengembangan hubungan social
3) Bidang pengembangan kegiatan belajar
4) Bidang pengembangan karier
5) Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
6) Bidang pengembangan keberagamaan

6. Asas
Asas kegiatan sangat dominan untuk dilaksanakan. Para perserta layanan
dituntut benar-benar aktif menjalani berbagai kegiatan yang dirancang oleh konselor.
Partisipasi aktif peserta ini didasarkan atas asas kesukarelaan dan keterbukaan.
Masing-masing pihak, konselor (termasuk penyaji dan nara sumber lainnya) dan
seluruh peserta bersukarela melaksanakan perannya, serta terbuka dalam dinamika
saling hubungan mereka, Begitu selanjutnya.
Asas kerahasiaan diberlakukan terhadap hal-hal yang bersipat pribadi.
Penyebutan nama dan identitas lainnya hanya dilakukan sepanjang tidak merugikan
pribadi-pribadi yang bersangkutan.

7. Pelaksanaan Layanan Orientasi


Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut
a. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
2) Menetapkan peserta layanan,
3) Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan,
4) Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media,
5) Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Mengorganisasikan kegiatan layanan,
2) Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format
layanan dan penggunaan media.
c. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan materi evaluasi,
2) Menetapkan prosedur evaluasi,
3) Menyusun instrumen evaluasi,
4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi,
5) Mengolah hasil aplikasi instrumen.
d. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan standar analisis,
2) Melakukan analisis,
3) Menafsirkan hasil analisis.
e. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut,
2) Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait,
3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.
f. Laporan, meliputi:
1) Menyusun laporan layanan orientasi,
2) Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau
madrasah),
3) Mendokumentasikan laporan layanan.

2.2 LAYANAN INFORMASI


1. Pengertian Layanan Informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang
berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.
Layanan informasi ini juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses
perkembangan anak muda.
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar
kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat.
Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar
dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi,
sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang
memadai.
2. Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan agar indivdu (siswa) mengetahui dan menguasai
informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
perkembangan dirinya. Selain itu apabila merujuk kepada fungsi pemahaman,
layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan
segala seluk beluknya. Penguasaan akan berbbagai informasi dapat digunakan untuk
mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan
mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu (peserta layanan)
yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya.
Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan kemandirian.
Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan
memungkinkan individu untuk:
a. Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif,
dan dinamis.
b. Mengambil keputusan.
c. Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan
yang diambil.
d. Mengaktualisasikan secara terintegrasi.

3. Metode Layanan Informasi di Sekolah


Beberapa metode layanan informasi di sekolah antara lain sebagai berikut:
b. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap
petugas bimbingan di sekolah. Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, guru-guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat juga dengan mendatangkan
narasumber, misalnya dari lembaga-lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja,
badan-badan usaha, dan lain-lain.
c. Diskusi
Penyampaian informasi kepada siswa dapat dilakukan melalui diskusi.
Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan oleh siswa sendiri maupun konselor, atau
guru.
d. Karyawisata
Karyawisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang
telah dikenal secara luas, baik oleh masyarakat sekolah maupun msayarakat umum.
Dalam bidang konseling, karyawan mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama,
membantu siswa belajar dengan menggunakan sumber yang ada dalam masyarakat
yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan diperolehnya
informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan,
pekerjaan, dan berbagai masalah dalam masyarakat.
Penggunana karyawisata untuk maksud membantu siswa mengumupulkan
informasi dan mengembangkan sikap-sikap positif, menghendaki siswa berpartisipasi
secara penuh baik dalam persiapan maupun pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap
objek yang dikunjungi.
e. Buku Panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi,
buku panduan kerja bagi para karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan
banyak informasi yang berguna.
f. Konferensi Karier
Dalam konferensi karier, narasumber dari kelompok-kelompok usaha, jabatan
atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian
tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh
siswa. Penyajian itu dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi yang secara
langsung melibatkan siswa.

4. Pelaksanaan Layanan Informasi


Pelaksanaan layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan yang mencakup kegiatan:
a. Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan.
b. Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan.
c. Menetapkan subjek sasaran layanan.
d. Menetapkan narasumber.
e. Menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan.
f. Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan yang mencakup kegiatan:
a. Mengorganisasikan kegiatan layanan.
b. Mengaktifkan peserta layanan.
c. Mengoptimalkan penggunaan metode dan media.
3. Evaluasi yang mencakup kegiatan:
a. Menetapkan materi evaluasi.
b. Menetapkan prosedur evaluasi.
c. Menyusun instrument evaluasi.
d. Mengolah hasil aplikasi instrument
4. Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
a. Menetapkan norma atau standar evaluasi.
b. Melakukan analisis.
c. Menafsirkan hasil analisis.
5. Tindak lanjut yang mencakup kegiatan:
a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
b. Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut.
6. Pelaporan yang mencakup kegiatan:
a. Menyusun laporan layanan informasi.
b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah)
c. Mendokumentasikan laporan.
Selain itu ada beberapa kegiatan pendukung dalam layanan informasi, yaitu:
a. Aplikasi instrumentasi dan himpunan data.
b. Konferensi kasus.
c. Kunjungan rumah.
d. Alih tangan kasus.
Layanan informasi juga dapat dilakukan diluar sekolah, namun yang berperan
adalah lembaga yang ada di masyarakat baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta atas prakarsa masyarakat itu sendiri, termasuk di dalamnya LBH,
Puskesmas, biro perjalanan, kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan keterampilan
dan pemberian jasa perlu ditonjolkan. Peranan kondelor diluar sekolah dapat berada
dalam lembaga-lembaga tersebut , atau membentuk lembaga sendiri seperti “Biro
Pelayanan Orientasi dan Informasi”.

2.3 LAYANAN KONTEN


1. Penegrtian Layanan Konten
Menurut Prayitno dalam Afri (2009:20) “Layanan Penguasaan konten adalah
layanan dalam Bimbingan dan Konseling yang bertujuan individu dalam menguasai
aspek-aspek konten tertentu secara tersinergikan”.Layanan penguasaan konten
(PKO) merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri dan kelompok) untuk
menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui proses belajar. Layanan
penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut
secara tersinergikan, dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu
memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Prayitno (2004, dalam Tohirin, 2011: 158) layanan penguasaan konten yaitu
suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok
untuk menguasai kemampuan atau kompetensi.
Menurut Erman Amti, layanan penguasaan konten adalah layanan yang
membantu klien untuk menguasai masalah yang sedang dihadapinya, baik mengenali
masalah, pengungkapan masalah, dan pengentasan masalah
Menurut Allson, layanan penguasaan konten adalah layanan yang membantu
peerta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan disekolah, keluarga atau masyarakat.
Prayitno dkk (2015:120) mengemukakan layanan penguasaan konten yaitu:
Layanan BK yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu,
terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan perbuatan atau
mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah atau madrasah,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter cerdas
yang terpuji, sesuai dengan kompetensi dan peminatan dirinya.
Jadi layanan penguasaan Konten merupakan layanan BK yang dirancang
untuk membantu peserta didik (siswa) dalam menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
tuntutan kemajuan dan berkarakter yang terpuji.

2. Tujuan Layanan Penguasaan Konten


Tujuan layanan konten terbagi 2 yaitu :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum layanan penguasaan konten (PKO) adalah dikuasainya suatu
konten tertentu. Penguasaan konten perlu bagi individu atau klien untuk menambah
wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara atau
kebiasaan tertentu, untuk memnuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-
masalahnya.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan layanan penguasaan konten / PKO dapat dilihat dari
kepentingan individu mempelajarinya dan isi dari konten itu sendiri. Tujuan khusus
layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling.
 Fungsi pemahaman menyangkut konten-konten yang isinya merupakan berbagai
hal-hal yang perlu dipahami. Konselor dan klien perlu menekankan aspek-aspek
pemahaman dari konten yang menjadi fokus layanan PKO.
 Fungsi pencegahan, dapat menjadi muatan layanan PKO apabila penguasaan
kontennya memang terarah pada terhindarkannya individu dari mengalami
masalah tertentu.
 Fungsi pengentasan, akan menjadi arah layanan apabila penguasaan konten
memang untuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien.
 Fungsi penguasaan dan pemeliharaan, penguasaan konten dapat secara langsung
maupun tidak langsung mengembangkan di satu sisi, dan di sisi lain memelihara
potensi individu atau klien.
 Fungsi advokasi, penguasaan konten yang tepat dan terarah memungkinkan
individu membela diri sendiri terhadap ancaman ataupun pelanggaran atas hak-
haknya.
Dalam menyelenggarakan layanan layanan penguasaan konten (PKO)
konselor perlu menekankan secara jelas dan spesifik fungsi-fungsi konseling mana
yang menjadi arah layanannya dengan konten khusus yang menjadi fokus
kegiatannya sehingga dicapai tujuan khusus layanan PKO.

3. Komponen Dalam Layanan Penguasaan Konten


Ada tiga macam komponen dalam layanan penguasaan konten di antaranya:
a. Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling dan menguasai konten yang
menjadi isi layanan PKO yang diselenggarakan.
b. Individu
Individu adalah seorang yang menerima layanan. Individu menerima layanan
PKO dapat merupakan peserta didik atau siapapun yang memerlukan penguasaan
konten tertentu demi pemenuhan tuntutan perkembangan kehidupannya.
c. Konten
a) Pengembangan kehidupan pribadi
b) Pengembangan kemampuan hubungan sosial
c) Pengembangan kegiatan belajar
d) Pengembangan dan perencanaan karir
e) Pengembangan kehidupan berkeluarga
f) Pengembangan kehidupan beragama
4. Asas Dalam Layanan Penguasaan Konten
Layanan layanan penguasaan konten (PKO) pada umumnya bersifaat
terbuka. Asas yang paling diutamakan adalah asas kegiatan yang dilandasi oleh asas
kesukarelaan dan keterbukaan dari peserta layanan. Secara khusus, layanan PKO
dapat disertai dengan asas kerahasiaan apabila klien dan kontennya menghendakinya
dan konselor harus memenuhi asas tersebut.

5. Pendekatan Dan Teknik Layanan Penguasaan Konten


a. Pendekatan
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam layanan penguasaan konten
dintranya:
 High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek
kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (efektif, semangat, sikap, nilai, dan
moral), melalui implementasi oleh konselor.
 Kewibawaan
 Kasih sayang dan kelembutan
 Keteladanan
 Pemberian penguatan
 Tindakan tugas yang mendidik
 High-tech, yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan
konten, melalui implementasi oleh konselor
 Materi pembelajaran (konten)
 Metode pembelajaran
 Alat bantu pembelajaran
 Lingkungan pembelajaran
 Penilaian hasil pembelajaran

b. Metode dan teknik


a) Penguasaan konten
Seorang konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan
menjadi isi layanan. Hal yang paling penting adalah daya inprovisasi konselor
dalam membangun konten yang dinamis dan kaya.
b) Teknik
 Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta
disiapkan sebagaimana mestinya.
 Tanya jawab dan diskusi, konseor mendorongpartisipasi aktif dan langsung
peserta didik.
 Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari konten
dilakukan berbagai kegiatan lanjutan berupa :
- Diskusi kelompok
- Penugasan dan latihan terbatas
- Survey lapangan, studi keputusan
- Percobaan
- Latihan tindakan
c. Media pembelajaran
Penggunaan media akan lebih meningkatkan aplikasi High-tech dalam
layanan PKO.
d. Waktu dan tempat
Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan
kesepakatan konselor dengan peserta layanan, makin besar paket konten semakin
banyak waktu yang diperlukan.
e. Penilaian
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO diorientasikan yang akan
diperolehnya UCA (Understanding – pemahaman, Confort – perasaan lega, dan
Action – rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus, penialaian layanan PKO
ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang
dipelajari. Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap :
 Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang diakhirinya
setiap layanan kegiatan
 Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa waktu (satu
minggu sampai satu bulan) setelah layanan kegiatan.
 Penilaian jangka panjang (laijapan), penilaian yang dilakukan setelah satu bulan
atau lebih pasca layanan. Laijapen dan laijapan dapat mencakup penilaian terhadap
konten untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya untuk rangkaian konten-
konten yang berkelanjutan. Format dan penilaian dapat tertulis maupun lisan.
f. Keterkaitan
Diantara berbagai layanan konseling, layanan PKO dapat berdiri sendiri.
Selain itu layanan PKO dapat menjadi isi layanan-layanan konseling lainnya. Dengan
demikian, upaya penguasaan konten tertentu dapat di integrasikan ke dalam layanan
orientasi, informasi, penempatan, dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Bentuk keterkaitannya dapt
berupa integrasi, dan juga tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah
klien, konselor perlu mencermati kebutuhan klien dalam penanganan masalahnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan
klien yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkannya bersama-
sama dengan penentuan penyelesaian masalah itu berfokus pada klien. Untuk
mendukung proses konseling, terdapat sembilan jenis layanan yang masing-masing
layanan memiliki suatu tujuan, fungsi, pendekatan dan teknik terhadap permasalahan
tertentu. Dalam menjalani kehidupan, setiap individu pasti pernah mengalami
keasingan didalam suasana tertentu, yang apabila dibiarkan maka individu ini akan
semangkin jatuh kedalam keterpurukan sehingga ia merasa tidak mampu untuk eksis
di lingkungannya.
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan
(seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar
kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi
(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat.
Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek
konten tersebut secara tersinergikan, dengan penguasaan konten, individu diharapkan
mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya.

3.2 SARAN
Dengan adanya pembahasan tentang layanan dalam bimbingan konseling ini
diharapkan para pembaca lebih memahami tentang layanan yang ada dalam
bimbingan konseling ini terutama layanan orientasi, layanan informasi, dan layanan
konten yang telah di paparkan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno & Erman Atmi. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai