Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bimbingan dan Konseling Karir
DILAPORKAN OLEH :
BK4A
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan rahmatnya lah saya bisa menyelesaikan sebuah laporan ini secara tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan akhir zaman. Semoga
Allah SWT melimpahkan rahmat kepada beliau, keluarga, sahabat, dan orang – orang yang mengikuti
sunnahnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberi
masukan serta mendukung dalam penulisan laporan ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga
dibalas oleh Allah SWT, dengan ganjaran yang berlimpah.
Dalam penulisan laporan ini, masih banyak kekurangan, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan
laporan ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, seomoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
Identitas konselor
Identitas konseli
Nama : SOP
Deskripsi :
SOP adalah mahasiswa semester 4. Ia adalah anak ke 2 dari 2 sodara kandung dan anak
pertama dari 3 sodara tiri nya. Setiap kali ia ditanyakan tentang pernikahan dia selalu takut,
cemas dan trauma. Hal ini terjadi karena dia melihat dulu ketika ibu bapak kandungnya bersama
suka ada masalah di keluarga nya sehingga bapak nya selalu berbuat kasar kepada Ibu nya.
Darisitu lah rasa takut, khawatir dan trauma nya muncul.
Konseli : “Assalamualaikum”
Konselor : “Waalaikumsalam, oh iya Teh sok Silakan duduk.”
Konseli : “Terimakasih Pak”
Konsrlor : “Gimana kabarnya?”
Konseli : “Alhamdulillah baik pak”
Konselor : “Syukurlah, tadi diperjalanan apakah ada kendala macet atau ada kendala yang
lain?”
Konseli : “Alhamdulillah engga pak, macet paling dilampu merah aja pak.”
Konselor : “Nampaknya teteh Lagi ada masalah ya?”
Konseli : “Iya Pak tujuan saya ke sini mau konseling.”
Konselor : “senang sekali dengan kedatangan teteh ke sini Apakah Teteh sudah pernah
mengikuti konseling sebelumnya?”
Konseli : “mungkin waktu masih zaman sekolah paling konseling biasa aja sih kalau mau mau
masuk ke perguruan tinggi aja kalau konseling masalah pribadi sih belum pernah”
Konselor :”mungkin seperti konsultasi ya”
Konseli :”Oh iya konsultasi”
Konselor :”sebelum kita langsung ke proses konselingnya kita saling berkenalan terlebih dahulu
nya biar enak kan saya juga izin untuk take video untuk dokumentasi tugas di kampus saya,
Perkenalkan nama saya Muhammad Ramdani Alfain Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya program studi bimbingan konseling silakan perkenalkan nama Teteh dan asal”
Konseli :”Nama saya Salsabila Oktariani Putri saya berasal dari Tasikmalaya”
Konselor :”Baik ya saya jelaskan terlebih dahulu tentang konseling konseling adalah bantuan
profesional yang diberikan yang diberikan konselor kepada konseli yaitu tetehnya agar konseling
memecahkan masalah atau problem yang sedang dialami konseling itu dilandasi oleh azas seperti asal
kerahasiaan asas kesukarelaan keahlian kegiatan kemandirian dan masih banyak yang lain akan
menjamin semua data-data atau informasi yang Teteh kasih kepada saya masalah masalahnya itu
rahasia bersifat hanya kita atau misalkan misalkan Teteh mengizinkan ini batasannya misalkan nggak
papa kok orang tua Jadi bagaimana sudah paham dibatasi oleh waktu kita akan melakukan pertemuan
dan pergunakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit dengan adanya waktu yang singkat ini maka
kita sebaiknya benar-benar memanfaatkan waktu yang ada nah jika pada pertemuan pertama ini
masalah kamu belum terselesaikan maka kita adakan perjanjian untuk mengadakan pertemuan
berikutnya setuju?”
Konseli :”Setuju”
Konselor :”Coba ceritakan kepada saya apa yang sedang mengganjal di hati dan pikiran Teteh
saat ini”
Konseli :”Saya punya ketakutan dan kekhawatiran tersendiri pak terhadap pernikahan.”
Konselor :”Maksudnya teh?”
Konseli :”Jadi gini Pak, karena hubungan kedua orang tua saya kurang baik setiap kedua belah
pihak juga dari keluarganya masing-masing antara keluarga Bapak saya dan keluarga ibu saya juga
kan karena kurang baik jadi ada kepikiran di pikiran saya tuh kayak takut buat ngejalanin pernikahan
kan kalau misalnya kita sudah menikah kan pasti otomatis berumah tangga masa itu takut takut karena
hal itu akan rumah tangganya karena dulu juga sempat juga kan kayak tahu sesuatu antara keluarga
apa orang tua saya itu mama saya itu kayak disiksa sama bapak kandung saya gitu Dan saya juga Tahu
betul sikap Bapak saya itu seperti apa Bapak saya itu kayak suka mabok, judi gitu kayak udah nggak
bener aja gitu makanya sering banget nih nyiksain ya Ibu saya dan juga Ibu saya juga sering banget
dimarahin dari pihak keluarga Bapak saya karena Ibu saya ya Berbicara jujur bahwa anaknya yaitu
Bapak saya bersikap seperti itu suka mabuk Sukajudi nyiksain tapi keluarga dari sananya enggak
terima jadi disangkanya dari keluarga ibu saya itu menjelekkan Bapak saya”
Konselor :”Apakah saya boleh tahu teteh sekarang tinggal bersama siapa?”
Konseli :”Kalau untuk ini sama-sama orang tua tapi ibu ibu kandung sama bapak sambung,
Soalnya orang tua saya Udah cerai sih dari kecil dari umur saya 3 tahun”
Konselor :”Bagaimana rasa kecemasan Teteh akan hal pernikahan itu terjadi dan dari kapan hal
itu bisa terjadi kepada Teteh gitu?”
Konseli :”Rasa takutnya kalau misalkan SD SMP tuh masih belum ada kepikiran buat
pernikahan rumah tangga kali apa ya Nah pas kerasa kerasanya dan mulai ada kepikiran pernikahan
rumah tangga karena kan kalau SMA kan udah mau mulai tahap masa depan kita ada gitu kepikiran
untuk membuat rumah tangga dan dalam pernikahan nikah juga gitu maksudnya jadinya Kayaknya
waktu saya masih kelas yang mau lulus aja”
Konselor :”Saya memahami perasaan Teteh Bagaimana nampaknya sangat terganggu sekali
dengan keadaan ini kalau begitu Jadi sekarang sedang mengalami trauma atau misalkan cemas akan
pernikahan karena tadi melihat ibu bapak kandung Teteh itu yang kurang baik lah di pernikahan jadi
Teteh juga takut mengalami hal tersebut itu kamu sudah merasakan bahwa kamu saat ini mengalami
masalah trauma dan cemas atau khawatir Saya ingin menyelesaikan masalah ini gimana sih caranya
biar saya nggak ada rasa ketakutan lagi untuk menikah dan rumah tangga gitu nantinya biar nggak ada
kepikiran lagi bahwa aku tuh berumah tangga nggak bakal juga ngerasain apa yang saya rasakan itu
yang saya inginkan Oleh karena itu saat ini sangat tepat bila kita mendeskripsikan tujuan yang ingin
kita capai dan konseling ini gimana kamu juga mungkin ingin merasakan kalau misalkan ingin
merasakan dan memikirkan hal itu belum terjadi kepada saya itu kan kita kali ini adalah meningkatkan
kemampuan kamu dalam reduksi atau menurunkan intensitas intensitas ketegangan yang kamu
rasakan maksud saya adalah hasil konseling ini berupa bantuan agar kamu mampu menurunkan
ketegangan akibat cemas yang kamu rasakan Saya ingin memilih beberapa teknik atau cara yang harus
Teteh pelajari bersama saya kita akan menggunakan teknik desensitisasi sistematik yaitu teknik di
mana teteh akan membayangkan keadaan atau kondisi yang membuat teteh cemas mulai dari yang
terendah sedang sampai keadaan yang paling tinggi intensitasnya jadi Teteh juga harus menyadari
bahwa tidak ada kehidupan tanpa masalah sehingga manusia harus berikhtiar untuk mencari solusinya
dengan teknik”
Konselor :”ya sekarang kita mulai Pejamkan mata teteh kemudian tetap melakukan relaksasi
sekarang Saya akan menyebutkan keadaan atau situasi yang teringan sedang hingga yang terberat Jika
kamu membayangkannya dan kamu tidak sanggup atau tidak kuat angkat tangan kamu lagi berada di
ruang tengah kalau kamu lagi nonton TV sambil makan dari situ ibu kamu menghampiri kamu
awalnya ibu kamu hanya iklan tentang TV terlalu lama kelamaan itu juga meminta makan kamu
sambil ngobrol lah misalkan Tentang keseharian kamu di asrama mungkin bisa kan di luar Bagaimana
dengan teman-teman kamu baik-baik aja kata Bagaimana Lalu setelah itu ibu kamu juga menanyakan
tentang pendidikan kamu itu Bagaimana perkembangan kamu di kuliahan apakah baik apa tidak
setelah ibu kamu menanyakan hal tentang kamu sudah punya calon belum kalau misalkan udah punya
calon datangin ke rumah kita tahu perkenalan ke ibu setelah itu kalau misalkan Ibu merasa cocok dan
kamu suka kenalin juga e orang tua dia kamu itu tentang kamu itu Lalu setelah itu setelah kedua pihak
itu masa cocok Mari kita ngerencanain itu kapan pernikahannya”
Konseli :”saya tidak kuat pak”
Konselor :”oke baik buka mata kamu sudah merasa tidak sanggup kita harus melakukan ini lagi
ketika kamu sudah siap dan melewati tahap akhir yaitu tahap yang bagaimana kita bagaimana?”
Konseli :”Baik pak”
Konselor :”Bagaimana keadaan kamu sekarang?”
Konseli :”Rasanya sih masih takut pak.”
Konselor :”Oke mari kita lanjutkan ya, coba tutup mata kamu bayangkan kamu lagi berada di
waktu yang di mana kamu yang seharusnya usia kamu waktu itu itu udah nikah kamu merasa cemas
takut lalu khawatir karena kamu merasa kalau misalkan kamu itu seharusnya sudah menikah di usia
itu dan kamu sedang berada di posisi itu sekarang harus tahu itu kamu juga memikirkan kalau
misalkan teman-temanku sudah menikah Kenapa saya belum kenapa saya masih takut kenapa saya
setelah itu ada lagi dari orang tua Kapan nih kamu nikah dengan ada yang ini Kapan kamu nikah
Kapan ibu dibeli Ibu pengen punya keturunan dari kamu”
Konseli :”Saya tidak kuat pak”
Konselor :”Bagaimana perasaan kamu saat ini?”
Konseli :”Saya merasa lebih baik sendiri aja sih pak. Karena dipikiran saya tu sendiri juga
gapapa makanya keputusan saya adalah menjadi wanita karir itu seperti itu pak.”
Konselor :”Oke baik jika seperti itu. Bagaimana Apakah masih ada yang dibicarakan lagi?”
Konseli :”Udah cukup pak”
Konselor :”Baik jika sudah cukup. Tapi menurut saya ini masih belum selesai Masih belum
tertuntaskan secara semuanya gitu Mungkin kita bisa diskusikan lagi Kapan kita akan melakukan sesi
ke-2 di dalam masalah ini kita akan bertukar pikiran lagi nanti ketika kita bicarakan di belakangnya
kita akhiri saja”
Konselor :”Terimakasih sudah mempercayakan saya sebagai konselor sebagai orang yang
dipercaya oleh kamu “
Konseli :”Sama sama terimakasih juga sudah menyempatkan waktu untuk saya gitu mau
menanggapi tentang saya Karena mungkin yang Bapak konselor juga”
Konselor :”ya kalau begitu nanti mungkin dijadwalkan lagi.”
Konselor :”Baik terimakasih yaa”
Konseli :”Iya pak Assalamualaikum”
Konselor :”Waalaikumsalam”
LAPORAN KONSELING KELOMPOK
BIMBINGAN KELOMPOK
H Waktu 20 menit
L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
3. Refleksi Generalisasi
Selanjutnya guru bimbingan dan konseling
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang
apa yang sudah dia dapat dari materi ini serta tindak
lanjut peserta didik setelah memahami materi ini .
Pertanyaan:
a. Rencana apa yang akan dilakukan setelah mendapat
bimbingan ini?
b. Kapan akan dimulainya?
c. Bagaimana cara melakukannya?
3. Tahap Pengakhiran
(Terminasi)
Menutup kegiatan dan tindak Guru bimbingan dan konseling memberikan
lanjut
penguatan terhadap rencana-rencana serta hasil
pemikiran dari bimbingan ini yang ditemukan
oleh peserta dalam bimbingan kelompok kali ini.
Guru bimbingan dan konseling merencanakan
tindak lanjut, yaitu mengembangkan
pemahaman dan kerja sama peserta didik.
Akhir dari tahap ini adalah menutup kegiatan
layanan secara simpatik (Framming)
M Evaluasi
Mengetahui
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain akan cenderung membuat diri Anda
“down” apalagi jika menurut penilaian Anda bahwa orang tersebut lebih baik dari Anda.
Sebaiknya Anda berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada
kelebihan yang ada pada diri Anda. Lakukan hal itu setiap kali Anda merasa minder. Hal
itu akan menimbulkan rasa percaya diri Anda
3. Berteman dengan orang yang memberikan pengaruh positif
lingkungan pertemanan Anda adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri,
maka segera keluar dari lingkungan pertemanan tersebut. Berteman dengan orang negatif,
tidak akan pernah membuat Anda berpikir positif. Jangankan membuat Anda berpikir
positif, karena membuat dirinya sendiri untuk berpikir positif saja sulit untuk dilakukan.
Akan sangat sulit membuat Anda percaya diri jika Anda berteman dengan lingkungan
yang “toxic”.
4. Jangan dengarkan komentar negative dari orang lain
disaat Anda sudah mulai mengubah diri Anda ke arah lebih baik, ada saja orang-orang
yang suka pada niat baik Anda. Mereka akan berusaha membuat Anda semakin minder
pada diri sendiri. Jangan hiraukan orang-orang yang berusaha menjatuhkan Anda.
Tetaplah fokus pada tujuan Anda dan tetap fokus berkarya dalam membangun rasa
kepercayaan diri Anda.
5. Terbuka pada kritik membangun
Apabila ada orang yang memberikan kritik, lakukan introspeksi diri, apakah kritik
tersebut membangun. Jika kritik tersebut membangun dan baik buat perubahan diri Anda
ke arah yang lebih baik, maka tidak ada salahnya jika Anda mendengar kritik tersebut
untuk memotivasi Anda. Seorang yang mengkritik Anda belum tentu orang tersebut
“toxic”, tetapi bisa saja orang tersebut justru memberikan dampak positif bagi kemajuan
Anda. Tetaplah berpikir positif dan percaya pada diri Anda.
BIMBINGAN KLASIKAL
Mengetahui
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain akan cenderung membuat diri Anda
“down” apalagi jika menurut penilaian Anda bahwa orang tersebut lebih baik dari Anda.
Sebaiknya Anda berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada
kelebihan yang ada pada diri Anda. Lakukan hal itu setiap kali Anda merasa minder. Hal
itu akan menimbulkan rasa percaya diri Anda
8. Berteman dengan orang yang memberikan pengaruh positif
lingkungan pertemanan Anda adalah orang-orang yang tidak memiliki rasa percaya diri,
maka segera keluar dari lingkungan pertemanan tersebut. Berteman dengan orang negatif,
tidak akan pernah membuat Anda berpikir positif. Jangankan membuat Anda berpikir
positif, karena membuat dirinya sendiri untuk berpikir positif saja sulit untuk dilakukan.
Akan sangat sulit membuat Anda percaya diri jika Anda berteman dengan lingkungan
yang “toxic”.
9. Jangan dengarkan komentar negative dari orang lain
disaat Anda sudah mulai mengubah diri Anda ke arah lebih baik, ada saja orang-orang
yang suka pada niat baik Anda. Mereka akan berusaha membuat Anda semakin minder
pada diri sendiri. Jangan hiraukan orang-orang yang berusaha menjatuhkan Anda.
Tetaplah fokus pada tujuan Anda dan tetap fokus berkarya dalam membangun rasa
kepercayaan diri Anda.
10. Terbuka pada kritik membangun
Apabila ada orang yang memberikan kritik, lakukan introspeksi diri, apakah kritik
tersebut membangun. Jika kritik tersebut membangun dan baik buat perubahan diri Anda
ke arah yang lebih baik, maka tidak ada salahnya jika Anda mendengar kritik tersebut
untuk memotivasi Anda. Seorang yang mengkritik Anda belum tentu orang tersebut
“toxic”, tetapi bisa saja orang tersebut justru memberikan dampak positif bagi kemajuan
Anda. Tetaplah berpikir positif dan percaya pada diri Anda.